Share

Chapter. 16

Penulis: Paradista
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-03 22:59:58

"Hey ….Rupanya kamu disini?" Tanya seseorang tiba-tiba.

Saat Aditya melihatnya tampak Dia acuh dan merasa sangat terganggu dengan kehadiran orang yang menyapanya yaitu dokter Catrina.

"Lagi apa sih?" Tanya Catrina sok kenal sok dekat.

Aditya hanya meliriknya sejenak, "sedang duduk" jawab Aditya singkat.

"Tau kamu lapar, Aku pasti bawain makanan tadi" ucap Dokter Catrina lagi.

"Tidak perlu repot-repot" jawab Aditya dingin.

"Ayo dimakan" perintah Dokter Catrina, masih belum peka jika Aditya tidak ingin diganggu saat ini.

"Bagai

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ram Lee
boleh lah...
goodnovel comment avatar
Alifa Amina
bagus bangittt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 17

    "Ayo ke ruanganku dulu" ajak Catrina.Aditya menuruti ajakan Dokter tersebut, mereka berjalan sangat hati-hati hingga sampailah mereka di ruangan pribadi Dokter Catrina."Silahkan duduk" perintah Catrina, "benarkan? Mereka orang lain dan bukan penjagamu" tanya Catrina sambil menyodorkan botol minum pada Aditya."Iya sepertinya itu orang-orang suruhan seseorang" jawab Aditya sambil mengambil botol minuman dari Catrina, "terima kasih" lanjutnya setelah menerima minuman tersebut."Sama-sama, oh iya sepertinya jika ventilator Ayahmu sudah bisa dilepas dan hanya menggunakan tabung oksigen saja, Aku akan segera lapor kepada Dokter utama untuk segera mencari tempat yang lebih aman" ucap Catrina.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 18

    Saat sedang membaca satu persatu setiap dokumen, tiba-tiba seperti yang sudah dijadwalkan Tuan Benny dan Billy pun datang menemui Aditya."Siang keponakan" sapa Tuan Billy ramah."Hay ponakan" sapa Tuan Benny sambil melambaikan tangan pada Aditya."Selamat siang Paman Benny, Paman Billy, silahkan duduk dulu, Aku ada satu dokumen yang harus dibaca sebentar" ucap Aditya."Oh, beresin dulu saja, Paman lihat-lihat dulu nih, kantormu luas, dari atas sudah bisa terlihat begitu jelas pemandangan Kota" jawab Tuan Benny sambil berkeliling melihat-lihat suasana di kantor keponakannya tersebut tanpa sedikit pun sopan santun seperti yang Dia lakukan pada Pemimpin."Sil

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 19

    Dokter Catrina hanya diam saja, tampak Dia tidak begitu menghiraukan pertanyaan Aletta yang baginya sosok tidak penting itu, karena di daftar juga tidak disebutkan status Aletta ink siapa, bagi Catrina orang penting bagi pasien adalah Nyonya Sandra yang berstatus sebagai Istrinya dan Aditya yang merupakan putra tunggalnya, setahu Catrina itu."kenapa Anda diam saja? haruskah Saya menghubungi Tuan Muda untuk hal sepele seperti ini?" tanya Aletta sedikit geram."oh tentu saja tidak perlu Nyonya, Saya akan kembali lagi jika Tuan Muda dan Nyonya Sandra sudah kembali" jawab Catrina kemudian pergi meninggalkan Aletta yang sangat kesal terhadapnya.Setelah Dokter Catrina pergi, Aletta kembali mendekati Fajar dan menggenggam erat tangan Ayah dari putranya tersebut dan masih menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter 20

    Hari sudah gelap dan Aditya belum mengunjungi rumah sakit, Aletta dan Sandra terlihat sedikit cemas.sementara dokter Catrina menunggu Aditya datang ke Rumah sakit."nungguan siapa Non?" tanya salah satu Dokter yang mungkin juga teman Catrina."hey, dokter Dira, lagi nungguin wali pasien, ada kepentingan nih" jawab Dokter Catrina."ya udah Aku pulang duluan kalau gitu yah" pamit Dokter Dira."oke, hati-hati dijalan dok" jawab Dokter Catrina."duh, Aditya kemana yah? jam segini belum pulang?" lanjut Dokter Catrina bertanya di dalam hatinya sambil terus memperhatikan pintu masuk lobi rumah sakit.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter 21

    Keesokan harinya.Pagi-pagi Nyonya Sandra dan Aletta memasuki ruangan tempat Fajar dirawat, Aditya mengusap wajahnya yang terasa kering, sangat aneh melihat dua perempuan di depannya saling berbicara dengan akrab."pagi Nak, ayo cuci muka dulu, sarapan dulu, terus pulang, mandi, kerja" ucap Aletta pada putra semata wayangnya itu."kalau kecapean, kamu bisa istirahat dulu, nanti Ibu yang akan mewakili di kantor" sahut Nyonya Sandra, dengan suaranya yang lembut, terdengar tulus tetapi bagi Adit itu sesuatu hal yang aneh, dia merasa tidak nyaman serta asing. Tetapi dia tidak mau membahasnya, saat melihat ibunya tersenyum dia sangat bahagia."ayo cepat cuci muka dulu, ibu eh bibi beliin sarapan kesukaanmu" ucap Aletta s

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter 22

    Hari ini Aditya memasuki Kantor dan hanya menandatangani dokumen, keadaan kantor sangat tenang, semua diurus oleh kedua paman dan kedua tetua yaitu Tuan Weber dan Tuan Abraham."Paman Yosef, aku keluar dulu, dokumen sudah diurus dengan baik" ucap Aditya."mau kemana Tuan Muda? hari sudah sore" tanya paman Yosef."menenangkan pikiran, tolong jangan mengikutiku, aku ingin sendirian" ucap Aditya lalu pergi tanpa berkata-kata lagi.Bukan Paman Yosef namanya jika tidak waspada, dia tetap seperti biasa selalu menyuruh dua penjaga mengikuti Tuan Mudanya itu.Aditya keluar dari kantornya dengan mengendarai motor gedenya sendirian, dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter 23

    "kenapa kamu ada disini? apa aku sedang bermimpi?" tanya Catrina sambil menunjuk hidung mancung Aditya."kenapa kamu diam saja hey, apa kamu bisu? kamu selalu cuek? kenapa kamu tidak pernah mau memandangku? hey apakah aku sejelek itu? lihatlah tubuhku bagus begini" tanya Catrina lagi sambil berdiri tegak dari duduknya kemudian membuka jaket yang menutupi dadanya.Aditya kembali menutupi tubuh Catrina. Dia merasa bingung harus berbuat apa, Catrina mulai meracau kembali, kata-katanya sangat banyak, tubuh dan tangannya terus saja meraba-raba, menyentuh, memegangi, hingga berani memeluk tubuh Aditya berkali-kali, Catrina seperti mendapatkan mainan kesukaannya dia tidak mau melepaskannya."sudahlah, kemana kamu pulang? aku antar pulang yuk?" tanya Aditya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter 24

    Hari sudah malam dan Aditya pun tertidur di sofa ruang tamu penthouse miliknya. Catrina juga begitu nyenyak sehingga dia tidak sadar jika tidur di rumah orang asing.••••••••Keesokan harinya, Aditya sudah bangun pagi-pagi sekali, dia menyiapkan sarapan dan kopi untuk dirinya sendiri, sementara Catrina tidak berani keluar dari kamar.Tok, Tok, Tok."Cat, bangun sudah siang, aku harus pergi bekerja!" seru Aditya dari dalam kamar.Catrina tidak berani menjawab, dia terlihat merasa begitu malu, apalagi semalam sudah berbuat demikian pada Aditya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19

Bab terbaru

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 199

    "Aditya kamu gak apa-apa?" teriak Jonathan panik dan segera melindungi Aditya jika saja ada serangan lagi dari Indra."Indra apa kau ingin mati!" seru Jonathan ke arah Indra."Ayolah kita sebaiknya mati bersama-sama." Balas Indra sambil bersiap kembali menarik pelatuk.Jonathan tidak bisa membiarkan Aditya, anak buahnya maupun dia mati begitu saja, akhirnya dengan spontan tanpa sengaja menarik pelatuk dan tembakan itu mendarat tepat di dada Indra yang langsung terpental hingga jatuh ke dalam air laut di belakangnya.Semua orang terdiam, Aditya tampak terperanjat kaget saat Indra terjatuh dan tak terlihat lagi berdiri di depannya."Aditya ayo pergi." Ajak Jonathan sambil menarik lengan temannya itu, dia tak peduli keadaan Indra."Kamu yakin dia sudah mati?" tanya Aditya, lalu berdiri dan melihat laut.Wajah Aditya tersenyum puas kala melihat tubuh Indra yang tersangkut oleh jaring, pria itu tampak masih berusaha bertahan sambil menahan rasa sakit."Belum mati rupanya." Dengus Jonathan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 198

    Aditya tampak tak peduli dengan perkataan temannya itu, dia segera pergi dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jonathan sepertinya kini tak bisa mencegah Aditya lagi, dia menebak jika Aditya tahu kalau dia memiliki rencana terselubung."Maafkan aku kawan, aku tahu kamu berbuat begini karena ingin membuatku tetap aman." Batin Aditya mendesah saat dia menebak-nebak rencana yang dibuat temannya itu.Aditya berjalan semakin jauh menuju sebuah pelabuhan yang disana sudah mulai dipadati beberapa orang, mereka tampak bersiap untuk menurunkan barang dari kapal besar yang baru saja berlabuh.Kedua mata Aditya berkeliling mencari seseorang di sekitar sana, dengan wajah yang tegas dan pandangan yang tajam akhirnya tatapan matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk sambil melihat ke arah kapal di depannya.Jonathan mengawasi tatapan Aditya dan dia juga melihat sosok itu, Aditya akan melangkah pergi tapi Jonathan segera mencegahnya."Tunggulah disini, serahkan dia padaku." Kata Jonathan.Adity

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 197

    Tidak ada manusia normal manapun yang akan baik-baik saja kalau dalam waktu dekat kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Begitulah kiranya perasaan Aditya dan Jonathan dapat memahaminya, makanya dia harus waspada serta menyerahkan penangkapan Indra pada para pengikutnya agar keselamatan Aditya lebih terjamin daripada dia sendiri yang menangkapnya.Jonathan berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dengan para pengikutnya untuk memberikan perintah tanpa sepengetahuan Aditya.Waktu sudah sangat larut, keadaan dermaga juga tidak terlalu ramai seperti saat siang. Mungkin karena di siang hari banyak kapal-kapal kecil yang singgah, sedangkan malam tidak ada.Suara klakson kapal feri yang baru datang terdengar nyaring dan menggema, Aditya mulai waspada."Ayo cepat kita kesana, mungkin pria itu akan menaiki kapal feri itu." Ajak Aditya sambil menunjuk."Tenanglah ada pengikut kita di depan, pergerakan mereka lebih smooth dibanding kita berdua." Jawab Jonathan disertai senyuman

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 196

    Jonathan melajukan kendaraannya dengan cepat, adrenalinnya benar-benar terpacu saat dia tahu akan menangkap penjahat itu. Penjahat yang sudah mengambil nyawa penolong keluarganya yaitu tuan Fajar, dia juga memiliki dendam bukan hanya Aditya saja."Aku juga sudah menghubungi ayahku, biarkan anak buahnya berjaga di pelabuhan agar penjahat itu tidak bisa pergi kemanapun.""Good job." Puji Aditya.Jonathan melirik sebentar, dia sangat senang ketika temannya itu bersemangat lagi.Perjalanan cukup jauh meskipun Jonathan sudah memacu kendaraannya dengan cepat, mereka berangkat dari pusat kota dan menuju ke pesisir pantai dimana Indra terlihat. Sementara Aditya tidak mau hanya diam saja dan menyia-nyiakan waktu berharganya itu, dengan cekatan dia terlihat merakit senjata api yang sudah disiapkan oleh Jonathan di kursi penumpang."Kamu memilih senjata kecil itu?" tanya Jonathan disela-sela memacu kendaraannya."Hem." Jawab Aditya pendek."Aku ingin membunuhnya perlahan dari jarak terdekat kami

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 195

    Sementara Aditya belum cukup puas memandangi wajah Catrina untuk terakhir kalinya, namun kini paramedis seakan memaksanya harus segera berpisah dengan wanita itu. Benar saja apa kata teman-temannya dan Sandra, kalau dia akan menyesalinya."Tolong, biarkan aku sebentar lagi. Tolonglah…." Pinta Aditya memohon."Maafkan kami tuan Aditya, jasadnya harus segera kami bersihkan sebelum terlambat." Kata-kata paramedis itu benar-benar menyakiti hati Aditya, "bukankah memang sudah terlambat? Dia sudah mati, apalagi yang membuat semua ini tidak terlambat?""Dia tidak akan hidup lagi, bukankah semuanya sudah terlambat?""Ya beliau memang sudah tiada, tubuhnya kaku dan kulitnya mulai membiru. Apa Anda akan puas saat tubuh ini mulai membusuk? Apa itu yang Anda inginkan?" balas paramedis tersebut.Rasanya jantung Aditya berhenti berdetak, dia menyesali segalanya tapi dia juga masih ingin melihat wajah Catrina untuk beberapa saat lagi."Sudahlah ikhlaskan dia, kasihan tubuhnya." Kata Jonathan sambil

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 194

    Sandra terus berbicara agar anak sambungnya itu sadar dari sikap omong kosongnya itu."Aditya dengarkan saya sekali ini_""Sejak kapan saya tidak pernah mendengarkanmu? Bukankah selama ini saya selalu menurut?" potong Aditya bertanya.Sandra menghela napas, dia juga tahu kalau putra sambungnya ini sedang dalam proses depresi akut. Hanya saja tingkat depresinya sangat mengkhawatirkan, yang lain bisa menangis, bersedih, menyalahkan diri sendiri atau marah-marah untuk meluapkan emosinya. Tapi Aditya hanya diam saja tanpa melakukan apapun, masalahnya jika dia tidak menghalangi orang-orang untuk mengurus mayat Catrina tidak jadi masalah mau bersikap begini, tapi Aditya menghalangi dan mengacaukan segalanya."Maksud ibu, apa harus ibumu yang langsung bicara padamu? Ibumu sekarang masih lemah dan terbaring di rumah sakit, tapi ibumu masih baik-baik saja. Sementara Catrina… dia sudah tiada, tubuhnya butuh segera diurus.""Lalu… apa kamu juga menganggap aku sehat sampai bisa datang kesini? Tid

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 193

    "Jo kamu harus hubungi seseorang." Kata Jhon setelah dia ingat sesuatu."Siapa?" tanya Jo penasaran."Orang tuanya, siapa tahu dia mau nurut." Jawab Jhon."Ah_"Jonathan akhirnya teringat seseorang yang mungkin saja bisa membujuk Aditya yang keras kepala itu. Akhirnya dia segera menghubungi orang tersebut agar segera datang, untungnya orang itu tidak sulit untukdia hubungi."Sudah, kita tunggu saja semoga nyonya besar cepat datang." Kata Jonathan pada Jhon.Jhon tampak mengelus-elus dadanya, sepertinya pria itu merasa sedikit lega. Tidak ada yang bisa dia lakukan, dia juga tidak bisa melihat Catrina secara langsung selain dari balik kaca ruangan tersebut karena Aditya duduk tepat di depan pintu ruangan itu dan menghalangi siapapun yang akan memasuki ruangan itu.Sedangkan Jonathan dengan perlahan tampak berjalan mendekati Aditya."Hey ayolah, kasian dia." Masih berusaha membujuk.Jonathan lalu berjongkok agar bisa berbicara lebih dekat dengan atasan sekaligus sahabatnya itu."Tuan Adi

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 192

    Aditya tidak menjawab, bahkan dia enggan untuk masuk dan melihat wajah Catrina yang terakhir kalinya. Dia memilih berdiam diri dan duduk di luar ruangan tempat tubuh tak bernyawa Catrina terlentang dengan tenang."Tolong beri aku ruang Jo, tinggalkan aku sendirian bersama Catrina. Siapapun yang masuk cegahlah, jangan biarkan siapapun mengganggu kami." Pinta Aditya terdengar lesu.Jonathan mengangguk lalu menjauh, dari kejauhan itu dia menghubungi para penjaga Aditya juga teman satu gengnya agar datang ke rumah sakit dan menjaga Aditya yang sedang sedih.Namun tampaknya Aditya masih belum masuk untuk menemui Catrina, para dokter dan staf rumah sakit sudah sangat khawatir dengan jasad Catrina yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena bagaimanapun juga Catrina sudah meninggal."Bagaimana ini? Jasad tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setidaknya berilah kami waktu untuk memandikannya, semakin kaku jasadnya akan semakin sulit kita urus." Celetuk seorang paramedis di rumah sakit tersebu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 191

    "Kami tahu, teman saya ini hanya asal bicara saja." jawab Aditya sedikit ketus."Oh iya Jo, dia kabur dimana?" lanjutnya bertanya pada Jonathan."Di rumah sakit, tadi di lobby." Jawab Jonathan.Aditya terdiam, jarak antara ruangan dia dan Lobby memang sangat jauh karena dia berada di gedung yang berbeda dan berada di atas beberapa lantai dari Lobby utama rumah sakit tersebut."Bilangnya mau ke toilet dulu, mau membersihkan diri sebelum bertemu putrinya. Eh siapa sangka kalau itu hanya akal bulus untuk mengelabui semua petugas." "Lagipula para petugas bodoh ini benar-benar terlalu meremehkan si tua bangka itu."Jonathan menjelaskan semua yang terjadi di bawah tadi, karena kebetulan dia mengikuti mobil para petugas yang membawa Indra. Siapa tahu apa yang dia pikirkan benar-benar terjadi, Indra benar-benar kabur. Hanya saja Jonathan pikir kalau Indra akan kabur di perjalanan, tapi rupanya orang itu lebih nekad lagi.Tepat setelah Jonathan berbicara demikian, terdengar ada pengumuman cod

DMCA.com Protection Status