Share

MENEMUI PRIA GENIT!

Penulis: Mithavic Himura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 11:52:53

"Kamu tidak mau membantu suami kamu sendiri?"

Kemarahan Bagas yang tadi sempat menurun kini terpancing kembali hingga pria itu meninggikan suaranya lagi pada Clara.

Membuat Clara mau tidak mau berusaha menahan diri untuk melanjutkan aksi protesnya karena mereka diperhatikan oleh beberapa orang yang keluar dan ingin masuk ke dalam cafe.

"Baiklah, aku bantu, tapi aku enggak mau hal kayak gini terulang lagi! Kamu harus profesional! Jangan campur adukkan perasaan cemburu kamu dengan pekerjaan!"

"Aku cuma tidak suka dengan model pria itu daripada yang lain, jadi kau tidak perlu khawatir. Hal ini tidak akan terulang lagi."

Clara hanya menghela napas mendengar janji Bagas. Ia segera beranjak ketika Bagas mengajaknya untuk naik ke atas motor. Bagas mengeluarkan motornya dari parkiran, sebelum naik ke atas motor, ia lagi-lagi mengingatkan Clara bahwa kali ini ia tidak akan bersikap seperti sekarang karena pria yang tidak ia sukai hanya satu, yaitu Sean.

Bagas menegaskan pada Clara, bahwa kej
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SYARAT DARI ANISA

    Perasaan Clara semakin tidak nyaman mendengar apa yang diucapkan oleh Pak Christ padanya, tapi perempuan itu berusaha untuk menahan perasaan itu karena ia tidak ingin apa yang dilakukannya sekarang sia-sia."Baiklah, Mas. Sekarang, bagaimana menurut Mas, tentang tawaran kerjasama yang diberikan oleh suami saya? Apakah -""Jangan pakai saya, pakai aku!" potong Pak Christ membuat Clara lagi-lagi menghela napas karena semakin lama, ia semakin tertekan dengan apa yang diperintahkan oleh pria itu padanya.Namun, seperti tadi, Clara tetap tidak bisa berbuat banyak karena ia tidak mau apa yang dilakukannya sekarang lagi-lagi tidak membuahkan hasil."Baik, Mas. Jadi, bagaimana? Apakah-""Kita makan bersama dulu baru membahas pekerjaan, bisa?" Kembali Pak Christ memotong perkataan Clara, hingga lama kelamaan, Clara jadi semakin menumpuk perasaan kesalnya.Pria ini, benar-benar membuat aku kesal, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku tetap bertahan agar pembicaraan ini mendapatkan ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DIANCAM SUAMI DAN MERTUA

    Pertanyaan Anisa kembali membuat perasaan Bagas berkecamuk. Rasanya, setiap kali Anisa menyinggung soal itu, Bagas menjadi sulit untuk mengendalikan diri. Masih ada dua perasaan yang bergolak menyerbu Bagas setiap kali hal itu dibahas Anisa. Perasaan menikmati karena membayangkan Anisa yang religius itu menjadi istrinya, pasti ibunya sangat senang. Namun, di sisi yang lain, Bagas juga khawatir kehilangan Clara karena ia masih sangat mencintai wanita tersebut. "Gas, aku itu enggak bakal banyak nuntut kamu kok, kalau aku jadi istri kamu, mau gimanapun kondisi kamu, aku bakal terima, enggak akan banyak nuntut, karena dalam agama, bersyukur itu penting, kan?"Suara Anisa terdengar, sembari menekankan pada Bagas, bahwa ia wanita religius yang tidak akan banyak menuntut karena ia akan selalu bersyukur. "Maaf. Aku tidak bisa, Anisa."Akhirnya, dengan berat hati, Bagas mengucapkan kalimat yang sama atas tawaran yang diberikan oleh Anisa. "Karena kamu terlalu mencintai Clara?" tanya Anisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TERPAKSA MENEMUI

    Mendengar apa yang diucapkan oleh sang ibu mertua, Clara mengeratkan genggamannya di ujung pakaiannya. Ingin sekali ia melancarkan aksi protes pada perempuan tersebut, tapi apa mau dikata, Clara tidak mampu karena ia yakin akan membuat sang ibu mertua semakin marah padanya.Sementara itu, Bagas sangat puas dengan apa yang diucapkan oleh ibunya pada Clara, sekarang, ia yakin, Clara tidak akan bisa membantah lagi apa yang ia perintahkan pada perempuan tersebut, hingga sekarang, ia tinggal menanti saja, apa yang akan dikatakan oleh Clara untuk menanggapi ultimatum ibunya."Baiklah. Aku menurut," ucap Clara dengan nada suara bergetar pertanda ia terpaksa untuk patuh disaat hatinya tidak menginginkan itu dilakukannya."Menuruti yang mana? Bagas poligami atau kamu mau membantu dia?" tanya sang ibu mertua, merasa perkataan Clara tidak jelas."Aku mau membantu Bagas, Ma. Aku akan coba sekali lagi...."Clara memperjelas maksudnya, dan ibu mertuanya tersenyum penuh arti."Jangan hanya sekali. J

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    CLARA DILECEHKAN!

    Mendengar apa yang diucapkan oleh Pak Christ, Clara menarik napas panjang, perasaannya semakin tidak nyaman dan rasa tertekannya semakin nyata, namun, karena Pak Christ mengatakan, permintaan maafnya tidak akan diterima jika ia tidak patuh, Clara akhirnya menuruti meskipun setengah hati.Perempuan itu mengarahkan pandangannya pada tempat di mana Bagas berada. Tidak ada Bagas di sana hingga Clara bertanya-tanya, suaminya itu masih memantaunya atau tidak?Bagas ke mana, ya? Kenapa dia enggak keliatan? Apa dia pergi, atau...."Sekarang, mari kita bicarakan tentang kesanggupan kamu yang akan menjadi jembatan komunikasi antara aku dan suamimu."Perkataan Clara yang tadi diucapkan perempuan itu di dalam hati terhenti seketika saat tiba-tiba saja, suara Pak Christ terdengar mengucapkan kalimat tadi, seraya menyentuh telapak tangannya lalu menggenggam telapak tangan itu dengan erat.Karena terkejut sekaligus tidak suka, Clara langsung menghempaskan tangan Pak Christ dengan kasar dan itu membu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KAKI ANISA PATAH?

    "Nina!"Melihat yang datang adalah Nina, Clara langsung beranjak ke arah sahabatnya tersebut dan ia segera memeluk Nina untuk menumpahkan semua perasaannya yang tadi sulit untuk ia tahan saat bersama dengan Sean. "Aku tidak sengaja bertemu dengan Clara, jadi karena sekarang ada kamu, aku titip Clara sama kamu, ya? Mungkin lain kali, Clara jangan sendirian saat menemui seseorang, apalagi orang itu asing baginya, agar kejadian ini tidak terulang lagi."Sean bicara seperti itu sebelum akhirnya ia beranjak pergi karena ia sudah ditunggu oleh rekan yang memintanya untuk datang ke cafe tersebut.Nina sebenarnya sangat ingin banyak bicara dengan Sean. Selain sangat jarang bisa bertemu dengan Sean di luar pekerjaan, Nina juga masih ingin banyak bertanya pada laki-laki tersebut tentang Clara. Hanya saja, karena Nina tahu, Sean sangat sulit untuk mencari waktu senggang, Nina terpaksa merelakan idolanya itu untuk pergi meninggalkan mereka. Ia fokus pada Clara yang masih memeluknya erat sambil

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA TIDAK LUGU!

    Jantung Bagas seolah berhenti berdenyut melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat tersebut. Dengan tangan gemetar, ia membetulkan handuk yang dipakai Anisa tapi Anisa yang terus melakukan pergerakan sulit untuk diatasi oleh Bagas hingga tanpa sengaja, telapak tangan Bagas justru menyentuh paha Anisa. Merasakan tangan Bagas di pahanya, Anisa bersorak. Tidak sia-sia ia mengorbankan diri menahan sakit di kakinya seperti sekarang hingga ia bisa merasakan sentuhan Bagas di salah satu pahanya."Kakiku sakit, Gas, tolongin...."Anisa merintih lagi, sambil terus menggerakkan kakinya hingga bagian terlarangnya semakin terekspos dan Bagas semakin dibuat kalang kabut karena hal itu."Nisa. Jangan bergerak dulu, itu, aurat kamu ke mana-mana, aku akan berdosa kalau terus melihatnya, diam dulu ya, aku pindahkan kamu ke atas tempat tidur!"Sambil berusaha untuk menguasai perasaan berdebarnya, Bagas segera membenarkan handuk Anisa lagi, lalu ia mengangkat tubuh Anisa untuk ia pindahkan ke atas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SUDAH TAK PERAWAN?

    Pertanyaan yang dilontarkan oleh Bagas, membuat Anisa bangkit dan perempuan itu duduk di hadapan Bagas tanpa peduli bagian dadanya menggantung bebas di hadapan Bagas hingga Bagas menelan salivanya dengan kasar. Anisa beringsut. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Bagas dan wajah mereka kini jadi sangat dekat satu sama lain karena hal itu."Kamu benar-benar berpikir aku pernah melakukan hubungan intim sama pria lain? Memangnya aku Clara? Seorang model yang mengekspos tubuhnya di depan kamera?" tanya Anisa sambil mempergunakan tangannya untuk membelai rahang kokoh Bagas, hingga Bagas kembali merasakan, ada gelanyar nikmat saat Anisa melakukan itu padanya. "Tapi, Clara masih perawan saat aku menyentuhnya," sahut Bagas dengan nada suara bergetar, pertanda ia menahan diri untuk tidak menyentuh dada Anisa yang begitu menantang di hadapannya."Masih perawan, emangnya kamu yakin, tubuh dia enggak pernah disentuh pria lain?""Dia tidak pernah berpacaran terlalu bebas, Nis. Hanya saja di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KEMBALI TERPANCING!

    Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Bagas, Anisa yang tadinya berbaring terlentang karena masih menikmati perasaan melayangnya usai berhubungan intim dengan Bagas seketika bangkit.Gadis itu menatap tidak suka pada Bagas karena pertanyaan Bagas membuat ia kesal."Enggak berdarah bukan berarti enggak perawan, Bagas! Kamu masih mempercayai kepercayaan orang-orang dulu? Tanya dokter, sana! Kadang ada juga yang enggak mengeluarkan darah meskipun dia masih perawan!"Nada suara Anisa terdengar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut pada Bagas. Membuat Bagas garuk-garuk kepala. Meskipun ia tahu, ada kemungkinan perempuan yang tidak mengeluarkan darah itu tetap perawan, tapi entah kenapa, perasaannya menentang kesimpulan itu untuk Anisa. Beberapa hal membuat Bagas ragu kalau Anisa itu perawan, karena perempuan itu sangat berpengalaman saat memuaskan dirinya. Apakah Anisa melihat film biru untuk menambah imajinasinya? Bukankah perempuan berpakaian syar'i tidak akan melakukan hal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    PANGGILAN DARI ANISA

    Mendengar nada suara Bagas yang meninggi, langkah Clara terhenti seketika. Niat hati ingin bersikeras untuk mengabaikan suaminya agar ada efek jera bagi Bagas, tapi Clara mengurungkan niatnya untuk melakukan hal itu karena bagaimanapun juga ia seorang isteri.Terpaksa, Clara mengikuti perintah Bagas agar ia ikut duduk di ruang keluarga begitu juga dengan Berlina.Hening untuk sesaat, meskipun mereka bertiga sudah duduk saling berhadapan, sampai akhirnya...."Sekarang, aku dulu yang bicara, setelah itu kalian boleh bicara bergiliran untuk mengemukakan pendapat kalian masing-masing."Bagas yang membuka suara lebih dulu, dan Clara hanya diam tapi menanti juga apa yang akan diucapkan oleh suaminya tersebut."Perusahaan belum baik-baik saja, karena Clara tidak bisa membujuk Pak Christ untuk menjadi investor, aku belum bisa mengatakan bahwa finansial kita aman, jadi mungkin sekarang, pengeluaran sedikit dipangkas.""Kenapa tidak mempertimbangkan tawaran dari Pak Steven?" "Tidak akan! Tanpa

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TIDAK MAU DIMADU!

    "Bagas ngomong begitu sama kamu?"Anisa mengangguk. Membuat Berlina menghela napas panjang. "Kasihan, Bagas. Sudah menikah setahun pun, Clara tidak hamil juga, tidak patuh sebagai istri untuk menutup aurat, beban Bagas sangat berat, Tante kasihan sama dia.""Kalau memang Bagas begitu tersiksa, kenapa dia tidak mau menceraikan Clara? Atau, buat Clara itu mau patuh sama Bagas dengan cara, Bagas menikah lagi.""Tante juga berpikir seperti itu, Nisa. Tapi, siapa yang mau sama anak Tante yang perusahaannya saja belum stabil?""Pasti banyak, Tante. Bagas itu ganteng, baik, bertanggung jawab, pasti banyak perempuan yang suka sama dia.""Banyak yang suka, tapi kalau Tante tidak suka, buat apa?""Jadi, Tante suka sama siapa? Biar aku bantu buat comblangin Bagas, mungkin?""Tante suka sama kamu.""Aku?""Ya!"Wajah Anisa menjadi terlihat salah tingkah mendengar pengakuan Berlina, meskipun Anisa tahu Berlina suka padanya lewat sikap perempuan tersebut, tapi jika dikatakan secara terbuka sepert

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MELANJUTKAN SANDIWARA

    Clara menggeliat berusaha untuk melepaskan pelukan Bagas karena saat ini ia sedang emosi dan tidak ingin disentuh oleh suaminya tersebut. Meskipun memilih tidak memperpanjang perdebatan, Clara tetap belum bisa bersikap biasa pada Bagas.Namun, Bagas seolah tidak peduli dengan penolakan Clara hingga laki-laki itu terus saja mendekap tubuh ramping Clara bahkan satu tangannya masuk ke balik pakaian Clara membuat Clara makin sebal dengan apa yang dilakukan oleh Bagas. "Gas! Hentikan! Aku mau nyiapin sarapan!" katanya sambil mengeluarkan tangan Bagas yang sudah bermain di balik pakaiannya dan menyentuh dadanya. "Main dulu yuk, bentar?" ajak Bagas tidak patah semangat untuk menutupi kebohongannya didepan sang istri dengan mengajak istrinya berhubungan intim terlebih dahulu."Enggak! Aku mau nyiapin sarapan terus kerja! Kamu juga harus kerja, kan?" Clara menolak, perempuan itu benar-benar tidak mau menoleransi sikap Bagas yang dinilainya terlalu meremehkan rasa takutnya pada Pak Christ.

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    CLARA CURIGA....

    "Jangan pura-pura enggak tahu deh, kamu. Kamu itu punya nafsu yang tinggi, aku yakin hal seperti ini tuh buat kamu bukan hal yang sulit untuk dipahami!"Anisa merajuk di hadapan Bagas, dan Bagas menarik napas panjang mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa. Matanya mengarah pada dada Anisa, setelah itu beralih ke bagian bawah perut perempuan tersebut lalu lagi-lagi, Bagas menelan salivanya dengan kasar setelah memperhatikan itu semua.Ia mengulurkan tangannya, lalu dalam sekejap tangan Bagas sudah bermain di kedua dada Anisa hingga Anisa kembali meloloskan suara ketika Bagas melakukan hal itu pada dadanya. Tidak hanya sampai di situ, satu tangan Bagas meraba ke bagian bawah perut Anisa dan dengan gerakan cepat jemari tangan Bagas sudah bermain di sana membuat Anisa semakin tidak karuan karena apa yang dilakukan oleh Bagas lalu dalam sekejap ia mencapai puncaknya membuat jemari tangan Bagas penuh dengan cairan tersebut.Anisa membaringkan tubuhnya, sembari membuka kedua pahanya, matan

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA SEMAKIN ANEH!

    Bagas terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Anisa padanya. Tidak menyangka, Anisa begitu agresif, hingga ia benar-benar dibuat kelimpungan oleh tindakan perempuan tersebut pada tubuhnya terutama pada kelelakiannya.Detik berikutnya, Bagas hanya bisa pasrah kembali diajak bercinta oleh Anisa, dan malam itu mereka mengulangi perbuatan mereka sampai beberapa kali hingga keduanya terkulai lemas di atas tempat tidur dengan tubuh polos tanpa pakaian yang berkeringat.Anisa tertidur tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, dan itu membuat Bagas kembali bertanya-tanya, mengapa lagi-lagi ada hal yang terasa aneh dan janggal yang mustahil dilakukan perempuan berpakaian syar'i seperti Anisa?Clara saja biasanya langsung mandi bersih kalau habis berhubungan intim denganku dan aku yang biasa suka menunda. Tapi, mengapa Anisa juga sama seperti aku? Menunda melakukan mandi bersih?Hati Bagas bicara sambil perlahan bangkit dan duduk sambil memandang Anisa yang tidur tanpa pakaian. Matanya men

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KEMBALI TERPANCING!

    Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Bagas, Anisa yang tadinya berbaring terlentang karena masih menikmati perasaan melayangnya usai berhubungan intim dengan Bagas seketika bangkit.Gadis itu menatap tidak suka pada Bagas karena pertanyaan Bagas membuat ia kesal."Enggak berdarah bukan berarti enggak perawan, Bagas! Kamu masih mempercayai kepercayaan orang-orang dulu? Tanya dokter, sana! Kadang ada juga yang enggak mengeluarkan darah meskipun dia masih perawan!"Nada suara Anisa terdengar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut pada Bagas. Membuat Bagas garuk-garuk kepala. Meskipun ia tahu, ada kemungkinan perempuan yang tidak mengeluarkan darah itu tetap perawan, tapi entah kenapa, perasaannya menentang kesimpulan itu untuk Anisa. Beberapa hal membuat Bagas ragu kalau Anisa itu perawan, karena perempuan itu sangat berpengalaman saat memuaskan dirinya. Apakah Anisa melihat film biru untuk menambah imajinasinya? Bukankah perempuan berpakaian syar'i tidak akan melakukan hal

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SUDAH TAK PERAWAN?

    Pertanyaan yang dilontarkan oleh Bagas, membuat Anisa bangkit dan perempuan itu duduk di hadapan Bagas tanpa peduli bagian dadanya menggantung bebas di hadapan Bagas hingga Bagas menelan salivanya dengan kasar. Anisa beringsut. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Bagas dan wajah mereka kini jadi sangat dekat satu sama lain karena hal itu."Kamu benar-benar berpikir aku pernah melakukan hubungan intim sama pria lain? Memangnya aku Clara? Seorang model yang mengekspos tubuhnya di depan kamera?" tanya Anisa sambil mempergunakan tangannya untuk membelai rahang kokoh Bagas, hingga Bagas kembali merasakan, ada gelanyar nikmat saat Anisa melakukan itu padanya. "Tapi, Clara masih perawan saat aku menyentuhnya," sahut Bagas dengan nada suara bergetar, pertanda ia menahan diri untuk tidak menyentuh dada Anisa yang begitu menantang di hadapannya."Masih perawan, emangnya kamu yakin, tubuh dia enggak pernah disentuh pria lain?""Dia tidak pernah berpacaran terlalu bebas, Nis. Hanya saja di

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA TIDAK LUGU!

    Jantung Bagas seolah berhenti berdenyut melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat tersebut. Dengan tangan gemetar, ia membetulkan handuk yang dipakai Anisa tapi Anisa yang terus melakukan pergerakan sulit untuk diatasi oleh Bagas hingga tanpa sengaja, telapak tangan Bagas justru menyentuh paha Anisa. Merasakan tangan Bagas di pahanya, Anisa bersorak. Tidak sia-sia ia mengorbankan diri menahan sakit di kakinya seperti sekarang hingga ia bisa merasakan sentuhan Bagas di salah satu pahanya."Kakiku sakit, Gas, tolongin...."Anisa merintih lagi, sambil terus menggerakkan kakinya hingga bagian terlarangnya semakin terekspos dan Bagas semakin dibuat kalang kabut karena hal itu."Nisa. Jangan bergerak dulu, itu, aurat kamu ke mana-mana, aku akan berdosa kalau terus melihatnya, diam dulu ya, aku pindahkan kamu ke atas tempat tidur!"Sambil berusaha untuk menguasai perasaan berdebarnya, Bagas segera membenarkan handuk Anisa lagi, lalu ia mengangkat tubuh Anisa untuk ia pindahkan ke atas

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KAKI ANISA PATAH?

    "Nina!"Melihat yang datang adalah Nina, Clara langsung beranjak ke arah sahabatnya tersebut dan ia segera memeluk Nina untuk menumpahkan semua perasaannya yang tadi sulit untuk ia tahan saat bersama dengan Sean. "Aku tidak sengaja bertemu dengan Clara, jadi karena sekarang ada kamu, aku titip Clara sama kamu, ya? Mungkin lain kali, Clara jangan sendirian saat menemui seseorang, apalagi orang itu asing baginya, agar kejadian ini tidak terulang lagi."Sean bicara seperti itu sebelum akhirnya ia beranjak pergi karena ia sudah ditunggu oleh rekan yang memintanya untuk datang ke cafe tersebut.Nina sebenarnya sangat ingin banyak bicara dengan Sean. Selain sangat jarang bisa bertemu dengan Sean di luar pekerjaan, Nina juga masih ingin banyak bertanya pada laki-laki tersebut tentang Clara. Hanya saja, karena Nina tahu, Sean sangat sulit untuk mencari waktu senggang, Nina terpaksa merelakan idolanya itu untuk pergi meninggalkan mereka. Ia fokus pada Clara yang masih memeluknya erat sambil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status