Beranda / Fantasi / PEDANG TIGA ELEMEN / HMT 5 - Ratu Muda

Share

HMT 5 - Ratu Muda

Penulis: Dewa Amour
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-28 05:30:53

Bunga-bunga bermekaran indah dan mewangi pada taman yang ada di sebelah barat istana Dong Taiyang. Aneka bunga tumbuh di sana. Salah satunya bunga sakura yang sedang berbunga lebat saat ini.

Istana Dong Taiyang terletak di sebelah timur gunung Huan Zhu. Gunung yang diyakini sebagai tempat bersemayam pada dewa dan leluhur. Gunung Huan Zhu memiliki ketinggian 3.776 meter dari permukaan laut. Gunung itu menjulang membelah antara Timur dan Barat.

Kerajaan Dong Taiyang sendiri dulunya adalah tahta dinasti Lu yang turun temurun. Namu5 tahun berlalu pasca pemberontakkan yang terjadi. Kini dinasti Lu sudah menghilang dari ingatan semua rakyat Dong Taiyang.

Gugurnya sang raja serta hilangnya sang ratu beserta putra mahkota, membuat lambat laun dinasti Lu mulai dilupakan.

Kerajaan Dong Taiyang sendiri kini dipimpin oleh seorang ratu muda bernama, Yang Zhu atau Ratu Yang, begitu semua rakyat dan petinggi istana biasa menyapanya.

Ratu Yang sendiri baru berusia 22 tahun. Dia terpaksa menaiki tahta kerajaan untuk menggantikan ayahnya yang gugur di medan peperangan dua tahun yang lalu. Ayah Ratu Yang sendiri adalah, Yang Jingmi, mantan jenderal utama kerajaan Dong Taiyang masa pemerintahan Raja Lu Chia-Hao.

Yang Jingmi terbunuh saat peperangan di Selatan. Dia tewas mengenaskan di tangan seorang pendekar bernama Li Cangyi. Pendekar bayaran yang ditugaskan untuk membunuh Yang Jingmi oleh Raja Tong Hao.

Kematian sang ayah sangat menggores luka yang berat di hati Ratu Yang. Terlebih dirinya tak memiliki saudara dan juga seorang ibu. Sebagai putri mahkota, mau tak mau ia akhirnya menggantikan sang ayah.

Meski Ratu Yang seorang wanita yang masih sangat muda, tetapi kinerja pemerintahan yang ia emban ternyata cukup memuaskan rakyat Dong Taiyang. Ketibang masa pemerintahan ayahnya yang lebih cenderung membuat rakyat menderita.

Kini rakyat Dong Taiyang serasa mendapatkan Raja Lu kembali, karena sang ratu begitu dermawan dan sangat merakyat. Bahkan Ratu Yang meringankan pajak yang tadinya sangat menyengsarakan rakyat Dong Taiyang.

Tentu saja, karena Ratu Yang merupakan seorang wanita yang cerdas, berbudi luhur dan berpikiran moderen. Bahkan ia pun pandai memainkan pedang, serta mengusai berbagai jurus bela diri. Namun, selama dua tahun menjadi seorang ratu, tak sekali pun dirinya dibolehkan terjun langsung ke medan pertempuran.

Para petinggi istana melarangnya karena mencemaskan sang ratu. Sedangkan para musuh selalu memancing agar Ratu Yang turun ke medan perang. Dengan begitu mereka akan sangat mudah untuk membunuhnya.

Penasehat Bai Jue pun menyarankan agar Ratu Yang segera menikah. Tujuannya, agar kerajaan Dong Taiyang bisa memperoleh seorang raja serta semakin kuat, tak mudah diremehkan oleh para musuh. Namun, Ratu Yang masih butuh waktu untuk berpikir.

Satu hal lagi, Ratu Yang memiliki satu keistinewaan yang sangat mengagumkan. Wanita cantik berkulit putih bak pualam ini bisa melihat masa depan melalui mimpinya. Meski awalnya ia tidak yakin atas kemapuan indigo itu, namun sekian banyak hal yang terjadi seperti apa yang dilihatnya dalam mimpi. Di antaranya kematian sang raja.

Ratu Yang adalah reinkarnasi dari Dewi Quan Hie, istri dari Maha Dewa Ying. Mereka adalah sepasang Maha Dewa pemegang inti utama semesta. Tak heran jika Ratu Yang memiliki kekuatan supra natural layaknya seorang Dewi. Namun Hal itu membuat para iblis mengincarnya.

Pagi ini Ratu Yang tampak sedang melukis di ruangan khusus yang ada di sudut kamarnya.

Di sana tampak sangat banyak kanpas bergambarkan lukisan yang telah selesai ia buat. Hampir 75 persen semua sketsa itu dilihatnya di dalam mimpi.

Seperti semalam, Ratu Yang baru saja bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang sangat asing banginya. Pemuda itu memiliki paras yang teramat tampan, sorot matanya tegas namun menancarkan kasih sayang. Sedangkan rambutnya panjang serta berkulit putih.

Entah siapa pemuda itu. Namun dalam mimpinya itu, si pemuda tampak menggendong dirinya dengan keduanya yang mengenakan pakaian pengantin.

Konyol sekali, bukan?

Ratu Yang mengulas senyum sembari menggoreskan kuasnya pada kanpas di hadapan. Lukisannya hampir saja selesai. Dan wajah pemuda itu sudah tampak terlihat jelas. Kedua pipi sang ratu bersemu merah sembari memandangi wajah tampan yang terukir pada lukisan itu.

"Salam, Yang Mulia Ratu. Tandu Anda sudah disiapkan, para prajurit dan Jenderal Chou sudah menunggu di alun-alun istana," ucap Perdana Menteri Han. Pria itu tak berani menatap wajah sang ratu yang masih asik memandangi hasil karyanya.

"Baiklah, Perdana Menteri. Aku akan segera bersiap," balas sang ratu sembari tersenyum manis.

Perdana Menteri hanya mengangguk hormat dan segera meninggalkan kamar sang ratu. Sedangkan para dayang segera menghampiri Ratu Yang. Mereka membantu wanita muda itu untuk bersiap-siap.

"Yang Mulia Ratu, Yihua merasa pagi ini suasana hati Anda sedang sangat bagus. Bolehkan Yihua tahu, apa gerangan yang membuat Ratu-ku yang cantik ini tampak begitu bahagia," tukas Yihua sembari merapikan riasan rambut sang ratu di depan cermin.

Ratu Yang mengulas senyum lantas berkata, "Entahlah, Yihua. Yang pasti aku sangat bahagia hari ini," jawabnya dengan pipinya yang merona merah.

"Astaga, apakah ini karena Putra Mahkota Lin Jiang? Hoho, Yihua mulai mencium aroma cinta yang sedang bersemi di sini," goda Yihua membuat sang ratu tersenyum tipis.

Gadis bernama Yihua itu seumuran dengan Ratu Yang. Bahkan mereka berteman sejak kecil. Ratu Yang serasa memiliki saudari karena Yihua. Bukan hanya itu, Yihua juga merupakan putri Bai Jue, penasehat istana.

"Tidak. Kau salah kali ini, Yihua. Aku dan Putra Mahkota Lin Jiang hanya berteman. Bahkan kami berteman sejak kecil, bukan?" cela Ratu Yang sembari menatap siluet Yihua pada cermin di hadapannya.

"Ya, Yihua tahu hal itu. Namun sepertinya, Putra Mahkota menyukai Yang Mulia sejak kalian masih kecil," serang Yihua kemudian.

Ratu Yang tersenyum kecil mendengarnya. Ya, mungkin Putra Mahkota Lin Jiang memang menaruh hati padanya. Namun sejauh ini Ratu Yang hanya menganggap pangeran tampan itu sebatas teman saja.

"Baiklah, Yang Mulia. Anda sudah selesai," ucap Yihua sembari tersenyum kagum melihat kecantikan sang ratu.

Ratu Yang memang sangat cantik, bahkan tanpa riasan sekali pun. Bentuk tubuhnya sangat indah. Ramping tapi padat berisi di beberapa titik pentingnya. Bukan hanya itu, bahkan senyuman sang ratu mampu membuat bunga-bunga yang layu menjadi segar bermekaran dan memberi kedamaian pada hewan yang sedang berkelahi. Semua keistinewaan itu karena dirinya adalah reinkarnasi Maha Dewi Quan Hie.

"Terima kasih, Yihua. Sekarang tolong antar aku menuju tandu," ucap Ratu Yang sembari memasang wajah conggaknya.

Yihua tertawa kecil melihatnya. Keduanya pun segera meninggalkan kamar diikuti beberapa dayang dan pengawal yang mengikuti mereka.

"Silakan, Yang Mulia." Perdana Menteri Han mempersilakan sang ratu menaiki tandu setelah ia memeriksanya lebih dulu.

Ratu Yang hanya melempar senyum dan segera menaiki tandunya disusul oleh Yihua. Wanita itu tak pernah jauh-jauh darinya, karena itu perintah Ratu Yang.

"Angkat tandunya!" perintah Jenderal Chou yang juga segera menaiki kudanya.

Sepuluh prajurit segera mengangkat tadu sang ratu. Memikulnya di masing-masing bahu kekar mereka. Perjalanan pun dimulai. Seratus prajurit mengikuti dari belakang bersama beberapa dayang. Sedangkan para petinggi istana seperti; Perdana Menteri Han dan Panglima Chou, mereka menaiki kudanya dan berjalan paling depan.

"Yang Mulia, apa ada yang kau butuhkan?" tanya Yihua saat di tengah perjalanan.

"Tak ada. Aku hanya ingin segera tiba di bukit Huan Zhu dan melihat gugusan bintang yang indah," jawab Ratu Yang sembari tersenyum tipis.

Sudah menjadi kebiasaan setiap malam bulan purnama, Ratu Yang selalu pergi ke bukit Huan Zhu untuk melihat gugusan bintang Bimasakti di sana. Entah apa tujuannya. Namun kebiasaannya itu sungguh merepotkan para petinggi istana dan prajurit. Terlebih saat cuaca buruk.

Beruntung hari ini langit tampak biru cerah. Angin berhembus santai menyegarkan. Mereka pun bisa melanjutkan perjalanan dengan tenang.

"Yihua," ucap Ratu Yang.

"Ya, Yang Mulia," jawab gadis di sampingnya.

"Apa kau pernah bermimpi bertemu dengan seorang pemuda?"

"Bertemu seorang pemuda? Tak pernah, Yang Mulia. Bahkan, Yihua ini tak ingat seperti apa wajah mereka." Yihua tertawa kecil kemudian.

"Kau ini." Ratu Yang menimpali seraya tertawa kecil. Sekilas ingatannya tentang pemuda yang ada dalam mimpinya semalam. Apakah mimpi itu benar akan menjadi kenyataan? Atau hanya bunga tidur semata? Ratu Yang mengulas tersenyum sendiri.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Ardiansyah
tak bosan membaca nya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 6 - Penculikan

    Matahari mulai mencondongkan sinarnya. Bertanda hari mulai petang. Ratu Yang dan Yihua tanpak asik menikmati perjalanan. Jalan menuju bukit Huan Zhu memang sangatlah indah. Di sana terdapat lembah-lembah bukit yang menghijau yang ditumbuhi bunga-bunga liar yang indah dan mewangi.Tak heran jika tempat ini dijuluki serambi istana langit oleh semua orang. Dari udara segar yang berhembus tercium wangi bunga Lie Mie. Bunga keabadian yang tumbuh di tebing bukit gunung Huan Zhu.Bunga Lie Mie dipercaya semua orang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Namun bunga Lie Mie hanya mekar menjelang malam bulan purnama saja. Seperti petang ini."Wangi itu, aku sangat menyukainya," ucap Ratu Yang segera menyikap tirai pentutup jendela tandunya. Sepasang mata melihat bunga Lie Mie yang mulai bermekaran seolah menyambut kedatangannya di gunung Huan Zhu sore itu."Yihua akan meminta prajurit memetik bunga Lie Mie untuk Yang Mulia Ratu. Kemudian Yihua akan membuatkan parfum dari sari bunga suci i

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 7 - Pendekar Tampan Dari Barat

    Hari mulai gelap. Namun tampaknya sang surya enggan untuk terbenam menutup hari. Terlihat dari sinar jingganya yang masih mengapung di atas permukaan laut gunung Huan Zhu.Lu Sicheng menaiki kudanya dengan santai. Rumput di bukit Huan Zhu sangatlah hijau. Sepertinya dia harus menepi dan bermalam di tempat ini. Terlebih kudanya pun membutuhkan makan.Baru saja Lu Sicheng turun dari kudanya. Dia berjalan menuju sungai yang mengalir di antara bukit-bukit. Airnya sangat jernih. Sepertinya bisa ia gunakan untuk minum dan membersihkan diri.Bibir kemerahan pria muda itu mengulas senyum. Dia segera berjongkok di tepi sungai kecil itu. Saking jernihnya air sungai itu, dia bahkan bisa menangkap siluet dirinya di sana. Lu Sicheng menyibak rambut panjangnya ke belakang, lantas ia segera meraih air sungai dengan kedua telapak tangannya. Meminumnya serta membasuh wajahnya.Perjalanan menuju kerajaan Dong Taiyang memang sangat jauh. Sudah sepuluh hari dirinya menaiki kuda dan bermalam di beberapa t

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 8 - Bimasakti

    Jenderal Chou dan Ratu Yang menatap pada Lu Sicheng penuh harap. Sedangkan Lu Sicheng sendiri masih terdiam tampak sedang berpikir. Sepertinya para dewa memang memberikan jalan padanya untuk segera bertemu dengan pria bernama Yang Jingmi."Baik, Yang Mulia." jawab Lu Sicheng setelah hening cukup lama.Ratu Yang dan Jenderal Chou tampak tersenyum puas."Silakan, Yang Mulia." Jenderal Chou mempersilakan sang ratu untuk mulai berjalan. Sedangkan dirinya dan Lu Sicheng mengapit wanita cantik itu dari belakang.Jenderal Chou tampak langsung menyukai Lu Sicheng. Dia bertanya banyak pada pemuda itu. Namun seperti yang kita ketahui, Lu Sicheng adalah pemuda yang tak suka banyak bicara. Dia hanya menjawab secukupnya saja."Yang Mulia Ratu! Syukurlah Anda sudah kembali," sambut Perdana Menteri Han yang langsung menyambut Ratu Yang saat mereka tiba di tenda."Yang Mulia, Anda baik-baik saja?" Kali ini Yihua yang bertanya. Sepasang netranya menatap wajah sang ratu dengan cemas."Aku baik-baik saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 9 - Raja Iblis

    Malam tinggal sepertiganya. Rombongan Ratu Yang meninggalkan bukit Huan Zhu untuk kembali ke tenda mereka di kaki bukit.Dari atas langit malam yang gelap tampak beberapa asap hitam tebal yang terpecah ke seluruh arah. Gerakkan asap hitam itu sangat cepat. Melesat dari satu sisi ke sisi yang lain. Namun tampaknya asap hitam itu sedang mengincar tandu Ratu Yang.Tiga asap hitam itu berkumpul tepat di atas atap tandu sang ratu. Sedangkan dua lainnya mulai turun mendekati tandu. Perdana Menteri Han yang melihat hal itu sangat kaget. Raja Iblis? Dia segera turun dari kudanya. Jenderal Chou dan Lu Sicheng saling pandang heran."Hentikan perjalanan, lindung Yang Mulia!" teriak Perdana Menteri pada semua prajurit.Lu Sicheng segera turun dari kudanya. Ada apa ini? Dia tampak heran. Sedangkan Jenderal Chou segera menghunus pedangnya. Sepasang netranya memperhatikan asap hitam yang terus berterbangan di atas tandu sang ratu."Raja iblis? Mau apa mereka?" Ratu Yang berguman sembari menyikap tir

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 10 - Panglima Perang

    Panglima PerangMatahari pagi tampak baru muncul di upuk timur. Sinar jingganya begitu cerah menerpa bangunan megah nan menjulang istana Dong Taiyang. Rombongan Ratu Yang tampak memasuki gerbang tinggi istana. Karena insiden penculikkan yang di alami Ratu Yang, Perdana Menteri Han memutuskan untuk segera pulang.Setelah Lu Sicheng dan Jenderal Chou kembali membawa Ratu Yang, mereka segera meninggalkan gunung Huan Zhu. Perdana Menteri Han cemas jika mereka tetap bermalam di sana. Musuh bisa datang kapan saja, terutama di saat mereka sedang lengah.Lu Sicheng dan Jenderal Chou yang berada di barisan paling depan tampak segera turun dari kudanya. Kemudian keduanya menyambut Ratu Yang keluar dari tandunya. Para dayang segera berbaris di pelataran luas istana untuk menyambut kedatangan sang ratu.Taburan bunga serta karpet merah mereka gelar untuk ratu berjalan menuju pintu masuk istana. Jenderal Chou tersenyum sambil menoleh pada Lu Sicheng. Dia sangat senang karena mereka akhirnya tiba d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 11 - Kedatangan Pangeran Lin Jiang

    Lu Sicheng masih terdiam untuk berpikir. Ekor matanya menoleh kemudian pada Jenderal Chou. Pria itu memberinya sebuah anggukkan sembari tersenyum. Dari pendar matanya Lu Sicheng melihat jika Jenderal Chou berharap dirinya menerima tawaran Ratu Yang."Maaf, Yang Mulia. Apakah ini tidak terlalu cepat Anda putuskan? Anda baru saja mengenal hamba," tukas Lu Sicheng pada Ratu Yang tanpa berani menatapnya.Ratu Yang mengulas senyum. Pemuda di hadapannya itu sungguh sangat mengagumkan. Entah kenapa dirinya serasa menyukai Lu Sicheng. Terlebih pemuda tampan itu telah muncul dalam mimpinya."Lu Sicheng, aku yakin padamu. Aku ingin kau mau menerima tawaran ini. Kerajaan Dong Taiyang membutuhkan orang sepertimu," ucap Ratu Yang. Suaranya terdengar sangat lembut dan manja."Tapi, Yang Mulia ..." Lu Sicheng tampak menunjukkan rasa ragunya."Adik Lu, terimalah tawaran Yang Mulia. Aku sangat senang jika kau bisa mengabdi pada kerajaan Dong Taiyang." kali ini Jenderal Chou yang berkata.Ratu Yang men

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 12 - Calon Suami Ratu Yang

    Lu Sicheng sedang berendam di kolam pemandian istana. Kolam pemandian itu berada di belakang istana, tepatnya di tengah taman. Tempatnya tertutup oleh pagar dari pepohonan kecil yang rimbun.Dia bersandar sembari memejamkan matanya. Membiarkan air hangat menenggelamkan setengah tubuhnya. Hubungan istinewa? Astaga, kenapa ia menjadi gelisah? Ucapan Jenderal Chou terus terngiang-ngiang di telinganya.Tidak. Ratu Yang tak boleh menikah dengan siapa pun! Dan jika Ratu Yang sampai menikah dengan teman kecilnya itu, lantas bagaimana dirinya merebut tahta kerajaan Dong Taiyang? Namun Lu Sicheng juga bingung memikirkan cara untuk merebut tahta kerajaan. Sementara dia tak mungkin memberontak. Karena itu bukan sipat seorang ksatria sejati.Sedang gelisah Lu Sicheng sendiri, tiba-tiba datang seekor burung merpati yang hinggap di tepi kolam pemandian dimana dirinya berada.Lu Sicheng melihat burung merpati itu. Dan tak lama kemudian burung itu menjelma menjadi seorang pria paruh baya."Guru Li!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 13 - Demam Asmara

    Dengan penuh emosi Lu Sicheng segera bangkit dari bangkunya. Dia mengepalkan buku-buku tangannya dengan bibirnya yang gemetaran. Rasa amarahnya ingin segera diledakkan sekarang juga."Panglima Lu, ada apa?" Jenderal Chou segera bangkit karena merasa heran dengan sikap Lu Sicheng.Lu Sicheng segera tersadar dari fantasinya. Semua orang sedang menoleh padanya, termasuk Ratu Yang. Wanita cantik itu tampak cemas menatapnya.Astaga, dia baru saja berfantasi jika Pangeran Lin Jiang melamar Ratu Yang di ruangan itu. Sial! Pipinya memerah menahan malu. Lu Sicheng hanya menoleh pada Jenderal Chou, lantas duduk kembali."Kau baik-baik saja, Panglima Lu?" tanya Ratu Yang tampak cemas. Penasehat Bai Jue dan Perdana Menteri Han ikut menunggu jawaban dari Lu Sicheng. Tadi pemuda itu tiba-tiba berdiri di hadapan Ratu Yang. Tentu saja semua orang menjadi kaget dan heran. Sedangkan Pangeran Lin Jiang hanya menatap jengah pada Lu Sicheng."Hamba baik-baik saja, Yang Mulia. Maaf," sesal Lu Sicheng semb

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12

Bab terbaru

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 120 - Putra Mahkota Langit

    Malam itu sedang turun salju di kayangan. Permaisuri menangis saat bayinya diambil oleh Dewa Ming. Dikecup berkali-kali wajah bayi laki-laki itu sebelum diserahkan pada Dewa Ming.Kaisar Langit hanya mengangguk dengan wajah sedih saat istrinya menoleh. Permaisuri menangis semakin cetar saat Dewa Ming melangkah pergi."Bayiku!" jerit Permaisuri. Ingin rasanya dia mengejar Dewa Ming lalu mengabil bayinya lagi.Kaisar Langit segera merangkul bahu istrinya. Dia pun amat sedih akan kehilangan Putra Mahkota. Namun, takdir semesta tak bisa dirubah. Putra Mahkota merupakan suku dewa terpilih. Dia yang kelak akan menghabisi suku iblis.Langkah Dewa Ming kian menjauh dari pintu kamar Permaisuri. Penasehat Yu dan kedua Dewa Utama mengikuti dari belakang. Bayi laki-laki itu digendong oleh Dewa Ming menuju aula istana.Sinar jingga menyambut di depan pintu saat langkah mereka nyaris keluar dari istana. Mata Dewa Ming menanggah ke langit hitam malam itu. Salju masih berjatuhan disertai embusan angi

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 119 - Kelahiran Putra Mahkota

    Elang hitam berjongkok di atas sebuah tebing di mana di bawahnya tampak seorang pria yang sedang berkuda. Sepasang manik merah itu memandangi pria berkuda di sana. Wu Xian memacu kudanya menuju kayangan. Urusannya dengan Chen Guo dan Siolang telah selesai, ia ingin kembali ke tempat asalnya yaitu alam suku dewa.Mata jeli Elang hitam masih mengintai dari atas tebing. Pangeran Agung Wu, ternyata benar jika pria itu adalah rinkarnasi Lu Sicheng dan merupakan perwujudan nyata dari Maha Dewa Ying.Ini sungguh tak masuk akal! Namun, dia melihatnya sendiri saat Wu Xian memusnahkan Chen Guo lalu mengunci Siolang sebagai roh penjaga. Itu mimpi buruk bagi suku iblis.Chen Guo telah tiada dan Siolang menjadi abdi setia suku dewa, ini sungguh sesuai rencana. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Apakah dia harus kembali ke istana Raja Iblis dan menjadi budaknya lagi?Tidak, tidak, ini justru kesempatan baginya untuk terlepas dari belenggu Raja Iblis Xin Yi. Benar, dia bisa kembali ke tempat asal

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 118 - Kemunculan Maha Dewa Ying

    Salju berjatuhan dari langit disertai embusan angin dari Barat. Wu Xian memacu kudanya menyusuri lembah berbatu. Badai salju terlihat putih di depannya, tapi ksatria sejati tak gentar sedikit pun.Perpisahannya dengan Pedang Tiga Elemen telah menyisakan luka mendalam di hati Wu Xian. Dia telah gagal mengemban tugas dari para dewa.Meski darah dewa mengalir di tubuh, Wu Xian menyangkal akan dirinya yang merupakan reinkarnasi Lu Sicheng. Dia tak sehebat itu.Kuda hitam berlari makin kencang menembus badai salju. Wu Xian menyipitkan mata dengan pandangan yang samar.Dari kejauhan dilihatnya sekumpulan pasukan berkuda. Jumlahnya cukup banyak. Apa yang sedang mereka tunggu? Apakah perang masih belum berakhir. Wu Xian semakin kencang memacu kudanya ke depan.Di seberang, tampak pasukan yang sudah siap menunggu kedatangan musuh. Chen Guo membawa tentara iblis ke tanah Timur.Seperti yang dikatakan Elang Hitam, Pangeran Agung Wu telah memenggal kepala Raja Iblis lalu membawa tubuhnya entah ke

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 117 - Keputusan Wu Xian

    Salju putih berjatuhan dari langit kayangan. Angin cukup bersahabat sore itu. Bangunan istana langit diselimuti kabut putih dan rasa berkabung yang kental.Perang besar telah berakhir. Wu Xian dan Tiga Dewa Utama telah berhasil mengunci Naksu dalam Pedang Tiga Elemen.Peti mati berisi tubuh tanpa kepala Raja Iblis Xin Yi disimpan di dalam kuil tua yang berada di lereng bukit salju. Letaknya amat jauh dari kayangan dan alam iblis.Peti mati itu di segel oleh mantra suci Budha. Hanya orang khusus yang bisa membukanya. Setelah peti disimpan dalam ruangan bawah tanah, Wu Xian menutup mulut gua dengan mantra sakti.Tidak ada satu orang pun yang bisa memasuki gua dan menemukan peti mati Raja Iblis Xin Yi.Peti mati itu akan tersiman untuk waktu yang lama. Namun, Xin Yi memiliki keabadian. Tubuhnya tidak bisa busuk atau hancur meski terus berada di dalam peti hingga ribuan tahun."Apa rencanamu selanjutnya?" Kaisar Langit bertanya pada Wu Xian setelah hari berikutnya. Mereka tengah berdiri

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 116 - Iblis Dari Barat

    Raja Iblis Xin Yi membulatkan matanya melihat Wu Xian menuju sambil mengacungkan Pedang Tiga Elemen. Semuanya terjadi begitu cepat. Xin Yi tak sempat menghindar saat mata pedang pusaka itu mengenai lehernya.Elang Hitam yang sedang menyimak sangat terkejut melihat apa yang terjadi. Wu Xian berhasil menebas leher Xin Yi. Dilihatnya kepala Raja Iblis yang menggelinding.Kaisar Langit dan Dewa Ming sangat tercengang. Mereka tak menyangka Xin Yi akan tewas di tangan Wu Xian. Namun, mereka tak boleh lengah. Raja Iblis Xin Yi bisa hidup kembali jika kepalanya tidak dipisahkan dari tubuhnya.Menyadari semua itu, Xi Wang pun segera melesat menuju Wu Xian yang masih berdiri sambil memegang pedangnya di depan tubuh Xin Yi yang sudah tergolek tanpa kepala.Wu Xian masih menatap siaga pada jasad Xin Yi. Dia tak yakin jika pria itu sudah tewas. Bisa saja ini hanya fantasi yang Xin Yi ciptakan. Sejatinya Raja Iblis amatlah licik.Cukup lama keadaan di sana menjadi hening. Hingga kemudian bayangan

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 115 - Kultifasi WuXian

    Langit kayangan masih diselimuti awan hitan dan petir. Wu Xian mengangkat sepasang matanya. Tatapan yang marah tapi juga terlihat lirih dan sendu.Di langit masih tampak ular besar Naksu yang sedang mengincar. Juga Raja Iblis Xin Yi dan Xi Wang yang juga sedang menatap ke arah Wu Xian.Kaisar Langit dan Dewa Ming hanya terdiam bak patung. Tak ada yang bisa mereka lakukan lagi untuk mengembalikan jiwa Dewi Quan Hie. Segalanya sudah berakhir.Setelah mengabsen wajah-wajah di sekelilingnya, Wu Xian mengembalikan pandanagnnya pada wajah pias Yang Zhu. Kemudian tangan kekar itu meraih bahunya, mengangkat jasad lemas Yang Zhu serayak bangkit.Mata Wu Xian menatap lurus ke depan. Sinar jingga keemasan tiba-tiba terpancar dari dahinya. Sinar itu memantul ke depan dan membentuk sebuah lingkaran suci.Raja Iblis Xin Yi mengepalkan buku-buku jemarinya sampai memutih. Hatinya perih melihat Wu Xian memasukan jasad Yang Zhu ke dalam lingkaran suci yang ia ciptakan.Yang Zhu, putrinya. Sebagai seor

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 114 - Binasanya Ratu Iblis Quensi

    Kabut hitam masih menutupi kayangan. Angin puting beliung meluluh lantakan segalanya. Juga gemuruh badai dan petir yang menyambar-nyambar. Wilayah kayangan diselimuti aura yang mencekam.Wu Xian masih terbaring di tengah ranjang. Dia sedang bermimpi. Mimpi di mana dirinya dan Yang Zhu sedang berada di sebuah sampan. Keduanya duduk berdampingan sambil menikmati angin sore.Yang Zhu mengatakan banyak hal padanya. Salah satunya tentang hubungan mereka yang mungkin akan segera berakhir. Quensi telah meminjam raganya dan menguasai jiwa Yang Zhu. Ini lebih buruk dari akhir dunia.Wu Xian mengusap pipi licin Yang Zhu. Juga bulir bening yang berjatuhan di kedua pipi gadis itu. Cintanya memang tak mungkin dapat berhasil di kehidupan ini. Namun, itulah takdir semesta."Kakak Cheng, jika kau telah kembali, cepat habisi Quensi dan selamatkan alam semesta. Biarlah aku terkunci bersama Naksu dalam Pedang Pusaka. Aku rela, asal keseimbangan semesta kembali baik," lirih Yang Zhu. Matanya menatap sen

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 113 - Pedang Pusaka Haus Darah

    Manik merah Xin Yi mengunci pandangan tajam Quensi. Ratu Iblis bisa saja menghabisinya saat ini juga. Dia tak boleh lengah.Quensi sudah berevolusi. Dia bukan lagi iblis kecil yang pernah datang padanya dulu, dan mengabdi.Sejak Quensi meninggalkan istana Raja Iblis, wanita itu bukan lagi sekutunya.Meski memiliki misi yang sama. Namun, Quensi tak sudi bersekutu dengan Raja Iblis yang licik itu."Kau tidak akan bisa menggabisiku, Quensi," desis Xin Yi. Kemudian dengan gerakan tak terbaca ia menyelinapkan tanganya ke balik punggung Quensi."Aarkhh!"Quensi mendongkak saat tangan Xin Yi mencengkeram tengkuk lehernya. Manik merah itu memutar ke atas, lantas melirik pada Xin Yi.Raja Iblis menyeringai tipis. Tanpa membuang waktu lagi, dia segera memukul dada Quensi.Pukulan yang telak. Ratu Iblis terpental cukup jauh. Namun, dia berhasil memulihkan lagi tenaganya. Xin Yi menatap murka saat Quensi melayang-layang di udara sambil tertawa."Raja Iblis Xin Yi, kau pikir kau sudah hebat, hah?!

  • PEDANG TIGA ELEMEN   HMT 112 - Tentara Iblis Menggempur Kayangan

    Raja Iblis Xin Yi amat murka mendengar kabar yang dibawa oleh Elang Hitam.Dewa Ming telah berhasil membawa jiwa Wu Xian dari gua iblis. Sementara, Janghue tampak diam saja sambil menikmati memori masa lalunya dengan Dewa Ming.Dengan penuh murka, Raja Iblis memerintah Xi Wang untuk mengurung Janghue dan semua klan Siluman Salju di gua iblis.Siluman Salju tak dibolehkan lagi meninggalkan gua iblis. Mereka dikurung untuk selamanya. Janghue amat sedih atas keputusan Raja Iblis Xin Yi. Klan Siluman Salju menyalahkan dirinya atas hukuman itu."Yang Mulia, aku dengar tiga dewa utama sedang berusaha membangkitkan Wu Xian. Apa tidak seharusnya kita segera menyerang kayangan sebelum Pangeran Agung Wu kembali sadar?"Xi Wang bicara pada Xin Yi. Dia baru saja kembali dari alam dewa. Berita hilangnya Ibu Suri dan Yang Zhu pun sudah ia sampaikan pada tuannya itu. Namun, sepertinya Xin Yi lebih tertarik untuk menghabisi Wu Xian.Raja Iblis sedang berdiri di tepi jembatan. Tangannya sibuk memberi

DMCA.com Protection Status