Dusun Gasing yang berada di pinggir Kota Palembang terlihat adem ayem, sebagian besar masyarakatnya merupakan petani karet, namun siapa mengira kalau di desa ini terdapat seorang dukun sakti yang terkenal di mana-mana di kenal dengan nama Mbah Tarjo.
Nama Mbah Tarjo memang terkenal di dunia perdukunan terlebih pada orang-orang yang memang gemar mencari sesuatu pada dukun.
Seperti siang menjelang sore itu rumah Mbah Tarjo kedatangan seorang tamu yang menggunakan mobil mewah, dari penampilannya kelihatan kalau laki-laki itu berasal dari Kota Palembang.
"Bagaimanapun caranya aku memohon bantuan mbah, bisnisku hampir bangkrut namun aku tidak mau jatuh miskin," ucap pemuda yang bernama Bustomi itu dengan serius kepada Mbah Tarjo.
"Itu masalah gampang, namun kamu harus menyediakan tumbalnya untuk itu, jika tumbal sudah di berikan maka bisnis yang kamu alami akan meroket dengan tinggi," jawab Mbah Tarjo sam
"Syaratnya apa mbah?" tanya Jupri memburu mendengar Mbah Tarjo menghentikan jata-katanya."Syaratnya kamu harus menumbalkan satu orang karyawan kamu setiap enam bulan sekali, apakah kamu sanggup?" tanya Mbah Tarjo kepada Jupri."Apakah tidak bisa di ganti dengan tumbal lain mbah?" tanya Jupri kepada Mbah Tarjo."Hanya itu persyaratannya, sebab aku memakai perantara makhluk alam lain, dan kamu harus tahu jika makhluk itu perlu makan, dan makannya hanya otak dan darah manusia," jawab Mbah Tarjo."Tapi bagaimana cara menumbalkan korbannya mbah?" tanya Jupri kepada Mbah Tarjo."Untuk cara memberikan tumbal kamu jangan bingung, makhluk suruhanku akan mengambilnya sendiri, kamu hanya perlu memberi tanda kepada korban dengan membelikannya suatu benda ketika malam persembahan akan datang, makhluk suruhanku punya banyak cara untuk mengambilnya, bisa di dengan kecelakaan ataupun dengan car
Di hadapan semua orang yang ada di sana, telentang di lantai satu makhluk yang menyeramkan, makhluk itu lidahnya terjulur-julur dengan air liur yang menetes.Sementara telinganya panjang kebawah, perut Makhluk itu buncit dengan mata merah menyala-nyala.Alena berdiri melihat Makhluk ada di depannya, sementara itu Makhluk yang baru datang itu begitu meliat Alena di dwpannya langsung berdiri dengan cepat."Siapa kamu?, mengapa mengganggu lestoran ini?" tanya Alena kepada Makhluk di depannya.Makhluk yang ada di depan Alena memandang dengan mata berkilat marah, suara-suara geraman keluar dari mulut makhluk itu."Grrrrr.... kamu yang siapa, berani lancang mengganggu pekerjaanku?" bentak Makhluk itu dengan nada marah."Aku membantu pemilik lestoran ini dari gangguan kamu, siapa yang menyuruh kamu?!" bentak Alena kepada Makhluk di hadapannya."
"Apa maksudnya non?" tanya Bagus dengan nada bingung."Orang itu memakai ilmu yang di namakan Nafas Sepanjang Raga, ilmu ini sudah ribuan tahun dan hanya di kuasai oleh makhluk alam gaib, kenapa bisa ada manusia yang menguasainya, kemungkinan orang ini bersekutu dengan makhluk gaib," jelas Alena."Bagaimana dengan adikku, aku menjadi takut dia akan kenapa-kenapa," Rina berkata dengan suara bergetar."Tidak usah takut, kamu telpon adikmu bilang padanya supaya berada sendirian di kamar, aku akan membantu dari sini untuk itu kita harus memancing makhluk yang bersembunyi dalam bayangan itu supaya mendatangi adik kamu," jelas Alena lagi mencoba meyakinkan Rina."Tapi bagaimana dengan Rika adikku?" tanya Rina masih dengan nada ketakutan."Jangan takut aku akan menjamin keselamatannya," jawab Alena kembali meyakinkan Rina.Setelah diyakinkan juga oleh Bagus barulah
"Aku akan membantu kamu, namun kamu harus jujur kepadaku," Alena berkata dengan suara dingin kepada laki-laki itu."Iyya... aku akan berkata jujur," jawab Orang itu dengan suara bergetar."Sebelumnya siapa nama kamu?" tanya Alena."Namaku Gober," jawab orang itu singkat."Ternyata seorang pengusaha yang cukup terkenal, kamu tahu apa yang di alami oleh istri kamu tak lain karena perbuatan yang kamu lakukan sendiri," Alena berkata dengan dingin."Mak..maksudnya?" tanya Orang itu kepada Alena."Istri kamu seperti itu karena dipermainkan oleh seorang dukun ilmu hitam, nampaknya istri kamu meminta bantuan dukun itu karena kamu mempunyai wanita simpanan lain," jelas Alena selanjutnya.Mulut laki-laki itu ternganga mendengar apa yang di katakan oleh Alena, matanya terbelalak memandang Alena yang duduk di hadapannya."Ba..bag
"Aku tak sengaja tertangkap oleh orang yang memerintahku tuan kemudian aku di ikat dengan segel gaib sehingga sebelum menyelesaikan tugas dari orang yang menangkapku aku tidak bisa kembali lagi ke alamku," jawab Jin Hitam dengan gugup.Jin Hitam kemudian menunjukkan segel yang dia maksud yakni berupa benang tiga warna yang mengikat kakinya kepada Alena."Aku sudah berusaha memutuskan segel yang mengikatku ini, namun tidak bisa jadi dengan terpaksa aku harus mengikuti perintah orang yang menyegelku," jawab Jin Hitam dengan suara gemetar kepada Alena."Siapa orang yang sudah menyegel kamu?" tanya Alena kepada Jin Hitam."Seorang dukun dengan nama Mbah Tarjo," jawan Jin Hitam polos.Mendengar nama Tarjo membuat badan Alena bergetar menahan amarahnya, dia kesal bukan main mendengar nama dukun itu terus."Kalau aku lepaskan segel di kaki kamu, apakah kamu berjanji
Sinar yang keluar dari dalam asap hitam langsung melesat ke arah tubuh Mbah Tarjo, satu sinar menghantam pendupaan sementara sinar lain membelit tubuh Mbah Tarjo.Mbah Tarjo yang berusaha bertahan sekuat tenaga akhirnya menyerah juga, ketika tali cahaya di sentakkan oleh Alena dengan cepat tubuh Mbah Tarjo meluncur deras ke arah tubuh Alena.Tubuh Mbah Tarjo yang meluncur deras ke arah tubuhnya dengan santai di sambut Alena memakai tangan kanannya yang sudah di penuhi cahaya merah.Tangan kanan Alena langsung mencengkram batok kepala Mbah Tarjo dengan keras, keringat dingin mulai mengaliri tubuh Mbah Tarjo."Kau sudah cukup membuat umat manusia memuja kegelapan, sekarang juga seluruh kekuatan kamu akan aku hilangkan," gertak Alena dengan garang."Bocah bau kencur, aku bunuh kamu!" bentak Mbah Tarjo."Sudahlah tak perlu lagi kamu mengumpat, kamu tidak tahu sed
Jeritan berikutnya menyusul silih berganti, karena suasana menjadi sangat kacau. Hampir semua orang yang kebetulan berada di dekat toiletingin mengetahui apa yang terjadi di dalam sana.Dan, mereka selalu terpekik atau menjerit manakala sudah melihatseorang lelaki agak gemuk terkapar di lantai dengan isi perut berceceran ke mana-mana. Permukaan cermin menjadi kotor sebagian, karena terkena semburan darah di saat perut korban robek tadi."Arman... "!" seru Siska. "Ooh, ada apa" Apa yang terjadi"!"Arman terengah-engah dalam kondisi sangat lemah."Ak... aku melihatnya de... dengan jelas sekali..." Arman berkata terbata-bata."Apa yang kau lihat!" Tanya Siska bingung."Bayangan hitam. Iblis... ! Iblis keluar dari dalam cermin dan mengayunkan sabitnya. Sabit kematian... !" Jawab Arman.Penjaga toilet yang ikut shock itu
Keanehan yang Siska alami bersama Arman dia ceritakan kepada Amor yang merupakan teman sekantornya.Mendengar cerita itu Amor memberi Siska alamat Alena yang merupakan seorang bidadari yang di buang ke bumi. Dan menyuruh Siska menemui Amor saat itu juga.Siska yang memang merasa ketakutan setelah mendapat saran dari Amor yangbtak lain sahabat katibnya itu langsung meluncur ke rumah Alena.Karena sudah mendapat penjelasan dari Amor mengenai siqpa Alena sevenarnya membuat Siska tak segan-segan menjelaskan apa yang telah dialami Arman kemarin malam."Dia bersumpah berkali-kali, bahkan sempat menjadi berang ketika aku nggak mempercayai kata-katanya. Menurutku dia memang benar-benar mengalami keanehan yang nggak bisa diterima oleh akal sehat." Jelas Siska kepada Alena."Siapa nama cowokmu itu?" Tanya Alena Santai."Arman, tapi dia belum resmi menjadi cowokku Iho,
Alena yang sudah bersiaga, dengan cepat membungkus dirinya dengan sinar berwarna merah terang.Ketiga lawan melihat tubuh Alena terbungkus sinar merah terang sejenak terkesiap namun tetap nekat meneruskan serangannya.Ketika tubuh ketiga orang itu menghantam cahaya terang yang membungkus tubuh Alena dalam sekejap ketiga tubuh itu terbanting kebelakang."Sudah aku bilang kalian tidak ada apa-apa sebab kalian tidak lebih dari kacung, namun kalian masih nekad menyerangku," ejek Alena melihat ketiga orang itu terbanting.Mendengar ejekan Alena dengan cepat ketiga penyerang tanpa memperdulikan rasa sakit dari hantaman Alena segera bangkit dan kembali menyerang Alena.Namun kali ini Alena memakai Cahaya merah yang berbentuk tali namun pada ujung cahaya itu berbentuk lancip.Lawan yang menyerang Alena begitu tali cahaya tersebut bergerak segera berhamburan untuk men
"Mbak, gawat kenapa mbak?" tanya Alena di telpon."Warga mengamuk tanpa sebab, pasukan kewalahan menghadapinya kami sudah mendatangkan pasukan cadangan namun belum bisa menangani situasi," jelas Mbak Devi dengan napas yang memburu sama seperti Kapten Japar."Kalau begitu ada baiknya bawa mundur pasukan, dan adakan penjagaan di luar lokasi warga mengamuk, sambil selamatkan warga yang tidak mengamuk," jelas Alena lagi."Ini sedang kami upayakan, kamu di mana?" tanya Mbak Devi."Aku sedang menuju pusat kota, dimana lokasi warga mengamuk?" tanya Alena."Sekarang hampir di semua wilayah kota warga mengamuk, kita harus mencari solusinya," jawab Mbqk Devi."Baik mbak, aku menuju ke pusat kota membantu menangani wilayah itu," jawab Alena sambil mematikan hanphonenya.Dengan cepat Alena bersandar dikurdi penumpang mobil yang di kemudikan Bagus, se
Suara ledakan keras yang di timbulkan benda itu memekakkan telinga Alena dan Bagus.Dengan cepat Alena meloncat untuk berlindung, air yang tadi ada di dalam baskom membasahi tempat itu.Benda yang ada di dalam air itu meledak tidak meninggalkan sisa sedikitpun, seperti menguap di udara benda itu menghilang begitu saja.Alena yang keluar dari balik kursi karena berlindung menggelengkan kepalanya menyaksikan benda di hadapan mereka itu meledak tanpa sebab.Begitu dia bangkit dia melihat di pintu seperti ada kelebat orang berlari meninggalkan runah kediamannya.Dengan cepat Alena berlari menuju pintu dan mengejar ke arah bayangan orang tersebut hilang.Cukup lama Alena mengejarnya namun sampai di ujung lorong yang tak jaih dari rumahnya dia tidak menemukan orang yang dia kejar.Merasa kesal karena orang yang dia kejar tidak dapat di temukan,
Malam hari yang menyelimuti Kota Palembang membuat aktifitas siang hari yang semarak berganti dengan malam yang begitu berbeda.Alena yang sedang ada di kamar kaget mendengar teriakan Bagus dari luar, dengan cepat Alena buru-buru keluar kamar."Ada apa Bagus?" Tanya Alena dengan suara lembut."Ada orang yang datang non dia bilang utusan," Jawab Bagus.Alena melihat tangan kanan Bagus seperti mencengkram leher seseorang, orang itu terlihat sangat menderita karena leherbya tercekik tangan bagus."Lepaskan, orang itu bisa mati," Alena berkata kepada Bagus.Setelah tangan Bagus lepas dari lehernya terlihat pemuda itu dengan terburu-buru menarik napas untuk memenuhi paru-parunya dengan oksigen."Kawan sekarang kamu bisa mengatakan apa yang kamu bawa," Alena berkata lembut."Baaiik," Jawab Pemuda itu dengan tubuh gemetar.
Pagi-pagi sekali Bagus dan Alena sudah kelihatan duduk di teras depan, Alena sedang seksama mendengarkan penjelasan Bagus mengenai hasilnya dari hutan Purwosari.Ketika mereka sedang berbincang di teras rumah tiba-tiba dari arah gerbang terlihat satu sosok tubuh yang memencet bel berapa kali."Sepertinya ada tamu dari jauh, buka gerbang dan ajak tamu kita masuk," Alena berkata kepada Bagus.Mata Alena terbelalak melihat sosok setengah baya yang ada di belakang Bagus, di tangan sosok itu terlihat memegang sesuatu."Ada apa non?" tanya Bagus bingung melihat reaksi Alena ketika melihat tamu yang ada di belakangnya.Alena tak menghiraukan pertanyaan dari bagus, dia langsung berdiri dan membungkuk hormat terhadap tamu yang abru datang itu.Bagus yang bingung mengernyitkan keningnya melihat melihat reaksi yang di tunjukkan oleh Alena."Dewa Kur
Bersama dengan suara ledakan itu tersebut ikut juga meledak tubuh Bidadari Kuning yang membuat tubuh bidadari itu juga ikut lebur.Alena yang sudah menarik kekuatannya badannya langsung jatuh berlutut badannya bergetar menunjukkan dia menangis karena kematian sahabatnya itu.Bersamaan dengan itu juga samapi di tempat itu Bagus bersama dengan Adisaka."Dimana Bidadari Kuning?" tanya Adisaka."Dia sudah menebus semua kesalahannya," jawab Alena sambil menghapus air matanya."Itu bukan kesalahan kamu, Bidadari Kuning Sudah menerima akibat dari perbuatannya, lebih baik sekarang kamu tenangkan diri kamu dahulu sebab masalah ini belum akan selesai dengan matinya bidadari kuning," Adisaka mencoba menghibur Alena."Iya aku tahu, masih ada Raja Kegelapan yang harus di hancurkan," jawab Alena."Baiklah aku akan melaporkan ini pada paman, mungkin sek
"Ada apa?" tanya Adisaka kepada Alena yang mematikan telponnya."Nampaknya ada kejadian gawat di kantor polisi, kita harus menuju ke sana," jawab Alena tegang.Tanpa di minta Adisaka dan Bagus langsung mengikuti Alena.Sekitar lima belas menit kemudian mobil yang mereka kendarai sudah meluncur cepat di jalanan Kota Palembang menuju kantor polisi.Sampai di kantor polisi mereka semua membelalakkan matanya, mereka hampir tidak percaya melihat apa yang ada di depan mata.Kantor polisi berada dalam keadaan yang berantakan, berapa gedung hancur api masih terus membakar gedung sisa namun pemadam kebakaran belum datang."Apa yang terjadi?" tanya Alena dengan tegang."Ruang penyimpanan barang bukti meledak keras dan merambat ke gedung lain," jawab orang yang di tanya."Apakah mobil pemadam belum datang?" tanya Alena lagi."Kantor pemadam juga mengalami hal yang sama," jawab Orang itu yang kelihatan ingin buru-buru pergi dari san
Bagus memarkirkan mobil di tempat pertemuan dengan Adisaka, dari jauh dia melihat kakak sepupunya sedang duduk minum.Dengan tenang Alena bersama Bagus menghampiri Dewa Gerbang Timur duduk santai dan duduk di bangku yang ada di samping kakaknya itu."Sesuatu yang gawat seperti apa yang kakak katakan di telpon?" tanya Alena kepada Adisaka."Aku rasa kamu perlu membaca sendiri tulisan yang ada di batu ini," jawab Adisaka sambil mengeluarkan batu persegi panjang dari dalam tas yang dari tadi dia letakkan di sampingnya.Alena dengan hati-hati menerima batu itu dan membaca apa yang di tunjukkan oleh Kakaknya itu kepadanya.Ketika kami hadir.Kegelapan akan kembali meraja.Kami akan datang di tempat tertinggi.Tempat tertinggi dan bercahaya.Yang pendar cahayanya menerpa langit.Dari sana permula kehancuran di mulai.Darah persembahan akan meme
"Ratap Bidadari?" Tanya Alena bingung.Adisaka menatap Alena lebih dalam lagi melihat adik sepupunya tidak tahu apa yabg terjadi di atas langit tadi."Apakah kamu benar-benar lupa dengan Ratap Bidadari?" tanya Adisaka menyelidiki."Aku sedang mengingat apa sebenarnya Ratap Bidadari, namun sampai sekarang otakku buntu," jawab Alena."Ratap Bidadari merupakan tarian tantangan buat Dewa-Dewi di langit, adapun yang membawa tarian itu merupakan salah seorang bidadari yang tak lain kawan kamu yakni Bidadari Kuning atau Padmi," Jelas Dewa Gerbang Timur."Ternyata Padmi, aku tidak akan memaafkan dia yang sudah membuat aku terbuang ke dunia ini," Alena berkata sambil mengepalkan tangannya."Apakah ada petunjum yang mungkin di katakan seseorang yang kamu lupakan?" Tanya Adisaka kepada Alena."Petunjuk apa yang aku lupakan?" Tanya Alena bingung.