Beranda / Fiksi Remaja / PAMANKU SUAMIKU / 110 Kotak dari Arjuna

Share

110 Kotak dari Arjuna

Penulis: Wolfy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-23 11:00:05

110 Kotak dari Arjuna

Aruna terperanjat dengan tubuh gemetar saat mendengar bisikan ancaman peringatan Karissa. Aruna merasakan aura yang sama sekali berbeda dari Karissa. Aura yang tajam menusuk, bahkan tadi saat Karissa tampak marah, Aruna tidak merasa setakut ini.

Segera setelah punggung Karissa yang melenggang pergi meninggalkan Aruna tidak lagi terlihat. Aruna bisa segera mendapatkan kesadarannya yang sempat melarikan diri karena takut tadi. Dia menarik nafas dalam-dalam agar kembali tenang.

''Mungkin, ini kali, ya?!'' ujar Aruna sendirian, ''Dasar, biar gimana juga, dia emang mafia... ampe gemeteran, gue...'' tambah Aruna saat masih termangu sendirian di teras.

Karena tidak lagi yang harus dilakukannya di luar, Aruna segera b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PAMANKU SUAMIKU   111 Raihan Surya Dinata

    111 Raihan Surya DinataArdan duduk membanting tubuhnya saat duduk di kursi penumpang dalam taxi online yang di pesan olehnya. Dia duduk mendesah dengan nafas berat seiring dengan perasaan kesal yang karut marut mendera benaknya. Sempat terbayang wajah istrinya yang terluka perasaannya karena sikapnya.''Kenapa harus sekarang?!''''Bego banget gue, kenapa gue bisa enggak ngenalin dia?!''''Harusnya gue tahu, itu dia!'' ''Sialan, semuanya bertumpuk sekarang...''Ardan terus mengeluh sejadi-jadinya di dalam hatinya sepanjang perjalanannya. Berbagai penyesalan mulai mendera batinnya hingga kenangan pahit masa lalu membuatnya menitikkan air m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • PAMANKU SUAMIKU   112 Kasih tahu apa enggak?

    112 Kasih tahu apa enggak?''Ada apa?'' tanya Ardan saat dia sampai di tujuan dan menemui Rendra, orang yang memberikan pesan darurat kepadanya.''Gue dapet, lokasi orang yang selalu ngirim informasi...''''Dimana?''Terbelalak mata Ardan saat Rendra memperlihatkan peta lokasi kepadanya, wajahnya pucat seolah darah terkuras dari tubuhnya.''Bang?!'' panggil Rendra dengan nada bertanya karena reaksi aneh Ardan.''Iya...'' jawab Ardan dengan kikuk, ''Kenapa?! Ada apa lagi?'' tanya Ardan kemudian menyembunyikan gusar di hatinya dari Rendra.''Dia nunjukin data baru...'' jawab Rendra memberikan laporan.''Apa?''''Karissa, dia bilang pergeraka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • PAMANKU SUAMIKU   113 Gunung kembar Karissa

    113 Gunung kembar Karissa''Kenapa Dir?'' tanya Gavin saat tiba di meja di mana Kania dan Indira duduk, ''Ada masalah apa sih, kok keknya gawat banget...''''Sini, duduk dulu!'' seru Indira sambil menepuk bangku di sebelahnya, ''Mau pesen makanan enggak?''''Kenapa, lu mau traktir gue?!'' seru Gavin bertanya saat menempelkan bokongnya di bangku.''Ngarep, bayar ndiri! Gue nawarin doang...'' sahut Indira acuh.''Humph, dasar!'' seru Gavin menyahut kesal, ''Ya udah, entar dulu, gue pesen makanan dulu.''''Gih, sono!'' sahut Indira di sertai kekek tawa geli Kania melihat dua orang yang sebetulnya saling tertarik satu sama lain tapi keduanya gengsi untuk mengakuinya. Kania menik

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • PAMANKU SUAMIKU   114 Perasaan Aruna

    114 Perasaan ArunaIsak tangis berusaha diredam oleh Aruna yang masih patah hati karena merasa kecewa dengan suaminya. Sejak perdebatannya dengan Ardan tadi pagi, dia masih mengurung diri di dalam kamar.''Gue cuma kuatir ama dia, kenapa di tanggepinnya begitu?!''''Emang salah kalo gue kasih perhatian buat lakik gue?!''''Lagian... apa sih yang dikasih sama Pak Juna sampe muka Bang Ardan kek gitu?''Aruna masih sibuk dengan pertanyaan yang terucap untuk yang kesekian kalinya. Entah di dalam hati atau terucap diantara keluhan dan gumamannya selama introspeksi di dalam kamar.''Runa, lohor udah lewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • PAMANKU SUAMIKU   114 Perasaan Aruna

    114 Perasaan ArunaIsak tangis berusaha diredam oleh Aruna yang masih patah hati karena merasa kecewa dengan suaminya. Sejak perdebatannya dengan Ardan tadi pagi, dia masih mengurung diri di dalam kamar.''Gue cuma kuatir ama dia, kenapa di tanggepinnya begitu?!''''Emang salah kalo gue kasih perhatian buat lakik gue?!''''Lagian... apa sih yang dikasih sama Pak Juna sampe muka Bang Ardan kek gitu?''Aruna masih sibuk dengan pertanyaan yang terucap untuk yang kesekian kalinya. Entah di dalam hati atau terucap diantara keluhan dan gumamannya selama introspeksi di dalam kamar.''Runa, lohor udah lewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • PAMANKU SUAMIKU   115 Kegelisahan Ardan

    115 Kegelisahan Ardan Dengan pernyataan tegas dari Karissa, jika itu adalah Ardan yang dulu, mungkin dia tidak akan gentar. Tapi, Ardan yang sekarang, tidak lagi bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Tapi, ada istri dan sepasang anak kembar yang telah di amanatkan kepadanya. Tentu saja, apa yang diperlihatkan Karissa sekarang membuat hati Ardan tersentak. Tapi, apapun itu tantangannya, Ardan bukan seorang amatir. Dia mengerti dengan apa yang sedang menjadi kegelisahan hatinya sekarang. Tapi jauh sebelum dia memegang tanggung jawabnya sekarang, ada misi dan tugas yang dia sendiri telah berkomitmen untuk menyelesaikannya meski nyawa adalah taruhannya. Ardan berdiri lalu menatap Karissa, ''Okey

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • PAMANKU SUAMIKU   116 Indra

    116 Indra ''Ndra, ini gak bener, kan?!'' seru Deon menegur Ardan yang baru saja tiba di lobi gedung tempat di mana Dhani berada. ''Lo nungguin gue?!'' sahut Ardan santai, dia mengacuhkan Deon yang melihatnya dengan tatapan kecewa sekaligus marah. ''Ndra, jawab gue!'' seru Deon dengan segera berdiri di hadapan Ardan memotong jalurnya, ''Apa bener laporan yang gua dapet?'' ''Menurut lo?'' jawab Ardan balik bertanya dengan sebelah alisnya naik seolah menantang Deon. ''Ndra, berhenti maen-maen!'' seru Deon sambil meotot menatap Ardan, ''Selama ini banyak yang ngeraguin elo... tapi gue enggak pernah gubris.'' ''Jadi salah gue, gitu?!'' sahut Ardan yang masih santai menghadapi Deon yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • PAMANKU SUAMIKU   117 Lolos

    117 Lolos''Kemana dia?!'' seru Casdi saat semua anak buahnya mulai berkumpul, ''G0blok! Kalian segini banyaknya... cuma satu orang kalian enggak bisa dapet...''''Sorry bos, gedung juga udah di kepung, semua alternatif jalan keluar udah kita tutup... tapi, mau gimana lagi...''''Alah, alesan aja kalian!'' seru Casdi segera memotong ucapan salah satu anak buahnya, ''Cari, hari ini juga abisin dia!''''Tapi, bos...''''Gue enggak mau tauk,'' sahut Casdi yang lagi-lagi dia memotong ucapan anak buahnya, ''Segera, cari dia sampai dapet! Gua enggak peduli, idup apa mati. Yang penting kita dapetin dia...''*****''Huft...'' dengus Eki, salah satu anak buah Casdi dengan ekspresi kesal saat Casdi pergi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10

Bab terbaru

  • PAMANKU SUAMIKU   148 Perpecahan

    Dion dan Rafli bertindak mengikuti improvisasi dari situasi yang mereka ciptakan setelah terdesak.Desakan para preman yang meminta mereka untuk menyerahkan kunci mobil membuat mereka kesulitan mengulur-ulur waktu. Tapi, kreativitas dengan modal nyali nekat sekaligus bukti bahwa diklat yang mereka jalani menunjukkan kepiawaian mereka dalam melaksanakan tugas.''Lah, mana ya?!'' sahut Dion sambil kasak-kusuk berlagak mencari kunci di saku pakaiannya, ''Fli, mana kunci?''''Lah, bukannya ama elu?!'' jawab Rafli mengikuti skenario dadakan di lapangan.''Pe'a, kagak ada di gua... ama lu, kan...''''Kagak, kagak ada... tuh, liat!'' seru Rafli sambil menarik kantong pakaiannya keluar.''Ngelawak lu bedua!'' pekik preman yang menunggu kunci mobil mereka untuk di serahkan dengan mata melotot.''Ka-kagak bang, beneran dah... cek aja... kagak ada i

  • PAMANKU SUAMIKU   147 Parta

    ''Di mana ini?!" pekik Aruna ketika tali yang mengikat mulutnya dibuka saat sudah berada di sebuah ruangan, ''Mau apa kalian?!''Mereka yang ada di ruangan itu tersenyum sinis menanggapi kegelisahan Aruna dan Amira yang terkejut ketika tudung hoodie yang menutupi separuh wajah mereka dibuka, memperlihatkan suasana di sekeliling dengan lebih jelas sekarang.Salah seorang dari beberapa pria yang baru di lihat oleh Aruna dan Amira datang menghampiri.Pria itu mengangkat dagu Aruna dan Amira, memiringkannya ke kanan dan ke kiri, melihat mereka dengan seksama, menilai penampilan fisik mereka berdua.''Lumayan, biarpun enggak bisa laku mahal, tapi masih cukup ngejual,'' ujar Parta, pria paruh baya tapi punya aura mendominasi yang membuat Aruna dan Amira merasa sangat tidak nyaman, ''Enggak banyak duit yang bisa kamu dapet dari mereka berdua...'' tambah Parta seraya melirik kepada Karissa.

  • PAMANKU SUAMIKU   146 Nekat

    CKIITTTRem berdecit dan mobil yang dikendarai oleh para petugas yang mengikuti Karissa berhenti mendadak.''Dimana Pak Ardan?!" tanya Dion, salah satu petugas yang ditugaskan untuk mengawasi.''OTW,'' jawab Rafli yang jadi rekan bertugas Dion, ''Enggak jauh... dia pasti bentar lagi nyampe...''''Oke... keknya target udah sampe di tujuan. Gimana, kita lanjut masuk?''''Enggak tauk, tapi tempat ini sarang mafia, cuma kita bedua... ini mah nganter nyawa...''Dion dan Rafli berdiskusi tentang bagaimana langkah selanjutnya karena intruksi selanjutnya belum turun dari atasan mereka.''Terus gimana, target udah turun... iya kalo tujuan dia disini, kalo dia lanjut ke tempat laen... bakal repot...'' ujar Rafli dengan nada gemas.''Sialan!'' pekik Dion kesal, ''Gue juga bingung, kita cuma ditugasin buat ngintai... terjun langs

  • PAMANKU SUAMIKU   145 Harapan

    Ardan bergegas bergerak segera setelah mendapat laporan dari anak buahnya yang mengawasi rumah Amira.''Dua orang di seret paksa... kenapa dua?!'' tanya Ardan di dalam hatinya, ''Apa mungkin bukan Runa?!''Tidak banyak laporan yang diberikan anak buahnya selama dua hari terakhir karena sama sekali sulit untuk menemukan celah guna mengintip lebih dekat untuk melihat situasi di dalam rumah Amira supaya lebih jelas.Ardan bahkan meminta pada Ibunya Lita untuk menghubungi Amira dan menanyakan apakah ada hal lain yang dibutuhkannya supaya ada kesempatan baginya untuk bisa masuk ke dalam rumah Amira. Tapi, sayangnya, karena baru saja mendapat pasokan, Amira menolak tawaran bibinya.''Terserah deh... liat yang ini aja dulu. Enggak tauk kenapa tapi feeling gue beda tentang yang ini. Entah kenapa semangat gue naik buat ngejar yang ini... mudah-mudahan enggak salah...'' gumam Ardan d

  • PAMANKU SUAMIKU   144 Memantau

    Ardan memberikan beberapa foto Karissa dari berbagai posisi sebagai referensi agar Lita tidak salah mengenali.''Maafkan saya pak, saya tidak begitu yakin karena saya hanya melihat sekilas. Tapi pak, Ini bukan hal yang biasa di lakukan Kak Amira... Meski Kak Amira yang sekarang sangat jauh berbeda dengan Kak Amira tujuh tahun yang lalu. Tapi, tetap saja, saya merasa ada yang janggal...''Lita dengan jujur mengemukakan opininya karena dia juga tidak mau membohongi orang yang sedang kesulitan.''Saya tahu kalau ini tidak tepat,'' ujar ibu Lita menambahkan dengan wajah memelas menatap Ardan, ''Di saat bapak sedang susah saya malah merepotkan... tapi pak, bapak juga kan seorang petugas. Tolong bantu kami pak... Amira adalah anak baik yang ceria sebelumnya. Tapi, sejak tujuh tahun yang lalu tiba-tiba dia berubah... kami yakin ada sesuatu karena setelah tujuh tahun dia berdiam diri, tiba-tiba dia menghubungi kami.''&nb

  • PAMANKU SUAMIKU   143 Pencarian

    Organisasi ilegal yang selama ini terselubung dengan bisnis taipan-taipan besar berjatuhan satu per satu. Pengacara-pengacara kecil mulai melejit naik menyaingi pengacara kondang yang telah penuh Schedule-nya karena banyak orang-orang berduit terciduk aparat. Semua itu bisa terjadi karena adanya efek domino dari penggerebekan-penggerebekan atas laporan dan data yang diberikan Ardan dan juga Rendra.Sudah sejak tujuh tahun terakhir satu per satu organisasi ilegal di jatuhkan Ardan secara diam-diam. Meski hanya organisasi kecil tapi sukses melemahkan pergerakan mereka sehingga mempersulit organisasi besar di atasnya untuk mengembangkan sayapnya. Karenanya, sejak Ardan menyusup tujuh tahun yang lalu, pergerakan organisasi ilegal yang meresahkan hingga merugikan negara berhasil di tekan seminimal mungkin.''Ardan, kita sudah mempersempit rute pelarian...'' ujar atasan Ardan, ''Kita akan segera menemukan istrimu, secepatnya...''

  • PAMANKU SUAMIKU   142 Membelotnya Karissa

    ''Brengsek!'' pekik Arjuna menggebrak meja sambil menatap layar laptopnya dengan mata nanar, ''Ada di mana lu?!''Sudah tiga hari sejak Aruna di culik dan belum ada tanda-tanda keberadaannya sama sekali. Ardan yang hampir putus asa menghubungi Arjuna meminta bantuannya.''Kagak ada bayangan apa pun tentang keberadaan Karissa?!''''Gue udah cari, tapi enggak ketemu...''''Apa Karissa ada sebutin sesuatu selama lu kenal dia selama ini?!''''Dari kemaren otak gue jungkir balik berusaha nginget sesuatu tentang Karissa yang mungkin ketinggalan...'' jawab Arjuna dengan nada kesal, dia lalu menjeda ucapannya kemudian mendesah putus asa setelahnya dia menggelengkan kepalanya sambil menatap Ardan dengan ekspresi menyesal.Ardan membanting bokongnya di sofa ruang tamu Arjuna lalu menyandarkan punggung, wajahnya menengadah ke langit-langit ruangan memperlihatkan betapa

  • PAMANKU SUAMIKU   141 Tanpa makan dan minum

    ''Brengsek!'' pekik Arjuna menggebrak meja sambil menatap layar laptopnya dengan mata nanar, ''Ada di mana lu?!''Sudah tiga hari sejak Aruna di culik dan belum ada tanda-tanda keberadaannya sama sekali. Ardan yang hampir putus asa menghubungi Arjuna meminta bantuannya.''Kagak ada bayangan apa pun tentang keberadaan Karissa?!''''Gue udah cari, tapi enggak ketemu...''''Apa Karissa ada sebutin sesuatu selama lu kenal dia selama ini?!''''Dari kemaren otak gue jungkir balik berusaha nginget sesuatu tentang Karissa yang mungkin ketinggalan...'' jawab Arjuna dengan nada kesal, dia lalu menjeda ucapannya kemudian mendesah putus asa setelahnya dia menggelengkan kepalanya sambil menatap Ardan dengan ekspresi menyesal.Ardan membanting bokongnya di sofa ruang tamu Arjuna lalu menyandarkan punggung, wajahnya menengadah ke langit-langit ruangan memperlihatkan betapa

  • PAMANKU SUAMIKU   140 Situasi darurat

    Alis mata Ardan nyaris menyatu dengan sorot mata tajam, giginya bergemeretak menahan emosi hingga membuat salah tingkah beberapa bawahannya ketika Ardan, Rendra dan yang lainnya tiba di TKP selang waktu 40 menit setelah mendapat laporan.Suara sirene mobil polisi dan mobil ambulans bersahutan sebelum kedatangannya ke TKP. Kehebohan terjadi dengan beberapa mahasiswa terlihat tergeletak bertebaran dengan luka-luka di tubuh.Beberapa preman tertangkap dan babak belur, nyaris sekarat karena di hajar banyaknya warga kampus yang kesal apa lagi saat beberapa orang hampir tewas karena mini van yang nekat melaju menerjang kerumunan.''Vin, elu enggak apa-apa?!''''Dimananya?!'' jawab Gavin dengan nada ketus, ''Udah jelas bonyok begini...''''Baru bonyok...'' sahut Ardan sambil menepak dahi Gavin,''Nah bini gue, ilang lagi aja...''Ardan tampak tenang menanggapi Gavin,

DMCA.com Protection Status