"Cih! Memangnya Lo mau jadi apa setelah selesai kuliah? Lo pikir gue mengizinkan Lo untuk bekerja? Jangan harap itu terjadi! Tidak akan!" seru Felix tidak dapat dibantah.Tak terasa air mata Cyra tiba-tiba kembali mengalir deras karena mendengar perkataan suaminya yang sangat menusuk itu."Hei, kamu kok malah menangis? Duduklah yang baik. Ngapain kamu sujud begitu, hah?" tanyanya dengan ketus.Bagaimana Cyra tidak menangis, dia tidak mungkin meninggalkan kuliahnya karena dirinya telah berjanji di depan jasad ayahnya untuk tidak meninggalkan pendidikannya apa pun yang terjadi.Cyra ingin mengangkat derajat keluarganya yang selama ini telah diinjak-injak oleh banyak orang. Dia ingin mengembalikan nama baik ayahnya yang rusak, karena sebuah insiden di masa lalu.Cyra tetap sujud dan mengabaikan perkataan suaminya yang menyuruhnya untuk duduk kembali.Malah tangisannya semakin pecah saat ini. Cyra menjadi ingat dengan almarhum ayahnya."Ayah ... apa yang harus ku lakukan? Tuan Felix melar
Kedatangan Felix di kost-kostan Cyra disambut hangat oleh pemilik kost."Selamat datang Tuan Muda." Sapa Bu Narti, ramah.Felix hanya mengangguk. Lalu berjalan mengikuti istrinya, memasuki lokasi kost itu."Non Cyra, Ibu kira kamu lagi ke mana. Tahu-tahunya, pulang-pulang sudah menjadi istri Tuan Muda, Felix. Ibu sempat khawatir kamu berada di mana. Bahkan Tuan Lio beberapa kali datang ke sini untuk mencari tahu tentang Nona." seru Bu Narti lagi."Maaf Bu sudah membuat khawatir." ucap Cyra."Sekarang hal itu tidak menjadi masalah, Ibu sangat senang kamu berada di tempat yang tepat saat ini." balas Ibu Narti."Bu, saya ke sini ingin mengambil barang-barang saya." tutur Cyra lagi."Tak masalah Nona, silakan. Tapi jangan lupa sisa uang kostnya ada tiga bulan lagi belum dibayar." tutur Bu Narti mengingatkan Cyra mengenai utangnya yang tersisa untuk melunasi biaya kostnya.Mendengar istrinya yang ditagih seperti itu, Felix segera mengepalkan tangannya menahan emosi. Belum lagi dia sangat p
Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, akhirnya mereka pun sampai ke sebuah butik.Tempat itu terlihat sangat sepi. Ternyata Felix telah menyewanya selama tiga jam kedepan, demi agar dirinya dan sang istri bisa lebih leluasa di dalamnya."Selamat sore, Tuan Muda Felix. Selamat datang di butik kami." sambut sang manager toko mewah itu.Felix hanya mengangguk. Lalu dia memberi isyarat kepada Asisten Peter untuk menyampaikan maksud dan tujuannya ke sini."Selamat sore juga, Nyonya. Tuan Muda Felix datang ke toko Anda untuk melakukan sesi foto pernikahannya, dengan Nona Muda. Jadi Nona Cyra membutuhkan beberapa gaun pengantin." tutur Asisten Peter.Tak lupa Peter menjelaskan jika Felix dan Cyra telah resmi menikah secara rahasia. Tinggal menunggu resepsi saja. Mengingat Tuan dan Nyonya Domil masih berada di luar negeri."Oh baiklah, Asisten Peter. Toko kami memang memiliki banyak macam koleksi gaun pengantin." sahut sang manager toko."Tentu Anda tahu level dan selera Nona Cyra sebaga
Menunggu ruang make up selesai ditata sesuai keinginan Felix. Keduanya pun saat ini, sedang memilih cincin untuk pernikahan mereka.Lagi-lagi mata Cyra seakan terbelalak ingin ke luar dari tempatnya melihat kilauan cincin permata bertahtah berlian itu."Pilihlah, cincin yang kamu suka!" ucapnya kepada istrinya."Ta ... tapi, suamiku. Aku ... aku takut." lirih Cyra."Takut? Memangnya kamu takut kenapa?" Felix menjadi penasaran.Cyra malah terdiam. Dia takut, semakin menambah amarah Felix kepadanya. Akan tetapi, dia juga harus mengatakan isi hatinya. Bahwa sesungguhnya, Cyra tidak terbiasa dengan barang-barang mewah itu."Ayo cepat katakan, kamu takut kenapa?" serunya memaksa."Ma ... maaf. Sebelumnya aku mohon maaf jika perkataanku akan menyinggung mu. Ta ... tapi aku harus mengatakannya." ucap Cyra terbata."Kamu mau ngomong apa, sih? Cepat katakan!" Felix semakin marah.Untung saja di ruangan itu hanya ada dirinya dan kedua asisten mereka, Puspa dan Peter."Be ... begini suamiku, aku
Akhirnya pemotretan selesai juga. Tibalah dimomen terakhir, acara ciuman sakral diantara keduanya. Sebagai bukti mereka telah sah sebagai suami dan istri.Hati Cyra mulai ketar-ketir saat sang fotografer mengatakan kepada mereka untuk bersiap-siap.Lalu Felix memperhatikan wajah istrinya yang terlihat sangat pucat namun ada beberapa bagian merah di kedua pipinya dan tampak gelisah. Bagaimana Cyra tidak panik begitu, acara ciuman akan segera dimulai, namun di ruangan itu ada begitu banyak orang. Cyra tidak mau jika kemesraannya dengan Felix, menjadi tontonan banyak orang saat ini.Baginya kemesraannya dengan Felix bersifat privasi. Dia tidak mau ada orang yang begitu banyak melihat mereka sedang berciuman. Cyra sedang mencari akal bagaimana caranya agar dapat mengatakan pandangannya kepada sang suami.Felix yang penasaran dengan wajah Cyra itu, lalu mencoba untuk bertanya kepada istrinya,"Kamu kenapa? Wajahmu kok pucat dan memerah begitu?" selidik Felix kepada Cyra.Lalu Cyra pun mend
Cyra terus saja memohon kepada Felix untuk melepasnya kali ini. Dia tidak mau terjadi sesuatu hal-hal yang tidak dirinya inginkan, terjadi kepadanya.Cyra akhirnya sadar, jika memang dirinya tidak akan mungkin bisa lepas lagi dari kehidupan Felix. Apalagi mereka telah terikat dalam sebuah pernikahan."Cih! Ternyata kamu ngotot juga. Baiklah, kita jangan melakukannya di sini," ucap Felix."Te ... terima kasih, suamiku." Lalu Cyra pun mulai membantu Felix mengancingkan kemejanya yang tadi sempat dibuka oleh suaminya."Kamu semakin berani, rupanya?" seru Felix lagi."Maaf, suamiku. Kita kan akan ke luar dari ruangan ini. Tidak mungkin kamu ke luar dengan pakaian yang berantakan. Apalagi kamu selalu tampil rapi dan menarik," kata-kata itu meluncur saja dari bibir Cyra. Membuat hati Felix menjadi sejuk mendengarnya."Oh ... jadi pendapatmu aku ini menarik?" tanya Felix kepadanya."I ... iya, suamiku. Penampilanmu sangatlah menarik," puji, Cyra."Hanya menarik saja? Tidak ada yang lain?" tu
Di sebuah restoran mewah,Felix dan Cyra sedang makan malam bersama. Rangkaian kegiatan yang mereka lakukan seharian ini sungguh sangat melelahkan. Untuk itu keduanya membutuhkan energi untuk diisi kembali.Semua hidangan yang tersaji adalah makanan berat untuk meningkatkan stamina. Felix sudah bertekad untuk menjadikan Cyra miliknya malam ini."Makanlah yang banyak. Setelah ini aku yang akan memakanmu!" seru Felix sambil tersenyum mesum ke arah istrinya."I ... iya, suamiku." jawab Cyra singkat. Dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Bahkan untuk melawan Felix, dirinya tidak memiliki kekuatan sedikit pun.Cyra hanya bisa pasrah saat ini dan mengikuti semua mau pria kejam yang sedikit demi sedikit berubah menjadi lembut kepadanya. Cyra pun patut bersyukur akan hal itu.Puspa telah lebih dulu sampai di vila pribadi milik Felix. Bersama para pelayan lainnya, gadis itu mulai mempersiapkan sebuah kamar utama tempat kedua atasannya akan menghabiskan waktu bersama."Puspa, apakah kamu k
Mau tidak mau dengan berat hati, Cyra pun mulai memakai gaun seksi pilihan Felix, untuknya. Gaun itu sangat tipis dan mengekspos semua bagian tubuh Cyra dari atas sampai bawah.Setelah selesai memakainya, Cyra pun menatap tubuhnya di depan cermin. Dia sangat malu melihat dirinya yang hanya terbalut kain tipis. Kedua gundukannya yang besar itu, sungguh sangat menggoda hati yang melihatnya. Apalagi sesuatu di balik segitiga bermuda miliknya, juga ikut menambah panas suasana nantinya.Cyra pun memilih duduk di tepi ranjang sambil menunduk. Menunggu Felix masuk ke dalam kamar dan mulai menerkam dirinya.Namun tiba-tiba Cyra mengingat obat yang dibeli oleh Puspa tadi di apotek. Dia pun segera melangkah menuju ke tas kecil miliknya yang berada di atas nakas.Cyra lalu membukanya dan mengambil satu butir pil obat itu lalu menelannya dengan cepat."Mulai malam ini, aku harus rutin meminumnya!" tuturnya kepada dirinya sendiri. Kemudian Cyra kembali melangkah menuju ke ranjang lalu duduk di ping
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar