Chlora menatap gedung akademi dengan bosan. Padahal baru beberapa hari yang lalu ia merasakan kebebasan, kini dia sudah kembali ke tempat menyebalkan itu. Virion menepuk-nepuk bahu Chlora, memberikan semangat pada perempuan itu.“Ah, kita ketinggalan banyak pelajaran. Semoga kita bisa mengejarnya,” keluh Shelia.“Minta saja si jenius ini mengerjakan tugas-tugas itu. Kita tinggal menyalinnya,” ucap Zoey tanpa rasa bersalah dan Chlora hanya mendengus kesal.Mereka kemudian berjalan ke kamar masing-masing dan beristirahat. Chlora membuka pintu kamarnya dan langsung berbaring di ranjang. Dia merasa jika tubuhnya telah mati rasa karena berada di kereta kuda selama tiga hari.Chlora mengganti bajunya dan melihat luka di bahunya yang belum sepenuhnya pulih. “Astaga, jika Virion tidak memberikanku darahnya aku pasti sudah mati, dan aku akan menyesal karena yang aku perbuat selama ini akan menjadi sia-sia.”“Yang lebih mengejutkan adalah kedatangan Shelia dan Cithrel. Siapa sangka Shelia akan
Chlora turun dari kereta kuda dan melihat Galan, Violet, dan Alwin yang sudah menunggunya. Chlora lalu memeluk mereka. Chlora menatap kastil Beasley yang sudah lama tak ia tempati. Tiba-tiba ia merindukan saat-saat itu.“Chlora, kau sudah setuju akan mengadakan debutante saat pesta kekaisaran bukan? Ayah sudah menyiapkan beberapa desainer yang akan membuat bajumu. Kau bisa membeli baju sebanyak yang kau mau,” ucap Galan semangat.Chlora tertawa pelan. “Aku hanya membutuhkan satu desainer saja ayah. Lagi pula aku tidak membutuhkan baju sebanyak itu. Aku tidak ingin dicap sebagai perempuan sombong.”“Tidak usah pedulikan mereka, Chlora. Ibu akan membantumu menyiapkan debutante. Apakah kau sudah memutuskan siapa yang akan menjadi pasanganmu?” tanya Violet.Chlora terdiam sejenak. Virion mengatakan jika hari ini dia akan meminta izin pada Galan agar mereka bisa bertunangan. “Ah.. belum. Tapi aku akan menerima salah satu undangan. Lagi pula itu tidak terlalu penting.”“Aku tahu kakak dan V
Chlora tidak menyangka persiapan debutante akan sesulit ini. Dia bahkan harus menggunakan beberapa sabun dalam sekali mandi. Violet juga memberikannya banyak sekali produk perawatan wajah. Chlora menghembuskan napasnya dan menatap pemandangan. Hari ini, dia akan melakukan debutantenya.“Chlora, kamu harus bersiap-siap dari sekarang,” ucap Violet semangat.Chlora menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya. “Ibu, ini masih pagi! Kenapa aku tidak bersiap-siap saat siang saja?”“Tidak bisa. Kamu harus bersiap-siap dari sekarang. Ibu sudah memanggil beberapa pekerja perawatan yang akan membantumu,” sahut Violet.Beberapa perempuan kemudian masuk ke dalam kamar Chlora. Chlora ingin membantah, namun tubuhnya telah ditarik oleh Violet. Chlora bisa melihat para pekerja itu membersihkan tubuhnya. Tentu saja Chlora malu, namun hal ini sangat wajar bagi para bangsawan.Setelah selesai, mereka mulai menggunakan perawatan wajah. Chlora benar-benar mengantuk karena ia terus menutup matanya. Chlora
Chlora menggigit kuku jarinya. Ia tidak tahu apakah darah Virion bisa menyembuhkan Zoey. Belum ada yang mengetahui cara menyembuhkan penyihir dari cairan Onyx. Chlora bahkan harus meminum cairan-cairan itu berkali-kali agar dapat mengingat rasanya.“Sial, memang sebaiknya setelah ini kita harus segera membunuh anak itu. Kita harus membuat rencana yang menjebaknya agar dia tahu apa arti kekalahan yang sebenarnya,” ucap Harvey.Chlora menoleh ke Virion. “Apakah kau yakin jika darahmu dapat menyembuhkan Zoey? Jika tidak, apa yang harus kita lakukan?”“Aku tidak yakin, karena dia adalah penyihir, bukan manusia biasa. Sepertinya kita harus bertanya pada penyihir agung. Harvey, apakah kau tidak bisa berlintas dimensi dan mencari obat untuk Zoey?” tanya Virion.“Mana mungkin! Aku tidak bisa meninggalkan Zoey sekarang. Lagi pula melakukan lintas dimensi memakan waktu yang lama! Siapa yang tahu aku akan kembali seratus tahun lagi? Zoey sudah menjadi nenek di sini!” pekik Harvey.Chlora memijat
Chlora kembali datang ke pesta kekaisaran bersama Virion. Semua orang melihat kedatangan mereka dan langsung membicarakan mereka. Chlora berusaha menahan kata-kata yang akan keluar dari mulutnya. Mata Chlora kemudian melihat Zephyr yang sedang berbicara dengan bangsawan lain.“Virion, sepertinya Zephyr sengaja tidak datang kemarin, agar kita tidak bisa menemuinya. Kini dia datang karena tak memiliki rencana apa pun,” bisik Chlora.“Dia licik, sayang sekali dia bodoh,” balas Virion sambil memandang Zephyr.Chlora melihat Shelia dan Cithrel yang sedang tertawa. “Astaga, aku kira alur cerita mereka akan berubah. Namun sepertinya takdir tidak ingin memisahkan mereka berdua.”“Tapi di dunia nyata mereka tampaknya masih malu-malu. Di novel, mereka agresif sekali dalam mendekati satu sama lain,” sahut Virion.“Kau juga agresif sekali mendekati Shelia, bahkan kau membunuh Zoey,” goda Chlora.Virion cemberut. “Itu hanya di novel! Tidak mungkin aku jatuh cinta pada perempuan biasa sepertinya ji
Chlora menatap mata Zoey yang bengkak dengan aneh. “Sudah lah, kau tidak perlu bertingkah seolah kau tidak bisa bertemu dengan Harvey selamanya.”“Aku tahu aku tetap bisa bertemu dengannya! Tapi tetap saja aku sedih,” balas Zoey.“Ck, Harvey tidak meninggal, Zoey. Dia masih hidup dengan sehat,” gerutu Shelia.Chlora mengangguk setuju. “Semua siswa melihat ke arah kita karena matamu itu sangat menarik perhatian! Mungkin mereka mengira jika kita menyiksamu hingga kamu menangis.”“Hei Shelia! Ayo duduk di sini!” ajak Michael. Shelia segera menarik tangan Chlora dan Zoey dan segera duduk berhadapan dengan Michael dan Cithrel.Cithrel menatap Zoey dengan aneh. “Kau seperti korban kekerasan, Zoey,”“Aku hanya habis menangis, bukan dipukuli atau semacamnya,” ucap Zoey.Michael tertawa. “Aku tidak menyangka orang sedingin dirimu bisa menangis karena cinta. Kau tidak terlihat seperti orang yang seperti itu.”“Dia juga hanya manusia biasa yang memiliki perasaan, tentu saja dia bisa menangis,” c
Chlora melirik Zephyr yang terus mengikutinya ke mana pun. Tentu saja itu mengerikan, tapi Chlora tidak mungkin tiba-tiba melabrak Zephyr karena ia tidak memiliki bukti. Chlora mendengus pelan, entah mengapa gurunya menyuruhnya untuk pergi ke ruang guru sendirian.Sebenarnya tidak masalah jika dia sendirian, tapi Zephyr terus mengikutinya. Chlora menenangkan dirinya. Lorong ruang guru memang selalu sepi seperti ini, dan Chlora semakin ketakutan karena hal itu. Chlora mengetuk ruang guru dan membukanya. Ia mencari meja guru itu dan mengatakan, “Ini tugas kelas saya, guru.”“Terima kasih, Chlora. Silahkan kembali ke kelas,” jawabnya singkat.Chlora mengangguk, namun hatinya semakin gelisah. Ia tahu Zephyr pasti melakukan hal ini. Chlora berharap Zoey dan Shelia membaca buku yang berisi rencananya. Chlora keluar dari ruang guru dan berusaha berjalan dengan cepat.Namun, sebuah tangan menariknya dan menguncinya di salah satu ruangan yang kosong. Chlora menatap Zephyr dengan datar, walau
Virion menatap kertas-kertas yang di hadapannya dengan perasaan yang tidak menentu. “Lazarus, apakah kau merasakan sesuatu yang aneh?”Sebuah bayangan hitam keluar dari pedang itu dan berubah wujud menjadi manusia. “Ah, sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi. Tapi aku masih tidak tahu apa itu.”Seorang pelayan kemudian masuk ke dalam ruang kerja Virion sambil membawa tumpukan surat. Virion menyipitkan matanya ketika melihat sebuah surat dari akademi. Dengan cepat ia mengambil surat itu dan membacanya.Virion kemudian berbicara kepada bawahannya. “Cepat hubungi Harvey Costigan, dan suruh dia untuk mencari keberadaan Chlora,” ucapnya dengan nada rendah.“Apa yang terjadi? Hah? Bagaimana bisa gadis itu diculik?” tanya Lazarus bingung.Virion mendesah pelan dan bangkit dari kursinya. “Aku harus segera pergi ke akademi. Shelia mengatakan jika Chlora diculik Zephyr lewat jalan rahasia akademi.”“Pantas saja aku selalu merasa ada yang aneh setelah kau meninggalkan akademi. Zephyr menunggu
Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc
Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da
Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora
Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk
Mata Chlora mendelik ketika membaca surat yang datang dari kekaisaran. “Ayah! Ibu! Alwin! Aku lolos tes pegawai kekaisaran!” Alwin hanya menoleh dan kembali membaca bukunya. “Oh, selamat.” “Hei, kau seharusnya bisa menjawab dengan lebih baik,” gerutu Chlora. “Itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Tidak ikut tes pun kau pasti menjadi pegawai kekaisaran. Sudah banyak sekali yang menawarkanmu pekerjaan,” ucap Violet. Galan mengangguk setuju. “Mereka tidak mungkin menyia-nyiakan orang jenius sepertimu.” Chlora mendengus kesal dan kembali ke kamarnya. Kastel Beasley sangat dekat dengan kekaisaran, jadi dia tidak perlu pergi dari rumahnya lagi. Chlora menatap kertas itu dan memeluknya. “Astaga, aku masih tidak percaya aku bisa menjadi pegawai kekaisaran.” “Oh ya? Itu hal bagus. Apakah kau mau ikut denganku?” Chlora terkejut dan menoleh. Ia melihat Zoey yang memandangnya tanpa rasa bersalah. “Apa yang kau lakukan di sini? Sebentar lagi kau akan menikah, bukan?” “Ya, karena itu aku ingin
Chlora menatap Roan dengan tatapan bersalah. “Maaf karena aku sudah memanfaatkan perjamuan yang diadakan oleh keluarga Heitris untuk menjebak Zephyr.”“Tidak apa, kak. Lagi pula orang seperti Zephyr akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Kita memang harus menjebaknya dengan segala cara,” jawab Roan.Zoey berdecak. “Lagi pula keluarga Diablos sudah mengganti rugi biaya gedung itu, tenang saja. Mereka harus menanggung kesalahan pewaris mereka itu.”“Benar. Biaya ganti ruginya juga cukup untuk membangun sebuah kastel baru. Aku senang ikut turut serta dalam menjebak Zephyr,” ucap Roan sambil tersenyum kecil.Chlora meringis. “Sekali lagi aku minta maaf, Roan. Aku pergi ke kelas dulu.”Chlora dan Zoey kemudian kembali ke kelas mereka dan Roan memandang mereka dengan senyuman tipis. Ia kemudian kembali ke kelasnya dan menyenggol seorang gadis berambut hitam. Mata Roan mendelik ketika melihat gadis itu, dan ia merasakan sebuah ketertarikan yang kuat saat melihat gadis itu.Chlora dan Zoe
Chlora menatap Zephyr dengan tatapan dingin. Pengadilan sudah memutuskan jika Zephyr akan dihukum mati karena ia sudah melakukan banyak percobaan pembunuhan. Chlora bisa melihat keluarga Diablos yang memohon-mohon agar mereka membebaskan Zephyr.“Gila, apa mereka tidak tahu malu? Anak mereka sudah mencoba membunuh kita semua! Dasar keluarga gila,” cibir Shelia kesal.“Bukan itu saja, Zephyr sudah membeli barang terlarang di kekaisaran, dan menyebabkan kerusakan di akademi dan kastel Heitris,” lanjut Zoey sambil memutar matanya.Chlora berdecak. “Lebih parahnya lagi dia melakukan kontrak iblis dan mencoba membunuh bangsawan lain. Sebenarnya apa yang menyebabkan dia seperti itu?”“Aku tidak ingin mengungkit-ungkit keluarganya, tapi keluarga Diablos memang terkenal jahat. Aku rasa keluarga itu sudah benar-benar hancur sekarang karena pewaris mereka akan dihukum mati. Aku bersyukur Zephyr tidak memiliki saudara,” jawab Michael.Cithrel melirik Shelia sejenak dan mengalihkan pandangannya.
Semua orang terpekik ketika darah mengalir deras dari leher Chlora. Zephyr tertawa dengan keras dan melepaskan tubuh Chlora. Virion hanya melihat Zephyr dengan wajah datar.“Sekarang tidak ada lagi yang bisa memiliki Chlora! Hahahahaha!” tawa Zephyr kencang.“Benarkah?” terdengar suara yang memotong kata-kata Zephyr.Zephyr menoleh dan terkejut ketika melihat Chlora yang berdiri walau pun ia melihat darah masih mengalir dari leher Chlora. Virion kemudian berjalan ke arah Chlora dan membantunya untuk membersihkan darahnya. Virion segera membekuk Zephyr agar laki-laki itu tidak bisa kabur. Chlora berdiri di depan Zephyr dan menatapnya angkuh. “Terima kasih, Zephyr. Kau sudah bersedia masuk ke dalam rencananya. Kau pikir kenapa aku bisa diculik semudah itu? Tentu saja karena aku sudah merencanakan semuanya sejak awal.”“Apa? Kau sangat jahat, Chlora. Padahal aku sangat mencintaimu,” ucap Zephyr.Chlora berdecak. “Jika kau mencintai orang, tak mungkin kau melakukan kekerasan kepada orang
Shelia menatap jendela kamar Chlora dengan khawatir. Orang-orang di akademi juga sudah sampai dan membantu mereka untuk menyelamatkan Chlora. Shelia masih tidak bisa mengerti kenapa Chlora mengambil risiko sebesar itu hanya untuk menjebak Zephyr.Shelia kemudian bisa melihat Chlora yang berjalan dengan tenang di atas balkon-balkon kamar. Shelia bergidik ngeri, jika dia berada di posisi Chlora sudah dipastikan kakinya akan terasa lemas. Jangakan berjalan, untuk berdiri saja mungkin ia tidak bisa.Chlora melompat dari balkon lantai tiga ke balkon lantai dua, lalu turun ke lantai satu dengan cepat. Ia memanjat tembok yang sudah rapuh itu dan meloncat ke arah Shelia. Pihak akademi langsung menghampiri Chlora dan membawanya pergi.Mereka kemudian kembali ke penginapan. Chlora berbaring di kasur dan tersenyum. “Terima kasih karena sudah mau mengikuti rencanaku. Aku yakin Zephyr sudah menyadari bahwa aku menghilang. Kita harus segera pergi dari sini.”Virion duduk di samping ranjang Chlora d