Hari-hari Qailula hanya diisi dengan bekerja di toko roti dari Sabtu hingga minggu.Sebetulnya seminggu sekali Qailula diijinkan mengambil cuti tapi mau pergi ke mana?Apalagi Qailula tidak memiliki sahabat dekat, mereka yang menjaganya memang sangat baik tapi Qailula masih segan untuk terlalu dekat secara personal.Jadi Qailula memang benar-benar sendirian di sini.Pagi itu, setelah membersihkan rumahnya yang mungil dan membuat sarapan untuk dirinya sendiri, Qailula pergi ke toko roti.Seperti biasa dia berpapasan dengan orang-orang- orang yang menjaganya.Malah Wenda sempat memberikan satu porsi bubur khas daerah ini untuk dibawa ke toko roti dan dinikmati bersama Fabiano.“Terimakasih Wenda, nanti sore aku bawakan kamu roti.” Mata Qailula selalu berbinar penuh haru setiap kali mendapat perhatian orang-orang yang menjaganya.Pasalnya di Jakarta, orang-orang sekantor jarang memberikan perhatian yang ada adalah saling sikut dan saling menjelekan untuk menjatuhkan.Hanya sebag
Hujan turun sejak sore dan belum berhenti sampai Qailula menutup toko.“Aku akan mengantarmu sampai ke rumah,” kata Fabiano setelah mengunci toko.Qailula mengangguk, dia menerima kebaikan Fabiano karena suasana begitu sepi meski belum larut malam mungkin karena hujan yang awet.Sepanjang perjalanan keduanya memilih diam karena Fabiano tampak begitu waspada dengan sering kali menoleh ke kiri dan kanan mereka.Sesungguhnya dengan tubuh atletis dan tato di tangan, Fabiano lebih cocok menjadi mafia dari pada tukang kue.Qailula jadi merasa tidak enak hati atas perlindungan yang diberikan mommy Kalila dan daddy King yang begitu berlebihan.Hujan turun begitu deras tatkala mereka tinggal beberapa langkah saja dari rumah Qailula.Keduanya berlari dan untuk melindungi Qailula agar tidak terpeleset jalan yang licin, Fabiano terpaksa merangkul pundak Qailula, mendekapnya sampai mereka tiba di teras.“Masuk dulu, hujannya besar sekali …,” kata Qailula sembari membuka kunci pintu lalu ma
“Kak … sabar ya.” Aunty Kejora-adiknya mommy Kalila yang berdomisili di Jerman langsung datang menjenguk begitu mendengar kabar tentang Evrard.Suaminya yang bernama Arjuna tengah mengobrol bersama daddy King di area ruang tamu pavilliun rawat Evrard, kebetulan mereka berdua bersahabat.Mommy Kalila hanya mengangguk sembari menatap Evrard yang tengah tertidur pulas setelah melakukan operasi selama delapan jam.“Ev pasti sembuh, dia anak yang kuat.” Aunty Kejora berujar kembali.Mommy Kalila menganggukan kepala sebagai respon.Tiba-tiba mesin yang tersambung ke dada Evrard untuk mengetahui detak jantungnya berbunyi nyaring dan cepat mengambil alih perhatian orang-orang yang ada di ruang tamu.Grandma Azuri berlari mendekat.“Ev!” serunya panik karena tubuh Evrard bergetar.“Lu … La … Lulaaaa … Laaaa!” Evrard berteriak memanggil nama Qailula dengan mata terpejam dan tubuh kejang.Petugas medis berdatangan, salah satunya meminta mereka semua menjauh agar mereka bisa melakukan pe
Ada satu masa, Qailula sangat merindukan Evrard. Dia yang dulu adalah perempuan mandiri semenjak Evrard mengutarakan cintanya lalu mendapat perlakukan layaknya seorang Ratu.Qailula jadi lemah, dia kehilangan pegangan saat harus merelakan Evrard seperti sekarang ini.Semoga dengan dirinya menghilang, Evrard bisa bahagia dengan Sienna karena kalau mereka tidak jadi menikah, sia-sia nenek Warsih dan janinnya sampai kehilangan nyawa di tangan Sienna hanya untuk membuat Evrard kembali padanya.Qailula mengusap wajahnya kasar, emosi kembali mengelegak di dadanya setiap kali mengingat hal itu.Dalam hati, Qailula juga menyalahkan diri sendiri karena andaikan saja dia bisa mencari pekerjaan lain dengan penghasilan sama, dia akan memilih pergi dan menghilang tapi bagaimana mau menghilang kalau nenek saat itu sedang terbaring di rumah sakit.“Ya Tuhaaaaa.” Qailula mengesah, matanya mulai berkaca-kaca.Selalu emosional setiap kali mengingat hal tersebut ditambah hormon di tubuh Qailula
“Indah ya ….” Qailula bergumam dengan suara parau.Fabiano mendengarnya tapi tidak memberikan komentar.“Momen seindah ini pasti akan lebih bermakna jika disaksikan bersama orang yang kita cintai,” sambung Qailula lagi jadi puitis.“Kita bisa pacaran kalau kamu mau agar momen ini semakin bermakna seperti katamu barusan,” celetuk Fabiano yang mengambil kesempatan tersebut untuk menjadikan Qailula miliknya.Qailula tertawa pelan disertai buliran kristal yang terus berjatuhan dari pelupuk mata.“Aku telah memberikan hatiku kepada satu pria jadi aku tidak memiliki hati lagi untuk diberikan kepada orang lain,” kata Qailula menolak secara halus.Fabiano mengembuskan nafas panjang. “Kamu belum move on.” Akhirnya pria itu berkomentar.“Lalu ke mana pria yang kamu berikan hatimu? Kenapa dia enggak menolong kamu sampai kamu harus melarikan diri?” Fabiano yang sudah mengerti arti ucapan Qailula pun bertanya.Qailula mengembuskan nafas panjang, dia mengubah posisi dengan meluruskan kaki l
“Aku diundang ke villa tuan Howard oleh asistennya, enggak ada yang mencurigakan dan niatku memang untuk meminta maaf … memperbaiki semua yang telah aku kacaukan agar Lula bisa selamat … karena awalnya aku bersikeras untuk mempertahankan Lula ….” Evrard menjeda ceritanya, menoleh pada mommy Kalila dan daddy King.“Aku mencintai Lula, Mom … Dad,” sambungnya dengan sorot mata teduh membuat mommy membuang tatapannya ke arah lain.Evrard melanjutkan ceritanya kembali, “Sampai di sana aku enggak curiga karena suasana tampak sepi, aku dituntun masuk oleh kepala pelayan di Villa itu dan baru saja aku masuk beberapa langkah, aku merasakan tengkukku dipukul menggunakan balok … tubuhku tersungkur ke depan, semuanya terjadi begitu cepat … samar aku masih bisa melihat tuan Howard masuk ke ruangan itu bersama beberapa orang pria bertubuh kekar melalui pintu lain dan aku masih ingat perintahnya kepada mereka ‘Bawa dia ke basement’ seperti itu katanya ….” Evrard menjeda untuk mengingat-ngingat kem
“Pria yang bersama Sienna itu Radimir, kan? Si pengusaha berlian itu?” tebak mommy Kalila dan langsung mendapat anggukan kepala dari Bianco.Elvern menertawakan Evrard. “Karma dibayar tunai,” umpat Elvern membuat sang mommy mendelik kesal.“Dia pasti sudah selingkuh sebelum aku menghamili Lula, karena aku pernah diabaikannya sewaktu melakukan panggilan telepon … katanya dia sedang makan malam dengan Radimir.” Evrard meluruskan.“Feeling kamu berarti tepat, Ev …,” kata Bianco.“Viralkan video itu sekarang! Video itu bisa dijadikan alasan untuk Evrard tidak jadi menikahi Sienna dan mereka mau enggak mau harus mengerti!” Grandpa buka suara.“Baiklah ….” Bianco mematikan video dengan durasi panjang itu untuk menghubungi Ricardo-tangan kanannya.Ricardo telah memiliki salinan video tersebut jadi tinggal menyebarkannya melalui akun media sosial yang sengaja banyak dibuat untuk memviralkan video tersebut.“Tinggal menunggu waktu sampai video itu masuk ke News di televisi,” kata Bianco
“Sienna … buka pintunya, Honey … ini Mommy … kamu belum makan sejak kemarin.” Mommynya Sienna mengetuk pintu dengan perasaan cemas karena sang putri mengurung diri di kamar sejak video mesumnya dengan Radimir viral di dunia maya.Tidak ada jawaban dari dalam kamar sementara pintu terkunci, membuat sang mommy cemas jadi meminta kepala bagian rumah tangga untuk mendobrak pintu kamar Sienna.Suara berisik terdengar memekakan telinga, pintu kamar yang didesain kokoh begitu kuat meski didobrak oleh empat pria dewasa bertubuh kekar.Tuan Howard yang baru saja sampai di rumah dari membereskan masalah video viral putrinya langsung naik pitam.Beliau menderapkan langkahnya menuju lantai dua di Mansionnya di mana kamar Sienna berada.“Ada apa ini?” Suara berat tuan Howard menggelegar membuat empat pria bertubuh kekar itu berhenti mendobrak.“Sayang, Sienna enggak keluar kamar dari kemarin … aku takut terjadi sesuatu dengannya.” Nyonya Howard mengesah cemas.“Sienna! Buka pintunya! Jangan
“Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari
Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b
Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala
Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.
Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana
Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus
Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto
Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang
Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b