Vita menarik selimut setelah pria yang membeli keperawannya bergulir ke samping dengan nafas memburu.Jantungnya masih berdetak kencang tak karuan seusai merasakan pelepasan dan dia baru tahu kalau nikmat tak terperi rasanya seperti ini.Vita menoleh ke samping, sang pria bule tampan sedang berbaring terlentang dengan mata terpejam dan satu tangan dia simpan di atas kening.Dadanya yang bidang dan berotot masih naik turun sedang berusaha meraup udara dan mengeluarkannya perlahan guna menetralkan debaran jantung.Lalu, apakah Vita bahagia karena keperawanannya direnggut oleh pria bule tampan?Tentu saja tidak, bukan ini yang Vita harapkan saat menyerahkan mahkotanya.Dia selalu berangan-angan memberikan mahkotanya kepada suami di malam pertama setelah pernikahan.Dilakukan atas dasar saling mencintai dan menyayangi dan niat membentuk sebuah keluarga kecil yang bahagia, bukan seperti ini.Vita hendak membalikan tubuh membelakangi Elvern namun pria itu menahan dengan cara menarik
Elvern mengerjapkan mata berulang kali sebelum membukanya perlahan.Dia harus segera kembali ke Penthouse sebelum Evrard pergi ke kantor.Pria itu mendudukan tubuhnya mengusap wajah menggunakan satu telapak tangan.Tebak berapa ronde tadi malam Elvern menggagahi Vita.Bukan empat apalagi tiga tapi lima kali hingga tadi subuh.Elvern puas sekali karena Vita sangat sempit dan masih polos, kepolosan Vita membuatnya merasa menjadi superior, Elvern suka.Pria itu pun tersenyum dengan mata terpejam.Tapi sebentar, Vita ke mana?Menyadari tidak ada kehadiran Vita di atas ranjang, Elvern mengangkat selimut lalu melemparnya guna mencari Vita.Siapa tahu tubuh Vita tenggelam dalam selimut di kasur berukuran King ini.“Ke mana wanita itu?” Elvern bergumam.Ingin memanggil Vita tapi dia tidak tahu namanya.Lalu samar terdengar suara tangis dari dalam kamar mandi.Elvern turun dari atas ranjang, memakai boxernya lalu bergerak cepat menuju kamar mandi mencari tahu apa yang Vita lakukan
Alberto dan Nisrina sengaja menutup tokonya untuk berlibur.Pasangan paruh baya itu mengajak Qailula dan Fabiano dalam liburannya kali ini.“Ayolah Fabiano, ikutlah bersama kami.” Qailula membujuk karena pada awalnya Fabiano tidak mau ikut.Dia dibesarkan oleh Mafia, tidak ada dalam kamusnya berlibur bersama keluarga.Anggap saja sekarang Alberto dan Nisrina juga Qailula adalah keluarga bagi Fabiano karena setiap hari mereka bertemu.Fabiano yang cool tidak mau menjawab, dia melakukan pekerjaannya mengabaikan Qailula tapi Qailula pantang menyerah, dia terus mengganggu Fabiano dalam rangka membujuk pria itu sampai akhirnya Fabiano jengah dan menyetujui ajakan berlibur Alberto dan Nisrina.“Yeaaaay!” Qailula bersorak kegirangan, dia melakukan tos dengan Alberto dan Nisrina.Akhirnya hari yang Qailula nantikan datang juga, dia bangun pagi dan bersiap.Matahari belum muncul, dia sudah pergi ke rumah Alberto untuk membantu Nisrina memasak menyiapkan bekal karena mereka akan piknik
“Padahal aku berharap kamu dan Janina tetap bersama ….” Qailula bergumam, dia sebenarnya bicara pada dirinya sendiri.“Kami tidak cocok.” Fabiano mengulang alasannya.“Bukan karena kamu, kami memutuskan berpisah baik-baik … awalnya aku memang membutuhkan dia, aku pikir kami akan cocok tapi ternyata tidak,” sambung Fabiano lagi.“Membutuhkan tempat pelampiasan hasrat maksud kamu?” Yang hanya busa Qailula utarakan di dalam hati.“Dapat!” seru Alberto seraya mengangkat ikan besar yang melahap umpannya.Nisrina bersorak bahagia.“Ayo Fabiano, kita jangan sampai kalah.” Fabiano pun mulai fokus lalu satu ikan berhasil dia dapatkan.Gantian Qailula yang merasa senang.Namun usut punya usut Fabiano sengaja mengalah agar bisa masak bersama Qailula, akhirnya mereka berdua harus membuat makan malam.Qailula membantu Fabiano membakar ikan setelah tadi dia yang membersihkannya.“Aw!” Qailula berseru seraya menggisik matanya tatkala merasakan sesuatu masuk ke mata dan membuat perih.Fabi
“Aku sudah tahu semua tentang kamu,” kata Ellena sembari memotong daging steaknya. Makan siang dia baru saja datang sesaat setelah pelayan pergi membawa catatan pesanan Elvern. Elvern menenggak air mineral yang sudah ada di sana saat dia tiba, menenggaknya sampai habis karena merasa haus yang luar bisa. Kalau Elvern sedang dihadapkan pada momen menyebalkan yang tidak dia sukai, pria itu pasti tidak bisa diam dan selalu merasa haus. “Bagaimana menurutmu tentang perjodohan ini?” Elvern bertanya lagi membuat topik pembicaraan. Demi Tuhan, dia berharap Ellena telah memiliki kekasih sehingga menolak perjodohan ini. “Entah lah … aku mengikuti keinginan Ayah datang ke sini hanya agar dia berhenti menerorku.” Ellena menjawab acuh. “Jangan dipaksakan kalau kamu tidak suka, kita bisa memberikan alasan kepada kedua orang tua kita.” Secara tidak langsung, Elvern sedang memberikan sebuah ide untuk menolak perjodohan ini. Pasalnya dia menangkap sikap Ellena yang negatif seper
Tubuh Vita lelah sekali hari ini, mata kuliahnya full dari jam setengah sepuluh sampai jam lima sore sedangkan tadi malam dia tidak nyenyak tidur, tubuhnya ringsek dibolak-balik Elvern dan suaranya serak karena mendesah sepanjang malam.Dia tidak bersemangat tapi baginya kuliah adalah jalan untuk terlepas dari kesengsaraan ini.Vita berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus kuliah.Wanita itu berjalan gontai menyusuri pelataran parkir kampusnya yang luas menuju ke gerbang utama.Ingin rasanya Vita pingsan tapi dia yakin tidak ada yang akan peduli dengannya.Vita tidak memiliki teman, bukan tidak ada yang mau berteman dengannya tapi Vita yang menghindari mereka.Vita sadar diri tidak bisa mengikuti gaya hidup mereka yang berasal di keluarga bahagia dan perekonomian yang mapan.Tiiin …Tiiin …Suara klakson yang kencang memekakan telinga membuat Vita berjengit terkejut.Dia menoleh ke arah mobil yang melewatinya, kaca jendela mobil pada kemudi terbuka, seora
Elvern sampai di Mansion milik daddy saat hari sudah senja, Mansion itu terasa hangat karena ternyata adik bungsunya yang bernama Evangeline pulang karena kuliahnya sedang libur.“Hai brother!” seru Evangeline yang langsung lompat minta digendong Elvern seperti anak Koala.Tanpa kesulitan Elvern menggendong Evangeline dengan kedua kaki dan tangan sang adik memeluknya dari depan.Elvern tidak mengeluh meski tubuhnya lelah setelah melakukan perjalanan udara nyaris puluhan jam dan dia tidak bisa tidur.Wajah sialan si gadis perawan terus berkelebat dalam benaknya setiap kali mata Elvern terpejam.“Sampai kapan kamu di sini?” tanya Elvern saat langkahnya menuju ruang makan.Elvern mendengar suara mommy dan daddy dari arah sana jadi dia harus setor muka dulu sebelum naik ke kamarnya untuk istirahat.“Hanya tiga hari, lalu aku akan ke Hawai bersama para sepupu.” Evangeline menjawab.“Hai sayang,” sapa mommy dengan tampang ceria begitu langkah Elvern memasuki ruang makan.Daddy juga
“Aku sudah menyewa detektif swasta untuk mencari Lula … kalau ada kabar nanti aku langsung hubungin kamu,” kata El Bara saat mereka melangkah beriringan melintasi lobby menuju lift yang akan mengantar ke lantai yang dituju.Kebetulan pagi ini Evrard dan El Bara tiba secara bersamaan di kantor.Mata Evrard memicing menatap El Bara dengan sorot mata tidak percaya.“Aku serius Ev, aku janji akan memberitahumu tentang Lula … sekarang kamu udah enggak ada hubungan lagi sama Sienna, kamu udah terbebas dari Sienna jadi aku restui hubungan kamu sama Lula yang penting dia bahagia.” Suara El Bara cukup nyaring sampai terdengar oleh karyawan yang berdiri di belakang mereka.Beberapa karyawan yang juga sedang menunggu lift termasuk Berlian saling menatap penuh arti. Mereka berpikir kalau gosip tentang Qailula dan Evrard di media sosial memang benar adanya.Qailula adalah orang ketiga dari hubungan Sienna dengan Evrard.Evrard menanggapi ucapan El Bara dengan hembusan nafas putus asa.Dia
“Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari
Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b
Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala
Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.
Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana
Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus
Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto
Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang
Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b