Wajah Elvern melesak di leher Vita membuat kepala wanita cantik itu miring ke samping dengan mata terpejam erat merasakan lidah serta bibir Elvern menggerayangi lehernya.Di saat yang sama gaunnya telah tersingkap ke perut dan celana dalamnya sudah luruh melingkari kaki di lantai.Sesaat kemudian Vita merasakan penuh di bawah sana, milik Elvern masuk sempurna membuat Vita kalang kabut.Vita menarik nafas panjang, matanya menatap Elvern yang terdapat kabut menyelimuti pendar mata pria itu.Elvern menggeram dikala mulai menghentak Vita sembari menahan satu kaki Vita yang melingkar di pinggangnya.“Aaah … El ….“ Desahan lolos bukan karena menikmati melainkan panik sebab mereka masih berada di tengah-tengah pesta.“El … rambut aku berantakan … gaunku nanti rusak ….” Vita mengatakannya sambil mendesah sebab hentakan Elvern kian kencang saja.Alih-alih berhenti, Elvern malah menggeram mempercepat hentakannya.Tidak lama Elvern berhenti, Vita pikir s
Meskipun terlahir sebagai seorang adik, Evrard lebih dewasa dibanding Elvern.Dia tidak terlihat mesum dengan buru-buru membawa Qailula ke kamar pengantin yang telah disiapkan di Mansion.Saat semua kerabat dan keluarga meninggalkan venue barulah Evrard menuntun Qailula ke kamar.Lilin aroma theraphy mengharumkan ruangan dan cahayanya membuat kamar itu menjadi romantis.“Kamu mau mandi dulu?” Evrard bertanya seraya memeluk pinggang Qailula yang mematung di tengah kamar lalu mengecup bagian tengkuknya.“Boleh aku mandi dulu?” Qailula malah balik bertanya.“Tentu ….” Evrard menuntun Qailula ke kamar mandi mewah dengan jacuzy di dalamnya.Sampai di sana, Evrard membantu Qailula melepaskan jepit-jepit yang yang membuat cantik tatanan rambutnya hingga rambut Qailula yang panjangnya sebahu tergerai.Evrard juga menurunkan sleting di punggung Qailula dan membantu melepaskan gaunnya.Kini Qailula hanya dibalut camisol yang panjangnya sepertengaha
Vita harus menahan geli sekaligus nikmat serta menyenangkan di sekujur tubuh saat bibir Elvern mengecupi, menjilat dan melumat setiap jengkal kulitnya.Dan ketika benih pria itu telah memenuhi rahim Vita barulah dia berhenti kemudian melepaskan tali yang mengikat kedua pergelangan sang istri.“Sakit?” bisik Elvern seraya mengusap satu pergelangan tangan Vita yang memerah.“Enggak,” jawab Vita diakhiri senyum, terbesit heran dalam benak Elvern karena tidak biasanya Vita ramah.Elvern membawa Vita ke dalam pelukan, selalu gemas dan amat mencintai wanita galak yang kini telah menjadi istrinya itu.“El ….” “Ya Beib ….” Mata Elvern terpejam sedang menikmati efek pelepasan yang luar biasa.“Boleh aku bertemu Janina besok?” Vita meminta ijin serius bukan pemberitahuan mengingat betapa marahnya Elvern tadi siang saat dia tidak menghargainya sebagai suami.Elvern tidak menjawab dalam waktu yang cukup lama bagi Vita.“Tadi Lula bilang kalau
Mommy dan daddy mengajak putra kembarnya bicara di master bedroom yang luas.Besok Evrard akan kembali ke Jakarta bersama Qailula dengan status mereka yang kini telah menikah jadi banyak sekali nasihat yang ingin mommy dan daddy sampaikan kepada sang putra yang baru saja menempuh hidup baru.“Ev … sekali lagi Mommy minta maaf ya, Mommy hanya ingin melindungi kamu dan Lula ….” Mommy masih merasa bersalah jadi mengulang permintaan maaf sebagai pembuka pembicaraan kala itu.“It’s oke, Mom.” Evrard menyahut cepat karena hatinya tengah diliputi kebahagiaan jadi melupakan penderitaannya selama dua tahun terakhir saat kehilangan Qailula.“Daddy harap kalian selalu ingat, untuk bisa sampai di titik ini perjuangannya begitu berat dan panjang jadi terus lah mencintai istri kalian hingga maut memisahkan … sayangi dia, perlakukan layaknya seorang Ratu tanpa lepas mendidik mereka untuk menjadi istri dan nantinya ibu yang baik bagi anak-anak kalian kelak ….” Daddy menahan kalimatnya, beliau men
Saat sampai di Jakarta keesokan harinya, waktu masih menunjukkan siang hari.“Selamat atas pernikahannya Bu Lula dengan Pak Evrard.” Pak Joko memberikan selamat disertai uluran tangan sesaat setelah membuka pintu mobil kabin belakang.“Terimakasih, Pak ….” Qailula menjabat tangan pak Joko.Evrard juga menjabat tangan pak Joko setelah Qailula dan tidak lupa mengucapkan Terimakasih.Qailula dan Evrard lantas masuk ke dalam mobil.“Kita pulang ke rumah ya, Pak ….” Evrard memberi instruksi.Evrard membawa Qailula pulang ke rumah mereka yang sesungguhnya.Qailula heran saat pak Joko melewati jalan yang asing malah menjauhi hunian mewah tempat mereka tinggal.“Pak … bukannya seharusnya tadi kita keluar pintu tol barusan ya?” Qailula mencondongkan tubuhnya ke depan.Jiwa sekretraisnya tergugah, langsung protes tanpa meminta pendapat Evrard di saat orang yang bekerja bersamanya tidak melakukan apa yang seharusnya.Tanpa Qailula ketahui, Evrard mengulum senyum.“Ini arah jalan pulan
Sebuah mobil melewati rumah mereka dan tampak jelas dari master bedroom yang menghadap ke halaman samping.“Itu ….” Qailula menunjuk ke arah rumah di mana mobil itu akhirnya berhenti.“Itu rumah pak Ghaza?” tanya Qailula seraya melangkah ke dinding kaca dan mengawasi Ghazanvar yang baru saja turun dari mobil di sambut istri dan putranya di teras rumah.Ghazanvar pulang ke Jakarta sehari setelah pesta pernikahan karena katanya ada pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan.“Iya … itu rumah Ghaza … yang di depan kita rumah Arnawarma dan sebelahnya rumah Radeva, sahabat dari Ghazanvar … kamu akan akrab dengan istri mereka nanti.” Qailula mengangguk bersama senyum tulus dan pendar di mata, netranya masih terpaku pada Ghazanvar yang tengah mengangkat putranya ke udara.“Nanti kita juga punya yang seperti itu, kamu hanya perlu bersabar.” Evrard berujar sebelum mengecup pelipis Qailula.Qailula membalikan badan membuat dada mereka merapat tanpa jeda.“Tapi aku enggak sabar, ayo kita
Elvern terbangun dari tidurnya dengan posisi tengkurap dan tubuh polos hanya dibalut selimut hingga ke pinggang.Pasangan pengantin baru itu memang tidak bulan madu, Vita terlalu lama bolos kuliah tapi tidak pergi bulan pun rasanya everyday is honeymoon.Sekembalinya ke Italy, Vita tidak berhenti dibuat lelah setiap malam oleh Elvern dengan berbagai macam gaya seperti tadi malam.Dan hari ini Vita harus kuliah jadi bangun pagi sekali.Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi pertanda Vita sedang melakukan ritual paginya, Elvern tahu kalau Vita kuliah pagi dan dia berniat mengantar istrinya sebelum bertemu seorang pengusaha sukses di Milan untuk membahas tentang bisnis.Elvern berpikir keras bagaimana agar bisa menetap sementara di Italy sampai akhirnya Vita lulus kuliah dan dia bawa ke Jerman.Jadi Elvern mengajukan sebuah ide kepada daddy King di mana dia akan menggaet para pengusaha Italy untuk bekerja sama dengan perusahaan mereka di Jerman.Ide tersebut mendapat tangg
Vita merajuk, tidak mau bicara dengan Elvern selama beberapa hari tapi dia telah berubah karena kamar mandi cukup rapih saat Elvern masuk setelah Vita mandi.Meski jadinya acara mandi Vita memakan waktu lebih lama membuatnya sering kesiangan.“Sayang, tunggu sebentar … aku mau bicara.” Elvern menahan Vita yang hendak turun dari mobil dengan cara mencengkram pergelangan tangannya.“Aku udah kesiangan, nanti aja bicaranya.” Vita menarik tangannya hingga terlepas dari cengkraman Elvern lantas keluar dari dalam mobil.Vita langsung berlari masuk ke dalam gedung kampusnya karena sudah terlambat.Elvern mengembuskan nafas bersama gelengan kepala samar.Tadinya Elvern ingin memberitahu kalau mendadak dia harus pergi ke Jerman tapi tidak sempat dia lakukan karena Vita kadung turun dari dalam mobil.“Kirim chat aja nanti,” gumam Elvern sembari memutar kemudi keluar dari pelataran parkir dengan tujuan Bandara.Akhir-akhir ini pria itu sedang sibuk melobi klien besar, membuat proposal di
“Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari
Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b
Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala
Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.
Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana
Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus
Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto
Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang
Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b