Hartono Building Tower
Sabina melemparkan tas mahalnya ke sofa ruang kerja Biyan, kakaknya.
"Sialan si Aeron, gara-gara kamu tidak jadi bertunangan aku dikabarkan sudah campakan olehnya kak." Sabina mengerang marah.
"Tapi memang benar kan?" ceplos Biyan dari kursi kebesarannya disudut ruangan. Suara datarnya membuat Sabina tambah kesal
Sabina melotot pada Biyan."harusnya kakak membantuku untuk mendapatkan Aeron!"
Biyan sedikit melirik pada Sabina." Jangan-jangan kamu menyukai Aeron Danadyaksa sebagai pria bukan seperti tujuan awal kita?" Biyan menebak.
Biyan menegakkan badannya dan melihat pada Sabiba.
"Jangan jatuh cinta pada mangsamu Sabina. Itu hanya akan mencelakakanmu dan keluarga kita. Kau tahu itu kan?" taya Biyan
Sabina terdiam.
"Tapi setelah kakak gagal mendapatkan Katya Martin, sekarang hanya aku harapan keluarga kita untuk mendapatkan Aeron Danadyaksa dan Diers Global untuk menyelamatkan perus
Axel berdiri disebelah ranjang Aeron dan berbalik menghadap Asher di sana."Ayah perkenalkan ini, Axelle Aeron Martin, Putraku." ujar Aeron bangga.Asher terdiam menatap anak di depannya cukup laa."Jangan bercanda kau Aeron! Anak itu sudah besar, kau pikir bisa membohongi ayah dengan lelucon seperti ini? Hah?" sentak Asher.Katya kemudian mendekat dan berdiri di ujung ranjang."Mommy.." Axel sedikit takut kemudian berjalan mendekati Katya dan memeluknya. Aeron dan Asher mengikuti pergerakan Axel sampai di pelukan Katya.Kemudian Asher melihat pada Katya dan Axel bergantian. "Dia anakmu nona Katya." Tanya Asher mencibir."Iya..""Ternyata wajah polos anda tidak mencerminkan perilaku anda! Punya anak sebesar itu dan belum menikah. Sepertinya pergaulan anda diluar negeri terbilang cukup liar ya." ujarAsher meremehkan Katya."Ayah!!" Aeron berteriak.Asher kemudian melihat wajah Aeron, "dan kau mau-maunya menga
Danadyaksa Building TowerSabina berjalan dengan cepat menuju ruangan Asher di gedung Danadyaksa."Maaf Nona Sabina, Pak Asher sedang tidak bisa diganggu." Sabina tertahan sekertaris Asher di pintu."Saya harus bertemu dengan atasanmu ini penting!" desaknya dengan raut kesal.Sekertaris tersebut akhirnya mengalah dan menghubungi atasannya terlebih dahulu."Pak, ada Nona Sabina ingin bertemu anda.""Baik, pak.."Pria itu menutup telponnya dan kembali mendekati Sabina."Silahkan Nona, anda di tunggu pak Asher di ruangannya." ujar Pria itu yang mendapatkan decak kesal dari Sabina.Sabina mulai berjalan melangkah masuk tanpa mengetuk ke dalan ruangan Asher."Om...""Sabina, bukankah lebih sopan kalau mengetuk sebelum masuk kedalam ruangan orang lain." ujar Asher yang masih melihat berkas di mejanya."Okay, lain kali aku akan menggetuk terlebih dulu." jawab Sabina tidak peduli."Kenapa kau ke sini?"
Pagi-pagi sekali Katya dan Axel di bangunkan Aeron untuk pergi ke suatu tempat. Mereka berangkat ke bandara dan naik pesawat tujuan Bali."Mommy apa kita akan berlibur?" tanya Axel yang duduk di sebelahnya didalam pesawat."Mommy tidak tahu kau tanya Daddy mu saja."Axel, menoleh pada Aeron, "Daddy kita akan pergi kemana?" Sekarang Axel bertanya pada Aeron."Bali.." jawabnya sambil mengerling."I know kita akan ke Bali, tapi untuk apa kita ke Bali?" Tanya Axel kesal."Rahasia." jawab Aeron singkat.Axel tidak bertanya lagi ia hanya diam sambil memajukan bibirnya tanda kesal.Tidak lama mereka sampai di bandara ngurah rai Bali dan dijemput seorang sopir yang akan membawa mereka ke tempat tujuan.Conrad Bali, Indonesia.Akhirnya mereka sampai di Resort Conrad Bali di Nusa Dua. Para pelayan menyambut mereka dan mengantarkan mereka menuju kamar yang telah di sewa sebelumnya.
Conrad Resort Nusa Dua BaliBeberapa jam setelah acara pernikahan yang hanya makan-makan sederhana, Kyle langsung kembali ke Jakarta. Dan sekarang Katya ditinggal dengan Aeron dan Axel.Katya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kimono, ia mengeluarkan baju yang akan dipakainya sekarang.Tiba-tiba sebuah tangan melingkar pada tubuhnya kemudian belakang lehernya dikecup ringan oleh Aeron tentu saja."Aku tidak ingin kemana-mana." pintanya merajuk.Katya tersenyum tanpa menoleh, masih dengan memilih bajunya."Bilang pada anakmu." jawabnya tenang.Kemudian Aeron membalikan badan Katya dalam sekali hentak dan sekarang mereka saling berhadapan sangat dekat."Kau saja yang bilang, kau kan ibunya.." ucap Aeron kemudian melumat bibir Katya yang sudah berada didepannya.Katya menerima sambil tersenyum."Kau kan ayahnya." ucap Katya disela ciuman mereka.Mereka kembali berciuman, Makin dala
Anandamaya Resident Apartment"Katya, Axel." panggil Aeron saat pulang sore hari. Aeron masuk dan mengedarkan pandangannya. Kedua orang itu tidak ada diruang tv ataupun ruang makan."Daddy, aku dikamar." teriak Axel.Aeron kemudian berjalan ke kamar Katya dengan pelan dan mendorong daun pintu yang tidak tertutup sempurna.Terlihat Katya sedang menelpon dan duduk disofa membelakangi pintu."Ayah.." suara Katya sedikit gugup."Aku akan ke kantor besok.""....""Aku belum bisa ayah, maafkan aku." Katya sedikit terisak."Baiklah sampai jumpa besok." Katya menutup telponnya dan menghela nafas kasar. Sambil menghapus air matanya.Ia merindukan ayahnya dan kebohongan ini menjadi beban tersendiri untuknya.Lama Aeron melihat Katya terdiam disana kemudian memanggilnya lagi"Katya?" Suara Aeron yang dalam mengagetkan Katya.Katya sedikit melonjak kaget dan menoleh kebelakang."Ah
Martin Building Tower Katya sedikit membuka matanya, kemudian tangannya memegang kepalanya yang sakit. "Ah.. kepalaku pusing." Ujarnya. "Katya.."Seseorang menyebutkan namanya. Katya membuka matanya lebar-lebar dan melihat wajah Kyle, kakaknya dengan cemas. "Kau tidak apa-apa Katya?" "Aku kenapa?" "Kamu pingsan tadi,Hampir saja aku memanggilkan ambulans." Ujar Kyle. Katya terdiam kemudian duduk. "Aku hanya sedikit pusing." "Kalau begitu aku akan menelpon Aeron." Kyle merogoh ponsel di saku celananya "Jangan! Tidak perlu." Katya memohon. "Kenapa? Kau sakit Katya!" "Aku bertengkar dengan Aeron hanya untuk kesini. Kalau dia tahu aku sampai pingsan, dia tidak akan membiarkanku pergi kemana-mana bahkan untuk bekerja kesini sekalipun." Jawab Katya memelas. Kyle menghela nafas. "Sebaiknya kau kerumah sakit, kau terlihat pucat sekali Katya." Kyl
Dharmawangsa Ballroom Hotel"Kau mau bicara apa Sabina?"Tanya Aeron to the point.Sabina tersenyum licik, ia mendekati dan menggoda Aeron kemudian ia menarik Aeron dan menciumnya serta menyudutkannya ke dinding.Aeron kaget dan langsung mendorong tubuh Sabina. Sabina terdorong sedikit dan ciuman merekapun terlepas sebentar, tapi ia kembali mencium Aeron lagi. Dan kali ini Aeron mendorong kasar tubuh Sabina sampai terjatuh dilantai dan ia mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.Cekrek cekrek cekrekKilatan blitz dan suara seseorang mengambil gambar mereka terdengar tidak jauh dari tempat Aeron dan Sabina berdiri..Aeron mengedarkan pandanganya, dan terlihat Disudut ruangan seseorang dengan kamera ditangan terlihat memotretnya tadi.Ah sialan. Aeron melihat Sabina dengan tatapan marah kemudian ia b
Dharmawangsa Hotel"Maksud kak Dini apa?" Katya penasaran begitu juga Aeron dan Kyle.Hening sejenak."Selamat Katya, sepertinya kamu sedang mengandung anak kedua kalian." ujar Dini dengan senyum."Benarkah?" Aeron tersenyum senang.Berbeda dengan Katya, dia malah terlihat shock dan menutup mulutnya seraya tidak percaya."Sayang, kau hamil!" Pekik Aeron melihat pada Katya dan terlihat matanya berbinar.Katya mengerutkan dahinya, mengambil bantal dekat sofa dan memukulkannya pada Aeron.Bugh...Aeron kaget." Kenapa kau memukulku Katya?!"Berkali kali Katya memukulkan bantal itu lagi."Kau...""Membuatku..""Hamil...""Lagi...""AERON!!"Teriaknya diselingi pukulan pada Aeron. Aeron menangkap bantal tersebut dan merebutnya agar katya tidak memukulnya lagi."Tentu saja aku yang membuatmu hamil, memangnya siapa lagi yang bisa menyentuhmu selain aku!! Ak
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma