Dalam setiap acara besar pasti ada saja salah satu keluarga yang tidak menyukai beberapa hal. Perbedaan pendapat itu biasa hanya tinggal bagaimana kita bisa menghadapinya. Seperti pada pernikahan Naufal yang merupakan seorang anak laki-laki satu-satunya juga calon pemimpin pondok, keputusan Naufal yang ingin menikahi anak mantan lurah di kampung mereka tentu mendapatkan beberapa penolakan dari keluarga termasuk adik dari Abah Yai. Mereka menilai Naufal terlalu main-main dalam memilih pasangan hidup yang juga akan menjadi calon ibu Nyai di pesantren karena melihat bagaimana sifat dan kelakuan calon istrinya."Aa sama Teteh terlalu gegabah nikahin Naufal sama si Oncom. Kalian tau dengan jelas gimana sifat dan kelakuannya. Bukan apa-apa, Naufal itu calon penerus pimpinan pondok dia juga calon Kiyai besar masa punya istri berantakan kayak gitu? Apa kata orang nanti," ujar Saroh adik kedua dari Abah Yai.Kedua orang tua Naufal tersenyum sebelum menanggapi keluhan adikny
Patah hati terdalam adalah saat melihat wanita yang disayangi layaknya adik sendiri menikah dengan laki-laki lain. Perasaan takut jika sikap lelaki yang dipilih menjadi pendamping menyakiti hati sang wanita begitu terbayang. Begitulah yang dirasakan para anak Onta pada Oncom yang mereka sayangi. Memiliki seorang Arini Wulandari dalam hidup mereka adalah salah satu anugerah terindah yang Tuhan berikan setelah Gita. Mereka pernah patah hati secara berjama'ah saat Gita menikah, sekarang harus kembali merasakan walaupun dalam konteks yang berbeda. Jika pengantin baru sedang berkasih mesra di dalam kamar menikmati indahnya malam pertama maka berbeda dengan Anak Onta yang kini sedang mengobrol santai membicarakan kehidupan yang mereka jalani selepas kedua gadisnya menikah. Termasuk Hendrik dan Wildan yang tidak bisa hadir karena tanggungjawab yang tidak bisa ditinggalkan."Lu pada ke mana aja sih susah banget dihubungin nya?" tanya Wildan dengan kesal setelah lebih dari
Membayangkan kegiatan seperti apa yang dilakukan pengantin baru rasanya akan membuat cemburu apalagi untuk para jomblo. Sepasang manusia yang sedang dibalut kenikmatan dunia itu jangan diganggu hingga mereka keluar sendiri dari goa yang mereka ciptakan setelah lelah dipamerkan seharian. Jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi dan sepasang manusia itu masih bergelut dalam selimut menikmati sisa-sisa percintaan yang baru saja selesai. Rasanya tidak bisa dijelaskan dari kenikmatan yang baru saja didapatkan walau penuh perjuangan. Ketegangan yang dialami Oncom membuat Naufal harus berjuang ekstra untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Memberikan cumbuan memabukkan agar istrinya nyaman dan rileks, juga tak lupa kata cinta yang semakin membuat Oncom melayang dan itu butuh waktu cukup lama untuknya yang sudah siap berperang dalam keringat. "Makasih, Sayang. Sakit ya? Maaf ya kalau Aa kasar," tanya Naufal setelah napasnya reda dengan memandang wajah sang istri yang sepertinya sangat kelelah
Air hangat untuk mandi adalah salah satu musuh Oncom karena membuatnya merasa gerah seharian. Maka dari itu water heater yang ada di dalam kamar mandinya tidak berfungsi dan ini adalah pertama kalinya ia menggunakannya alat tersebut, itu pun karena terpaksa demi merilekskan otot bagian intimnya. Suaminya memaksa Oncom untuk berendam dalam air hangat setelah ia mandi wajib dengan alasan seperti itu, sudah seperti laki-laki pengalaman dalam hal percintaan. Naufal mengurusnya dengan teliti saat Oncom mandi karena ia juga mempunyai niat tersembunyi. Tangan laki-laki itu selalu jahil dalam memainkan aset kembarnya seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan baru. "Udah dong jangan dimainin terus, airnya juga udah dingin ini," tegur Oncom pada suaminya yang terus menyabuni bagian dada Oncom."Sebentar lagi ini belum bersih," balas Naufal penuh dengan alasan."Lama dih," keluh Oncom membuat suaminya tertawa."Ini gemesin banget soalnya."Ukur
Bagaimana patah hati mengubahmu hingga begitu jauh bahkan seakan tidak mengenal diri sendiri akibat dari rasa sakit yang teramat. Mencintai sekian tahun tanpa balas bahkan sekarang ia merasa terhina karena wanita yang dipilih oleh laki-laki yang dicintainya sangat tidak pantas dibandingkan dengannya. "Kamu tau aku sangat mencintaimu dalam waktu yang lama, tapi kenapa kamu nikah sama cewek jelek itu, Naufal!"Winter club adalah tempat pelarian kedua untuk Firda yang dilanda patah hati besar. Hatinya benar-benar tidak terima dengan apa yang sudah terjadi, ia sudah menunggu terlalu lama tapi tidak mendapatkan balasan yang setimpal. Rasa cintanya seolah tidak memiliki harga di depan Naufal yang membuatnya sangat terluka. Tempat yang seharusnya tidak pantas didatangi oleh Firda apalagi jika melihat bagaimana wanita itu berpakaian setiap harinya. Namun, kali ini penampilannya berubah walaupun ia harus berganti baju di sebuah SPBU agar tidak cegah oleh sahabatnya, jika R
Bukan sahabat namanya jika masih memiliki kecanggungan dalam lingkaran pertemanan melainkan hanya sebatas teman. Sahabat adalah orang yang lebih dari sekadar teman bahkan kadang rasanya lebih dari saudara seperti yang Oncom rasakan pada Gita dan Enam Anak Onta. Memiliki dua orang kakak perempuan yang sama sekali tidak menganggapnya seorang adik, bahkan mereka malu dan tidak mau mengakui jika Oncom adalah bagian dari keluarganya membuat Oncom menemukan saudara lain yang tidak memiliki hubungan darah dengannya."Edas! Pengantin baru jam segini udah keluar kamar," seru Gita saat melihat Oncom dan Naufal mendekati meja makan.Mereka sudah tidak lagi canggung dan menganggap rumah sendiri karena untuk sarapan semua Gita yang menyiapkan. Hal itu atas perintah Oncom dan kedua orang tuanya karena mereka tidak mau menyiapkan segala sesuatu layaknya pada tamu. Hingga mereka harus mandiri dengan menganggap itu rumah sendiri."Jalannya kok biasa aja sih?" ledek Kent d
𝘏𝘪𝘥𝘶𝘱𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘬𝘭𝘶𝘬 𝘤𝘪𝘱𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘮𝘶𝘴𝘶𝘩, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘧𝘰𝘬𝘶𝘴 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪, 𝘧𝘰𝘬𝘶𝘴𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘷𝘦𝘳𝘴𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪. Caption yang begitu bagus dituliskan oleh Firda pada instastory di akun pribadi miliknya. Kata-kata yang ia kutip dari Naufal saat memberikan kajian di salah satu masjid dalam acara Peringatan Hari Besar Islam yanga da di daerah Jakarta Timur. Demi cintanya Firda
Tidak ada waktu istirahat untuk pengantin baru bermesraan di dalam kamar karena hari ini mereka harus pergi untuk acara Ngunjungan alias mendatangi rumah Naufal. Bahkan sore nanti mereka harus pergi bersama teman-teman Oncom entah ke mana karena katanya hadiah dari Wildan yang tidak bisa hadir di acara pernikahan selirnya. "Jangan lupa bawa ini." Sutirah menyerahkan sehelai kain jarik yang dulu dipakai untuk menggendong Oncom pertama kali. Itu harus dibawa oleh Oncom dan akan diberikan pada mertuanya untuk menggendong Oncom sebagai penyerahan agar dianggap seperti anak kandung sendiri oleh orang tua Naufal. Itu adalah tradisi yang dijaga oleh masyarakat dengan harapan mertua bisa menyayangi menantu layaknya pada anak kandung sendiri. Walau tidak mungkin Abah Yai dan Ibu Nyai menggendong Oncom karena kondisi, tapi tetap diadakan simbolis layaknya digendong sungguhan. "Udah semua?" tanya Sukira pada sang istri. "Udah kayaknya," jawab Sutirah setelah memperhatikan barang bawaan m