Assa meski tidak diberikan izin untuk datang ke pelabuhan tempat yang menjadi transaksi jual beli senjata dan narkoba secara ilegal tapi, pria itu tetap datang. Bahayanya Assa tanpa ditemani siapapun. Jika Argo tahu tentu dia akan dimarahi. Kini Assa bersembunyi di antara kontainer-kontainer terbengkalai di sana.Dari tempatnya Assa juga bisa melihat Samuel yang tengah mengawasi lokasi, sama seperti Assa yang bersembunyi. Menunggu dalam detik demi detik yang dilewatinya, akhirnya tiga buah mobil datang. Di dermaga kapal kecil berlabuh. Orang-orang di dalam mobil turun dengan membawa koper-koper besar di tangan.“Silakan periksa sendiri, semuanya sudah sesuai pesanan,” ucap seorang yang datang dengan membawa koper-koper besar itu.Beberapa orang dari kapal datang untuk memeriksa isinya. Mereka mengacungkan jempol ketika semua isinya lengkap seperti yang mereka pesan. “Dimana Tuan kalian?”Salah satu dari mereka memerintah untuk memanggil seseorang yang masih berada di mobil. Itu adalah
Tampaknya Lena tidak kapok datang berkunjung ke kediaman Assa. Wanita itu benar-benar seenaknya masuk tanpa permisi meski dilarang penjaga di depan, tapi karena itu adalah Lena maka mereka membukakan pintu. Lena berlagak seolah-olah dirinya adalah tuan rumah. Seperti memerintah Bertha dan Diana untuk melayaninya. “Bertha! Ambilkan saya segelas jus sekarang!” serunya bahkan sebelum dirinya duduk. Tapi, ada Helga yang datang mencegah aksi-aksi Lena. “Kau tidak berhak memerintah siapapun di rumah ini. Terlebih lagi kau masuk tanpa izin.”“Kau lupa Helga kalau aku adalah bagian dari keluarga Welsh? Sedangkan kau hanya seorang pembantu.”“Kau mungkin tumbuh dan hidup di dalam keluarga Welsh, tapi sifat dan tingkah lakumu menunjukkan dari mana sebenarnya kamu berasal.”Mendengar hal itu tentu saja Lena menjadi marah dia mendekati Helga dan ingin menamparnya, tapi tangannya ditahan oleh Alyssa yang baru keluar dari kamarnya dan melihat kejadian itu.“Di sini tidak boleh ada kekerasan.” uca
Alyssa sejak tadi hanya berguling-guling di tempat tidurnya lantaran tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Perkataan Lena diam-diam ternyata mengusik pikirannya. Assa memang tak pernah menyentuhnya lebih jauh dari sekedar ciuman, tapi apa benar karena Assa tidak mencintainya? Alyssa terus memikirkan hal itu berulang kali.Rasa tidak tenangnya membawa Alyssa beranjak dari tempat tidurnya. Dia berjalan keluar kamar, lalu ke dapur. Di dapur ada Helga yang mengambil air minum.“Apa Nona membutuhkan sesuatu?” tanya Helga.“Tidak, aku bisa mengambilnya sendiri. Helga?”“Iya?”“Assa belum pulang?”“Belum Nona.”“Baiklah kalau begitu, kau boleh kembali ke kamarmu.”“Jika Nona membutuhkan sesuatu bisa panggil saya.”“Baik, Helga.”Helga berlalu dari dapur, sedangkan Alyssa mengambil segelas air minum untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Gadis itu kemudian kembali ke kamarnya, tapi ketika akan menginjakkan kaki pada anak tangga dia melihat pintu yang terbuka. Ternyata itu adalah A
Assa sengaja meminta Alyssa pulang lebih cepat dari tokonya karena dia ingin mengajak Alyssa untuk makan malam. Gaun cantik sudah disiapkan oleh Bertha dan Diana meski langit di luar masih benderang. Alyssa duduk terpaku di tempat tidurnya memandangi banyaknya gaun indah yang rapi tersedia untuknya. Di dekat Alyssa ada Leonidas yang tengah bermain game di ponselnya. Alyssa melirik anak itu sesaat, rasanya lebih menyenangkan bermain bersama Leonidas dari pada harus menerima ajakan kencan Assa malam ini.“Menurutmu apa aku harus pergi?” tanya Alyssa pada Leonidas.“Ya, pergilah. Bibi Alyssa harus bisa bersenang-senang juga.”“Kamu tidak masalah kalau aku tinggal?”Leonidas meletakan ponselnya di tempat tidur, dia menatap Alyssa dengan senyum lucunya. “Tidak masalah, di sini ada bibi Helga, bibi Bertha dan bibi Diana. Paman Dastan juga bisa menemaniku.”“Anak pintar.”Pintu kamar Alyssa diketuk, Helga masuk dan berkata. “Di luar ada non Jane dan ibunya.”“Baiklah. Ayo kita temui mereka,
Apa yang takdir berikan tentang sebuah kenyataan sering sekali jauh dari ekspektasi yang tercipta dalam benak. Assa menerima pelukan Alyssa meski di hatinya bersemayam rasa kecewa. Makan malam mereka berakhir dengan sebuah penolakan. Walau demikian Assa tidak melepaskan Alyssa begitu saja.Saat mereka kembali Assa mengajak Alyssa mengobrol di kamarnya. “Aku harap kamu punya alasan yang bagus atas penolakanmu itu.”“Aku ini hanya seorang gadis yang terlahir dari keluarga sederhana. Sejak kecil aku bebas pergi dan bermain kemanapun. Jika harus diawasi itu hanya ibu. Dari kejauhan dia akan melihatku bermain ayunan. Sejak awal kamu menahanku disini pun kamu sudah paham kalau aku tidak nyaman.”“Lalu kenapa kamu tidak pernah menolak ciumanku? Kamu bahkan sekarang seperti menerima segalanya.”“Perempuan mana yang akan menolak ciumanmu, Assa? Aku rasa tidak ada.”“Kamu mengakui perasaanmu.”“Iya, aku memang mencintaimu tapi, untuk hidup lebih lama denganmu rasanya aku tidak sanggup. Melihat b
Assa begitu menerima panggilan dari Hanna yang meminta izinnya akhirnya membiarkan Alyssa bersama gadis itu lebih dahulu. Assa ingin memberikan waktu Alyssa untuk bisa menenangkan dirinya lebih dahulu. Sementara itu Ass menyibukkan dirinya dengan setumpuk pekerjaan.Argo duduk di depannya dengan Ipad di tangannya. “Kelly Bop memperpanjang kontraknya dengan kita, tapi dia meminta tambahan pengawal sebanyak dua orang untuk putrinya yang akan masuk sekolah, lalu dia juga menambahkan asuransinya sebanyak sepuluh ribu Pounds.”Assa mengecek datanya lewat komputer. “Artis itu benar-benar klien kita yang menyenangkan.”“Benar lalu, karena kasus calon perdana menteri yang sedang marak. Sekarang beberapa menteri yang dekat dengannya juga meminta pengawalan dari jasa kita. Sepertinya mereka sering diikuti wartawan gila.”“Tunggu, kenapa mereka meminta jasa kita? Bukankah ada Blue Eyes?”“Mereka hanya dekat secara pekerjaan, tidak dekat seperti seorang sahabat. Mereka juga mengaku di media kalau
Assa memberikan peringatan pada Lena untuk tidak kembali datang, dia juga memberitahu pada para penjaga rumahnya untuk tidak memberikan izin Lena masuk apapun alasan wanita itu. Kejadian malam ini sangat membuat Assa kelas bukan main. Dia hampir saja memperparah hubungannya dengan Alyssa. Sekesal apapun Assa pada Alyssa dia tetap tidak akan bisa marah dan membencinya. Penolakan yang Alyssa berikan padanya cukup membuatnya ingin menghindari gadis itu selama beberapa hari hingga mengizinkan Alyssa untuk menginap, tapi ternyata dirinya tidak bisa jika jauh dari Alyssa.Assa menunggu di depan pintu kamar sampai Alyssa selesai menemani Leonidas terlelap. Begitu pintu terbuka Assa mengembangkan senyumnya. Lain lagi dengan Alyssa yang menatapnya heran. Assa tidak sungguh marah padanya. Assa bisa kembali tersenyum padanya meski dia sudah menolaknya.“Bisa kita bicara?” tanya Assa pada Alyssa.Alyssa mengangguk. Gadis itu lalu mengikuti langkah Assa yang membawanya menaiki anak tangga sampai
Assa berjalan-jalan di sekitar kebun anggurnya untuk melihat kondisi perkebunan secara langsung. Sudah lama dirinya disibukkan dengan pekerjaan yang lain, tapi hari ini Assa diberikan waktu istirahat oleh Alfredo. Pria itulah yang akan mengurus sisa pekerjaan Assa. Di depan Assa ada Leonidas yang berlarian. Anak lelaki itu berhenti melihat pada anggur-anggur yang mulai matang. “Paman apa aku boleh memetiknya?”“Tentu saja, kamu boleh mendapatkan sebanyak yang kamu mau.”Seorang pekerja wanita tua datang membawa gunting untuk memetik anggur dan juga sebuah keranjang. Dia mengambil buah yang sudah matang. "Bisakah aku mendapatkan empat?” tanya Leonidas pada wanita tua itu. Pekerja perkebunan itu bertanya pada Leonidas. “Kau mau membaginya pada orang lain?”“Iya, aku akan memberikannya pada bibi Alyssa, Diana, Helga dan juga Bertha.”Assa yang mendengar itu tersenyum. Betapa Leonidas mempunyai hati yang baik tapi, kebahagiaan masa kecilnya dirampas dengan kejam. Mengingat hal itu memb
Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.
Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa
Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je
Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi
Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s
Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H
Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu
Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah
Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t