Share

Perselisihan

last update Last Updated: 2021-09-16 21:12:21

Perselisihan

Kedatangan Rino di kampung Sukasari itu menjadi buah bibir para gadis yang terpesona oleh ketampanan dan kegagahan Rino saat lelaki itu dibawa jalan-jalan ke pasar malam oleh Tomi.

Suasana di tempat itu ramai. Riuh orang-orang berjalan lalu-lalang. Bianglala pun menjadi magnet bagi yang baru datang ditambah dengan lampu-lampu warna-warni bak pelangi mengundang decak kagum. Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya untuk mencari sesuap nasi. Rino menyisir setiap sudut pasar malam yang selalu ada di malam minggu. Dia mengulas senyum saat melihat anak-anak raut wajahnya terpancar sumringah bermain riang karena permainan di pasar malam itu beraneka ragam.

Tomi meminta Rino agar menunggunya di dekat bianglala karena Tomi ada kepentingan mendadak panggilan alam. Maka lelaki berhidung bangir itu berdiri bergeming sembari melihat orang-orang berpasangan naik bianglala.

Namun, tiba-tiba seseorang meneriakinya maling. Sontak Rino terkesiap dan terkejut dengan mata yang membulat sempurna. Seketika itu juga dua lelaki mencengkal lengan Rino dan lelaki berhidung bangir itu masih bersikap tenang.

“Ada apa ini?”

“Kamu maling?!” bentak lelaki berkumis tipis.

“Bukan, saya---“

“Terima kasih, Pak,” potong suara wanita yang sudah tidak asing lagi bagi Rino.

Lelaki itu menoleh kepada sosok gadis berambut kepang dua sembari tersenyum tipis berjalan ke arahnya. Arunika lekas memangkas jarak dan mendekati Rino.

“Siapa maling?” protes Rino menaikkan sebelah alisnya menukik.

“Pak, biar ini jadi urusanku,” urai Arunika.

“Beneran, Neng Aruni. Maling ini kita lepas saja,” timpal lelaki berkumis tipis tersebut yang masih memegangi lengan Rino.

“Iya, Pak.” Arunika mengulas senyum manis.

“Baiklah, Neng.”

Brugghh!!!

Satu pukulan keras mengenai perut Rino. Lelaki itu tercekat menatap nyalang kepada orang bertubuh tambun besar yang memiliki kumis tipis.

“Hai, kumis lele!!” bentak Rino yang tidak terima mendapatkan pukulan. Dia ingin membalas, tetapi Arunika bergegas berdiri di tengah-tengah sambil merentangkan kedua tangannya.

“Tak sopan. Bilang seperti itu. Kamu sekolah makan bangku,” ucap Arunika.

“Kau kira saya itu rayap bisa  makan bangku. Ini semua gara-gara kamu! Saya bukan maling. Mau kamu apa?” Todong Rino sembari mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah yang sudah naik ke ubun-ubun.

Arunika menyeringai iblis dan dia menoleh kepada lelaki berkumis tipis tersebut agar segera pergi.

“Hati-hati, Neng Aruni.” Kemudian lelaki itu pun undur diri pergi.

Kini Arunika dan Rino berdiri saling berhadapan di bawah bianglala yang sedang berputar. Mereka berdua saling bertatapan dengan mata yang penuh amarah.

“Mana uangnya?” Tanpa basa-basi lagi Arunika menengadahkan tangan sembari memasang wajah judes. Begitulah Arunika kadang tampak manis dan kadang tampak terlihat judes apalagi kepada orang asing yang baru dia temui.

Rino melipat kedua tangannya dan terkekeh kecil. “Kamu kira saya akan memberikan uangnya dengan mudah setelah kamu melakukan hal tadi.”

Gadis berambut panjang itu teriak sekencang-kencangnya meneriaki Rino dengan sebutan maling. Maka dalam hitungan detik ada tiga pemuda datang langsung menghakimi Rino dan Arunika beringsut mundur menjauhi Rino yang sedang dipukuli.

Untungnya Rino melawan karena lelaki tersebut jago taekwondo. Gadis itu melengos tidak mau melihat. Dia bahkan menggigit bibir bawahnya sendiri.

Sebelumnya satu jam yang lalu. Wulandari mendorong gadis itu agar cepat menemukan Rino, setelah dia mendapatkan hukuman karena Arunika yang tidak bisa menemukan Rino dalam waktu dua puluh empat jam.

Dia mendapatkan hukuman tidak diberi makan dan harus berdiri mematung selama satu malam di depan kamarnya, bahkan Wulandari jika marah memuncak seperti gunung Himalayang maka tubuh Arunika akan terkena kibasan sapu lidi berkali-kali.

Teriakan Tomi yang bak pahlawan bagi Rino membuat lamunan Arunika buyar dan kembali ke alam nyata. Gadis itu menyeka bulir-bulir bening yang luruh berderai di pipi. Dia tersenyum simpul berjalan pelan menghampiri Rino yang berdiri di samping Tomi.

“Ada apa ini? Dia temanku, bukan penjahat,” tukas Tomi memelotot kepada Arunika dan pandangan lelaki itu pun berkeliling kepada para pemuda yang tadi memberikan pelajaran kepada Rino.

“Aku minta uang sebagai tanggung jawabnya karena telah menabrakku dan telur ayam kampung super aku pecah dan kami rugi,” cerocos Arunika.

“Oh, jadi hanya gara-gara uang. Kamu melakukan ini,” sahut Tomi sambil merogoh dompetnya di saku. Akan tetapi, tangan Rino dengan sigap memegang lengan Tomi melarang Tomi jangan memberikan uang kepada Arunika.

“Jangan! Ayo, kita pergi,” ucap Rino datar dan berbalik badan beranjak pergi meninggalkan Arunika yang berdiri tertegun bergeming masih di tempat menatap sendu punggung Rino.

Tomi pun mengekori Rino dari belakang. Sementara itu tiga lelaki itu bergegas mencari perhatian kepada Arunika berlomba-lomba untuk mendapatkan hati gadis kembang desa itu.

**

Sampai di rumah Tomi.

“Aku tak habis pikir kenapa Arunika jadi seperti itu? Padahal dia gadis yang baik,” ucap Tomi sambil menyodorkan kotak P3K kepada Rino.

“Jangan bahas dia. Aku malas,” jawab Rino sambil tersenyum getir dan mengobati luka sobek bagian pelipisnya. Tangan Tomi pun cekatan membantu Rino memberikan kain kasa.

Suasana hening. Tomi pun menguap karena dia kekenyangan saking tadi banyak makan. Baru sepuluh menit senyap, lalu Tomi merebahkan tubuhnya di sofa panjang.

Rino yang sibuk dengan ponselnya melirik Tomi hanya mengulum senyum kecil melihat sahabatnya yang memang jago tidur.

Jari Rino sibuk membalas pesan dari Raffi yang mencarinya. Lelaki itu berbohong membalas pesan sedang di luar negeri untuk menghindari perjodohan yang menurut Rino terlalu cepat.

Lelaki itu hanya mengulur waktu saja agar tidak ada pernikahan.

Kemudian suara pesan kembali memekak telinga. Rino memicingkan mata di kala membaca pesan dari orang misterius yang kerapkali memberikan puisi dan pantun. Namun, kali ini Rino mendapatkan foto di saat dirinya berada di restoran.

Mata Rino membulat saat melihat dirinya sendiri di foto itu karena tanpa dia sadari berarti orang misterius yang mengakui sebagai fansnya itu selalu mengikuti jejaknya.

“Ini sewaktu aku di restoran satu minggu yang lalu,” gumamnya.

Kemudian Rino menekan tombol memanggil, tetapi tidak diangkat. Semakin tanda tanya besar bertengger di benak pikirannya. Banyak perempuan yang tebar pesona kepadanya semenjak dia menjadi duren. Namun, tidak menyangka akan memiliki penggemar misterius seperti ini.

Tok, tok, tok!!!

Suara ketukan pintu terdengar berkali-kali dan Rino pun langsung melirik ke arah pintu itu. Awalnya dia ragu untuk membuka karena Tomi tuan rumahnya sedang tidur pulas.

“Siapa yang datang selarut ini?” tuturnya masih duduk tenang.

Lantas Rino berdiri dan dia lekas membuka pintu. Sontak Rino membelalak saat tahu tamu yang datang ke rumah Tomi tidak lain adalah Arunika dan perempuan paruh baya yang berkacak pinggang memelotot kepada Rino.

“Jadi kamu biang masalah. Tanggung jawab.” Wulandari menerobos masuk.

“Tanggung jawab apa?” Rino mengerutkan dahinya.

“Kamu yang menghamili Arunika?!” bentak Wulandari langsung meraih sapu yang tepat berada di sampingnya.

Rino dan Arunika terkejut. Mereka berdua saling berpandangan.

Wulandari siap-siap hendak mengibaskan sapu ke arah Rino.

“Ambu!!” pekik Arunika.

“Ahh, siapa yang menghamili dia? Bukan saya,” protes Rino menggelengkan kepalanya dan beringsut mundur menjauhi Wulandari yang sedang mengamuk.

"Ambu, jangan." Arunika menggelengkan kepala.

"Ibu yang terhormat tolong jaga ucapannya. Saya pun menyesal bertemu dengan anak Ibu yang telah membuat saya babak belur seperti ini," protes Rino memicingkan mata kepada Arunika.

"Argghhhhhhh, diam. Jangan bohong." Wulandari memelotot sembari memukul lengan Rino oleh sapu. "Hayo, ngaku!!" lanjutnya cerocos.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Herni
ko aku agak ga suka dengan cara si arunika ini,,Rino kan bukan maling jelas-jelas diatasi mau ganti rugi si arunika nya z yg sombong ga mau Nerima,,malah ngelempar si Rino pake telor lagi mana skrg dikatain maling sampe dipukulin ga jls bgt nih si arunika barbar tapi agak gimana gt.........
goodnovel comment avatar
Herni
lumayan lah Rin buat menghilangkan penat dan mengobati sisa luka hatimu ya pergi ke pasar malam hihii
goodnovel comment avatar
Itta Irawan
pnsaran sama sosok misterius itu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Om Duda vs Bujangan   Jatuh Cinta

    "Argghhhhhhh, diam. Jangan bohong." Wulandari memelotot sembari memukul lengan Rino oleh sapu. "Hayo, ngaku!!" lanjutnya cerocos.Suara Wulandari yang cempreng membuat Tomi terbangun dan lelaki itu terkesiap terkejut melihat Rino yang sedang dipukuli oleh Wulandari, lekas lelaki itu berlari kecil menjadi penengah meraih sapu yang hendak melayang ke lengan Rino.Rino berdiri bergeming tanpa protes atau pun melawan. Mata lelaki tersebut menajam ke arah Arunika. Sorot tatapannya penuh kebencian. Bisa-bisanya Wulandari menuduh Rino menghamili Arunika.Bahkan Rino tidak mengindahkan ucapan Tomi, dia lebih fokus menatap nyalang Arunika yang menunduk sambil meremas-remas baju. Sampai Tomi menepuk pundak Rino dan lelaki tersebut melirik sekilas kepada sang sahabat."Saya tak menghamili Arunika," ucapnya tegas."Tuh, Ibu Wulandari. Kalau ngomong itu dijaga jangan seperti petasan itu mulut

    Last Updated : 2021-09-17
  • Om Duda vs Bujangan   Punya Saingan

    Punya Saingan“Buka saja,” ucap Sri melempar senyum manis dan rambut pirangnya yang kerap kali dikucir satu, kini digerai. Biasanya pun pakaian Sri kemeja atau kaus serta memakai celana levis atau celan pendek. Namun, kini Rino sedikit tercengang melihat perubahan Sri yang menjadi feminim memakai rok selutut dan baju atasan. Gadis itu baru pulang main dari rumah temannya.Rino mengulum senyum tipis ketika membaca surat undangan tersebut. Inisialnya bukan A nama calon pengantin perempuannya, dia menghela napas lega sembari menatap teduh Sri.“Maksudmu berikan undangan ini apa?” tanya Rino mengernyit.“Om, mau nggak temenin Sri ke undangan sebagai pasangannya,” jawab gadis itu tanpa basa-basi langsung mengajak Rino.Sri kerap kali memanggil Rino dengan sebutan Om, entah kenapa Sri pun merasa nyaman bila berada di dekat Rino dan gara-gara Rino pun gadis tersebut ingin merubah penampilannya. Makanya hari ini penampil

    Last Updated : 2021-09-18
  • Om Duda vs Bujangan   Perjuangan Pertama

    Perjuangan PertamaSri memegangi lengan Rino begitu erat. Gadis itu sesekali berteriak sekencang-kencangnya saking kagetnya melihat penghuni rumah hantu. Meski sudah tahu jika itu manusia yang berpura-pura menjadi manusia, tetapi tetap saja bisa membuat jantung Sri dan Rino mencelos dari tempatnya. Rino memasang wajah datar tidak tampak ketakutan hanya terkejut bila tiba-tiba muncul hantu tanpa muncul di depannya.Tiga puluh menit mereka berdua belum menemukan pintu keluar masih berkeliling mencari pintu karena banyak gangguan dari penghuni rumah hantu itu yang menggoda.Brugh!!Rino seperti menabrak punggung seseorang karena sudah masuk ke area zona gelap, tantangan terakhir agar menemukan pintu keluar.“Argh, siapa kamu?” bentak suara wanita yang sudah tidak asing lagi bagi Rino.“Arunika,” tegur Rino lembut.“Kakak,” sambung Sri sambil tangannya mengibas seakan mencari sosok sang kakak.&l

    Last Updated : 2021-09-19
  • Om Duda vs Bujangan   Perjuangan Kedua [Pura-pura Menjadi Pacar]

    Pukul sebelas siang. Rino baru turun dari mobil sudah menjadi sorotan orang banyak. Apalagi saat ini Sri menggandeng tangan lelaki itu sambil menampilkan barisan gigi putihnya. Mereka berdua berjalan bersisian memasuki area resepsi pernikahan. Rino memasang wajah semanis mungkin agar Sri bahagia. Hari ini dia benar-benar harus berakting menjadi pacar sehari gadis tersebut.Sri mengajak Rino untuk menaiki panggung pelaminan dan mereka mengucapkan selamat bahagia kepada pasangan pengantin yang berbahagia.“Mateng, nih,” sapa pengantin wanita melempar senyum kepada Sri.“Bukan mateng lagi. Ini namanya rezeki nomplok,” balas Sri terkekeh kecil sembari menggelayut mesra di bahu Rino, menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu. Sri tidak peduli dengan penilaian orang atau teman-temannya yang penting dapat membawa pasangan tampan dan mapan itu yang ingin ditonjolkan oleh Sri agar teman-temannya tidak mengejek jika gadis itu kelamaan menjadi jomlo

    Last Updated : 2021-09-20
  • Om Duda vs Bujangan   Perjuangan Ketiga ( Jadi Miskin)

    Untungnya Rino dapat menepis serangan dari lawan dan ia memberikan tendangan seribu kepada lelaki itu. "Jangan ganggu dia!!" bentak Rino sembari memelotot.Mereka pun langsung lari terbirit-birit meninggalkan tempat. Rino yang sudah ahli taekwondo, baginya menghadapi para pemuda itu hal mudah yang sulit saat ini adalah merebut hati si gadis bunga desa itu.Arunika melempar senyum kepada Rino dan lelaki berjas hitam itu pun segera menolongnya."Terima kasih," ucap Irwansyah."Sama-sama, ayo saya antar sampai rumah." Rino menjawab seraya melengkungkan senyum manis.**Mereka bertiga turun dari mobil. Di depan rumah bercat abu-abu itu tampak Maria---ibu Irwansyah sedang menyapu teras dan wajahnya mendadak berubah cemas di kala melihat Irwansyah terluka, wanita paruh baya itu menghambur menghampiri."Ada apa ini?" tanya Maria."Bu, kami tadi dihadang oleh pemuda yang jail," jawab Arunika."Ya ampun, mereka nggak ada ka

    Last Updated : 2021-09-22
  • Om Duda vs Bujangan   Perjuangan Keempat (Menolong Arunika)

    Matahari baru bergulir dari ufuk timur, tetapi di depan rumah Tomi sudah ada keributan yang mengundang perhatian emak-emak berdaster yang sedang beli sayuran di tukang sayur---pakai gerobak. Mereka memicingkan mata ke arah Rino yang sedang berdebat dengan orang suruhan Raffi yang mengambil mobilnya. Nampak sekali dari sorot mata mereka ada kecewa dan tidak menyangka bahwa yang mereka lihat Rino seperti orang kaya, tetapi faktanya kini yang dilihat lelaki tampan itu bersikukuh dan bersitegang dengan dua lelaki berpakaian rapi dan kemeja hitam. Jelas terdengar suara emak-emak berdaster itu menyindir. "Ternyata mobil sewaan yang dia pakai." "Buat apa wajah tampan. Tapi, nggak ada duitnya." Rino mengembuskan napas panjang mendengar ucapan tetangga Romi yang membicarakannya di depan langsung. "Pak, saya tak mau pulang ke rumah. Silakan ambil saja mobilnya. Tapi, yang jelas ini mobil saya hasil kerja keras saya." Rino menjelaskan. "Maa

    Last Updated : 2021-09-23
  • Om Duda vs Bujangan   Perjuangan Kelima (Ajak Menonton)

    Pasca tidak berjualan telur Arunika menjadi pelayan di restoran Padang yang terletak di pusat kota. Ia pulang pergi, berangkat dan pulang bersama dengan Irwansyah. Perjalanan dari tempat kerja ke rumah Arunika jarak tempuhnya satu jam, sedangkan Rino bertahan untuk hidup di kampung tersebut menjadi pedagang pakaian perempuan di pasar. Sisa uang penjualan jamnya itu sebagai modal. Rino menjadi bintang di pasar, banyak gadis maupun janda yang mendekatinya tebar pesona bahkan ada juga yang sering membawakan makanan untuk duda keren itu setiap hari dan itu membuat Rino sebenarnya tidak nyaman. Namun, dia harus bersikap ramah kepada semua pembeli. Lelaki berhidung bangir itu jarang bertemu dengan Arunika karena waktu terbatas. Setiap hari menunggu di depan rumah Arunika, tetapi si gadis pujaan hati selalu pulang malam---pukul sebelas malam bersama Irwansyah. Dia hanya menunggu di sebrang rumah Arunika di bawah pohon rindang yang minim cahaya dan itu tempat yang tepa

    Last Updated : 2021-09-24
  • Om Duda vs Bujangan   Perjuangan Keenam(Mengatakan Perang)

    "Dok, bagaimana keadaan ibu saya?" tanya Arunika dengan mata yang sembab. Dia menangis sesenggukan sedari tadi. Arunika tak mau kehilangan Wulandari."Ibumu nggak apa-apa. Untungnya bisa diselamatkan. Dia mengalami angin duduk.""Angin duduk apa, Dok? Anginnya duduk atau rebahan?" timpal Sri.Dokter itu mengulum senyum tipis. Lelaki itu rambutnya kelimis dan tampak usianya 25 tahun. Dia pun menjawab pertanyaan Sri. "Suatu jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jantung.Angin itu adalah gejala penyakit arteri koroner.""Oh, gitu yah. Jadi nggak parah?" sambung Sri sambil manggut-manggut mencerna ucapan dokter tampan itu."Iya, jika tak segera ditangani akan menyebabkan kematian. Jangan sepelekan angin duduk," imbuh dokter itu.Arunika menunduk sedih dan dia beranjak masuk ke dalam kamar inap Wulandari. Rino pun mengekorinya dari belakang. Tampak Wulandari masih terpejam. Gadis itu duduk di samping ranjan

    Last Updated : 2021-09-25

Latest chapter

  • Om Duda vs Bujangan   Menemukan Cinta Sejati

    Jantung Talita seakan mencelos dari tempatnya seketika itu juga tubuhnya mendadak bergemetar hebat."Maksudmu apa?" tanya balik Talita."Mau jujur nggak?" Tantang Rino menatap lekat manik mata Talita.Atmosfer di ruangan tersebut terasa sangat menegangkan. Bahkan, butiran keringat mendadak berjatuhan dari wajah Talita. Wanita itu pun menghela napas berat sembari memilin rambut hanya sekadar untuk menghilangkan rasa groginya.Ruangan AC itu tak membuat Talita merasa sejuk. Tatapan Rino semakin menyelisik dalam seakan masuk ke dalam jendela hati Talita."Aku mau jujur," jawab Talita tersenyum getir. Lalu dia pun menarik tangan Rino dan diarahkan ke dadanya."Di sini ada Arunika. Apakah kamu marah padaku? Jika aku hidup karena kebaikan Arunika."Hening.Rino mengurai pegangan tangan Talita. Sorot mata lelaki itu berubah setajam silet. Seakan menyayat hati Talita. Usai berbicara jujur. Talita menundukkan wajahnya tak berani menatap

  • Om Duda vs Bujangan   Menuntut Kejujuran

    "Tapi, jika kamu tahu kalau aku mempunyai----" Talita menghentikan ucapannya. Dia menunduk sedih. Tak sanggup untuk jujur."Kenapa?" Rino pun mengangkat wajah Talita. "Lihat saya. Kamu mau bicara apa? Katakan saja.""Anu--it--u so--al." Talita terbata-bata. Dia tak mampu melanjutkan ucapannya lagi. Rasanya dadanya terasa sesak. Akan tetapi, raut wajah Rino meneduhkan tak ada sama sekali amarah yang terpancar dari wajah Rino karena Talita tak melanjutkan ucapannya.Tangan lelaki itu pun meraup wajah Talita dan kembali menyerang wanita itu dengan ciuman bertubi-tubi. Namun, Talita melepaskan pagutan liar dari Rino."Aku capek," ucapnya beralasan. Talita pun langsung memunggungi Rino."Kamu kenapa? Kalau ada sesuatu yang mau dibicarakan katakan saja," urai Rino sambil memeluk pinggang Talita dari belakang.Bibir wanita itu mengatup rapat dan matanya berusaha terpejam. Deguban jantungnya cepat seolah sedang lari maraton. Kendatipun d

  • Om Duda vs Bujangan   Mengatakan Cinta Kepada Talita

    Lelaki itu terus melayangkan tinju kepada Rino. Untungnya lelaki berhidung bangir itu mampu menangkis semua serangan dari lawannya.Lalu kali ini giliran Rino menyerang. Dia layangkan tendangan bebas untuk lelaki berjaket hitam kulit. Rino adu jotos dengan preman yang menghadang perjalanannya."Jauhi istri gue!" bentak lelaki yang tiba-tiba muncul sambil turun dari motor."Kamu, jadi ini anak buahmu.""Iya, jangan macam-macam. Apalagi dekat sama istri gue!""Maaf, saya tak bermaksud untuk ikut campur urusan dengan rumah tangga Gisel. Tapi, yang kamu lakukan itu sudah berlebihan.""Sial, banyak ngomong!" tukas suami Gisel sambil menodongkan pisau kepada Rino.Melihat pisau di depan mukanya. Tak membuat nyali Rino menciut. Maka dia pun lekas menepis pisau itu, hingga terjatuh ke sembarang arah."Seraaaaang!" titah suami Gisel.Dua preman itu pun langsung menyerang Rino dengan membabi-buta. Untungnya Rino jago bela di

  • Om Duda vs Bujangan   Nasib Gisel Malang

    Gisel berlari sekencang mungkin. Dia menghindar dari kejaran orang yang menagih hutang suaminya. Sungguh malang nasib Gisel. Pasca tak bersama lagi dengan Rino dan wanita itu dibawa berobat agar tak depresi memikirkan Rino. Namun sayangnya, saat di tempat penyembuhan Gisel bertemu dengan lelaki yang salah berpura-pura mencintai wanita itu. Padahal hanya ingin menumpang hidup enak di keluarga Gisel.Wanita berhijab itu pun merasa jika suaminya mempunyai niat terselubung menikahinya. Akhirnya, Gisel memutuskan untuk pergi dari rumah dari zona nyaman tak meminta materi dari kedua orangtuanya. Berharap hidup berdua mengontrak akan membuat suami Gisel sadar agar menjadi sosok lelaki dan suami yang tanggung jawab mau bekerja. Ini justru gila judi dan pemain wanita.Ini adalah titik di mana Gisel sudah muak diteror oleh banyak preman yang menagih hutang suaminya. Bahkan, saat ini Gisel dikejar oleh lelaki berusia lima puluh rintenir yang menginginkan Gisel menjadi istri kelim

  • Om Duda vs Bujangan   Bertemu Gisel

    "Pagi," sapa Rino seraya melempar senyum.Namun, tak diindahkan oleh Talita. Wanita itu sibuk menyiapkan sarapan di atas meja. Lisna sudah duduk manis sembari menonton ponsel."Hari ini lagi ada yang marah?" sindir Rino.Mau marah bagaimana coba? Kalau menjadi posisi Talita, pasti marah karena di saat mau ke puncak kenikmatan. Justru yang disebut oleh Rino nama wanita lain."Hemmmm." Talita berdeham."Siapa, Om?" tanya Lisna sembari mendongak."Itu Bundamu yang cantik," jawab Rino sambil menarik kursi. Dia duduk di samping Lisna."Aku cuma nyuapin nasi goreng. Kamu mau makan nasgor atau roti?" tanya Talita datar."Nggak apa-apa sama nasgor saja," balas Rini sembari mengulum senyum simpul.Lantas Talita langsung menaruh nasi goreng di piring Rino. Lelaki itu menatap nanar Talita."Terima kasih," ucapnya.Namun, Talita tak mengindahkan ucapan Rino. Wanita tersebut kembali menyelesaikan cucian yang

  • Om Duda vs Bujangan   Rino Jatuh Cinta Lagi

    "Mau tahu banget?" ejek Rino sambil menyetir mobil."Terima kasih, yah. Sudah mau menolongku.""Ini sudah berapa kali kamu bilang seperti itu."Talita pun tersenyum simpul. Pipinya merona memerah seketika itu juga di saat Rino mulai mau berdialog hangat dengannya. Sebagai mengalihkan pembicaraan. Lantas Talita kembali melontarkan tanya tentang cara Rino dapat berhasil masuk ke apartemen Wiro.Ternyata Rino sudah mempunyai jadwal yang di mana Wiro akan melakukan bisnis kotor yang tersambung dengan para wanita. Lelaki itu mendapatkan kabar itu dari salah satu kolega Wiro adalah kolega Rino juga dengan memberikan uang yang nominalnya cukup besar. Makanya, Rino dapat masuk ke acara Wiro di pesta topeng bersama beberapa polisi. Iya, lelaki itu telah melaporkan kehilangan Talita.Mencerna cerita dari Rino. Talita manggut-manggut dan mengulum senyum tipis. Dia tak menyangka bahwa lelaki itu mau menolongnya.Jalanan lengang. Sorot lampu jalanan menj

  • Om Duda vs Bujangan   Seratus Juta

    Wiro penyuka wanita cantik yang untuk didekati lalu dijual ke teman-teman kolega kerjanya sebagai bentuk kerja sama agar terhubung dengan baik. Memiliki ketampanan dan kemampuan merayu. Siapa yang tak akan jatuh ke pelukan Wiro kecuali Talita yang tak mudah jatuh termakan rayuan gombal maut Wiro. Begitulah yang dicerna oleh Talita saat mendengar cerita dari wanita yang duduk di depannya. Menceritakan awal pertemuannya dengan Wiro, dengan iming-iming akan dinikahi dan diberi mobil. Akan tetapi, ternyata justru wanita-wanita itu dijebak oleh Wiro untuk dijual."Dasar bedeebah," ucap Talita yang geram mendenga cerita itu."Lalu bagaimana ini? Kita tak bisa kabur dari sini. Teman kita pasti sudah digrepek sama laki-laki tua bangka," kilah salah satu wanita yang sudah memakai baju tidur sexi sesuai permintaan Wiro.Talita tertegun dan dia berusaha berpikir tenang. Agar dapat keluar dari kamar apartemen Wiro. Dia pun tak mau dijual. Suasana menjadi hening.

  • Om Duda vs Bujangan   Dijual Wiro

    "Kamu mau bawa aku ke mana?!" pekik Talita berontak melawan.Wiro terus menarik paksa tangan Talita. Dia tak peduli pekikan Talita. Sampai wanita itu dipaksa masuk ke dalam mobil."Diam, ikut saja. Jangan melawan. Jika tidak anakmu akan jadi korbannya!" sentak Wiro."Jangan macam-macam. Jangan pernah sentuh Lisna." Talita memelotot. Dia pun harus mematuhi perintah Wiro. Akhirnya, Talita duduk tenang di belakang sambil meremas-remas buku-buku jarinya sendiri. Bahkan, dia sudah tak peduli lagi dengan dirinya sendiri yang penting Wiro tak menyakiti Lisna.Perjalanan mereka hampir satu jam. Tiba di tempat tujuan. Talita terbelalak saat turun dari mobil. Gedung pencakar langit di depan mata dan dia pun menelan ludah untuk menilimisir rasa takutnya. Wiro benar-benar mengintimidasinya, sampai Talita diam seribu bahasa saat tangannya digandeng oleh Wiro."Pokoknya kamu patuhi apa yang saya perintahkan."Talita mengangguk pelan dengan raut wajah send

  • Om Duda vs Bujangan   Lisna Merindukan Talita

    "Kamu berani sama saya!" bentak Wiro.Talita terhuyung limbung jatuh ke lantai. Dia meringis kesakitan. Wiro menyeringai iblis tatapannya seolah-olah ingin menelaanjangi Talita.Lantas tangannya terulur mencengkram erat lengan Talita. "Malam ini kamu akan menjadi milik saya," bisik Wiro."Lepaasssssin aku!" Talita berontak melawan dengan susah payah. Namun, memang tenaga Wiro lebih kuat. Maka Talita tak bisa melawan. Wanita itu didorong ke kasur sampai Talita meringis menahan sakit.Saking kasarnya Wiro memperlakukan Talita. Terbit senyum jahat dari bibir Wiro. Lelaki mengerlingkan mata dan merayap naik ke ranjang.Sontak Talita beringsut mundur menghindari dengan tatapan sendu dan tampak ketakutan sekali.Wiro mendekati dan tangannya sudah menangkap tangan Talita. "Diam saja. Tinggal nikmati jangan berontak."Tiba-tiba terdengar suara bariton mengetuk pintu. Siapa lagi jika bukan teman Wiro. Maka lelaki tersebut mengurungkan niatnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status