Mata Amel membulat saat mendengar ucapan lanjutan sang suami. "Ha!" Raffa ingin sekali tertawa melihat riak wajah sang istri. "Masa masih gak paham sih, kamu ini," kata Raffa.Amel yang sudah mencerna apa ucapan sang suami. Ia langsung melayangkan cubitan di pinggang lelaki itu. "Akhh ... Sayang sakit tau," sembur Raffa.Raffa akhirnya melepaskan cekalannya dari tangan Amel. Sedangkan wanita itu tersenyum sinis."Makanya jadi orang jangan kepedean deh, aku kan buka mau ngelus kamu tapi mau ambil handphone buat videoin kamu yang lagi ngorok gitu," celetuk Amel. Amel langsung membekam mulut saat mengingat ia bilang yang akan tadi dilakukan. Sedangkan Raffa menyeringai lalu tangan lelaki itu menyentil kening sang istri."Hayo ... ketahuan, kamu mau jahilin aku ya!" seru Raffa.Amel langsung menggaruk kepalanya lalu terkekeh. Wanita itu berlari dan Raffa langsung mengejarnya. Saat sampai di ruang tengah, Amel tertangkap dan disudutkan ke dinding. "Kalian ini bener-bener ya! Inget te
"Mah, aku matiin dulu. Assalamu'alaikum," seru Amel.Wulan terkekeh saat sang menantu mematikan sambungan telepon dengan terburu-buru. Bahkan dia sama sekali belum membalas salam itu, ia memilih memasukan benda pipihnya ke tas. "Untung tadi kepencet matiin spaker, kalau enggak. Mereka pasti malu dan Shilla pasti menggoda Amel," batin wanita itu. Sedangkan di kamar pasangan itu, Amel segera masuk ke bilik mandi dengan kasar. Ia masih kesal karena lelaki tersebut berteriak menyebut benda keramatnya."Gak usah teriak juga kali, aku malu lho. Mama denger pasti," gerundel Amel. Amel dengan gerakan kasar hendak mengambil celana dalamnya tetapi, Raffa malah mengangkat tangan membuat sang istri tidak bisa menggapai. "Mas, jangan rese deh! Cepet siniin," omel perempuan tersebut. Wanita itu melompat, ia hendak terpeleset. Dengan gerakan cepat, Raffa segera menahan agar sang istri tidak terjatuh. "Kalau di kamar mandi, jangan melompat!" seru Raffa. Amel yang tadinya terpaku memandang para
Diana kini tengah bersiap-siap, perempuan itu akan ikut membantu merapikan barang yang akan dibawa Amel ke kediaman yang baru saja selesai. Gadis tersebut setelah pulang kuliah kemarin, dia bergegas merapikan apa saja dibawa ke rumah sepasang suami istri. Karena ia diam di sana selama sebulan, melayani Amel sesuai hukuman."Huh, cewek sekece gue masa jadi babu," gerutu Diana.Sang Mama yang masuk tanpa mengetuk pintu, membuat Diana menoleh lalu memilih mengecek barang yang hendak dibawa. "Gak perlu bawa pakaian banyak-banyak, kamu di sana cuma sebentar," lontar sang Mama. Wanita itu berkata sambil mendekati sang putri. Ia duduk di ranjang dan menaruh makanan di nakas. "Ayo makan dulu, pasti kamu lapar bukan. Nanti Kakakmu bakal anter kamu, sampe ke rumah baru mereka," seru wanita itu.Diana langsung menoleh memandang sang Mama. Ia beranjak dari tempat menuju ranjang. Tatapan lesu terpancar dari mata perempuan itu. "Mah ... Apa gak bisa nego gitu, jangan aku yang jadi pembantu. Men
Kini keduanya tengah di perjalanan, Raffa mengemudi dengan santai. Sedangkan Amel sedang mengisi perut. Wanita itu sangat lahap, ia sangat menyukai masakan suaminya. "Mas, masakanmu itu enak banget. Kenapa malah jadi pengusaha bukan koki," lontar Amel. Mendengar perkataan sang istri, Raffa langsung melirik lalu fokus ke jalanan lagi. "Udah ada yang jelas di depan mata, lagian aku memang ingin menjadi pembisnis. Masak itu cuma buat aku iseng aja, kebanyakan malas makan masakan luar," balas Raffa.Amel menganggukan kepala saat mendengar jawaban sang suami. Wanita itu menyodorkan sendok yang berisi makanan ke bibir Raffa, lelaki tersebut mengulas senyum."Makasih, Sayang. Kirain kamu lupain aku," kata Raffa.Lelaki itu melahap apa yang disodorkan istrinya, lalu fokus ke jalanan lagi. Sedangkan Amel tidak menyahuti, karena nada dering dari handphone."Ngapain Shilla nelepon," gumam Amel.Raffa yang mendengar itu mengedikan bahunya. Amel hanya memutarkan bola mata malas. Lalu menaruh be
Disaat masuk di kediaman, mereka langsung terpaku pada semua yang tengah sibuk. Banyak yang masih mendekorasi dan menempatkan barang ke tempat pas. "Kalian ini, kenapa malah ngehalangin pintu! Ayo cepet kerja, bentar lagi Tuan Raffa dan istri sampe," omel seseorang. Lelaki itu mengomeli mereka, karena menghalangi pintu. Diana melotot mendengar bentakan tersebut. Ia hendak menyerang lelaki itu tetapi ditahan sang kakak."Jangan buat ulah," tegur lelaki itu pelan.Perempuan itu menghela napas, sedangkan lelaki yang tadi menegur hanya menyeringai. Ia langsung meninggalkan mereka dengan tatapan remeh dan segera melakukan pekerjaan."Aish ... Kakak, kita diremehin lho. Beraninya dia bentak kita," gerundel Diana.Pria tersebut menghela napas, ia memilih menarik adiknya untuk segera melakukan pekerjaan. "He! Udah mau selesai kalian baru aja datang, makan gaji buta aja," cecar seorang wanita.Diana mendengar itu melotot, ia langsung mendorong wanita tersebut membuat dia terjatuh. Mereka ja
Dengan gerakan spontan, tangan Amel memegang wajah Raffa dan menjauhkan darinya."Santai aja kali, Yang. Sampe segitunya," kekeh Raffa.Amel mendengar itu langsung memalingkan wajah. Pipinya bersemu merah, lalu pandangan wanita tersebut terpukau melihat sekeliling."Mas! Rumah kita udah jadi," pekik Amel.Lelaki itu sudah bersiap, saat melihat wajah sang istri yang berbinar segera menutup telinga. Amel meliat reaksi suaminya begitu langsung memanyunkan bibir."Apaan sih, Mas! Lebay banget sih," cibir Amel. Istri Raffa itu lekas melepaskan sabuk pengaman lalu keluar. Memandang halaman yang sudah dihias, sedangkan sang suami yang melihat senyuman merekah di bibir Amel sangat bahagia. Dia turun dari kendaraan roda empat lalu berdiri di samping perempuannya."Sayang, ayo ma ...." Ucapan Raffa terhenti saat mendengan Amel memekik lagi. Wanita itu berlari ke arah tanaman bunga mawar yang mekar."Ampun ... istriku, istriku," keluh Raffa pelan. Pria tersebut terus mengikuti sang istri ber
Waktu skor Diana berkurang karena Amel yang meminta pada kepala sekolah. Melihat Kakak gadis itu terus memohon pada sang suami, membuat ia jadi iba. Dan masa hukuman yang awalnya dua bulan kini menjadi sebulan, mengingat mereka harus belajar untuk ujian. "Mas, apa aku terlalu baik ya. Lihat, cewek itu masih angkuh aja," lontar Amel. Sepasang suami istri itu melihat keadaan di luar melalui CCTV. Lelaki yang ditanya hanya mengedikan bahu. Melihat Diana hendak melangkah masuk ke kediaman, Amel dan Raffa bergegas keluar dari bilik ini. Ruangan untuk melihat hasil rekaman benda tersebut. "Mendingan kita ke kamar aja, Mas!" ajak Amel. Raffa mengangguk kini mereka bergegas ke kamar. Sedangkan saat Diana masuk, banyak pasang mata yang ternyata langsung memandang dia kala membuka pintu. "Kenapa kalian ngeliatin gue segitunya, emang gue mah cantik, gimana gak cantik coba. Perawatan mahal gitu lho," tutur Diana. Para perempuan langsung menatap sinis Diana. Salah satu berdecak lalu berkaca
Mendengar ucapan istrinya Raffa terkekeh, lelaki itu bersidekap memandang paras Amel. "Kita taruhan aja gimana, kalau ini bener gudang kamu boleh minta apapun maumu," ujar Raffa.Amel langsung berbinar mendengar itu, lalu mengerutkan kening seperti berpikir sesuatu."Ayiya, Mas kan udah tau seluk beluk rumah ini. Ya pasti aku kalah dong," gerundel Amel.Raffa langsung tertawa mendengar gerutuan sang istri. Tangan lelaki itu memegang pipi Amel dan menghujami dengan kecupan."Kenapa kamu selalu menggemaskan, tau gak! Aku selalu pengen gigit kamu kalau bertingkah gitu," ungkap lelaki itu.Amel mengerjapkan mata mendengar ucapan Raffa. Wanita itu langsung mendorong sang suami untuk menjauh."Kamu mengerikan Mas, mendingan jauhan dulu deh," kata Amel.Raffa mendengar ucapan Amel hanya tersenyum kecil. Ia memilih membuka pintu tersebut lalu menarik sang istri untuk masuk. Karena gerakan yang tiba-tiba, Amel memekik kaget."Astagfirullah, kaget aku!" teriak wanita itu.Melihat hal itu, Raff