Ini sudah satu minggu sejak Bayu isolasi mandiri. Jika ditanya bagaimana hati Eliana? Sakit sangat sakit. Dia hanya akan memberikan makanan di depan pintu. Dengan sudat mata menggenang, hanya dapat mengetuk pintu kamar itu.
“Mas makanannya, makan yang benar, ya? Aku mencintaimu.” Eliana mengusap air mata yang mengegnang di pelupuk matanya. Bisa dibayangkan sedihnya? Suami sakit, tapi menengok saja tidak bisa. Eliana berlari menuju ke kamarnya dan sesenggukan. Sedangkan Bayu baru saja mengecek pekerjaannya dan memberikan email pada asisten pribadinya Rara. Untung saja wanita itu mau mengurus dan dapat dipercaya untuk mengurus pekerjaan di kantor.
Bayu bukan buta dengan istrinya yang pasti sangat susah untuk menerima keadaan ini. Tapi mau bagaimana lagi? Dari pada tertular, mendingan untuk sementara berpisah dahulu. Bayu juga merasa sangat sakit. Sebab hal ini sangat menyiksa dirinya. Tapi mau bagai mana lagi? Jiwa dan raganya kini
Malam ini Eliana sangat kepayahan karena si kembar menangis. Dua-duanya tidak bisa ditenangkan. Dia sudah sangat lelah, Mama Brenda juga sudah membantu menenangkan si kembar tapi tidak juga mau tenang. Eliana sangat bingung harus bagaimana? Ini hari ke dua belas Bayu menjalani karantina mandiri di kamar sebelah. Rasanya ingin menangis saja. Bayu yang biasanya menennagkan si kecil saat menangis.“Sayang, Sayang jangan menangis ya? Sini nak sama Bunda.” Eliana memeluk putranya yang pertama sambil mengayun-ayunkan tubuh anak pertamanya itu. Tetapi di luar dugaan putranya yang kedua juga menjerit tak karuan.“Ma, coba Ma bawa sini biarkan dia aku peluk dua-duanya .” Eliana sudah sangat lelah. DIa tidur terlentang kemudian kedua anaknya berada di dadanya mereka menyusu dengan lahapnya . Eliana mengelus punggung putranya tersebut. Mungkin karena sudah lelah jadi si kembar pun akhirnya terlelap. Eliana menarik na
Hatinya sangat trenyuh tidak ada ujian yang lebih ganas bahkan penyakit apa pun, selain menahan kerinduan kepada keluarganya.“Alhamdulillah.” Irwan mengucap syukur bahwa ternyata hasilnya adalah negatif. Berarti bisa dipastikan dua hari lagi Bayu sudah diperbolehkan untuk berkumpul kembali dengan keluarganya. Tentu saja, semua ruangan yang digunakan untuk isolasi mandiri tadi dibersihkan, disterilkan agar kuman kuman dan virus pergi dan tidak akan kembali lagi. Bayu meraih ponselnya yang ada di nakas. Dia menelepon istrinya tetapi Eliana tidak menjawabnya . Irwan pamit untuk pergi ke rumah sakit karena pemeriksaan sudah selesai. Bayu mengangguk tanda mempersilakan.Bayu sedikit gelisah dia mondar-mandir kesana kemari menunggu balasan telepon dari Eliana. Tentu saja Eliana tidak mendengar telepon dari Bayu karena dia masih terlelap. Semalam suntuk kedua putranya itu rewel tidak mau tidur. Oleh sebab itu,
Hari ini massa isoma bagi Bayu sudah selesai. Dia keluar dari kamar itu dengan seluruh kebahagiaan menyertai di hatinya. Irwan membelikannya baju baru yang sudah dicuci oleh laundry keluarga. Sedangkan kamar Bayu langsung disterilkan. Seluruh baju yang ada di lemari itu dikeluarkan dan dicuci. Seluruh ruangan itu disemprot dengan disinfektan. Ranjang juga ditarik keluar dan dipanaskan untuk beberapa saat. Serta disemprot disinfektan hingga ke kolong-kolongnya. Jangan tanyakan bagaimana Bayu memeluk sang istri.Dia memeluk Eliana hingga wanita berambut panjang itu susah bernapas. “Aku merindukanmu, Sayang. Sangat merindukanmu. Mana si kembar?” tanya Bayu. Sebab dia tidak melihat Kembar di mana pun.“Si Kembar ada di kamarnya.” Eliana bermanja-manja memeluk tubuh kekar Bayu yang selama lima belas hari tidak dapat di sentuhnya.Bayu melepaskan pelukannya pada tubuh sang istri
Hari ini massa isoma bagi Bayu sudah selesai. Dia keluar dari kamar itu dengan seluruh kebahagiaan menyertai di hatinya. Irwan membelikannya baju baru yang sudah dicuci oleh laundry keluarga. Sedangkan kamar Bayu langsung disterilkan. Seluruh baju yang ada di lemari itu dikeluarkan dan dicuci. Seluruh ruangan itu disemprot dengan disinfektan. Ranjang juga ditarik keluar dan dipanaskan untuk beberapa saat. Serta disemprot disinfektan hingga ke kolong-kolongnya. Jangan tanyakan bagaimana Bayu memeluk sang istri.Dia memeluk Eliana hingga wanita berambut panjang itu susah bernapas. “Aku merindukanmu, Sayang. Sangat merindukanmu. Mana si kembar?” tanya Bayu. Sebab dia tidak melihat Kembar di mana pun.“Si Kembar ada di kamarnya.” Eliana bermanja-manja memeluk tubuh kekar Bayu yang selama lima belas hari tidak dapat di sentuhnya.Bayu melepaskan pelukannya pada tubuh sang istri
Hari ini massa isoma bagi Bayu sudah selesai. Dia keluar dari kamar itu dengan seluruh kebahagiaan menyertai di hatinya. Irwan membelikannya baju baru yang sudah dicuci oleh laundry keluarga. Sedangkan kamar Bayu langsung disterilkan. Seluruh baju yang ada di lemari itu dikeluarkan dan dicuci. Seluruh ruangan itu disemprot dengan disinfektan. Ranjang juga ditarik keluar dan dipanaskan untuk beberapa saat. Serta disemprot disinfektan hingga ke kolong-kolongnya. Jangan tanyakan bagaimana Bayu memeluk sang istri.Dia memeluk Eliana hingga wanita berambut panjang itu susah bernapas. “Aku merindukanmu, Sayang. Sangat merindukanmu. Mana si kembar?” tanya Bayu. Sebab dia tidak melihat Kembar di mana pun.“Si Kembar ada di kamarnya.” Eliana bermanja-manja memeluk tubuh kekar Bayu yang selama lima belas hari tidak dapat di sentuhnya.Bayu melepaskan pelukannya pada tubuh sang istri
Bayu melakukan gerakan dengan tempo sangat cepat agar mereka berdua bisa segera mencapai hasrat yang terpuncak. Rintihan dan pekikan Eliana membuat Bayu semakin dan semakin mempercepat gerakannya. Akhirnya tangan halus Eliana menjambak rambut sang suami pertanda dia sudah mencapai puncak hasratnya. Bayu mencium keningnya sebagai tanda terima kasih.Lelaki bermata almond itu hendak menuju kamar mandi tetapi Eliana menariknya kembali. Kali ini dia yang akan memimpin jalannya percintaan. Rindunya yang sudah di atas ubun-ubun membuatnya menyingkirkan rasa malu. Dia mulai menggoda sang suami dengan gerakan yang sensual. Dengan cepat hasrat Bayu juga mulai terpancing kembali. Miliknya mulai siap untuk menyembuhkan sisa-sisa kerinduan yang tadi sudah meluap.“Aku mencintaimu, Mas. Sangat mencintaimu. Berikan aku kepuasan hari ini.” Eliana langsung naik ke atas tubuh gagah etrsebut. Dia akan tanggung jawab dengan keinginannya. Seba
Bayu kembali ke kantornya disambut antusias oleh seluruh pegawai. Tidak terkecuali oleh Sasa sang sekretaris. Ya Sasa Almira atau yang sering dipanggil Sasa atau Rara adalah sekretaris baru pengganti Tuan Han yang sudah pensiun.“Selamat datang kembali, Tuan Bayu.” Rara mennagkupkan kedua tangannya. Diperlakukan untuk tidak salaman bagi para karyawan.“Terima kasih, Ra. Rasanya begitu plong udah keluar dari lubang maut.” Bayu memberi tahukan perasaanya. Dia sekarang lebih peduli dengan kesehatan dan juga kesejahteraan karyawannya. Sakitnya kemarin, karena dia kurang ebrsyukur dan beramal.“Ya Tuhan, saya juga bahagia mendengarkan. Akhirnya Tuan sembuh.”“Ra, tolong kamu data orang-orang yang yang terkena pengakit itu. Kita bantu semaksimal mungkin. Kita carikan dana atau kita kucurkan dana cadangan. Setidaknya, dia harus mendapat perlakuan yang ba
Hari ini merupakan ulang tahun yang kedua aplikasi ojek online besutan dari Bayu. Walaupun acara tidak dilaksanakan secara tatap muka, tetapi tentu saja banyak yang perlu dipersiapkan. Toni memberikan ide bahwa kali ini ulang tahun dari ojek dilaksanakan dengan memberikan beberapa bonus kepada driver yang kurang mampu, tapi berprestasi. Mungkin dia bercermin dari dirinya dulu.Selebihnya, acara dilanjutkan dengan memberi sumbangan kepada beberapa Panti Asuhan dan juga turun ke jalan membantu kepolisian operasi penyekatan . Mereka membantu pihak yang berwajib dengan cara membagikan masker dan memperingatkan kepada orang-orang yang masih membandel tidak pakai masker. Bayu sendiri sudah merasakan dahsyatnya virus itu efeknya.Sebenarnya bukan hanya efek secara medis saja, tapi lebih mengerikan efek secara psikologis. Bagaimana sakitnya hati penderita dan keluarga, mereka satu atap bahkan hanya berjarak dinding, tap
“Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib
“Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku
“Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk
“Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m
Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t
Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata
“Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak
Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y
“Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska