Tanpa terasa sudah 1 bulan terlewati Keira dan Dean selalu saling memberi kabar melalui komunikasi. Seperti hari ini walau berbeda jarak dan waktu tetap mereka saling membantu khususnya dalam hasrat dan gairah.
“Ok hari ini kita mandi bareng,” ujar Dean yang sudah siap di dalam kamar mandi.“Siap Sayang. Kita mandi secara live streaming.”Tapi pada kenyataannya yang mandi adalah Keira sendirian sedangkan Dean menatap istrinya mandi dengan tak berkedip. Dia sangat merindukan lekukan-lekukan tubuh indah Keira yang sedang menyabuni tubuhnya dengan lembut, ingin sekali Dean berada di sana dan menyabuni istrinya.Dean tidak tahan lagi melihat istrinya mandi lalu memegang benda pusakanya bermain solo. Keira tertegun saat mendengar suara desahan Dean yang menyebut namanya.“Sayang apa kamu bermain solo?” tanya Keira tanpa dosa.“Iya Sayang… aah… Kei.” Suara Dean mendesah lagi.Keira bingung harus melakuKadang kejujuran itu menyakitkan. Tapi, akan lebih menyakitkan lagi apabila selalu dibohongi. Seorang wanita mungkin mudah mempercayai orang yang dicintainya tetapi jika sekali dibohongi akan sulit membuatnya percaya lagi dan yang tertinggal hanya rasa curiga.Itu lah yang dirasakan Keira. Dia mengernyitkan dahinya saat mendengar perkataan Ettan, berbagai pertanyaan ada dalam pikirannya. Dia bingung siapa ini yang tidak mengatakan hal yang sebenarnya? Apakah Dean yang berbohong atau malah Ettan yang bohong? Dan kalau Ettan tidak mencurahkan hati alias curhat ke Dean lalu suaminya tahu dari mana kalau Vio dan Ettan sudah putus? Ettan menatap wajah Keira yang mendadak berubah. Dia merasa ada sesuatu yang salah. Kenapa Keira bertanya seperti itu padanya? Dari mana Dean tahu kalau dia dan Vio telah putus. Seharusnya Keira lah yang lebih tahu hal tersebut karena wanita yang ada di depannya merupakan sahabat Vio.“Kenapa Kei?” tanya Ett
Keira sangat marah dan kecewa pada Dean. Menurutnya Dean tega mengkhianati pernikahan mereka dan pada Vio juga dia tak pernah menyangka kalau begitu tega berselingkuh dengan Dean. Air mata yang dari tadi ditahannya akhirnya tak terbendung lagi, dia menangis merasakan sakit di hati juga perutnya.“Aku harus kuat, aku harus kuat. Aku tidak boleh lemah. Masa cuman karena seorang pria seperti Dean, aku kalah,” ucap Keira memberi semangat pada dirinya sendiri.Keira memutuskan untuk segera ke apotek walau harus menahan nyeri yang hebat di lambungnya. Dengan memegang perutnya dia mengendarai mobilnya secara perlahan melewati gelapnya malam dengan perasaan yang juga terasa sakit.Tak lama dia pun tiba di apotik dengan wajah pucat.“Mbak obat asam lambung merk Ul****x,” ujar Keira sambil menahan nyeri.“Ini mbak,” ucap apoteker memberikan obatnya pada Keira.Keira memberikan uang lalu berjalan dengan perlahan ke luar
Seorang pria duduk di depan jendela rumahnya. Asap rokok mengebul dihembuskannya membuat udara disekitarnya menjadi semakin berasap. Hanya suara helaan napas yang terdengar di kesunyian malam.“Aku harus bagaimana dengan Keira? Kenapa dia begitu egois.” Dean berkata tanpa semangat.Perasaan Dean begitu kecewa pada Keira. Betapa mudahnya wanita yang dinikahinya mengatakan cerai padahal dia sudah memberikan semua kesetiaan juga cintanya pada Keira.“Aku ga menyangka Keira sama saja seperti Mama,” ucap Dean.“Apa dia juga akan berselingkuh kayak Mama dulu, meninggalkan suaminya demi pria lain?”Dean teringat tentang masa lalunya saat Rosy, Mamanya meninggalkannya dan Rudi demi pria lain. Perkataan Keira yang meminta cerai sudah sangat menyinggungnya.“Aku harus kembali ke Jakarta untuk menjelaskan semua masalah yang sebenarnya pada Keira,” ucap Dean.Dean menghubungi sekretarisnya untuk melihat
Keira mengerjapkan matanya dengan perlahan membuka matanya. Dia menatap keadaan di sekitarnya yang berwarna putih seperti berada di sebuah kamar di rumah sakit. Kepalanya terasa berat dan juga perutnya yang masih nyeri walau tidak sama seperti sebelumnya. “Aduuh, aaarg.” Keira mengerang sambil memegangi perutnya.Suara erangan Keira terdengar oleh Ettan yang berada di sofa tepat di depan tempat tidur Keira.“Kei, kamu sudah bangun,” ucap Ettan sambil berjalan mendekati ranjang rumah sakit.“Ettan? Kamu di mana?” tanya Keira bingung.“Kamu kok malah menanyakan aku di mana. Kamu baik-baik saja Kei?”Keira kebingungan sendiri kenapa dia malah bertanya seperti itu. Entahlah pikirannya sendiri tercampur aduk mana kepalanya terasa berat dan perutnya masih nyeri.“Eeh, iya ya seharusnya aku yang bertanya. Sekarang aku di mana?” tanya Keira sambil tersenyum tipis.“Nah begitu dong.”“L
Dean sudah tidak sabar menunggu kabar dari Yudika. Sudah 3 jam dia menatap ponselnya berharap adik iparnya segera memberikannya kabar, entah itu kabar baik ataupun buruk. Baginya Keira merupakan hal yang terpenting untuk saat ini walau ada keraguan dalam hatinya dengan kesetiaan Keira.Dia pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Yudika dari pada harus menunggu dengan tak pasti.“Hallo Kak,” ujar Yudika.“Di mana kamu? Aku sudah menunggu kabarmu ini selama 3 jam,” ucap Dean kesal.“Maaf Kak bukannya tidak mau menghubungi, aku masih di depan rumah Kak Dean, tapi ga ada orang Kak di rumah.”“Masa ga orang sih. Kamu sudah pencet-pencet itu bel rumah.”“Sudah Kak tapi ga ada yang keluar.”“Panjat pagar lihat dari jendela.”“Aku ga berani Kak nanti dikiranya aku maling.”“Aku yang suruh, aku yang punya rumah. Kamu kan adik ipar Keira jadi bukan maling.”“Tapi Kak, aku —”“Aku apa
Emosi Dean memuncak, dia tidak tahan dengan pemandangan yang membuatnya terbakar cemburu. Dia pun keluar dengan segala rasa amarahnya.“Lepaskan tanganmu dari istriku, Ettan!” seru Dean dengan marah.Keira yang hampir terjatuh dan dipeluk oleh Ettan sangat terkejut saat mendengar suara Dean. Dia pun menoleh kebelakang dan sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan suaminya. Tapi ada yang aneh kenapa suara Dean terdengar marah?“Ooh jadi begini kelakuanmu, Keira. Aku tidak menyangka perbuatanmu begitu rendah persis wanita jalan.g!” Dean menatap Keira dengan marah.“Dean ini tidak seperti yang terlihat dan seperti pikiranmu. Aku dibantu oleh Ettan,” ucap Keira lemah.“Apa yang aku lihat tidak seperti Ettan membantumu, tapi kamu menggunakan kesempatan ini agar bisa bersama bajinga.n itu.”Dengan emosi Dean melayangkan tinju ke wajah Ettan. Ettan yang tak siap dengan serangan mendadak dari Dean menjadi oleng. Dia mer
Dean mencari Keira di rumah sakit terdekat dari rumahnya, tapi tidak menemukan wanita tersebut. Dia pun mencari di rumah sakit lain dan hasilnya juga sama tidak menemukan Keira.“Pak Angelo gimana kalau ke rumah sakit milik keluarga Geraldo. Itu yang megang rumah sakit istrinya Pak Richie,” ujar Pak Joko.“Ooh istrinya Pak Richie wanita karir juga. Aku tidak mengetahui secara pasti siapa istrinya cuman tahu kalau anaknya ada 2, laki-laki dan perempuan,” ucap Dean.“Saya itu sudah bekerja selama 5 tahun di keluarga Geraldo. Perjuangan cinta dan hidup Pak Richie dengan istrinya begitu menyentuh hati loh Pak. Ga mudah mereka bisa bersama, tapi pada akhirnya kalau memang jodoh tak akan lari ke mana walau berliku-liku perjalanan cintanya.”“Ooh yaa. Aku malah baru tau kalau perjalanan cinta Richie seperti itu.”“Ada kok Pak kisah cinta mereka di novel Miss L yang Twin Husband, tapi sayangnya harus beli babnya.” “Tenang aja aku b
Betapa hancurnya hati Keira saat kehilangan buah hatinya yang baru berusia 4 minggu. Sebuah kata-kata tak dapat menggambarkan hatinya yang begitu sakit dan tercabik-cabik mengiris hati luka yang tak berdarah. Air mata pun sudah tak lagi dapat menggambarkan apa yang dia rasakan.Ettan menatap Keira dengan iba. Melihat keadaan Keira yang tak berdaya membuat hatinya juga ikut sakit. Seharusnya dia bahagia saat bayi dalam kandungan Keira meninggal, tapi entah mengapa dia juga ikut sedih secara bersamaan. Dia berjalan mendekati Keira.“Kei… maafkan aku,” ucap Ettan sambil memegang tangan Keira.Keira hanya menatap Ettan dengan lemah. Dia sudah tak berdaya, tubuhnya bagai raga tak bernyawa.“Maafkan Kei.” Ettan berlutut di depan Keira.Ettan memperhatikan sorotan mata Keira yang kosong. Dia yakin keguguran yang dialami Keira membawanya dalam kesedihan yang mendalam. “Aku akan selalu bersamamu. Aku akan menghapus setiap rasa sakit yang ada di hatimu. Maafkan aku.” Ettan berkata dengan penye