Sebetulnya Chloe sudah menyadari hal tersebut—bahwa dia adalah reinkarnasi dari Helena—tapi mendengar pembenaran dari makhluk yang tak seharusnya, entah kenapa cukup membuat rasa ketidakpercayaannya kembali memuncak. Memang akan lebih baik jika Alex atau bahkan mungkin Juan yang memberi pernyataan.
"Jadi aku benar …." Pergerakan Chloe tertahan oleh tembok. Rasa-rasanya tidak ada lagi jalan untuk pergi, kecuali kembali ke atas.
Mike berhenti di samping Dokter Andrew yang masih berada di antara pikiran terkait perlu atau tidaknya mengikuti hasutan sang iblis.
"Ya!" seru Mike. "Kau adalah reinkarnasi dari Helena. Kau adalah wanita yang selama ini Juan tunggu dan dia tidak sadar itu. Bodoh. Sungguh malaikat maut yang bodoh. Kau dibiarkan olehnya datang seorang diri ke sini. Memberi arti bahwa di
"Selama ini lo cuma melihat bukti kesamaan yang tampak lewat mata lo, padahal udah gue bilang, ngga selamanya reinkarnasi akan punya fisik yang sama, Ju. Para petinggi juga pernah bilang kan, kalau yang mengalami reinkarnasi tersebut pasti akan sadar—Chloe pun akhirnya sadar—tapi dia lebih pilih buat bungkam, karena dia ngga mau ngerepotin lo lagi. Dia ngga mau jadi benalu di hidup lo. Dia memilih buat hadapin iblis itu sendirian."Juan membungkuk dalam diam. Kedua sikunya bertopang pada masing-masing paha. Kedua telapak tangannya memegangi kepala yang nyaris meledak akibat terlalu panas sewaktu menerima kenyataan yang sangat tidak dia duga. Bagaimana bisa dirinya tidak menyadari sama sekali? Di saat Chloe sudah ada bersamanya, di sampingnya sejauh ini, tapi Juan justru sibuk mempercayai ketidakpercayaannya hingga akhirnya memercayai orang yang salah.
"Oke, thanks, Grace," seru Juan segera berbalik pergi. Alex pun mengikuti."Tapi, Pak Juan—""Akan saya kabari kamu." Juan berujar selagi dirinya dengan cekatan melangkah menuju mobil Alex. Meninggalkan Grace yang masih dirundung dilema."Apa yang ada di pikiran lo, Lex?" tanya Juan memastikan. Biasanya jalan pikir Alex selalu bisa berjalan dengan baik ketika dihadapi dengan situasi sulit."Chloe bohong," cetus Alex mengutarakan apa yang dia pikirkan. "Gue nawarin diri buat ketemu jam 7, kalau misalnya dia memang berniat pergi ke rumah sakit itu untuk ketemu dokter, pasti dia bilang ke gue dan ngga perlu bohong dengan bilang mau pergi dulu sama Grace atau apalah. Dia pasti
Tidak peduli letak mobil yang asal di dalam basement, Juan segera turun dari mobilnya, dan pergi menuju area lift. Menekan tombol dengan angka lima belas dan menunggu sekian detik selagi lift berjalan naik. Berharap tidak ada penumpang lain yang menghambat pergerakan lift menuju lantai yang dimaksud.Lift berdenting. Pintu terbuka. Juan dengan cepat berlari menyusuri koridor apartemen yang sepi, kemudian berhenti tepat di depan pintu apartemennya. Tanpa perlu memasukkan pin yang menurut Alex konyol, Juan langsung memindai telapak tangannya di sebuah pemindai yang disediakan. Pintu pun terbuka."Chloe?" panggil Juan seraya mengedarkan pandangan. Namun, tidak ada tanda-tanda hadirnya seseorang di apartemennya.Hingga akhirnya
Remuk.Itu satu kata yang tepat untuk mewakili apa yang tengah Chloe rasakan di sekujur tubuhnya. Padahal baru membuka mata. Bahkan kelopak matanya saja terasa berat untuk terangkat. Terlebih ketika hendak menggeliat sedikit untuk menormalkan kembali kelenturan tubuhnya yang terasa kaku. Di situlah rasa ngilu langsung menerjang hingga ke ubun-ubun.Namun, terlepas dari semua rasa sakit itu … ada rasa nyaman. Chloe merasa hangat dan aroma di sekitar yang melesak ke rongga hidungnya berhasil menghadirkan ketenangan. Awalnya Chloe menikmati itu, tapi tak lama kemudian tersadar bahwa tidak seharusnya dia terhipnotis dan kembali memejamkan mata. Chloe harus bangun, sebab yang terakhir kali Chloe ingat, dirinya sedang tidak dalam situasi yang tepat untuk tidur.Chloe memantapkan matanya untuk terbuka. Sebuah
Setelahnya, yang bisa Chloe lakukan hanyalah tersenyum sepanjang waktu berlalu. Memperhatikan Juan yang tengah sibuk membuatkan sarapan untuknya. Seorang lelaki justru menyiapkan sarapan untuk perempuannya? Rasa-rasanya tidak ada yang salah. Dan, entah kenapa menyebut dirinya sendiri sebagai perempuan Juan … masih terasa janggal. Tidak bisa membuat Chloe berhenti tersenyum."Oke," cetus Juan selagi mencuci tangannya di wastafel. Setelah itu mengambil dua buah piring yang ada di dekatnya, lalu berjalan mengarah ke meja bar. Tempat Chloe menunggu. "Silakan dicoba."Chloe memandangi setumpuk pancake di atas piring. Setumpuk pancake yang dilumuri selai stroberi dan satu scoop es krim rasa vanila."Bukan sandwich lagi?" ta
"Siapa yang datang pagi hari begini?" tanya Chloe sembari mengecek jam dinding yang tergantung di salah satu tembok ruang tamu. Jarum panjang jam baru menunjukkan pukul delapan pagi.Juan mendesah. Masih memandangi pintu. "Siapa lagi yang tau apartemen saya?""Raline?" tebak Chloe.Sigap Juan menoleh. "Serius kamu berpikir begitu?" Kedua bahu Chloe terangkat. Merespons pertanyaan Juan hanya dengan satu gerakan. Juan kembali tersenyum tipis. "Ngga, Chloe. Ngga ada yang tau apartemen saya selain kamu dan Alex."Juan pun menghampiri pintu untuk menyambut tamunya dengan setengah hati. Akan tetapi, mengingat peran besar Alex dalam perbaikan hubungan dirinya dan Chloe, tampaknya beberapa hari ini Juan akan mencoba berperilaku lebih baik pada sang aktor.
Chloe, Juan, dan Alex keluar dari apartemen setelah Chloe selesai diobati. Memilih langsung pergi dikarenakan Chloe merasa kasihan dengan Grace yang begitu mengkhawatirkan keadaannya."Wah, cara parkir lo benar-benar jelek, Ju," komentar Alex sambil lidahnya mengeluarkan bunyi ckck saat melihat bagaimana mobil Juan terparkir di dalam basement. Dua lahan parkir yang sebenarnya bisa digunakan untuk dua mobil, kini hanya untuk satu mobil Juan saja, sebab mobilnya terparkir menyerong hingga mengambil lahan parkir di sebelahnya."Maklum. Gue buru-buru tadi malam," jelas Juan melirik sekilas pada Chloe."Iya deh, untung otak lo jalan," cel
"Lalu bagaimana rasa sakit yang suka muncul di dada kanan kamu?" tanya Juan saat tiba-tiba teringat dengan satu hal tersebut."Oh … udah ngga muncul-muncul lagi," balas Chloe sembari menyentuh bagian yang dimaksud. "Aku memang belum pernah ditembak, tapi tau kalau rasanya sebegitu sakit, kelihatannya jangan sampai aku mengalami itu."Juan memandang kosong ke depan. Bayangan masa lalunya mendadak muncul menggerayangi."Saya pastikan hal itu ngga akan terjadi lagi.""Tapi Dokter Andrew ….""Dokter Andrew?" tanya Juan merasa janggal. Tidak pernah tahu tentang nama itu sebelumnya.Chloe menundukkan pandangan. Kuku jarinya mulai beradu di atas pangkuan.
Mau tak mau Chloe datang menghampiri Juan demi menuntaskan rasa penasarannya yang sudah telanjur terpancing. Juan pun sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka. Membiarkan Chloe masuk tanpa perlu repot-repot membuka pintu.Awalnya Chloe mengira Juan sudah langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya, tapi ternyata dia masih sibuk mengecek ponsel. Chloe hendak lanjut melangkah setelah sempat berhenti di ambang pintu, tapi pergerakan Juan setelahnya entah kenapa membuat Chloe mengurungkan niatnya itu. Juan dengan santai melempar ponselnya ke atas tempat tidur, kemudian melepas hoodie yang dipakai. Sempat membuat Chloe berdengap, dikarenakan berpikir Juan tidak sedang mengenakan apa pun lagi di balik hoodie-nya, tapi ternyata di
Beberapa minggu kemudian.Alex dan Grace benar. Chloe harus bangkit dan harus berpikir positif. Terlebih semakin bertambahnya hari, semakin banyak pula kemajuan kabar yang diberikan oleh Alex. Chloe harus yakin bahwa Juan akan kembali. Meski terkadang rasa rindu benar-benar menguras air matanya, tapi Chloe bisa menghadapinya dan kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak peduli celotehan dan celetukan yang tak enak didengar berseliweran di telinga kanan dan kirinya. Chloe berusaha mengabaikan itu semua.Namun, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya berangsur waswas ketika tahu waktu satu bulan akan usai. Pertanyaan-pertanyaan yang dulu pernah menggerayangi pikirannya kini kembali bermunculan. Bagaimana jika bukti-bukti yang ada tidak cukup kuat untuk membuat Juan kembali? Bagaimana jika Juan sungguh-sungguh tidak kembali? Bagaimana jika Chloe di
"Chloe, ayo dong. Lo jangan terus-terusan nangis begini. Gue harus lakuin apa biar seenggaknya lo berhenti nangis, lo bangun dari tempat tidur, dan yang paling penting … lo mau makan."Grace sudah tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa dalam menghadapi Chloe yang benar-benar kacau. Tidak mau makan. Tidak mau kuliah pula. Terlebih ketika dirinya tahu ada banyak orang yang menyalahkan dirinya atas kepergian Juan.Selang dua hari tanpa tanda-tanda kehadiran Juan di ruang kuliah, Alex mau tak mau mengirimkan surat permohonan pengunduran diri Juan sebagai dosen Seirios dikarenakan suatu hal yang mendesak, dimana Alex sengaja tidak menyebutkan detail alasannya. Mulai saat itu timbul banyak spekulasi yang semuanya menjurus pada satu sumber, yaitu Chloe. Orang-orang mulai menyangkutpautkan kepergian Juan yang tiba-tiba dengan Chloe. Lebih tepatnya dengan hub
Aneh. Tidak biasanya Juan pergi begitu lama. Memang Chloe tidak sedang menunggu Juan di suatu tempat. Chloe hanya sedang menunggu kabar dari lelaki itu sejak siang tadi. Sejak dimana Juan memberikan Chloe kejutan yang sungguh-sungguh membuatnya terkejut, bahkan hingga sekarang masih terasa bagaimana rasanya. Memang baru berjalan beberapa jam, tapi tetap saja tidak biasanya Juan mengabaikan Chloe begitu lama hanya karena sedang pergi menemui Alex.Chloe bolak-balik mengecek ponselnya sambil berbaring di atas tempat tidur.Chloe : Apa obrolan kalian sangat penting?Akhirnya Chloe bertanya itu dan chat tersebut tampaknya tidak benar-benar terkirim, sebab masih tertanda ceklis satu. Benar-benar an
Juan melangkah santai melewati pintu Gedung Malaikat Maut usai mengantarkan satu arwah di siang hari yang terik. Berjalan melenggang tanpa tau apa yang terjadi. Bahkan beberapa pasang mata yang memperhatikannya di lobi gedung pun tidak cukup membuatnya terusik.Tak jauh di depannya, Alex berjalan menghampiri. Bola matanya bergulir memandangi Juan dari ujung kepala hingga ujung kaki."Kenapa?" tanya Juan tak paham. "Jangan ikut-ikutan yang lain. Lihat gue kayak lihat siapa aja," cetusnya.Alex menatap dengan tatapan kosong."Ju …," panggilnya. "Lo … ada yang cari lo."Juan mengernyit. "Siapa?"Tiba-tiba saja dua sosok berjubah dan bertudung hitam yan
Pak Juan : Chloe, saya ada penjemputan. Sepertinya kamu harus makan siang sendiri hari ini.Tidak boleh mengeluh, pikir Chloe. Menjemput arwah adalah tugas utama Juan, Chloe tidak bisa melarangnya. Lagi pula, apa bisa Chloe yang merupakan seorang manusia ini melarang malaikat maut menjemput arwahnya? Sekilas sempat terpikirkan juga oleh Chloe bagaimana jika malaikat maut tidak datang untuk menjemput arwahnya? Apa malaikat maut tersebut akan dihukum? Hukuman macam apa yang bisa diterima malaikat maut?Chloe bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya menyudahi agenda pertemuan dengan dosen pembimbing akademik sebelum memasuki semester baru. Menerima wejangan dari sang dosen untuk mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen selain Juan, seperti yang pernah Juan katakan. Namun, tidak ja
Sejak saat itu, Chloe merasa bahwa hidupnya telah benar-benar berubah. Memiliki Juan tentunya merupakan satu dari sekian banyak hal mustahil, yang justru membuat Chloe merasakan bahwa sebenarnya tidak ada hal yang mustahil. Tidak peduli orang-orang membicarakan hubungannya seperti apa, yang terpenting dirinya dan Juan menjalani atas dasar suka sama suka. Bahkan lebih dari itu. Tidak ada paksaan dan tidak ada setting-an.“Chloe, bagaimana kalau saya tiba-tiba menghilang?”Dari posisi kepala bersandar di kursi mobil, Chloe sontak menoleh. Kepalanya bergulir dari pemandangan laut—di kala malam hari yang ada di sampingnya—kemudian ke arah Juan.“Apa maksudnya Pak Juan tanya begitu?” tanya Chloe. &ld
Berpikir bahwa semua ini telah selesai? Tentu saja belum.Di saat cerita-cerita dalam film yang penuh drama seperti ini kebanyakan berakhir dengan bahagia, cerita dalam hubungan Chloe dan Juan ini justru rasa-rasanya tidak ingin ada kebahagiaan. Sebab sekalinya kebahagiaan itu datang, kesedihan akan dengan cepat mengambil alih. Bagaimana tidak? Di saat Chloe bahagia, Juan justru menghilang darinya. Bahkan dengan terpaksa diam-diam Juan berharap jangan pernah Chloe mengungkapkan kebahagiaannya.Setelah mengetahui kenyataan bahwa sang iblis telah menerima hukuman akibat tindakannya, Chloe akhirnya kembali menjalani hari-harinya seperti biasa. Melihatnya kembali ceria sepanjang waktu—hingga lewat beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan—memberikan kebahagiaan tersendiri untuk Juan."Paling nanti
Setelah satu hari izin tidak menghadiri kuliah dikarenakan kondisi yang masih belum memungkinkan, akhirnya hari yang tidak ditunggu-tunggu Chloe pun tiba.Di sepanjang perjalanan dari lobi gedung jurusan hingga ke lantai ruang kuliah, tak henti-hentinya bisikan, gumaman, serta sorot mata tajam mengiringi langkah Chloe. Grace yang ikut berjalan di sebelahnya pun sampai menengok ke kanan juga ke kiri untuk paling tidak memberi isyarat pada para penggosip agar menghentikan kegiatan tidak penting mereka. Tampaknya, berita terkait hubungan sahabatnya dengan sang dosen benar-benar sudah tersebar dengan begitu cepat ke seantero Seirios.“Ya udah sih. Udah ngga bakal dilirik sama Pak Juan, terus bisa apa? Mereka mau apa?” gerutu Grace saat berada di dalam lift. Chloe yang dihadapi dengan situasi semacam itu, Grace-lah yang geram.