"Ibu. Kurasa, ini waktu yang tepat untuk kembali ke dunia luar. Ibu juga pasti setuju, kan? Aku mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan yang ada bagian nulis-nulisnya, bu, mulai dari stasiun TV, perusahaan advertising, percetakan, dan penerbit. Aku nggak berharap muluk-muluk sih, bu, keterima di perusahaan bonafit yang gajinya belasan juta, tapi ketika satu-satunya yang menerimaku kerja adalah penerbit kecil yang aku bahkan nggak tahu penerbit itu masih akan hidup sampai besok atau tidak, aku ragu juga bu. Tapi nggak papa. Sebenarnya, orang waras mana yang mau menerima fresh graduate yang tidak fresh lagi sepertiku? Hehe, aku nggak papa kok, bu. Kayaknya, orang di kantor itu baik-baik, nggak kayak orang kantoran di perusahaan besar. Doakan aku ya, bu, semoga aku bisa melewatinya dengan baik; setidaknya sampai kontrak kerjaku selesai. Semoga juga, aku bisa menemukan laki-laki baik yang selama ini aku impikan, biar aku cepet nikah! Oke bu? Sip, lah!"
Say Hello - Ardhito Pramono Sofia Narestya Sepagian ini, kurasa dewi fortuna sedang malas melihat wajahku. Telat bangun, water heater yang tiba-tiba tak berfungsi, baju yang belum kusetrika, dan lipstick nude kesayanganku patah. Kurasa, satu-satunya hal baik yang terjadi pagi ini adalah kenyataan bahwa kantorku terletak di gedung yang hanya berjarak 500 meter dari gedung apartemenku, dan itu artinya aku tak butuh menaiki transportasi apapun untuk dapat sampai di kantor. Tak buruk juga memiliki apartemen di tengah kota, karena akhirnya berguna juga meski selama ini aku selalu mengeluhkan keramaian yang kadang terdengar.
Make You Feel Alright- Ginda Bestari ft. Yura YunitaSofia berhasil melewati minggu pertama bekerja di Lotus dengan baik. Dalam satu minggu, ia hafal dengan sifat-sifat mencolok para karyawan Lotus lainnya.Rudi yang mudah terkejut dan suka teriak-teriak, Meghan yang selalu serius--terkadang lebih mirip jutek--namun selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik--Sofia tahu dari senyum dan anggukkan Rayhan setiap Meghan memasuki ruang kaca itu--meski tak pernah berbicara dengan Sofia. Lalu Pak Setyo yang serius dan kaku, namun sebenarnya baik, Bu Sri yang baik sekali dan suka minum kopi pagi-pagi, Dhito yang ceria 24 jam dan merupakan sumber semangat seisi kantor Lotus, serta Rayhan, yang meskipun serius selalu bisa berkomunikasi dengan baik dengan karyawannya, dan jarang memaksakan kehendaknya karena ia selalu mengadakanpolling 
Bulb -Ardhito Pramono Sofia Narestya Well,kurasa dasar judo yang kukuasai dan rasa kepoku yang tinggi ada untungnya juga. Sepagian ini, Meghan terus menerus tersenyum padaku dan bersifat bersahabat. Berbanding 180 derajat terbalik dengan kemarin-kemarin. Kami tak mengatakan apapun yang terjadi kemarin pada siapapun, dan setiap mata kami bertemu, kami pasti cekikikan sendiri. Satu-satunya orang yang menyadarinya adalah Dhito. Karena saat makan siang dan semua orang pergi ke bawah, Dhito beringsut mendekatiku, duduk di kursi Bu Sri dan memandangiku yang masih mengetik di depan komputer. "Kok lo tiba-tiba baikan sama Meghan?" Tanyanya.
Everything in Between - Andhin ft. Endah n Rhesa Dhito mengacak rambutnya sendiri. "Han, ini udah bulan keempat kitaLoss.Lebih lama lagi dari ini, kita nggak akan bisa gaji karyawan. Buku-buku yang kita terbitin nggak ada yangbest seller.Lo inget kapan ada terbitan kita yangbest seller? 2 tahun yang lalu!" Tak seperti situasi Dhito yang berantakan, Rayhan tampak tenang. Ia memiliki cukup tabungan bahkan jika perusahaan ini harus merugi selama 5 tahun. Ia tak pernah memiliki keinginan apapun tentang perusahaan ini kecuali tetap berjalan, seperti yang ayahnya inginkan. Namun, ia tahu, Dhito tak akan membiarkannya. Terkadang ia kasihan juga pada Dhito yang bekerja jauh lebih keras darinya, meski Rayhan juga tahu benar, yang Dhito ingin
Everything in Between - Andhin ft. Endah n Rhesa Dhito mengacak rambutnya sendiri. "Han, ini udah bulan keempat kitaLoss.Lebih lama lagi dari ini, kita nggak akan bisa gaji karyawan. Buku-buku yang kita terbitin nggak ada yangbest seller.Lo inget kapan ada terbitan kita yangbest seller? 2 tahun yang lalu!" Tak seperti situasi Dhito yang berantakan, Rayhan tampak tenang. Ia memiliki cukup tabungan bahkan jika perusahaan ini harus merugi selama 5 tahun. Ia tak pernah memiliki keinginan apapun tentang perusahaan ini kecuali tetap berjalan, seperti yang ayahnya inginkan. Namun, ia tahu, Dhito tak akan membiarkannya. Terkadang ia kasihan juga pada Dhito yang bekerja jauh lebih keras darinya, meski Rayhan juga tahu benar, yang Dhito ingin
Bulb -Ardhito Pramono Sofia Narestya Well,kurasa dasar judo yang kukuasai dan rasa kepoku yang tinggi ada untungnya juga. Sepagian ini, Meghan terus menerus tersenyum padaku dan bersifat bersahabat. Berbanding 180 derajat terbalik dengan kemarin-kemarin. Kami tak mengatakan apapun yang terjadi kemarin pada siapapun, dan setiap mata kami bertemu, kami pasti cekikikan sendiri. Satu-satunya orang yang menyadarinya adalah Dhito. Karena saat makan siang dan semua orang pergi ke bawah, Dhito beringsut mendekatiku, duduk di kursi Bu Sri dan memandangiku yang masih mengetik di depan komputer. "Kok lo tiba-tiba baikan sama Meghan?" Tanyanya.
Make You Feel Alright- Ginda Bestari ft. Yura YunitaSofia berhasil melewati minggu pertama bekerja di Lotus dengan baik. Dalam satu minggu, ia hafal dengan sifat-sifat mencolok para karyawan Lotus lainnya.Rudi yang mudah terkejut dan suka teriak-teriak, Meghan yang selalu serius--terkadang lebih mirip jutek--namun selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik--Sofia tahu dari senyum dan anggukkan Rayhan setiap Meghan memasuki ruang kaca itu--meski tak pernah berbicara dengan Sofia. Lalu Pak Setyo yang serius dan kaku, namun sebenarnya baik, Bu Sri yang baik sekali dan suka minum kopi pagi-pagi, Dhito yang ceria 24 jam dan merupakan sumber semangat seisi kantor Lotus, serta Rayhan, yang meskipun serius selalu bisa berkomunikasi dengan baik dengan karyawannya, dan jarang memaksakan kehendaknya karena ia selalu mengadakanpolling 
Say Hello - Ardhito Pramono Sofia Narestya Sepagian ini, kurasa dewi fortuna sedang malas melihat wajahku. Telat bangun, water heater yang tiba-tiba tak berfungsi, baju yang belum kusetrika, dan lipstick nude kesayanganku patah. Kurasa, satu-satunya hal baik yang terjadi pagi ini adalah kenyataan bahwa kantorku terletak di gedung yang hanya berjarak 500 meter dari gedung apartemenku, dan itu artinya aku tak butuh menaiki transportasi apapun untuk dapat sampai di kantor. Tak buruk juga memiliki apartemen di tengah kota, karena akhirnya berguna juga meski selama ini aku selalu mengeluhkan keramaian yang kadang terdengar.
"Ibu. Kurasa, ini waktu yang tepat untuk kembali ke dunia luar. Ibu juga pasti setuju, kan? Aku mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan yang ada bagian nulis-nulisnya, bu, mulai dari stasiun TV, perusahaan advertising, percetakan, dan penerbit. Aku nggak berharap muluk-muluk sih, bu, keterima di perusahaan bonafit yang gajinya belasan juta, tapi ketika satu-satunya yang menerimaku kerja adalah penerbit kecil yang aku bahkan nggak tahu penerbit itu masih akan hidup sampai besok atau tidak, aku ragu juga bu. Tapi nggak papa. Sebenarnya, orang waras mana yang mau menerimafresh graduateyang tidakfreshlagi sepertiku? Hehe, aku nggak papa kok, bu. Kayaknya, orang di kantor itu baik-baik, nggak kayak orang kantoran di perusahaan besar. Doakan aku ya, bu, semoga aku bisa melewatinya dengan baik; setidaknya sampai kontrak kerjaku selesai. Semoga juga, aku bisa menemukan laki-laki baik yang selama ini aku impikan, biar aku cepet nikah! Oke bu? Sip,