Setelah pulang dari rumah Hira dalam mobil Adnan merenung di dalam kesendiriannya.
Tidak pernah terpikirkan lelaki itu ia akan mengejar Hira sampai seperti ini. Ia sudah terlalu jauh menyakiti hati Hira
Tiga tahun lalu, Adnan pernah berjanji pada dirinya dan ayahnya akan menjadikan Hira sebagai istrinya, tepat saat wanita itu menolak lamarannya.
‘Apa yang terjadi pada diriku? Sampai kapan aku akan melakukannya?’ tanya Adnan dalam hati.
Di bagian hati yang paling dalam memintanya untuk berhenti untuk menyakiti Hira, tetapi setiap kali dokter cantik itu menatapnya dengan tatapan bengis Adnan merasa harga dirinya jatuh, ia akan bersikap kejam lagi pada Hira.
Disisi lain .Hira ketakutan setelah Adnan bertemu dengan putranya. Di Dalam rumah ia terus saja memeluk Alvin .“Kenapa dia keluar, Adnan melihatnya dan menatapnya dengan aneh,” ujar Hira.Kedua orang tuanya saling menatap, “Ayah pikir dia masih tidur tadi di kamarnya.”“Aku takut pria jahat itu menyakiti putraku,” ujar Hira panik.Zafar mendekati putrinya, “tidak akan terjadi apa-apa sayang, Ayah berjanji akan melindungi cucuku.”“Ayah, Adnan bukan manusia, aku sudah melihat dengan mataku dia menghabisi orang tanpa ampun dia iblis, dia akan melakukan apapun yang
Hira ingin rasanya memberi hukuman pada lelaki yang doyan selingkuh, apalagi pasangan sudah berkorban untuk mereka. Hira merasa sangat geram, saat tahu tentang perselingkuhan Kael. Ia sudah dapat begitu banyak masalah, tapi saat melihat sahabatnya menangis sedih ia hanya bisa memeluk dan menenangkan sang sahabat. Kedua sahabat itu saling menguatkan. Ia menceritakan bagaimana ia mengetahui perselingkuhan sang suami. Saling mencintai tetap saja tidak menjamin suami setia."Apa salahku Ra, kenapa dia berpaling pada wanita lain?"Hira mengusap punggung tangan Mona dengan lembut, "kamu tidak salah Mon, tapi lelaki itu tidak bersyukur dapat istri sebaik kamu.""Dadaku sakit sekali , memikirkannya membuatku susah bernapas," keluh Mona meng
Hira sama-sama melarikan diri dari suami mereka, ali-alih liburan keduanya justru kabur ke Bali. Tujuannya untuk menghindar dari lelaki yang menyakiti hidup keduanya. Kael suami Mona tidak setuju berpisah, ia membantah semua tuduhan perselingkuhan. Mona tidak percaya lagi, laki-laki jika sudah pernah melakukan perselingkuhan sekali maka ia akan melakukan untuk kedua kali bahkan berkali-laki, karena perselingkuhan ibarat sebuah penyakit yang susah disembuhkan. Mona yakin dengan pilihannya, sekeras apapun lelaki itu meminta maaf, mantan atlet panah itu tidak ingin merasakan sakitnya diselingkuhin lagi.Saat keduanya ingin mencari kedamaian dr. Hira menyarankan untuk ke rumahnya yang di Bali. Rumah yang dulu dibeli Sean dan Hira. Rumah itu tadinya sudah sempat terjual demi membayar uang tebusan Leo. Namun, setelah Leo bebas dari cekraman para penjahat itu Leo membeli
“Berhenti menatapku seperti itu.” Seorang gadis cantik menegur seorang laki-laki di depannya.Pria tampan itu hanya tersenyum miring. “Aku hanya tidak suka kamu bersikap seolah-olah tidak mengenalku. Kenapa kamu bersikap seolah-olah tidak mengenalku saat kamu baru tiba di Jakarta?”Hira mengusap-usap belakang lehernya,”tidak alasan.”“Kamu masih dendam padaku? Dengar ya … Aku melakukan itu padamu di masa lalu karena aku tidak suka kamu mengejar-ngejarku,” balas sang pria.“Dulu aku memang mengejarmu seperti orang gila, tapi itu dulu … sekarang tidak lagi.” Perempuan cantik bernama Hira Letisha membuang nafas kasar dari mulutnya, wanita cantik itu marah mendengar pria arogan itu membahas saat mereka sekolah dulu. Ia tidak ingin membahas masa lalu yang menyedihkan itu lagi, hanya ingin menjalani kehidupan yang sekarang.“Ok, sekarang baik nanti jangan pernah jatuh cinta dan mengejar-ngejarku lagi,” ujar Adnan dengan angkuh.“Tidak akan lagi Adnan! Cinta yang dulu aku tunjukkan padamu ha
. Besok harinya.“Adnan! Kamu belum bangun jam segini?” teriak Kiya sang kakak“Ada apa?” sahutnya dengan suara malas.“Lima belas menit lagi gue tiba di sana kalau Lu belum bangun akan dobrak pintu apartemenmu,” ancam sang kakak dengan tegas.Adnan hanya mendengus kesal ancaman ala killer itu, ia mengabaikan ocehan sang kakak . Pria bertubuh tegap itu membalikkan tubuhnya menatap jam dinding yang menggantung di kamar, jarum jam pendek bertengger di angka delapan,“ Adnan!”“ IYA!” sahut Adnan ketus.“Jangan iya, iya saja Adnan! Dari kemarin kita sudah janji jam sembilan kita sudah di rumah Mami!” teriak wanita itu dengan kemarahan, “aku datang kesana, kalau kamu belum siap saat aku tiba, awas kamu. Aku bakar apartemenmu,” gertaknya lagi.Mendengar ancaman sang kakak, Adnan Mahesa bangun..Adnan lelaki yang sangat arogan ia tidak pernah memikirkan perasaan siapapun , ia hanya mendengar kata tiga orang ini , Mami dan kedua kakak perempuanya, selebihnya ia akan bersikap bodo amat. Ia b
Suatu pagi Hira melakukan olah raga pagi dan bertemu Adnan di taman. Ia bersikap seolah tidak mengenal lelaki bertubuh kekar itu. Adnan hanya tersenyum sinis saat Hira lari pagi dan melewati dirinya. Adnan tidak mau ketinggalan ia membalasnya dan berlari melawati Hira. Tidak ingin berurusan dengan pria arogan seperti Adnan, Hira memilih menghindar dan memutar balik. Setelah beberapa putaran ia duduk di taman.“Apa hanya itu tenaga seorang dokter?” Adnan sudah berdiri di sampingnya.“Aku hanya melakukan olahraga ringan saja Pak Adnan. Lanjutkan saja … tidak usah hiraukan aku.” Hira menyumpal kupingnya dengan headset dan kembali melanjutkan olah raga. Penolakan Hira membuat Adnan semakin penasaran dan tertantang. Dalam hidupnya ia tidak pernah ditolak dan dicuekin wanita, ia yang selalu menolak para gadis cantik yang mencoba datang dalam hidupnya. Tetapi kali ini dirinya yang ditolak.“Apa Sean pengacara?” Adnan ternyata ikut berlari di sampingnya.Hira tidak menjawab ia memilih terus b
Duduk di depan rumah, Adnan diam dengan pikiran yang melayang-layang. Hati dan pikirannya kacau. Ia berpikir bagaimana cara untuk bisa bicara lagi dengan Hira. Rumah mereka depan-depanan, tapi sekarang mereka dibatasi tembok yang tinggi.Malam itu acara perayaan ulang tahun Mami Adnan. Dinar kakak Adnan memanfaatkan kepulangan Hira memperbaiki hubungan keluarganya dengan keluarga Hira, mereka mengundang keluarga Hira. Tidak diduga Kedua orang tua dan kedua kakak laki-laki Hira mau datang, tetapi tidak untuk Hira, ia memilih tinggal di kamarnya daripada duduk satu meja dengan orang yang paling ia benci dalam hidupnya.“Terimakasih atas undanganya,” ujar Bu Rena ibunda Hira.Gita berdiri lalu memeluk wanita yang dulu sangat akrab dengan nya, “selamat datang Ren, terimakasih sudah mau datang, tadinya aku berpikir kamu akan menolak undanganku seperti yang sudah-sudah.”Dinar berdiri, “Mi, jangan membahasnya lagi mari kita lupakan semua masa lalu,” potong ibu dua anak itu penuh antusia
Hira berjalan santai melihat-lihat pemandangan di sekitarnya, saat melihat ke sekeliling ada bagian dalam hatinya yang terasa masih sakit. Luka masa lalu itu masih membekas dalam ingatannya.Menjadi korban bully di masa lalu menyakitkan bukan hanya fisik tetapi mental yang susah disembuhkan.“Hira, apa yang kamu pikirkan.” Mona mendekat seakan-akan ia tahu apa yang dipikirkan sang sahabat.“Tempat ini tidak berubah dari beberapa tahun yang lalu, batu itu masih tetap sama.”Mona ikut menoleh, keduanya sama-sama diam sejenak, tidak mudah memang bagi seorang Hira melupakan semua yang dialami dimasa lalu. Tempat itu tempat anak-anak orang kaya bertemu. Salah satunya orang tua Hira dan orang tua Adnan, hanya saja di masa lalu Hira jadi korban ketidakadilan dunia ia terkucilkan dari anak-anak anak orang kaya pada umumnya.“Apa kamu belum bisa melupakannya?” tanya Mona sahabatnya, gadis cantik itu salah satu anggota dari klub kuda tersebut.“Tidak, aku bahkan ingin membalas perbuatan merek