Andriyan mengulurkan air minumnya di hadapan Devanda. Perempuan itu tampak syok dengan apa yang baru saja dia lihat. Ekspresi terakhir saat Kanello menjemput mautnya terus terbayang dalam benak Devanda. Hal serupa yang ia lihat di kehidupan kedua. Bedanya, di masa lampau, Delvino yang membunuh Kanello.Bagaimana mungkin Kanello bisa terbunuh lagi? Padahal aku sudah memastikan bahwa kehidupan kali ini sudah berubah. Aku menjadi sponsornya, mengirimnya pada dunia hiburan sesuai impiannya, tapi kenapa dia malah kembali padaku dan berusaha mendekati yang akhirnya kembali berujung maut? batin Devanda.Selain merasa bersalah, Devanda jadi mulai merasa cemas. Seperti ada sesuatu yang mau diubah bagaimana pun, ia akan tetap kembali pada posisi semula. Seolah takdir akan terus terulang meski dengan cara yang berbeda. Dia jadi teringat pada perkataan wanita berambut abu-abu itu.“Takdir yang terulang akan membawa konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Tidak ak
Andriyan mengulurkan air minumnya di hadapan Devanda. Perempuan itu tampak syok dengan apa yang baru saja dia lihat. Ekspresi terakhir saat Kanello menjemput mautnya terus terbayang dalam benak Devanda. Hal serupa yang ia lihat di kehidupan kedua. Bedanya, di masa lampau, Delvino yang membunuh Kanello.Bagaimana mungkin Kanello bisa terbunuh lagi? Padahal aku sudah memastikan bahwa kehidupan kali ini sudah berubah. Aku menjadi sponsornya, mengirimnya pada dunia hiburan sesuai impiannya, tapi kenapa dia malah kembali padaku dan berusaha mendekati yang akhirnya kembali berujung maut? batin Devanda.Selain merasa bersalah, Devanda jadi mulai merasa cemas. Seperti ada sesuatu yang mau diubah bagaimana pun, ia akan tetap kembali pada posisi semula. Seolah takdir akan terus terulang meski dengan cara yang berbeda. Dia jadi teringat pada perkataan wanita berambut abu-abu itu.“Takdir yang terulang akan membawa konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Tidak ak
Andriyan mengulurkan air minumnya di hadapan Devanda. Perempuan itu tampak syok dengan apa yang baru saja dia lihat. Ekspresi terakhir saat Kanello menjemput mautnya terus terbayang dalam benak Devanda. Hal serupa yang ia lihat di kehidupan kedua. Bedanya, di masa lampau, Delvino yang membunuh Kanello.Bagaimana mungkin Kanello bisa terbunuh lagi? Padahal aku sudah memastikan bahwa kehidupan kali ini sudah berubah. Aku menjadi sponsornya, mengirimnya pada dunia hiburan sesuai impiannya, tapi kenapa dia malah kembali padaku dan berusaha mendekati yang akhirnya kembali berujung maut? batin Devanda.Selain merasa bersalah, Devanda jadi mulai merasa cemas. Seperti ada sesuatu yang mau diubah bagaimana pun, ia akan tetap kembali pada posisi semula. Seolah takdir akan terus terulang meski dengan cara yang berbeda. Dia jadi teringat pada perkataan wanita berambut abu-abu itu.“Takdir yang terulang akan membawa konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Tidak ak
Andriyan mengulurkan air minumnya di hadapan Devanda. Perempuan itu tampak syok dengan apa yang baru saja dia lihat. Ekspresi terakhir saat Kanello menjemput mautnya terus terbayang dalam benak Devanda. Hal serupa yang ia lihat di kehidupan kedua. Bedanya, di masa lampau, Delvino yang membunuh Kanello.Bagaimana mungkin Kanello bisa terbunuh lagi? Padahal aku sudah memastikan bahwa kehidupan kali ini sudah berubah. Aku menjadi sponsornya, mengirimnya pada dunia hiburan sesuai impiannya, tapi kenapa dia malah kembali padaku dan berusaha mendekati yang akhirnya kembali berujung maut? batin Devanda.Selain merasa bersalah, Devanda jadi mulai merasa cemas. Seperti ada sesuatu yang mau diubah bagaimana pun, ia akan tetap kembali pada posisi semula. Seolah takdir akan terus terulang meski dengan cara yang berbeda. Dia jadi teringat pada perkataan wanita berambut abu-abu itu.“Takdir yang terulang akan membawa konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Tidak ak
“Tuan, kami sudah mengurus jasadnya dengan baik.”Jonathan yang menerima laporan itu bernapas lega seperti biasa. Dia tahu kalau Gautama pasti bisa menyelesaikan apa pun yang diperlukan. Baru akan membuka suara, Moana datang yang secara otomatis membuat pandangan Jonathan teralih. Ekspresinya seolah bertanya pada sang asisten pribadi tentang apa yang terjadi.“Nyonya Besar memanggil Anda, Tuan,” ucapnya.Nyonya besar berarti neneknya, sang tokoh utama dari Prakarsastra. Sebelum warisan Prakarsastra benar-benar diberikan padanya, dia harus mati-matian mendapat perhatian dari wanita tua itu. Meski sebenarnya Jonathan ingin sekali wanita tua itu segera enyah dan meninggalkan hartanya. Karena ialah yang sudah membuat Jonathan merasakan penyiksaan berat dari ibunya sendiri,Kalau saja aku bisa meminta Gautama melenyapkannya dengan segera, batin Jonathan.“Baiklah,” ucapnya setelah menjauhkan ponsel dari telinga. Kemudian Jonathan mendekatkan ponselnya lagi dan berkata, “Kerja bagus. Aku ak
Andriyan mengusap punggung Devanda dengan lembut. Ia tidak ada di posisi Devanda, tapi ia mulai memahami perilaku dan tindakan Devanda selama ini. Mulai dari awal wanita ini bersikap dingin dan tidak mempedulikan apa pun, sampai akhirnya menjadi selembut sekarang ketika akhirnya menerima perasaan yang ia miliki untuk Devanda.“Apa kamu sudah merasa lega?” Andriyan menguraikan pelukan mereka lalu mengusap pipi Devanda dengan ibu jarinya. Devanda yang mendongak dengan air mata yang sudah berhenti itu menatap intens Andriyan.“Iya,” ucapnya.Andriyan jadi merasa gemas melihat Devanda yang baru menangis. Ia pun mendekatkan wajahnya, lalu mengecup bibir perempuan itu. “Kamu cantik sekali.”Sontak Devanda memukul dada Andriyan karena sudah membuat wajahnya memerah begitu saja. “Apa, sih!”“Kenapa kamu masih malu-malu begitu ke suami sendiri?” Daripada dulu, kini Devanda lebih sering menunjukkan ekspresinya yang malu-malu. Mungkin karena dia sudah lebih terbuka dalam menunjukkan perasaannya,
Andriyan mengusap punggung Devanda dengan lembut. Ia tidak ada di posisi Devanda, tapi ia mulai memahami perilaku dan tindakan Devanda selama ini. Mulai dari awal wanita ini bersikap dingin dan tidak mempedulikan apa pun, sampai akhirnya menjadi selembut sekarang ketika akhirnya menerima perasaan yang ia miliki untuk Devanda.“Apa kamu sudah merasa lega?” Andriyan menguraikan pelukan mereka lalu mengusap pipi Devanda dengan ibu jarinya. Devanda yang mendongak dengan air mata yang sudah berhenti itu menatap intens Andriyan.“Iya,” ucapnya.Andriyan jadi merasa gemas melihat Devanda yang baru menangis. Ia pun mendekatkan wajahnya, lalu mengecup bibir perempuan itu. “Kamu cantik sekali.”Sontak Devanda memukul dada Andriyan karena sudah membuat wajahnya memerah begitu saja. “Apa, sih!”“Kenapa kamu masih malu-malu begitu ke suami sendiri?” Daripada dulu, kini Devanda lebih sering menunjukkan ekspresinya yang malu-malu. Mungkin karena dia sudah lebih terbuka dalam menunjukkan perasaannya,
“Arhan akan kuberikan posisi kepala departemen strategi di perusahaan.”“APA?!” Jonathan menegakkan tubuhnya setelah menggebrak meja. “Apa maksud Nenek?”Jantje Heinrich Prakarsastra merupakan anak keempat Kamilla yang memiliki putra kembar bernama Arhan dan Arash. Arhan yang juga menjadi saingan Jonathan dalam perebutan warisan berhasil memperoleh kesempatan itu saat diam-diam dia berhasil membuat perusahaan berada di urutan teratas atas kinerjanya dalam mengelola strategi pemasaran produk. Berbeda dengan Arash yang menjadi atlet pemain sepak bola tim nasional.“Ibu serius?” ucap Heinrich yang terkejut mendengar kabar itu. Arhan juga berada di tempat, dia tersenyum senang akhirnya memperoleh kesempatan yang sama dengan Jonathan dalam perebutan warisan.“Aku melihat potensi Arhan. Jadi, aku harus memberikan kesempatan yang sama pada semua cucuku. Keputusan ini sudah final dan tidak ada banding lagi.” Setelah mengatakan itu, Kamilla bangkit dengan tongkatnya lalu berjalan pergi bersama
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Tidak! Kumohon! Kumohon jangan!” Mayja terus mencoba membuka ikatan tangannya. Dia tidak bisa mati begitu saja. Rasel pun memintanya untuk tetap hidup. Jadi Mayja tidak boleh mati.“Jika tak bersamaku lagi, ingat warna langit favoritku. Jika memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Jika tiba waktunya nanti, yang tak dipaksa yang kan terjadi. Walau memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Sampai bertemu di lain bumi … sampai bertemu di lain hari ….”Mendadak lagu itu terngiang di dalam telinga Mayja. Lagu ini adalah lagu yang Mayja dengar di dalam mimpinya ketika bertemu Rasel. Apa Rasel ada di sini? Apa Rasel akan membantunya? Pandangan Mayja terus mengedar, sedangkan langkah Sandy semakin maju untuk menjatuhkan mereka bersama.Air mata sudah berlinangan di pipi Mayja. Di saat begini dia paling merindukan Rasel yang tidak akan ragu untuk datang setiap dirinya berada dalam bahaya. Namun Mayja sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Ini bod
“Maafkan aku, tapi hasilnya menunjukkan adanya tumor di dalam otakmu, Andriyan. Tumor ini cukup besar dan sudah mencapai stadium akhir. Berdasarkan kondisi tumor yang sudah mencapai stadium akhir dan ukurannya yang cukup besar, prognosisnya memang tidak menggembirakan.”Akhir-akhir ini Andriyan lebih sering melamun jika tidak diajak bicara. Seolah ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Bio yang kini menggantikan posisi Rasel sebagai asisten pribadinya mulai menyadari beberapa keanehan itu.Ia pun meletakkan tangannya di bahu Andriyan. “Ada masalah, Tuan?”“Kapan kita bisa menemukan Sandy?” tanya Andriyan yang pandangannya sama sekali tidak beralih dan masih melamun.“Tuan!”Sontak Andriyan tersentak mendengar teriakan itu. Dia segera menoleh ke arah Bio dengan raut marah. “Kenapa kamu berteriak?!”“Saya hanya khawatir pada Anda yang akhir-akhir ini sering tidak fokus. Padahal baru beberapa waktu lalu saya melaporkan bahwa kami menerima kabar bahwa kini dia berada di Bali. Ada orang
“Takdir sedang berulang. Akan ada konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.”Konsekuensi, tampaknya itu yang sedang Andriyan hadapi saat ini. Kejadian di kehidupan kali ini memang banyak mirip di kehidupan pertama, tapi bedanya Devanda yang diserang oleh penyakit mematikan. Entah mengapa rasanya Andriyan lebih tenang jika memikirkan bahwa orang yang diberi penyakit adalah Devanda, bukan dirinya. Sehingga Andriyan hanya perlu menemukan Sandy Gautama agar Devanda tidak lagi dalam bahaya.Tubuh Andriyan terjatuh lemas di bangku tunggu rumah sakit. Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang, dia merasa seperti hanya dirinya yang memiliki waktu singkat dan terhenti di tempat. Dia tidak bisa memikirkan apa pun. Mengetahui kabar bahwa akan mati ternyata tidak terlalu menyenangkan saat memiliki seseorang yang berharga. Bukankah tangis Devanda akan begitu kencang berhari-hari setelah kepergiannya nanti?Berbagai hal indah yang masih ingin dibagikan Andriyan pada D
“Anak dan wanita? Kalau melihat dari situasi di sekitarnya, kemarin saat diperiksa Moana itu sedang hamil … hah?!” Devanda langsung menutup mulutnya. Tidak percaya jika apa yang dikatakan Andriyan waktu itu memiliki kemungkinan untuk benar. “Ti—tidak mungkin, kan?”Andriyan mengedikkan kedua bahunya sembari bersedekap dada. Sebenarnya dia mendatangi Jonathan atas permintaan istrinya itu. Padahal berbincang dengan pria itu terasa sangat menyebalkan. Meski Andriyan memang merasakan perubahan yang signifikan darinya.Di lain sisi, Devanda merasa tenang karena Jonathan di penjara. Sehingga ancaman terbesarnya dalam kehidupan ketiga ini bisa dia hindari sejauh-jauhnya. Satu-satunya masalah yang harus Devanda tuntaskan hanya tentang Sandy Gautama yang posisinya masih berkeliaran di luar sana. Kapan pun dia bisa mendatangi Mayja lagi. Itu sebabnya Devanda masih belum bisa merasa sepenuhnya tenang.“Siapa pun wanita dan anak yang Jonathan maksud, semoga saja dia baik-baik saja. Karena tidak a