“Bagaimana keadaan Tuan Andriyan?” tanya Mayja setelah melihat Rasel yang baru datang.Badan Rasel terasa sangat pegal. Dia memegangi belakang lehernya untuk memastikan bahwa gerakan-gerakan kecil ini bisa membantu untuk menguranginya. “Beliau tampak masih bingung dan lebih banyak diam. Barusan aku mengantarnya pulang. Semoga tuan dan nyonya besok hubungannya lebih membaik.”Rasel baru akan masuk ke kamarnya, Mayja menghentikannya dengan sebuah suara. “Ma—mau aku pijat?”“Apa?”“Aku lihat badanmu pegal. Mungkin kamu membutuhkanku. Jadi, aku menawarkan diri untuk memijatmu.”Rasel terkekeh, sepertinya Mayja sedang mengajaknya bercanda. “Haha, sudahlah, tidak perlu.”“Aku serius,” kata Mayja tanpa ekspresi. Sangat terlihat bahwa dia tidak bercanda sedikit pun dengan ucapannya. Rasel sampai terbatuk kala membayangkan jika Mayja benar-benar memijat tubuhnya malam-malam begini.Karena Rasel jelas menolak, Mayja akhirnya meletakkan segelas susu hangatnya di atas meja. Ia memiliki agenda unt
“Bagaimana keadaan Tuan Andriyan?” tanya Mayja setelah melihat Rasel yang baru datang.Badan Rasel terasa sangat pegal. Dia memegangi belakang lehernya untuk memastikan bahwa gerakan-gerakan kecil ini bisa membantu untuk menguranginya. “Beliau tampak masih bingung dan lebih banyak diam. Barusan aku mengantarnya pulang. Semoga tuan dan nyonya besok hubungannya lebih membaik.”Rasel baru akan masuk ke kamarnya, Mayja menghentikannya dengan sebuah suara. “Ma—mau aku pijat?”“Apa?”“Aku lihat badanmu pegal. Mungkin kamu membutuhkanku. Jadi, aku menawarkan diri untuk memijatmu.”Rasel terkekeh, sepertinya Mayja sedang mengajaknya bercanda. “Haha, sudahlah, tidak perlu.”“Aku serius,” kata Mayja tanpa ekspresi. Sangat terlihat bahwa dia tidak bercanda sedikit pun dengan ucapannya. Rasel sampai terbatuk kala membayangkan jika Mayja benar-benar memijat tubuhnya malam-malam begini.Karena Rasel jelas menolak, Mayja akhirnya meletakkan segelas susu hangatnya di atas meja. Ia memiliki agenda unt
“Devanda, bahkan jika itu kehidupan yang berbeda, aku akan terus mengejarmu dan membuatmu menjadi milikku seutuhnya.”Itu ucapan terakhir yang Andriyan dengar saat kebakaran di rumahnya terjadi. Meski Andriyan sama sekali tidak tahu siapa pelakunya dan dengan motif apa ia membakar rumah mereka di kehidupan pertama. Kalau Devanda hanya bercerita tentang tiga kehidupan, Andriyan dengan jelas melihat empat kehidupan jika ditambah dengan masa sekarang. Itu artinya, Devanda tidak mengingat kehidupan pertamanya bersama Andriyan sama sekali.Padahal hanya sebuah memori yang melintas kembali bak aliran air, tubuh Andriyan mendadak lemas karena menopang banyak informasi di luar kapasitasnya. Dia mengambil napas begitu dalam karena dadanya mendadak sesak. “Ke—kenapa … Anda menunjukkan itu semua kepada saya?” tanya Andriyan. Terkadang, tidak tau lebih baik daripada tau. Andriyan tidak menyangka bahwa mengetahui kehidupan lampau begitu menyiksa karena emosi yang terkandung dalam ingatan sangat me
“Kamu mendengar itu di mana?” tanya Devanda, mengulangi apa yang baru saja Mayja laporkan.“Jadi Gautama-Gautama itu ada di sini. Kira-kira kasus apa yang akan mereka selesaikan?” ucap Devanda, penasaran karena subjek yang mereka bahas kini berada di dekat mereka. Siapa yang tidak tertarik untuk akhirnya mengungkapnya?Beberapa saat kemudian, Rasel masuk dengan raut cemas. Tentu Devanda yang sedang makan langsung mendongak. Dia jadi merasa susah menelannya karena ekspresi yang dibuat Rasel. “Ada apa, Rasel?”“Saya sudah mendekati banyak keluarga tapi mereka menolak bantuan pengacara keluarga kita, Nyonya,” ucap Rasel.“Apa?!” Tubuh Devanda otomatis berdiri. “Jadi, apa maksudnya mereka sudah memiliki pengacara masing-masing atau--”Rasel menggeleng. “Mereka menolak untuk mengajukan tuntutan.”“Bagaimana mungkin? Ada keluarga mereka yang terluka, bahkan ada yang meninggal karena kesalahan seseorang, tapi mereka menolak mengajukan tuntutan. Bukankah ini terlalu mencurigakan?” Devanda men
“Gautama?” Rasel yang sebelumnya sedang membacakan proposal yang diajukan oleh manajer pun mendongak.“Ya. Mayja dan Devanda yang mengatakannya padaku. Mungkin lebih tepatnya aku tidak sengaja menguping mereka.”Rasel mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar dari Andriyan. “Tapi tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Tuan Jonathan berhubungan dengan Gautama? Bukankah Anda juga tahu kalau fokusnya selama ini hanya pada kekuasaan politik dan pemerintahan. Saya tidak bisa membayangkan apa yang beliau lakukan bersama Gautama,” ucap Rasel.Andriyan mengangguk. Selama ini dia juga berpikir bahwa dia mengenal baik sepupunya yang licik itu, tapi beberapa hal memang cukup mencurigakan. Jonathan hanya bekerja sebagai wakil pimpinan karena perusahaan keluarga masih dikelola nenek. Sehingga, pengawasan terhadap arus masuk keluar keuangan perusahaan pasti masih di bawah pengawasan neneknya dengan ketat. Jadi, dari mana asal kekayaan Jonathan untuk sampai melangkah maju ke pemilihan presiden?Dul
“Kanello? Kamu mengenalnya?”Devanda mengangguk. “Dia orang yang kukenal di kehidupan keduaku dan alasanku untuk debut saat ini. Aku ingin mencari tahu penyebab kematiannya,” ucap Devanda yang ekspresinya menunjukkan bahwa dia mencemaskan sesuatu.“Hmm, aku tidak bisa menjelaskan banyak, tapi akan lebih baik kalau kamu melihatnya langsung. Apa kamu pernah dengan Bar Premium yang hanya bisa dimasuki oleh orang VIP dunia?” kata Erlangga. Kalau dari tatapannya yang serius, Devanda yakin bahwa informasi yang diberikan Erlangga sangat penting terhadap perkembangan pencarian informasi Kanello.“Iya. Dulu aku pun sering dengar.”“Kalau kamu bisa ke sana, kamu pasti akan menemukan jawabannya. Karena di sana-lah tempat berbagai informasi yang dibungkam publik dan hal-hal yang tidak akan mudah ditemui secara langsung di dunia nyata,” ungkap Erlangga.Sebenarnya tanpa menjadi selebriti, Devanda pasti memiliki akses untuk memasuki bar itu dengan nama Prakarsastra. Keluarga terhormat yang dilindun
“Mayja, cari tahu tentang Bar Premium dan bagaimana cara agar aku bisa masuk ke sana,” ucap Devanda.“Baik, Nona.” Mayja mulai menyalakan mesin, tapi ia baru ingat hendak melaporkan apa saja yang ia temukan hari ini. “Oh ya, Nona, saya sudah mendatangi 10 rumah keluarga korban dan sesuai dugaan jika semuanya menolak untuk menuntut. Alasannya bermacam-macam, ada yang lebih memilih berduka dengan tenang dan ada yang tidak ingin anaknya terekspos ke publik.”Mendengar itu, dugaan bahwa pelaku kecelakaan beruntun ini merupakan orang yang berpengaruh jelas mendekati benar. Terlalu tidak masuk akal jika hampir semua keluarga korban tidak memiliki dendam atau amarah pada penegakan keadilan tersangka yang membunuh keluarga mereka. Jadi, jelas jika ada pernyataan bahwa mereka telah dibungkam. Sayangnya, untuk membuktikan itu, Devanda akan kesulitan karena mereka tidak memiliki bukti fisiknya.“Tetapi, Nona, selain keluarga korban, pihak media dan kepolisian ternyata juga mulai menutup kasus in
“Pemeriksaan?”Rasel mengangguk. Dia langsung melaporkan temuannya ke hadapan Andriyan dan Devanda. Mayja yang juga berada di sana ikut mendengarkan. “Benar, Tuan. Menurut Profesor Arif, Tuan Jonathan sering melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit untuk memastikan kondisi kesehatannya.”“Jonathan tidak pernah melakukan itu dan tidak mungkin melakukannya. Dia bukan orang yang terlalu peduli pada kondisi kesehatannya,” ucap Devanda langsung.“Berarti, pernyataan professor pasti bohong?” tanya Andriyan. Rasel sangat terkejut dengan pernyataan Devanda, terutama tuannya yang langsung percaya. Bukankah seorang professor tidak mungkin mengatakan hal yang berlainan dengan fakta yang ada? Jadi Rasel sebenarnya ingin tahu apa bukti dari perkataan Devanda barusan, tapi dia sadar bahwa dia tidak berhak mempertanyakan ucapan istri tuannya.“Ya, bohong. Pasti sudah terjadi sesuatu dengan Jonathan. Kebetulan, ada yang ingin aku ceritakan juga terkait respon pihak kepolisian hingga media berita da
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Tidak! Kumohon! Kumohon jangan!” Mayja terus mencoba membuka ikatan tangannya. Dia tidak bisa mati begitu saja. Rasel pun memintanya untuk tetap hidup. Jadi Mayja tidak boleh mati.“Jika tak bersamaku lagi, ingat warna langit favoritku. Jika memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Jika tiba waktunya nanti, yang tak dipaksa yang kan terjadi. Walau memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Sampai bertemu di lain bumi … sampai bertemu di lain hari ….”Mendadak lagu itu terngiang di dalam telinga Mayja. Lagu ini adalah lagu yang Mayja dengar di dalam mimpinya ketika bertemu Rasel. Apa Rasel ada di sini? Apa Rasel akan membantunya? Pandangan Mayja terus mengedar, sedangkan langkah Sandy semakin maju untuk menjatuhkan mereka bersama.Air mata sudah berlinangan di pipi Mayja. Di saat begini dia paling merindukan Rasel yang tidak akan ragu untuk datang setiap dirinya berada dalam bahaya. Namun Mayja sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Ini bod
“Maafkan aku, tapi hasilnya menunjukkan adanya tumor di dalam otakmu, Andriyan. Tumor ini cukup besar dan sudah mencapai stadium akhir. Berdasarkan kondisi tumor yang sudah mencapai stadium akhir dan ukurannya yang cukup besar, prognosisnya memang tidak menggembirakan.”Akhir-akhir ini Andriyan lebih sering melamun jika tidak diajak bicara. Seolah ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Bio yang kini menggantikan posisi Rasel sebagai asisten pribadinya mulai menyadari beberapa keanehan itu.Ia pun meletakkan tangannya di bahu Andriyan. “Ada masalah, Tuan?”“Kapan kita bisa menemukan Sandy?” tanya Andriyan yang pandangannya sama sekali tidak beralih dan masih melamun.“Tuan!”Sontak Andriyan tersentak mendengar teriakan itu. Dia segera menoleh ke arah Bio dengan raut marah. “Kenapa kamu berteriak?!”“Saya hanya khawatir pada Anda yang akhir-akhir ini sering tidak fokus. Padahal baru beberapa waktu lalu saya melaporkan bahwa kami menerima kabar bahwa kini dia berada di Bali. Ada orang
“Takdir sedang berulang. Akan ada konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.”Konsekuensi, tampaknya itu yang sedang Andriyan hadapi saat ini. Kejadian di kehidupan kali ini memang banyak mirip di kehidupan pertama, tapi bedanya Devanda yang diserang oleh penyakit mematikan. Entah mengapa rasanya Andriyan lebih tenang jika memikirkan bahwa orang yang diberi penyakit adalah Devanda, bukan dirinya. Sehingga Andriyan hanya perlu menemukan Sandy Gautama agar Devanda tidak lagi dalam bahaya.Tubuh Andriyan terjatuh lemas di bangku tunggu rumah sakit. Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang, dia merasa seperti hanya dirinya yang memiliki waktu singkat dan terhenti di tempat. Dia tidak bisa memikirkan apa pun. Mengetahui kabar bahwa akan mati ternyata tidak terlalu menyenangkan saat memiliki seseorang yang berharga. Bukankah tangis Devanda akan begitu kencang berhari-hari setelah kepergiannya nanti?Berbagai hal indah yang masih ingin dibagikan Andriyan pada D
“Anak dan wanita? Kalau melihat dari situasi di sekitarnya, kemarin saat diperiksa Moana itu sedang hamil … hah?!” Devanda langsung menutup mulutnya. Tidak percaya jika apa yang dikatakan Andriyan waktu itu memiliki kemungkinan untuk benar. “Ti—tidak mungkin, kan?”Andriyan mengedikkan kedua bahunya sembari bersedekap dada. Sebenarnya dia mendatangi Jonathan atas permintaan istrinya itu. Padahal berbincang dengan pria itu terasa sangat menyebalkan. Meski Andriyan memang merasakan perubahan yang signifikan darinya.Di lain sisi, Devanda merasa tenang karena Jonathan di penjara. Sehingga ancaman terbesarnya dalam kehidupan ketiga ini bisa dia hindari sejauh-jauhnya. Satu-satunya masalah yang harus Devanda tuntaskan hanya tentang Sandy Gautama yang posisinya masih berkeliaran di luar sana. Kapan pun dia bisa mendatangi Mayja lagi. Itu sebabnya Devanda masih belum bisa merasa sepenuhnya tenang.“Siapa pun wanita dan anak yang Jonathan maksud, semoga saja dia baik-baik saja. Karena tidak a