Share

Bab 2 Pedih

Author: Nurja
last update Last Updated: 2022-04-15 23:12:16

Pedih Yang Merajai

Bab 2

Pedih … sepatah kata yang mewakili rasa. Menorehkan kenangan tak terlupa. Melukiskan sejarah disentuh tanpa cinta. Aku … kehilangan mahkota yang kujaga dua puluh tahun lamanya. Bukan kemauanku seperti itu, namun keadaan yang memaksa membiarkan semua terjadi begitu saja.

Sembabnya mata, membuat kantuk menyerang dibersamai lelah yang mendera. Tubuhku lemas seolah tak bertenaga. Untuk mengambil atasan piama yang terlempar ke lantai pun rasanya berat sekali.

Pria di sampingku terlelap lebih dulu. Dengan posisi tengkurap di bawah selimut tebal yang membungkus tubuh bulatnya tanpa sehelai benang. Mata ini memejam dengan sendirinya, menyelam ke alam mimpi. Berharap esok pagi sakit ini segera sirna setelah membuka mata.

*

Kurasakan ada yang bergerak di atas dada. 

Mata yang masih berat terpaksa terbuka. Sebingkai wajah menyambut, ia tersenyum. Tapi sedetik kemudian wajahnya berubah kaget.

"Ka-kamu, kenapa kita tidur seranjang? Apa yang terjadi semalam?" tanya Keynan beruntun. Ia cepat terduduk serta menarik selimut dan melilitkan di tubuhnya.

"Lupakan saja, caramu semalam benar-benar brutal," jawabku enteng. Seperti tak terjadi apa-apa. Padahal sakitnya masih terasa sampai sekarang.

Ditambah beberapa titik noda darah yang telah mengering di sprei. Membuat luka batinku sesungguhnya kembali menganga. Nama wanita itu terus terngiang di kepala meski aku tak mengenalnya. Memberi kesan seolah aku hanya wanita pemuas napsu belaka. Bukan aku terlalu penyepele, tapi … wanita mana pun juga akan merasakan hal yang sama. Nelangsa, ketika dia bersamamu tapi hatinya di tempat lain.

"Apa aku telah melakukan hal itu padamu?"

Netra Keynan mengarah pada titik noda itu. Kemudian menatapku yang duduk dengan kaki tertekuk sembari kudekap dalam pelukan.

"Kau masih tidak mau mengakui perbuatanmu padaku? Aku nggak nyangka sih, ternyata kamu seagresif itu. Padahal, awalnya kamu cuek banget kan sama aku. Yah wajar sih, lelaki memang begitu. Malu mengakui namun suka pada kenikmatannya." Aku tertawa. Tentu dengan paksa, beda dengan perasaanku yang sesungguhnya sakit mengatakan ini.

"Nggak! Ini pasti ada yang salah. Aku nggak mungkin sejauh itu. Apalagi sampai melakukannya sama kamu. Ini nggak beres. Pasti kamu yang sengaja menggodaku 'kan?" tuduhnya menyudutkan. Tatapan mata itu membuatku naik pitam ingin mendaratkan bogeman di kepalanya. Agar otak lelaki itu bisa sedikit waras.

"Hah, aku ngegoda kamu? Coba ingat-ingat dulu, semalam aku pergi ke kamar mandi dan kamu udah ada di ranjang ini 'kan? Kamu yang memaksaku, melemparku ke kasur secara beringas. Seperti macan yang kelaparan," decihku lalu membuang muka. Saat ini, melihat gorden lebih bagus daripada melihat mukanya.

"Aarrgh!" Keynan mengerang. Diiringi helaan napas yang terdengar jelas. "maaf, jika aku tadi malam telah lepas kendali. Meski aku sendiri tidak sadar, tetapi aku sangat ingat sekali rasanya seperti apa." 

Aku mengerutkan dahi. Apa maksudnya?

"Rasa apa?" tanyaku penasaran.

"Rasa yang pernah ada." Ia tersenyum miring. Membuatku langsung memutar bola mata malas.

Sejenak kami saling diam. Keynan dan aku masih di tempat yang sama. Di atas spring bed tapi dengan jarak yang agak jauh. Kuperkirakan sekitar satu meter. 

Tak seperti pengantin baru pada umumnya, yang saling melengket seperti lem. Hal itu berbanding terbalik denganku dan Keynan. Kami seperti orang asing yang baru saja kenal. Sangat kikuk dan kaku. 

"Tiara …," panggilnya pelan. Tumben ia bicara lembut.

"Hem …." jawabku sekenannya. Aku merunduk, meski sesekali melirik.

"Jujur, aku belum siap untuk menikah. Kau tahu sendiri 'kan, kalau kita menikah atas dasar dijodohkan. Untuk itu, aku akan membuat perjanjian denganmu. Tentu ini akan sangat menguntungkan kamu dan keluargamu." Tatapan Keynan mulai serius.

Aku juga lekas membalas bidikannya. Hingga kedua manik mata kami saling beradu.

"Perjanjian apa?" tegasku.

"Em, kenapa aku mau acara ijab kabul kemarin digelar sederhana dan di laksanakan di rumahmu itu ada semua ada alasannya."

"Apa alasannya?" 

"Aku tak ingin orang-orang tahu kalau aku sudah menikah. Apalagi …."

"Apalagi dengan gadis miskin sepertiku. Iyakan?" Aku sengaja memangkas ucapannya. 

"Bu-bukan gitu. Aku … aku sudah punya kekasih. Aku nggak mau dia kecewa kalau tahu aku sudah mengkhianatinya," katanya. Bibir merah itu terlihat bergetar.

"Aku tidak peduli. Sekarang kamu suamiku, itu artinya kamu milikku. Apalagi, semalam kita sudah melakukannya. Sudah jelas 'kan bagaimana konsekuensinya sebagai suami istri," tandasku. Biarlah terlihat tegas, agar Keynan tidak berlaku seenak jidat sendiri.

"Tolong jangan egois kamu. Aku begini demi kebaikan kita. Kamu untung dan reputasiku aman. Kamu lagi butuh banyak uangkan untuk biaya rumah sakit Ibu kamu?"

Mendengar tentang Ibu. Aku langsung tercengang. Rasa rindu perlahan merambati.

"Aku akan membiayai pengobatan Ibu kamu. Dan semua hutang bapakmu juga aku yang akan melunasi. Tidak hanya itu, aku jamin hidup kamu akan serba kecukupan Tiara, berapapun uang yang kamu minta akan aku penuhi. Asal kamu merahasiakan pernikahan ini. Bersikaplah seolah kita tak kenal saat di luar rumah. Tapi kalau dalam rumah kita berteman, dan bersikap baik layaknya pasangan suami istri di depan orangtuaku. Bagaimana?"

Aku menimang-nimang penawarannya. Tidak buruk. Bahkan, terdengar sangat menggiurkan. Memanglah yang dibutuhkan saat ini cuma uang. Aku tidak perlu pinjam uang ke sana sini untuk membayar biaya perawatan Ibu. Lagipun, aku juga tidak mencintai Keynan. Jadi, tidak masalah kalau merahasiakan pernikahan ini.

"Deal!" ucapku lantang. 

Telapak tangan kuangsurkan. Keynan menyambut jabatan tanganku.

"Senang bekerja sama dengan Anda, Nyonya." Ia tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi putih nan rapi.

Ternyata, Keynan tak seburuk yang kukira. Awalnya dia memang seram seperti monster, tapi lama-kelamaan lucu juga.

"Oke, deal ya. Sekarang cepetan kasih aku uang. Soalnya aku mau pulang ke rumah Bapak." 

Seusai saling menyudahi salaman. Tanganku masih terulur namun dengan telapak yang terbuka.

"Kamu mau pulang? Kenapa?!" 

"Aku mau menanyakan soal o …." Astaga! Hampir saja aku keceplosan soal obat perangsang itu. 

"Soal apa?" 

"Em … bukan apa-apa kok. Aku hanya ingin mengambil pakaian. Karena kemarin aku hanya membawa baju sedikit." Alibiku. Napas panjang langsung meluncur pelan. Rencanaku pulang ingin menanyakan pada Ibu atas ulahnya yang membuat semua ini terjadi.

"Oh, nanti aku anterin."

Wow, aku nggak nyangka kalau Keynan akan menawarkan itu padaku. Ada apa dengan dia? Kenapa bisa berubah lunak seperti ubur-ubur begini.

"Nggak usah, Key. Aku bisa pulang sendiri kok. Aku orangnya nggak suka ngerepotin orang." Aku meringis. Menolak dengan elegan.

"Bukan masalah direpotin. Kita baru kemarin menikah, kalau kamu pulang sendiri, orang rumahan bakal ngira kita lagi berantem."

Ya, kali ini ucapan Keynan benar. Lumayan juga sih kalau dia mau nganterin. Biar bisa sekalian pamer sama si Mayang adik tiri menyebalkan itu.

"Baiklah, aku nggak nolak kalau kamu maksa," kelakarku. Keynan bergeming.

"Ya udah, aku mandi dulu." 

Keynan pamit. Tak lupa membawa gulungan selimut yang masih membungkus tubuhnya.

Sembari menunggu Keynan mandi. Aku merapikan kamar, menyibak gorden lalu mematikan lampu dan mengambil sprei yang terkena noda semalam.

"Tiara …!"

Aktivitasku terhenti kala suara Keynan memanggil dari bilik kamar mandi.

"Ada apa?" tanyaku setelah mendekat di ambang pintu.

"Aku lupa nggak bawa handuk."

Aku terkekeh mendengarnya. Ternyata es Kutub juga bisa lupa. Kerjain ah, mumpung ada kesempatan.

***

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mama Lana
seru thor, semangat...
goodnovel comment avatar
Fahmi
Aku terkekeh mendengarnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 3 Hamil

    Bab 3"Tolong ambilkan handukku dong," pintanya berteriak dari dalam."Iya, di mana handuknya?""Di samping lemari."Gegas kuambil handuk tebal berwarna putih tersebut.Aku kembali. Hendak memberikan handuk ini pada Keynan. Sebenarnya ingin mengerjai dia, tapi takut nanti Keynan enggak jadi memberiku uang."Mana? Lama amat!" pekiknya.Tangan Keynan menjulur ke luar lewat celah pintu yang ia buka sedikit."Nih!" Kugantungkan handuk tersebut di tangannya.Keynan tak berucap apa pun. Sekadar berterimakasih pun tidak.Astaga! Aku baru ingat sesuatu. Kenapa aku tidak minum pil KB. Haduh … gimana ini? Meski peluang hamil sangat kecil karena baru sekali melakukannya. Tetap saja aku takut kalau sampai benar-benar hamil. Padahal, pil itu kubeli diam-diam. Untuk berja

    Last Updated : 2022-04-15
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 4

    Bab 4Pintu ruangan terbuka, saat itu juga muncul sesosok pria berjas hitam yang tergopoh mendekatiku dan Mama mertua.Keynan, baru saja dia ada dipikiranku. Malah sekarang pria es kutub ini sudah ada di hadapan. Sumpah, pusing banget aku. Gimana caranya ngejelasin semua ini sama dia kalau aku hamil.Lagian, bisa-bisanya aku hamil secepat itu. Kayak mustahil, tapi kok ya nyata adanya. Argh! Semoga Keynan nggak terlalu marah."Akhirnya kamu datang, Nak," ucap Mama antusias. Senyum wanita paruh baya itu terus saja merekah seperti bunga jam sembilan. Itu karena memang jam dinding di sana menunjukkan pukul tepat sembilan pagi.Aku berpikir, kalau Mama yang kasih tahu Keynan kalau aku di bawa ke rumah sakit."Tiara sakit apa Ma? Kamu nggak pa-pa 'kan" tanya Keynan padaku juga Mama.Aku hanya menatapnya kaku sambil menggelengkan kepala.

    Last Updated : 2022-04-15
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 5 Janin Kecil

    Bab 5Jatuh ke … anak inilah pasti nanti. Karena Keynan 'kan anak tunggal."Dia udah bisa gerak-gerak 'kan Ra?" tanya Keynan lagi.Tangan lelaki ini sudah terulur hampir menyentuh perutku di bagian bawah."Eh, belum!" Cepat kutepis tangan Keynan hingga menjauh. Bakalan geli aku kalau dielus sama dia. Ngebayangin aja udah bikin geleng-geleng kepala. Apalagi ngerasainnya."Besok kita USG di rumah sakit yang peralatan lebih canggih. Nggak hitam semua begini hasilnya," rutuk Keynan. Ia masih meracau soal kertas USG itu."Key, kamu nggak marah aku hamil?" Aku menatap pria yang masih mengenakan baju kantor tersebut dalam-dalam."Ya mau marah gimana, Ra? Semua udah terjadi 'kan? Aku tahu, sebenarnya aku memang ingin banget punya anak, tapi hanya saja …." Helaan napas membuat kalimat Keynan menggantung.

    Last Updated : 2022-04-15
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 6 Flashdisk

    OBAT PER4NGS4NG YANG DIBERIKAN IBU TIRIKUBab 6Ingin sekali kudaratkan ciuman brutal ke wajahnya. Sabar, Tiara.Aku kembali fokus pada ponsel yang tengah menempel di daun telinga ini."Tiara! Kamu dengerin Ibu ngomong nggak sih?!" Sentak Ibu karena aku belum menanggapi ucapannya sepatah kata pun."Iya, Bu. Besok jam berapa? Ulang tahun kayak biasanya aja 'kan?" tanyaku."Ya enggaklah, besok Ibu mau sewa hotel buat acara ulang tahunnya si Mayang. Jangan lupa suruh Keynan transfer uang ke Ibu ya, juga katanya adek kamu Mayang minta kado tas branded merk Hermes dan model terbaru," cerocos Ibu tanpa jeda.Aku agak kaget mendengarnya. Ya kali si Mayang minta kado, tapi kadonya mahal dan dia milih sendiri. Enak aja. Emangnya aku ini ATM mereka apa. Sedangkan nasibku di rumah ini saja tergantung sama Keynan.

    Last Updated : 2022-04-20
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 7 Gila

    OBAT PER4NGS4NG YANG DIBERIKAN IBU TIRIKUBab 7"Itu flashdisk apa, Key?" tanyaku penasaran."Ada deh. Buruan sekarang kamu kasih tahu tuh Ibu tiri kamu, mumpung dia belum tidur. Ya kalaupun udah tidur pasti bakalan girang deh karena dapat transferan," kata Keynan.Aku segera menyalakan ponsel dan menekan aplikasi chat berwarna hijau.[Bu, Keynan sudah transfer uangnya. Besok acara ulang tahunnya Mayang di hotel mana?] Kirim.Tak berapa lama pesan itu langsung centang dua biru. Artinya Ibu sedang membacanya. Hem, kalau masalah uang dia selalu gerak cepat sekali.[Sebentar Ibu cek dulu.] Ibu yang tadi online langsung ngacir dari aplikasi.Aku menghela napas. Menunggu balasan lagi dari nenek lampir ini.[Udah masuk Ra uangnya. Oya, besok ulang tahunnya Mayang mau Ibu adain di hotel

    Last Updated : 2022-04-20
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 8 Geli

    OBAT PER4NGS4NG YANG DIBERIKAN IBU TIRIKUBab 8Aku menggila Key! Batinku meronta.Keynan yang melihatku menghambur ke arahnya langsung melotot syok.Akhirnya, tubuh Keynan berhasil kudapatkan. Jangan harap dia bisa kabur dariku. Aroma entah sabun entah shampoo yang dipakai Keynan sungguh menghanyutkan. Tak hentinya aku menarik napas banyak-banyak saat di dekat lipatan ketiak Keynan."Tiara! Lepas! Kamu kenapa lagi? Hih! Geli aku!" Keynan meronta. Melepaskan tanganku yang tetap merekat dan tak mau menjauh."Diam sebentar Key, aku lagi menghirup aroma yang merilekskan." Aku nyeletuk sambil memejamkan mata."Lepas Ra!" Kali ini tenaga Keynan berhasil menyingkirkan tangan juga tubuhku jauh-jauh darinya."Key!" Pekikku, saat aku mundur. Reflek langsung kututupi wajahku dengan kedua tangan karena handuk Keynan

    Last Updated : 2022-04-20
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 9 Meledak

    Bab 9Perlahan, Keynan mulai mengurai pelukannya. Padahal aku masih ingin sekali pelukan ini lebih lama lagi. Tapi apa daya, Keynan membalasnya saja aku sudah bahagia.Diam menjeda, hanya suara deru mesin mobil yang mulai merangkak kembali menyusuri jalan beraspal."Key, setelah ini kau akan membawaku ke mana?" tanyaku saat merasa diam di antara kami lumayan cukup lama."Beli mobil Ra, sesuai yang kamu mau semalam," jawabnya tanpa menoleh ke arahku.Tiba-tiba aku langsung teringat. Jika aku berpikir lebih dalam lagi, untuk apa aku minta mobil sama Keynan. Benda itu tidak akan berguna untukku karena aku nggak bisa nyetir sendiri."Nggak usahlah Key, aku semalam hanya bercanda," tukasku dengan helaan napas."Nggak usah gimana? Aku nggak mau anak aku ileran Ra! Kalau kamu nggak bisa nyetir mobil, biar nanti aku cari

    Last Updated : 2022-04-21
  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 10 Kejutan

    Bab 10Sebuah kalung berkilau Keynan pakaikan di leherku.Aku terus tertunduk, menatap benda indah itu dengan perasaan senang.Senyum Keynan juga menyambut saat aku mensejajarkan pandangan."Kalung itu sangat cocok buat kamu, Ra," ucapnya lembut. Senyum tipis itu lagi dan lagi mampu membuat dadaku berdebar kencang."Makasih banyak Key," balasku lantas memegang kalung pemberian Keynan tepat di atas dada."Sama-sama. Kamu tunggu di mobil ya, biar aku bayar dulu sama tuh ben-cong.""Dia nggak ben-cong Key, dia cuma ngondek aja," timpalku. Keynan lagi membahas soal Mami Beti, yang tadi merias wajahku."Halah sama aja, Ra. Udah kamu sana, nanti aku susul. Ini kunci mobilnya." Keynan berlalu, sebelumnya ia telah memberikan kontak mobil itu padaku.Aku pun segera ke luar untuk men

    Last Updated : 2022-04-22

Latest chapter

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   TAMAT

    Bab 29POV AuthorKeynan hanya menelan Saliva susah payah. Apa yang dikatakan Tiara sukses membungkamnya.Lama-lama merasa malu, Tiara memilih mengakhiri tingkahnya yang kadang diluar nalar.Keynan membiarkan Tiara saat wanita itu bangkit dan memilih duduk sembari menyugar rambut.'Asem! Kenapa ini mulut nggak bisa dijaga banget sih! Pasti Keynan ngira aku perempuan berpikiran mesum," batin Tiara merutuk menyesali apa yang telah ia katakan perihal burung tadi."Kenapa? Ternyata gini ya kelakuan kamu! Nggak mau tanggung jawab!" Keynan protes. Ia pun ikut duduk namun di belakang Tiara.Lantas mendelik tajam mata Tiara. Ia melirik Keynan dengan ekor mata."Tanggung jawab apa? Aku 'kan nggak ngelakuin kesalahan apa-apa." "Udah lupain aja. Perempuan emang selalu benar kok. Meski kamu nggak peka, aku memahaminya. Nanti lama-lama kamu juga akan yang sering minta duluan." Keynan berdiri seraya menepuk pundak Tiara pelan.Celingukan sendiri Tiara. Otaknya berpikir apa arti yang Keynan bicarak

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 28

    Bab 28POV Author'Oh Tidak!' batin Tiara berteriak. "Hei, kenapa diam? Ayo pijitin!" Keynan berseru lagi. Ia melirik Tiara dengan posisi tengkurap."Tapi aku nggak bisa pijit Key, jadi mendingan aku panggilin kamu tukang pijit beneran ya, kebetulan aku juga punya kenalan." Tiara pelan-pelan beranjak dari atas kasur. Tak kuat bila ia lama-lama melihat Keynan bertelanjang dada begitu. "Nggak! Aku maunya dipijitin sama kamu. Titik!" Keynan ngotot. Bahkan tangannya cekatan menarik Tiara hingga kembali terduduk paksa."Tapi aku nggak bisa!" Lagi, Tiara mencoba menghindari."Tadi katanya kamu mau pijitin aku. Berarti bisa pijit dong?" Kerlingan serta senyum miring terus Keynan sunggingkan. Hatinya tertawa geli melihat tingkah sang istri yang gelisah seperti cacing kepanasan."Iya, tapi kamu pakai baju ya?" Jemari Tiara merambat pelan hendak mengambil baju Keynan yang tergeletak di sana."Nggak!" Ditolak mentah-mentah oleh Keynan. Seketika baju tersebut langsung dilempar ke lantai oleh le

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 27

    Bab 27POV Author"Cincin apa, Key?" Tiara berlagak nggak tahu."Jangan kira aku nggak tahu y Ra, kamu tuh kenal 'kan sama Farel? Bahkan kayaknya malah dekat banget." Alis tebal Keynan saling bertaut rapat.Langsung tercelos batin Tiara. Tak habis pikir ia kalau Keynan tadi tahu saat Tiara mengobrol dengan Farel."Mana! Kalau kamu nggak mau ngasih itu barang. Biar aku cari sendiri!" Keynan mengulurkan telapak tangan di depan Tiara."Iya, iya." Dari saku celana, Tiara merogoh benda berbentuk lingkaran tersebut. "ini," lanjutnya. Terpaksa memberikan yang Keynan minta. Lagipun, Tiara juga kini telah memilih Keynan. Dengan arti ia juga harus melupakan semua tentang Farel. 'Cinta itu buta ya, meski nggak buta fisik. Tapi cinta itu buta hati. Saat berkali-kali harus menelan kecewa atas yang Keynan lakukan. Tapi kenyataannya tetap saja aku masih teguh bertahan. Dan … salah besar jika aku bertahan karena harta. Memang niat awalnya begitu, tapi seiring berjalannya waktu … ternyata cinta ini

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 26

    Bab 26Kalimat Keynan terpenggal sejenak. Namun Tiara tetap sigap menyimak meski debar dalam dadanya pun berdentang kencang tak karuan."Tapi aku memilih … kamu." Meski pelan Keynan melanjutkan. Kata itu masuk ke gendang telinga Tiara dengan baik.Hampir tak percaya dengan yang didengar. Tiara tersenyum senang campur entah. Rasa itu sungguh kelu untuk diutarakan."Kamu beneran pilih aku 'kan Key?! Aku nggak salah dengar 'kan?!" tegas Tiara lantas menekan kedua lengan Keynan dengan tangannya untuk mengsejajarkn pandangan.Keynan mengangguk pelan. "Iya Ra, aku nggak ingin kalau anak kita lahir dia nggak punya orang tua yang lengkap. Jadi, aku mohon sama kamu Ra, untuk lebih bersabar dengan sikap ini." Begitu dalam netra bening Keynan menatap lawan jenisnya.Walau sudah mendapatkan jawaban yang sesuai keinginan. Tapi ada saja yang masih mengganjal di hati kecil Tiara."Kalau masalah bersabar, jelas aku akan maju paling depan Key. Tapi … bagaimana dengan Nadia jika kamu memilih aku? Kamu

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 25

    OBAT PER4NGS4NG YANG DIBERIKAN IBU TIRIKU Bab 25POV Author.Farel tercengang cukup lama sembari terus menatap lekat kedua insan di ujung sana. Adegan Keynan yang tengah menggendong Tiara dengan mesra, memberi cubitan kecil pada hati Farel hingga terasa nyeri di ulu hati.Tubuh ramping Tiara itu seketika cepat sekali terengkuh sempurna dalam dekapan Keynan lalu membawanya masuk ke dalam kamar.Kini, hanya tatapan hampa dari pria beropini mengenai perasaan sepupunya terhadap teman kecilnya tersebut. Farel sulit percaya jika Keynan sama sekali tidak ada rasa terhadap istrinya. Meski acap kali elakan Keynan membantah, tapi perangai dan sorot mata tak bisa berbohong. Sesama seorang pria dan juga mengenal lama. Farel paham betul bagaimana watak adik sepupunya itu, tergolong susah ditebak.Gelengan pelan diiringi kerjapan mata berkali-kali Farel lakoni, ia menepis semua pikiran ranjau yang mengganggu setiap hembusan napasnya. Tangan Farel mengangkat laptop lalu membawanya meninggalkan

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 24

    Bab 24Keynan langsung melepaskan kedua tangannya yang tadi menyangga di punggung Tiara lalu beralih memegang pipi yang barusan terkena tamparan."Aaa!" Tiara berteriak sesaat sebelum ia perlahan tenggelam karena air kolam itu lebih tinggi dibanding dirinya.Sadar akan hal itu, Keynan cepat membawa Tiara naik ke permukaan kembali. Ia tahu, bahwa istrinya tidak bisa berenang."Mau gampar aku lagi? Tenggelam 'kan jadinya?" Keynan menatap tajam Tiara.Kedua insan itu kini kembali di posisi yang sama seperti tadi sebelum adegan tamparan mendarat sempurna di pipi kiri Keynan."Kamu sih matanya jelalatan," rutuk Tiara dengan bibir maju beberapa senti. "bawa aku ke pinggir Key, aku mau ke kamar.""Nggak! Kalau mau ke pinggir ya sana kamu berenang sendiri." Keynan tersenyum menyeringai. Melihat wajah istrinya ketakutan kesal Keynan malah semakin senang.Bukannya lekas membawa Tiara ke pinggir. Justru Keynan malah membawa Tiara melangkah semakin ke tengah-tengah kolam dengan lebar enam kali de

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 23 Dasar Mesum!

    Bab 23Keynan menghela napas. Ia tersentak dalam diam atas ucapan Tiara yang menohok baginya."Kenapa Key? Apa aku salah bicara?" Tiara bersuara. Ucapannya tadi tak dibalas oleh Keynan."Terserah kamu Ra," cetus Keynan lalu membuang muka.Gegas Tiara merapikan pakaian itu dan menyimpannya di lemari.Keadaan yang begitu dingin membelenggu Keynan dan Tiara dalam keheningan suasana kamar. Mereka berdua sama-sama tak bersua setelah percakapan sengit tadi.Tiara memilih ke luar dari kamar meninggalkan Keynan yang hanya terdiam sembari duduk dengan siku menumpu di atas lutut.Tanpa sengaja saat Tiara ke luar kamar. Ia berpapasan dengan Farel yang juga ke luar hendak turun ke lantai bawah."Tiara, kamu kenapa? Kok wajahnya kayak kesal gitu." Farel menyapa. Baru saja pria itu menutup pintu kamarnya."Nggak pa-pa kok. Permisi dulu ya, aku mau turun." Tiara ngeloyor menuruni anak tangga.Farel menggidikkan bahu, ia agak penasaran mengapa Tiara seperti itu. Beberapa menit kemudian Farel menyusu

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 22 Seamin

    Bab 22"Bukan apa-apa," cetus Farel lalu tersenyum. "Ya ampun Farel, makin ganteng aja kamu, Nak. Tante kangen banget loh sama kamu." Mama Keynan merangkul Farel. Beliau sudah menganggap Farel seperti anak sendiri, makanya sosok pria muda di depannya tersebut tak pernah juga luput dari doanya."Farel juga kangen banget sama Tante, makin cantik aja Tan." Farel memuji. Ia gegas mencium punggung tangan tantenya."Ah bisa aja kamu, Nak. Gimana di Singapura, kok betah banget kamu lama nggak pulang? Jangan-jangan di sana udah punya pawang nih." Arisa, mama Keynan berkelakar. "Enggak kok, Tan. Sampai sekarang belum nemu yang cocok sama aku." Farel tersenyum lebar."Kamu udah kenalan belum sama Tiara, dia istrinya Keynan. Lihat, cocok banget 'kan mereka berdua. Oya, Keynan sebentar lagi akan jadi ayah loh, kamu kapan nyusul, Rel?" Panjang lebar Arisa bicara. Betapa riang sekali saat membahas menantu juga anak lelakinya."Iya, Tan. Aku udah kenalan kok sama Tiara. Alhamdulillah ya, aku mau p

  • Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku   Bab 21 Cincin

    Bab 21Tiara langsung memalingkan wajah dan menempelkan punggung di tembok begitu Keynan bertanya.Karena tadi memang bukan niatnya untuk menguping. Tiara tak sengaja melintas hendak ke dapur untuk mengambil minum malah mendengarkan percakapan Keynan dan Farel.Tiara masih enggan menjawab sampai Keynan menghampiri dan berdiri di depan wanita tak beralas kaki tersebut."Tiara, kamu mendengar semuanya ya?" tanya Keynan lagi. Sorot mata elangnya begitu membidik tajam."Iya, kenapa kalau aku dengar? Apa itu bakalan bisa mengubah sedikit saja perasaan kamu buat aku?" tegas Tiara.Farel pun ikut menyusul Keynan, kendati terdengar keduanya beradu suara gaduh."Kita bicarakan semua secara baik-baik Ra, sini ikut aku." Keynan menarik Tiara menuju ruang tamu."Lepasin Key! Nggak ada yang perlu dibicarain. Aku mau ke kamar

DMCA.com Protection Status