Beranda / Romansa / ONE NIGHT STAND / 51. XANDER VS ALDRIAN

Share

51. XANDER VS ALDRIAN

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Karena Mischa tak kunjung menjawab telepon dan membalas pesan yang Xander kirimkan, jadilah kini Xander dan Arsen terpaksa menunggu kepulangan Mischa di lapangan bawah rusun yang letaknya berdekatan dengan lahan parkir.

Xander hanya ingin mencari angin, setelah dia berada di dalam rusun Mischa yang panas dan pengap selama berjam-jam.

Saat itu, Xander bergabung dengan beberapa pemuda rusun yang sedang bermain bola basket di lapangan.

Kebetulan, sewaktu sekolah dulu, Xander itu pernah masuk menjadi tim basket nasional dan sudah beberapa kali memenangkan perlombaan.

"Yeay.. Papah hebat..." teriak Arsen dengan gembira seraya bertepuk tangan saat Xander berhasil memasukkan bola basketnya ke dalam ring. Arsen duduk di sisi lapangan sambil menonton pertandingan sang Papah dan menikmati secup es krim coklat favoritnya.

Xander tersenyum lebar ke arah Arsen. Peluh di pelipisnya sudah bercucuran

Herofah

Buat yg penasaran kuy di vote dan komentarnya di kolom ulasan ya...

| 13
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Eliday Yanti
aldrian, kayak cewek ,
goodnovel comment avatar
Andre Syakieb
yeaaayyy xander xander xanderr papah xander
goodnovel comment avatar
Maura Laurent
pilih xander saja daripda aldrian krn keliatannya aldrian hanya berpura² menyukai mischa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ONE NIGHT STAND   52. AIR MATA XANDER

    Mischa turun dengan langkah tergesa saat dirinya melihat dari lantai tiga rusun bahwa Xander dan Aldrian tengah terlibat aksi baku hantam di lapangan parkir rusun. Karena kondisi sudah malam, tak banyak warga rusun yang menyaksikan kejadian itu. Hanya ada beberapa security yang terlihat sedang berusaha untuk melerai perkelahian tersebut. "LO NGGAK AKAN MENDAPAT APAPUN DARI MISCHA BRENGSEK!" umpat Aldrian saat pihak security rusun mencoba untuk menahan aksinya untuk tetap melukai Xander. Sementara Xander yang saat itu berada dalam posisi terkulai di atas aspal parkiran dengan wajahnya yang sudah babak belur hanya terdiam dan berusaha untuk bangkit dengan susah payah. "LEPASIN GUE!" teriak Aldrian lagi. Kedatangan Mischa pun membuat para security itu mengerti titik permasalahannya. Mereka berpikir, dua lelaki itu berkelahi karena memperebutkan satu wanita, dan itu adalah hal yang biasa

  • ONE NIGHT STAND   53. SARAH VS SHINTA

    Xander masih terduduk di trotoar pinggir jalan yang letaknya tak jauh dari rusun Mischa. Saat itu, Xander hendak menghubungi Jarvis agar menjemputnya ke rusun, namun ternyata saat dia mengecek ponselnya lowbet. Sementara sejak tadi, Xander tak melihat ada satu pun taksi yang lewat. Dan Xander masih di sana. Masih dalam posisinya yang sama. Duduk tepekur di tepi trotoar seperti seorang gelandangan. Kepalanya menunduk menatap ke bawah aspal jalanan. Kepala Xander penuh dengan hal-hal menyedihkam sehingga membuat tubuhnya terasa begitu lemah. Xander masih di sana. Saat tiba-tiba, seseorang menghampirinya.

  • ONE NIGHT STAND   54. CURAHAN HATI SANG BOS

    Malam itu, Xander masih dalam perjalanan menuju kediaman pribadinya bersama Jarvis ketika tiba-tiba Ponsel Jarvis berdering. Jarvis meminta Izin untuk menepikan mobil sesaat. Dia menoleh ke arah Xander dan memberitahukan bahwa saat itu Mendy yang meneleponnya. "Nona Mendy yang menelepon Bos, mungkin dia ingin menelepon Bos, tapi karena ponsel Bos mati, jadi dia meneleponku," beritahu Jarvis. Xander menerima ponsel itu dan menjawab panggilan Mendy. "Halo, Jarvis? Apa kamu sedang bersama Xander?" ucap suara di seberang dengan tidak sabar. "Ini aku Xander, ada apa?" jawab Xander datar. Mendy tertawa kecil. "Maaf sayang, aku pikir tadi Jarvis yang mengangkat teleponku, kamu lagi dimana?" "Dijalan pulang," "Oh, begitu. Apa aku boleh mampir? Kebetulan aku baru selesai syuting, lokasinya tak jauh dari apartemenmu," Mendy

  • ONE NIGHT STAND   55. PERMINTAAN ARSEN

    Begitu Aldrian izin pamit untuk pulang, Mischa dan Lulu kembali ke rusun. Mischa langsung melepas rasa rindunya dengan Arsen. Saat Mischa mengajak Arsen pulang, Arsen masih terlihat asik bermain bersama Kiki. Namun dari tatapan sayup dan uapan lebar mulut Arsen, Mischa tahu kalau Arsen sudah sangat mengantuk. Setelah berpamitan pada Lulu dan Dion, Mischa pun kembali ke rusunnya, bersama Arsen. Senyum manis di wajah Mischa terus mengembang. Dan senyum itu seketika sirna, begitu pintu rusun miliknya dia buka. Saat itu, Mischa belum sempat menyalakan lampu, tapi pencahayaan redup dengan kerlap kerlip lampu berwarna-warni menyambut kedatangannya. "Semua ini, Papah yang buat, Mah," ujar Arsen. Tangan mungilnya menarik Mischa masuk ke dalam rusun untuk memperlihatkan hal menarik lainnya. Arsen meminta Mischa untuk menyalakan lampu, dan s

  • ONE NIGHT STAND   56. PERGI BERKEMAH

    Seperti janjinya pada Arsen kemarin, pagi ini Xander akan menepatinya meski dia tahu apa yang terjadi tidak sesuai harapannya. Malam tadi Jarvis telah menyiapkan segala keperluan yang Xander dan Arsen butuhkan untuk berkemah, termasuk sebuah kendaraan roda empat yang biasa disebut Camper Van. Xander meminta Jarvis untuk menemani perjalanan mereka hari ini yang rencananya akan menjadi sebuah perjalanan panjang dan menyenangkan. Setelah bersiap-siap dari hotel tempatnya menginap, Xander langsung berangkat menuju rusun Mischa untuk menjemput Arsen. Bukan sesuatu hal yang mudah bagi Xander harus kembali bersitatap dengan Mischa setelah apa yang terjadi di antara mereka tadi malam. Setelah Mischa mengungkapkan perasaan kecewanya terhadap Xander melalui luapan amarah dan kebencian yang nyata di balik tatapan sendunya. "A-KU BUKAN PELACUR! A-KU BUKAN WANITA MUR

  • ONE NIGHT STAND   57. BERMAIN AIR DI SUNGAI

    Tidur di tenda, menghirup udara segar, memandang pepohonan hijau dan menikmati api unggun tentu jadi pengalaman tak terlupakan dan teramat sangat menyenangkan bagi semua orang yang melakukan kegiatan berkemah, apalagi bila kegiatan tersebut dilakukan bersama keluarga sendiri. Sudah menjadi impian seorang Arsenio Malik Akbar di mana dirinya bersama ke dua orang tuanya berkemah bersama di tengah pegunungan. Jika selama ini Arsen hanya bisa menjadi pendengar yang baik ketika kawan-kawannya di sekolah bercerita tentang pengalaman liburan mereka saat berkemah bersama keluarga, kini Arsen pun bisa menceritakan pengalamannya sendiri. Sepanjang perjalanan menuju lokasi di mana mereka hendak berkemah, Arsen terus saja berceloteh tentang apa saja kegiatan yang akan dilakukannya nanti di sana. "Nanti Arsen mau bangun tenda yang besar supaya muat untuk kita tidur bertiga," kata Arsen di tengah perjalanan. Jarvis yang bertugas menyetir tampak tersenyum-sen

  • ONE NIGHT STAND   58. HARAPAN YANG PUPUS

    Saat malam tiba, keheningan campsite yang biasanya hanya diriuhkan oleh gemericik air dan suara binatang, malam itu tiba-tiba terdengar suara ceria dari keluarga yang berbahagia, ternyata hutan dengan gelapnya malam mampu menghipnotis sebuah keluarga yang terbiasa hidup di megapolis. Kebekuan antara Xander dan Mischa pun perlahan mencair terbawa suasana. Malam itu mereka menyantap makan malam sambil mengelilingi api unggun dan sesekali bercengkrama. Sesekali Jarvis mengabadikan moment-moment langka di mana Mischa dan Xander saling bergurau dan membicarakan hal-hal konyol bersama Arsen. Setelah perut kenyang, Arsen tertarik untuk mengisi waktu mereka dengan mengamati kunang-kunang. Pengamatan terhadap fenomena keindahan cahaya berkedip dari hewan nocturnal bertubuh lunak dan memanjang yang bernama latin Lampyridae ini paling baik dilakukan antara pukul tujuh sampai pukul sepuluh malam, ketika suhu berki

  • ONE NIGHT STAND   59. PERCAKAPAN RAHASIA

    Setelah kemarin, semalaman suntuk Mendy menunggu Xander di apartemen pribadi lelaki itu, namun nyatanya Xander tak kunjung datang dan sepanjang hari ini Xander tak juga membalas pesan yang dikirim Mendy padanya. Bahkan semua panggilan telepon Mendy tak ada yang dijawab oleh Xander. Malam harinya, Mendy justru dikejutkan dengan kabar yang mengatakan bahwa kini Xander sedang piknik keluarga bersama Mischa dan Arsen di sebuah camp perkemahan keluarga di daerah Bogor. Mendy tahu hal itu dari Aldrian. Saat break syuting, Mendy memanfaatkan waktu senggangnya untuk mengajak Aldrian bertemu. Dia benar-benar tak mampu lagi menahan amarahnya terhadap Xander, terlebih lagi pada Mischa. Mendy sadar betul, keberadaan Mischa dan Arsen sangat berbahaya baginya. Mereka bisa kapan saja dengan mudah mengambil hati Xander dan mencuri posisinya saat ini sebagai satu-satunya wanita spesial dalam hidup Xander meski semua it

Bab terbaru

  • ONE NIGHT STAND   TRUTH OR DARE (SPINNOF ARSEN)

    Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "

  • ONE NIGHT STAND   PROLOG THE BRYDAL SHOWER (SPINNOF ARSEN)

    Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu

  • ONE NIGHT STAND   135. EPILOG

    Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.

  • ONE NIGHT STAND   134. SEBUAH AKHIR

    Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.

  • ONE NIGHT STAND   133. KEAJAIBAN

    Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it

  • ONE NIGHT STAND   132. IN THE MORNING

    Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid

  • ONE NIGHT STAND   131. LEMBARAN KEHIDUPAN BARU

    Selang satu bulan sejak penolakan yang dilakukan Mischa pada Xander, silih berganti pihak keluarga datang mengunjungi Mischa. Baik itu Dirga maupun Diana. Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Mischa tetap pada pendiriannya semula. Bahkan dengan teganya Mischa justru meminta Xander menceraikannya. Hindun dan Suroto sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mischa pada pihak keluarga Xander yang semakin membuat pihak keluarga merasa miris akan keadaan Mischa saat ini. Terlebih dengan Diana. Dirinya tidak menyangka jika apa yang dia alami dahulu di masa muda kini harus berlanjut menimpa Mischa, sang menantu kesayangannya. Dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha meyakinkan Mischa agar Mischa tidak terus menerus larut dalam rasa traumanya. Namun sayang, semua usaha merega gagal dan tak membuahkan hasil.

  • ONE NIGHT STAND   130. PENOLAKAN

    Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.

  • ONE NIGHT STAND   129. SEBUAH KABAR

    Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?

DMCA.com Protection Status