Sebuah pesta mewah dan berkelas dengan alunan musik Cozy di adakan di tepian kolam renang sebuah mansion megah.
Pesta itu terlihat sangat bebas dengan beberapa wanita yang berbikini ria di dalam kolam renang.
Sementara di sisi lain kolam, beberapa orang berkerumun di lantai dansa sambil berjoget dan berjingkrak mengikuti alunan musik yang terdengar memekik telinga.
Beberapa aktor dan aktris terkenal pun terlihat di sana.
Mischa sungguh merasa ini bukan dunianya. Dia benar-benar canggung dan malu, hingga dia terus berjalan dengan kepala yang tertunduk. Belum lagi dengan gaun berwarna abu-abu gemerlap yang dipakainya. Gaun itu hanya sebatas paha dengan model press body dan bahkan tanpa lengan. Sesekali tangan Mischa terlihat menarik gaun itu ke bawah untuk menutupi paha mulusnya yang terekspos, lalu dia menarik kembali ke atas untuk menutupi belahan payudaranya yang juga tampak sedikit menyembul karena model gaun itu memiliki belahan dada yang sangat rendah
"Sebelumnya, aku ingin meminta maaf padamu Mischa. Pagi ini, aku baru saja mendapat perintah dari pemilik restoran untuk memberhentikanmu dari restoran ini. Jabatanku memang sudah manager, tapi aku masih seorang karyawan di sini, bukan pemilik resmi restoran ini. Mau tak mau aku harus menuruti perintah atasanku. Awalnya aku sudah menjelaskan pada Ibu Regina, kalau pekerjaanmu baik. Tapi sepertinya Ibu Regina tidak juga berubah pikiran. Bahkan dia sempat bilang, restorannya akan terancam tutup bila dia tetap memperkerjakan dirimu di sini. Aku sendiri juga tidak mengerti kenapa Ibu Regina bisa berkata seperti itu. Tapi, ketika aku tahu masalah pribadi yang sedang membelitmu saat ini, yaitu mengenai perebutan hak asuh atas anakmu dengan Tuan Xander, perlahan-lahan aku mengerti. Tuan Xander itu memiliki kekuasaan yang mendominasi di Jakarta. Banyak sekali perusahaan kecil yang takut dengannya. Jadi, ada kemungkinan, alasan itulah yang membuat Ibu Regina menyuruhku untuk me
"Ini uang mukanya, sisanya akan dibayar setelah majikanku menerima hasil pekerjaanmu," ucap seorang wanita berjas hitam dengan rambut sebahu. Dia memberikan sebuah amplop coklat berisi uang pada seorang lelaki yang mengaku berprofesi sebagai fotografer.Lelaki itu tersenyum dan mengambil cepat uang di dalam amplop itu."Katakan pada majikanmu, aku tak akan mengecewakan orang-orang yang telah memakai jasaku. Malam ini juga, foto-foto bugil wanita itu akan langsung kukirim pada Nyonya Sarah,"Ke duanya saling berjabat tangan sebelum akhirnya berpisah.Si wanita berambut sebahu tadi masuk kembali ke dalam mobil mewahnya, sementara si lelaki tadi melanjutkan perjalanan menuju lokasi tempat di ma
Seorang wanita setengah baya terlihat sedang menikmati hidangan makan malamnya seorang diri di dalam rumah besar dan meja makan yang begitu panjang. Dia duduk di ujung meja dengan angkuh. Dentingan sendok dan garpu terdengar sesekali saat dia memotong daging steak di atas piringnya.Seorang wanita lain berpakaian serba hitam ketat berjalan ke arah meja makan dan memberikan gawai super canggih miliknya."Selamat malam Nyonya, maaf jika saya mengganggu makan malam Nyonya. Saya hanya ingin memberitahukan ini pada Nyonya. Ini adalah foto-foto hasil jepretan Bimo," ucap Sean pada sang Nyonya besar.Wanita yang dipanggil Nyonya oleh Sean itu pun menghentikan sejenak aktifitas makan malamnya. Dia mengambil gawai itu. Sambil memulas senyum simpul dia menatap satu d
Sesampainya di Rusun, Mischa pun keluar dari mobil Xander diikuti oleh Xander di belakang."Kenapa kamu mengikutiku?" tanya Mischa risih."Aku ingin bertemu Arsen dan memastikan anakku baik-baik saja," jawab Xander datar.Mischa menekan pintu bel rumah Lulu untuk mengambil Arsen, Lulu pun keluar bersama Arsen.Betapa terkejutnya Lulu melihat keadaan Mischa, terlebih saat dilihatnya keberadaan Xander di sana, Lulu hendak mendamprat Xander namun niatnya di tahan oleh Mischa hingga akhirnya Lulu pun mengerti dan kembali masuk ke dalam rumahnya."Mamah kenapa?" tanya Arsen pada Ibunya. Wajah Arsen terlihat sedih melihat keadaan Ibunya saat itu."Mamah tidak apa-apa sayang," jawab Mischa sembari membuka pintu rusun yang kuncinya dia titipkan pada Lulu.Arsen menoleh pada Papahnya, tapi tak berkata apa-apa. Dia
Pagi harinya Mischa terbangun saat adzan shubuh baru saja berkumandang. Kepalanya terasa berat dan pening. Ke dua mata wanita itu menyipit dengan dahinya yang mengernyit saat merasakan sesuatu menindih perutnya dari arah samping.Mischa menatap ke arah perutnya dengan wajah meringis dan pandangannya yang setengah kabur. Didapatinya sebuah tangan kekar seseorang tengah memeluknya saat itu.Sontak bola mata Mischa terbelalak kaget dan menjadi lebih kaget lagi saat dia melihat siapa manusia pemilik tangan itu.Dia Xander!Astaga!Keterkejutan Mischa tak berhenti sampai di situ karena dia kembali mendapati keadaan Xander yang saat itu tidur dengan bertelanjang dada.Lelaki itu tidur dengan sangat lelap bahkan Mischa bisa mendengar dengkuran halus yang keluar dari mulut Xander.Mischa tercenung sesaat, hingga setelahnya dia justru berteriak."A
Saat Mischa baru saja izin pamit ke dalam kamar mandi, bel rusun Mischa berbunyi.Xander yang saat itu masih melanjutkan sarapannya bersama Arsen pun terpaksa menundanya sebentar. Dia berjalan ke arah pintu rusun untuk membukanya.Betapa terkejutnya Xander saat melihat siapa manusia yang tengah bertamu kekediaman Mischa kala itu.Dia Aldrian.Aldrian tersenyum sinis saat dilihatnya siapa lelaki yang baru saja membuka pintu rusun kediaman Mischa pagi itu.Dia sudah tahu perihal keberadaan Xander dikediaman Mischa hari ini setelah Mendy meneleponnya tadi malam. Itulah sebabnya Aldrian mendatangi kediaman Mischa untuk bermaksud menyudahi kesalahpahaman diantara dirinya dengan Mischa. Aldrian datang dengan membawa sebuket bunga mawar merah untuk Mischa."Wah, sungguh sebuah kehormatan besar bisa bertatap muka dengan Tuan Alexander Gavin Malik di pagi hari yang cerah ini ya?" u
Siang ini, Lulu sengaja bertandang ke rusun Mischa saat Kiki sang anak tidur.Seharian dia tidak melihat Mischa dan Arsen, hal itu membuat Lulu dilanda khawatir akut.Lulu datang dengan semangkuk mie rebus panas di tangannya yang baru saja dia masak di rusunnya tadi."Adu-duh panas-panas," ucap Lulu sambil setengah berlari menuju sofa di ruang tamu Mischa.Mischa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu."Makan Misch. Akhir-akhir ini aku jadi banyak makan, padahal belum satu jam aku makan nasi bareng Kiki tadi, eh sekarang sudah lapar lagi," celoteh Lulu sambil melahap Mienya.Mischa hanya tertawa sambil terus mengganti chanel TV untuk mencari acara yang bagus. Kekhawatirannya akan keadaan Arsen memang jelas masih terasa dibenaknya, namun Mischa berusaha berpikir positif dan membiarkan Xander memiliki waktu sendiri dengan anaknya. Mischa percaya, bersama Xander, Arsen pasti akan baik-baik saja."Btw, Arsen mana Misch?
Kali ini, Xander sudah tak tahan lagi dengan segala pikiran buruk yang ditujukan oleh Mischa padanya. Karena itu Xander berniat untuk mengajak Sarah bicara.Xander yakin segala hal buruk yang terjadi menimpa Mischa adalah ulah Sarah.Siapa lagi?Xander memparkirkan mobilnya di kediaman utama keluarga Malik dengan menahan gejolak emosinya yang sudah naik ke permukaan. Dia membanting pintu mobilnya dan berjalan dengan langkah lebar melewati halaman rumahnya yang luas untuk sampai ke pintu utama.Xander mendapati Sarah sedang sibuk merenovasi sebuah kamar yang letaknya persis bersebelahan dengan kamar yang ditempatinya. Beberapa tukang sedang mencat dan membuat dekorasi dinding dengan gambar beraneka buah dan binatang, seperti kamar yang disiapkan untuk seorang anak kecil."Hai, Xander? Tumben kamu tidak mengaba
Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "
Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu
Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.
Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.
Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it
Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid
Selang satu bulan sejak penolakan yang dilakukan Mischa pada Xander, silih berganti pihak keluarga datang mengunjungi Mischa. Baik itu Dirga maupun Diana. Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Mischa tetap pada pendiriannya semula. Bahkan dengan teganya Mischa justru meminta Xander menceraikannya. Hindun dan Suroto sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mischa pada pihak keluarga Xander yang semakin membuat pihak keluarga merasa miris akan keadaan Mischa saat ini. Terlebih dengan Diana. Dirinya tidak menyangka jika apa yang dia alami dahulu di masa muda kini harus berlanjut menimpa Mischa, sang menantu kesayangannya. Dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha meyakinkan Mischa agar Mischa tidak terus menerus larut dalam rasa traumanya. Namun sayang, semua usaha merega gagal dan tak membuahkan hasil.
Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.
Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?