Share

Syukuran

Author: Pipit Aisyafa
last update Last Updated: 2022-07-16 23:39:26

"Eh, Mbak Melan. Sedang apa?" Mas Bayu juga mengenalinya.

Aku menyempitkan mata, bahkan terdengar nada ramah pada Mas Bayu. Apa jangan-jangan ....

"Oh, ini pengen makan bebek bakar aja. Apa aku boleh gabung?" tanya wanita yang di panggil Mas Bayu dengan sebutan Melan.

Apa? Gabung. Yang benar saja. Bahkan sejak awal, dia tak melirikku sama sekali. Seolah aku dianggap hantu sama dia. Ganjen.

"Boleh, silahkan. Perkenalkan dia istriku Fitri dan itu anakku Ilham." Akhirnya wanita itu baru mau memandangku, tersenyum sedikit kemudian malah duduk disebelah Mas Bayu.

Duh ... Kesal.

"Sama siapa? Ngga sama Engkong?" tanya Mas Bayu. Aku tak mengerti siapa yang di panggil engkong.

"Ngga, sendirian aja. Kalau sama engkong suka lama! Lama jalannya." Dia berbisik di akhir kata. Tapi aku tetap bisa mendengar.

Siapa engkong dan siapa Melan. Ingin bertanya lebih jauh tapi sepertinya waktunya belum tepat.

Melan bercerita pada Mas Bayu tanpa beban. Seolah sudah kenal Mas Bayu lama. Aku hanya menyimak d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Ke Pasar

    "Hitung menghitung? Apa maksud kamu, Mbak?" tanyaku langsung yang baru keluar."Nah ini orangnya!" Mbak Desi langsung merebut kertas yang dipegang Mas Bayu."Baca ini! Semua ini biaya suamimu selama kami rawat dulu! Apa kamu mau membayarnya?" Aku mengambil kertas yang ia sodorkan. Berisi catatan panjang. Tentang biaya makan tiga kali kemudian dikalikan berapa ribu. Aku bahkan tak mudeng dengan yang di tuliskan."Ini apaan, Mbak?" tanyaku."Itu semua rinjian biaya Bayu dulu! Jumplah saja, siapa tahu kamu mau menggantinya. Kita tinggal itung-itung saja. Potong utangku yang sepuluh juta kemarin. Masih kembali banyak kan ke aku?"Aku melihat nominal dibawah sana yang mendekati di angka seratus juta."Itu pakai totalan dulu. Kalau nilai rupiah sekarang. Kamu tahu kan berapa kali lipat?""Ini maksudnya Mbak Desi mau minta bayaran atas apa yang Mbak berikan pada Mas Bayu dulu? Mbak ngga iklhas?" Aku mulai kesal. Dia seolah menggunakan kesempatan untuk memeras kami."Tidak! Sudah pantas aku

    Last Updated : 2022-07-16
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Sepele

    "Bagaimana bisa sampai aku tak tahu? Atau aku lupa?" Aku mengingat keras. Apa aku pelupa karena sibuk atau ....Aku berusaha membuka chat dari Mbak Saras. Takutnya aku ngga baca atau terlewat. Tak ada chat dari dia? Kemudian aku mencari kontak Mas Rian juga tapi nihil."Kenapa?" tanya Mas Bayu yang mulai naik keranjang. Mungkin heran melihatku bermain ponsel dengan gugup."Ini, Mas. Kamu udah lihat grup kan?" tanyaku penasaran.Dia mengangguk. "Tentang acara lamaran Icha?" tanya Mas Bayu kemudian."Iya, Mas. Kamu tahu, kok ngga ngabarin aku. Kan kita bisa datang. Kalau begini kita jadi ketinggalan. Ngga enak sama mereka," ujarku."Aku juga baru tahu saat lihat di grup. Mereka ngga ngabarin kita, artinya kehadiran kita tidak diharapkan bukan?" Mas Bayu menatapku intens.Benar juga. Kalau mereka tak mengabari tentang acara itu. Artinya mereka tak ingin kami hadir. Tiba-tiba ada rasa nyeri di ulu hati."Sudahlah. Tak perlu di pikirkan. Lagian, bukannya kemarin mereka juga tak datang saat

    Last Updated : 2022-07-19
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Iri dan Fitnah

    Apa? Kok Bisa? Aku langsung menatap pada mereka. "Kenapa? Apa kalian ngga butuh pekerjaan atau? Bukankah masalah gaji sudah kita sepakati kemarin?" tanyaku kemudian. Aku mengira mereka mungkin protes tentang gaji. Padahal menurutku sudah sepadan. Apa lagi karyawan baru."Bu-bukan itu, Bu. Kami hanya dengar desas desus yang membuat nyali kami menciut untuk bekerja disini. Kami memang sangat membutuhkan pekerjaan ini tapi ... Kalau nyawa kita taruhannya. Tentu kami tak mau. Apa lagi anak kita masih kecil-kecil." Salah satu dari mereka buka suara. Seorang wanita muda berusia 35 tahun, janda mati bernama Mariana. "Maksud kalian apa? Nyawa? Kerja di tempatku ini hanya butuh tenaga dan ketelatenan. Ngga ada hubungannya dengan nyawa!" Aku masih tak mengerti dengan apa yang mereka sampaikan. Bahkan Mas Bayu saja kini hanya bisa terdiam."Bukan begitu, Bu. Kami dengar jika pemilik toko ini menggunakan pesugihan. Maaf, Bu. Kami cuma takut di tumbalkan."Astaghfirullah!Aku baru nggeh jika ar

    Last Updated : 2022-07-19
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Menular

    "Nah itu dia!" tunjuk Mbak Desi pada sebuah mobil pickup warna putih yang tentunya bukan milikku.Tunggu? Kenapa ada Natasya juga di mobil dan kenapa?Aku makin heran karena mobil yang datang adalah mobil yang tadi juga mengantar motor Hani. Kali ini mobil itu juga membawa motor baru. Apa tadi ada kesalahan hingga harus di tukar?Mas Bayu turun juga di ikuti Natasya. Wajah Mbak Desi terlihat sumringah sekali. Aku jadi curiga?"Mas Itu motor siapa?" tanyaku menunjuk pada motor jenis yang sama dengan motor Hani. Hanya beda warna. Hani pun keluar. Ia tampak kebingungan."Loh kok ngirim lagi? Emang salah ya, Bang?" tanya Hani pada Salwa motor itu."Nggak kok, Mbak." "Lah terus?" Hani penasaran. Sedangkan aku yang ingin bertanya pada Mas Bayu, dia tengah membantu menurunkan motor."Hei, Lu! Emang cuma kamu yang boleh di belikan motor sama Bayu. Natasya keponakannya juga berhak dong!" jawab Mba Desi dengan pongah.Seketika aku melonggo. Mas Bayu membelikan motor Natasya? Motor yang sama de

    Last Updated : 2022-07-19
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Kiriman

    Aku dan Ibu langsung keluar dan melihat keatap, namun tak ada asap ataupun apa diatas sana."Ibu tadi dengar kan?" tanyaku memastikan. "Dengarlah. Masa suara sekencang itu ngga denger?" Kini Mas Bayu juga tergoboh dengan hanya menggunakan sarung dan telanjang dada."Tadi ada apa, Fit? Kok kaya ada yang nyalain petasan?" tanya Mas Bayu dengan mata masih sempit."Ngga tahu, Mas. Tapi di cari ngga ada apa-apa. Aku sama Ibu sampai bingung." jawabku."Ya sudah, Fit. Kita masuk saja. Berdo'a saja jika tadi bukan apa-apa," ujar Ibu. Aku dan Mas Bayu menganguk."Kamu tidur telanjang dada begitu. Apa ngga masuk angin, Mas?"tanyaku pada Mas Bayu yang tak biasa. "Ngga tahu nih, Fit. Malam ini tidur kok rasanya gerah banget," jawab Mas Bayu yang kemudian membantu aku menutup pintu.Ternyata hawa panas seperti ini memang tengah kami rasakan. Setelah selesai menutup pintu. Kami bersiap masuk kekamar. Tentu, Hani membawa kunci sendiri agar bisa masuk kerumah.Saat kami akan terlelap dalam mimpi.

    Last Updated : 2022-07-19
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Mengatur strategi

    Gegas aku keluar untuk mengeceknya. Namun, nihil. Orang itu sudah entah kemana. Aku justru celingukan sendiri."Mbak, makasih ya!" ujar Ririn yang sudah nangkring di jok motor suaminya."Iya, Rin. Hati-hati!" Aku pun menjawab. Kemudian memilih kembali masuk. Aku ingat betul sosok yang tadi berdiri di sebrang jalan dengan menetap lurus ke toko. Siapa dia? Memiliki tujuan buruk kah?Hanya karena tanah kuburan yang kutemukan. Kini hatiku menjadi penuh curiga dan suudzon. Bahkan dengan para pelayan pun aku menaruh kecurigaan. Benar-benar perbuatan orang syirik itu menyiksa dan sangat merugikan."Kamu ngapain?" tanya Ibu yang mungkin heran melihatku berdiri mematung."Ngga papa, Bu. Tadi ada orang di sebrang jalan. Aku curiga, jadi tadinya mau aku tanyain." "Terus mana orangnya?""Ngga ada, Bu. Pas aku mau samperin udah ngilang." Aku duduk dengan lemas."Mungkin tengah menunggu seseorang. Kemudian saat kamu akan kesana orangnya sudah datang. Jangan suudzon berlebih. Bersihkan hati kita da

    Last Updated : 2022-07-19
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Selalu dimanfaatkan

    "Begini, Fit. Entah kenapa orang yang sudah fix mau bayar tanah yang kutawarkan. Di telfon sudah deal, sudah lihat tanahnya juga mensurvei bahkan berjanji bawa uang dan bertemu di tempat yang di janjikan tapi saat bertemu langsung memilih mundur. Bahkan ada yang terang-terangan bilang jika aku penipu!" Mas Bayu berkata dengan nada sedih."Kok bisa, kamu nipu apa?" tanyaku penasaran."Nah itu, Fit. Aku ngga tahu. Mereka tiba-tiba seolah benci padaku. Padahal sebelumnya baik-baik saja.""Ya sudah, Mas. Sebaiknya kita berfikir positif. Mungkin memang belum rejeki. Sabar ya, Mas." Aku menenangkan Mas Bayu. Tentu takut jika dia akhirnya memilih jalan untuk berbuat syirik.Memang yang kami alami ini tak nalar di pikir. Tapi, kami masih punya Allah. Ada dia yang maha pemberi jalan segalanya."Iya, Fit. Ya sudah Ayuk kita tidur!" Ajak Mas Bayu. Aku memilih untuk melakukan salat sunah dahulu. Takutnya jika nanti kesiangan dan dapat melaksanakannya.***Sesuai instruksi yang sudah kami sepakati

    Last Updated : 2022-07-21
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pura-pura

    Aku berfikir keras. Mengingat laki-laki yang foto bareng bersama Mas Rian. "Ah! Aku ingat. Bukankah dia ...?" Aku ingat sekali wajahnya. Dialah orang yang berdiri dengan pakaian aneh di depan warungku saat Ririn tengah belanja. Terus siapa dia? Bagaimana Mas Rian mengenalnya?Aku mengetuk-ngetuk kepala. Mencoba menerka hubungan mereka. Bagaimana?Duh! Kok kepalaku jadi pusing.[Muda, sukses dan juga dermawan. Adikku ... Sukses terus ya!] Aku membuka Status Mas Rian yang masih dengan laki-laki itu."Mas!" Panggilku pada Mas Bayu yang tengah memegang ponsel dan duduk sambil menikmati kopi."Kamu kenal sama dia, Mas?" tanyaku memastikan. Sambil menunjukan fotonya.Dia mengamati sebentar. Kemudian mengeleng."Enggak, Fit. Memangnya kenapa kok sama Mas Rian? Mungkin teman kerjanya kali." Mas Bayu menerka-nerka."Justru itu, Mas. Laki-laki itu adalah orang yang aku lihat dengan pakaian aneh kemudian menghilang!" cekatku.Mas Bayu langsung mengadah. Ia kembali melihat ponselku. Mungkin mema

    Last Updated : 2022-07-21

Latest chapter

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 2

    "Mas!" Aku memanggil Mas Bayu yang berdiri tak jauh dariku. Keringat mulai membasahi kening. "Mas! Takut!" Kembali aku mengoncangkan tubuh Mas Bayu yang dari tadi tak merespon.Aku panik, celingukan kesana-kemari. Mas Bayu memegang tanganku erat. Ia mungkin tahu jika aku terkena serangan panik.Dengan panik aku melihat Panji naik ke podium dan langsung menuju kearah Arumi dan Alif. Mataku tak lepas darinya. Bayangan jika Panji akan melukai adiknya ataupun Alif terngiang.Tak lama mereka berpelukan. Menangis haru Panji dan memeluk erat Arumi. Sejenak aku tertegun. Apa ini semua hanya setingan?"Mas, ayo pergi dari sini! Pasti Panji merencanakan balas dendam pada kita!" cicitku.Aku sedikit menarik tangan Mas Bayu. Tapi dia menahan."Jangan panik, Fit. Panji tak mungkin melakukan itu. Ada polisi yang mengawal!" ujar Mas Bayu tak membuat rasa panikku hilang. Aku tetap gelisah walau mata ini fokus melihat kearah Panji dan Arumi.Mereka seperti tengah saling melepas rindu. Juga meluapkan

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 1

    "Becanda, Fit! Mukanya jangan tegang gitu." Mbak Desi mencolekku. Aku terkekeh. Sebuah pengalaman tentu mampu membuat seseorang menilai. Tapi, jika benar Mbak Desi mau pinjam uang lagi, tentu tetap aku beri. Bukankah menolong sesama itu wajib, apalagi saudara. Jika tidak berniat mengembalikan, anggap saja sedekeh. Toh, kehidupanku sudah lebih baik dan alhamdulilah, aku sudah kelebihan secara materi."Iya, Mbak. Aku juga pura-pura kaget," jawabku, "Oh ya, kalian jangan pulang dulu sampai nanti malam. Hari ini aku kedatangan tamu yang akan melamar Hani."Semua mengangguk. Beruntung semua sudah kupersiapkan. Makanan kupesan catering dan jajanan juga sudah ada yang mengatur.Tapi ... Ngomong-ngomong kenapa aku sampai lupa untuk melihat wajah calon suami Hani?"Ah! Hani kemana si?" Aku mencoba mencari Hani kebelakang. Hanya ada beberapa karyawanku yang memang sudah kutugaskan di belakang. Toko aku tutup sementara. Aku melihat kekamar tak ada, aku langsung menuju kekamar Ibu. Ibu tengah s

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keutuhan (Tamat)

    Aku menarik paksa tangan Mas Bayu. Rasanya pengen pulang dan langsung pindah rumah."Kamu kenapa si?" Mas Bayu justru menarik tangannya hingga aku sedikit limbung."Ya kita pulang! Aku takut kalau Panji keluar dari penjara terus mencari kita. Dia itu manusia jahat dan tentu akan balas dendam pada kita semua. Iya kan, Rum?" Aku menatap Arumi yang dari tadi diam saja."Semoga saja tidak, Mbak. Aku sangat berharap Mas Panji keluar dari penjara dalam keadaan sadar." Arumi berkata tanpa menatapku."Mas Panji pongah dan sombong karena memiliki kekayaan. Uangnya berlimpah, dia jadi OKB yang benar-benar kaya, tapi ... Uang itu kini semua menjadi daun," ucapan Arumi membuat aku kembali terduduk. Tentu penasaran dengan apa yang baru saja di sampaikannya."Benarkah?" Kali ini aku dan Mas Bayu bersuara bersama."Sebenarnya ini yang ingin aku bicarakan pada kalian. Masalah Mas Panji dengan masalalunya. Tapi, melihat kondisi Mbak Fitri yang sepertinya panik berlebih, aku memilih diam." Arumi mulai

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keyakinan

    Aku gemetar. Seolah tulangku lolos dari tempatnya."Kamu kenapa?" tanya Mas Bayu yang melihat aku memegangi perut. "Astaghfirullah!" Mas Bayu beristighfar ketika melihat kakiku yang sudah banyak darah. Aku terduduk karena tak kuat menahan sakit dibagian bawah perutku. Rasanya seperti dicabik-cabik.Lemas, letih dan mata berkunang-kunang. Mas Bayu terdengar ribut meminta bantuan. Tak lama Mas Jali dan Mas Bayu memapah aku menuju keluar. "Titip Arumi!" ucapku pada Alif yang masih tergeletak tak jauh dari tempatku. Ia hanya mengangguk. Tak kulihat Arumi. Mungkin sedang kedapur untuk mengambil sesuatu.Aku di bawa kerumah sakit dengan keadaan yang setengah sadar. Rasa sakit di perutku benar-benar sangat menyiksa hingga seolah aku merasakan mati rasa. Roda brankar terdengar nyaring melewati setiap jalan menuju IGD. Beberapa suster segera memberi pertolongan pertama. Aku pasrah saat selang infus di pasang. Setelah itu, aku tak dapat merasakan apapun.***Hawa dingin menusuk tulang. Aku b

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Khawatir Berlebih

    PoV Alif"Maaf, Mas. Sepertinya hubungan kita hanya bisa sampai disini saja!" ucap Arumi. Wanita yang kucintai.Tentu aku tertegun. Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia minta putus? Padahal, aku sudah berniat untuk meminangnya. Bahkan niat itu, sudah ada dari sejak pertama dekat dengannya.Bawaan yang riang, supel dan super aktif, membuat aku yakin jika dia wanita yang mampu menemaniku sampai Jannah.Tapi ... Yang baru saja aku dengar ini, membuat semua mimpi runtuh tak berkeping. "Tapi ... Kenapa?" tanyaku memastikan penyebabnya."Kakakku tak setuju," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.Dia lagi! Dari awal hubungan, hanya dia kendalaku untuk meminang Arumi. Hanya karena dia, yang sok memiliki Arumi seutuhnya hingga ia kira dapat menyetirnya."Tapi, bukankah sudah kita bahas masalah ini jauh-jauh hari? Bukankah kita juga udah sepakat untuk meluluhkan hati Kakakmu?" Aku masih berbesar hati. Tak emosi didepan Arumi walau di dada sudah sangat muak dengan Panji!Bukan sekali dua kali ak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Jalan takdir

    "Kuatkan tubuhmu!" Alif berkata dengan pelan. Ya ... Harusnya aku memang kuat. Kenapa baru dengar suara Mas Bayu begitu saja mau tumbang. Aku mengangguk kemudian dengan pelan langsung berjalan menuju kamar Arumi.Segera pintu didobrak. Terlihat jelas wajah kaget Mas Bayu yang tengah memeluk Arumi dengan paksa."Lepaskan dia!" ucap Alif.Mas Bayu memang melepaskan Arumi. Dengan wajah garang dan mata merah menyala dia mendekati Alif. Aku sampai tak dapat melihat sisi Mas Bayu disana. Dia sudah benar-benar berbeda."Siapa kamu?" tanya Mas Bayu. Bahkan dia tak menatapku sama sekali. Seolah sudah tak mengenaliku.Sedangkan Arumi terlihat matanya berbinar. Ada secercah harapan padanya walau dengan penampilan acak-acakan."Aku calon suami Arumi!" Dengan tegas Alif berkata. Aku mengangguk walau tak di mintai pendapat."Calon suami? Cuihh! Akulah calon suami Arumi!" cetus Mas Bayu. Ada rasa menyayat di hati tapi aku berfikir positif. Aku tahu jika dia bukan Mas Bayu suamiku."Mbak, segera lak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pertarungan

    "Tolong, pikirkan sekali lagi!" ungkapku sebelum Alif benar-benar melangkah.Dia melihatku sekilas, aku berusaha memasang wajah melas demi meyakinkan dirinya. Tentu hanya dia harapanku saat ini. Sungguh aku begitu berharap."Akan saya pikirkan!" Akhirnya kata terakhir di ucapkan Alif, sedikit memberi harapan atas apa yang kuminta.Aku menghela nafas berlahan. mengisi rongga paru-paru agar terisi oksigen dengan baik. Kukecap jus jeruk yang tinggal separuh. Aku harus mengusahakan sesuatu.Aku berfikir tentang ustadz. Setelah Googling beberapa kali, aku memutuskan memilih ustadz Danu. Ustadz yang terkenal dengan banyak pasien menggunakan metode ruqyah masal dan mandiri."Hanya dia kali ini harapanku." Aku bergumam.Rasa simpati pada Arumi juga untuk mengakhiri drama yang di buat Panji, aku harus bisa menguak semuanya dan menyelamatkan keluargaku, jika memungkinkan juga Arumi.Kuambil tas yang tergeletak dimeja tak jauh saat aku duduk. Beranjak dengan lemas karena tak jua membuahkan hasil

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pengrebegan

    "Kamu ngapain si, Fit? Datang kesini dan marah-marah!" Mas Bayu segera melepaskan gandengan tanganku saat kami masih menunggu taxi online yang terlihat baru akan tiba dua menit lagi."Lah, aku kesal, Mas. Kenapa kamu harus datang kesini. Mau saja jadi pembantu Panji!" cebikku.Tak berapa lama taxi datang. Aku langsung menyuruh Mas Bayu masuk."Aku pamit dulu pada Arumi," Mas Bayu akan beranjak kembali masuk. Aku melarangnya."Sudah aku pamit kan padanya, ngga perlu repot-repot masuk kedalam lagi!" Protesku. Terlihat Mas Bayu ragu, namun akhirnya menurut juga. Aku menyerahkan ponsel Mas Bayu padanya."Kok ada di kamu? Dan, kenapa kamu datang tiba-tiba. Bahkan aku tak melihat kamu datang dari depan." Mas Bayu mulai curiga."Aku datang lebih dulu dari pada kamu! Saat kamu datang, aku ngumpet di samping sofa, takut ketahuan Panji. Berniat mengambil ponsel kamu yang tertinggal. Eh, ternyata justru kamu malah datang kesini sama Panji!" gerutuku. Mas Bayu hanya menghela nafas. "Harusnya ka

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Mencari Alif

    "Kamu sebut Mas Bayu, Suami? Artinya?" Arumi akhirnya mengeluarkan kata-kata, setelah sejenak bergeming. Aku bingung dan celingukan. Bagaimana kalau Arumi marah dan mengamuk padaku. Kemudian dengan brutal menghajarku. Mencabik-cabik tubuhku hingga ... Aku begidig ngeri. Menyiapkan siasat untuk seribu kemungkinan yang terjadi."Mbak? Kamu betul istrinya Mas Bayu?" Kali ini ia mengoncangkan tubuhku. Keringat dingin membasahi pelipis. Aku mengangguk pelan."Benarkah?" tanpa diduga Arumi tersenyum saat berkata menyakinkan. Dia langsung memelukku erat. Aku makin bingung dibuatnya."Alhamdulilah, kalau benar. Do'aku selama ini terkabul."Aku menyempitkan mata, sekilas aku bisa melihat jika Arumi baik-baik saja. Dia benar-benar waras dan pengingat yang baik."Mbak, aku selalu berdoa agar dapat bertemu dengan. Sungguh, aku sudah yakin jika kamu tentu sedang makan hati karena Mas Bayu yang memiliki keinginan untuk menikahiku. Tapi, sungguh, aku tak menginginkan itu. Sudah kuiklaskan jauh-jauh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status