Share

Selalu dimanfaatkan

Penulis: Pipit Aisyafa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-21 23:35:19

"Begini, Fit. Entah kenapa orang yang sudah fix mau bayar tanah yang kutawarkan. Di telfon sudah deal, sudah lihat tanahnya juga mensurvei bahkan berjanji bawa uang dan bertemu di tempat yang di janjikan tapi saat bertemu langsung memilih mundur. Bahkan ada yang terang-terangan bilang jika aku penipu!" Mas Bayu berkata dengan nada sedih.

"Kok bisa, kamu nipu apa?" tanyaku penasaran.

"Nah itu, Fit. Aku ngga tahu. Mereka tiba-tiba seolah benci padaku. Padahal sebelumnya baik-baik saja."

"Ya sudah, Mas. Sebaiknya kita berfikir positif. Mungkin memang belum rejeki. Sabar ya, Mas." Aku menenangkan Mas Bayu. Tentu takut jika dia akhirnya memilih jalan untuk berbuat syirik.

Memang yang kami alami ini tak nalar di pikir. Tapi, kami masih punya Allah. Ada dia yang maha pemberi jalan segalanya.

"Iya, Fit. Ya sudah Ayuk kita tidur!" Ajak Mas Bayu. Aku memilih untuk melakukan salat sunah dahulu. Takutnya jika nanti kesiangan dan dapat melaksanakannya.

***

Sesuai instruksi yang sudah kami sepakati
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pura-pura

    Aku berfikir keras. Mengingat laki-laki yang foto bareng bersama Mas Rian. "Ah! Aku ingat. Bukankah dia ...?" Aku ingat sekali wajahnya. Dialah orang yang berdiri dengan pakaian aneh di depan warungku saat Ririn tengah belanja. Terus siapa dia? Bagaimana Mas Rian mengenalnya?Aku mengetuk-ngetuk kepala. Mencoba menerka hubungan mereka. Bagaimana?Duh! Kok kepalaku jadi pusing.[Muda, sukses dan juga dermawan. Adikku ... Sukses terus ya!] Aku membuka Status Mas Rian yang masih dengan laki-laki itu."Mas!" Panggilku pada Mas Bayu yang tengah memegang ponsel dan duduk sambil menikmati kopi."Kamu kenal sama dia, Mas?" tanyaku memastikan. Sambil menunjukan fotonya.Dia mengamati sebentar. Kemudian mengeleng."Enggak, Fit. Memangnya kenapa kok sama Mas Rian? Mungkin teman kerjanya kali." Mas Bayu menerka-nerka."Justru itu, Mas. Laki-laki itu adalah orang yang aku lihat dengan pakaian aneh kemudian menghilang!" cekatku.Mas Bayu langsung mengadah. Ia kembali melihat ponselku. Mungkin mema

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pengajian

    "Panji, adik tiri?" Aku bergumam sendiri."Maksud, Mbak. Adik tirinya Mba Sarah?" tanyaku memastikan. Walau tadi dia bilang adik tiri kita. Tapi, kenapa aku tak percaya. Selama ini Mas Bayu tak pernah cerita punya adik tiri?"Ya Allah, kamu budeg. Adik tiri Aku juga Bayu!" Aku melongo, mendengar jawaban Mbak Desi. Adik tiri! Kata-kata itu terus terngiang di telingaku."Kok aku baru tahu kalau Mas Bayu punya adik tiri?" tanyaku lagi dengan menatap Mbak Desi."Ya mungkin Bayu lupa. Karena dulu saat Panji lahir itu Bayu masih balita. Apalagi setelah itu Papa dan Mama meninggal. Tentu akhirnya kami tak dapat mengetahui kondisi Panji. Baru kemarin-kemarin ia muncul dan mengakui semuanya bahwa dia juga saudara kami." Aku mengangguk. Mungkin apa yang dikatakan Mbak Desi benar. Mas Bayu tak tahu tentang ini. Tapi ... Apa selama itu hingga mereka tak pernah saling berkirim kabar."Papah tuh dulu menikah lagi. Mama tahu dan shok berat. Akhirnya saat hamil Ririn, Mama penyakitan dan meninggal s

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Siapa yang melakukan

    "Siapa yang meninggal, Mar?" tanyaku setelah Mariana menutup telfon. Bahkan dia terlihat terbengong. Mungkin kaget atau shok."Mar?" Aku goyangkan tubuhnya. Baru ia tersadar."A-anu, Mbak. Yang meninggal itu ... Itu, Uli." ucapnya terbata.Mulutku menganga, tak menyangka dengan apa yang baru di sampaikan Mariana."Kamu jangan bercanda, Mar?" tanyaku berusaha meyakinkan diri. Walau aku tahu, Mariana juga tak mungkin bercanda."Bener apa yang kamu katakan, Mar? Bahkan tadi pagi kita juga ketemu kan. Saat mau berangkat. Dia mengeluh pekerjaannya di rumah bos baru yang membosankan?" Kali ini Sopi yang berkata. Mereka memang sering bersama walau rumahnya agak jauh. Katanya pekerjaan disini yang membuat mereka dekat satu sama lain."Be-bener, Mbak. Bener, Sop. Ini keluargaku yang mengabarkan. Mereka sedang takziah kesana.""Kamu mau langsung kesana?" tanyaku pada Mariana. Ia mengangguk. "Ya sudah, aku juga ikut. Mas!" Aku langsung memanggil Mas Bayu."Mas! Antar kerumah Uli!" ucapku pada M

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Perubahan

    PoV Bayu."Panji!" Itu nama yang di sebut Fitri sebagai adik tiriku. Tadinya aku tak ambil pusing. Toh, selama ini dia tak pernah mengangu keluargaku. Baik keluarga inti seperti Mas Rian dan yang lain ataupun keluargaku, keluarga kecil.Tapi, hari ini aku di kejutkan dengan penuturan Fitri dan juga pengakuan karyawanku. Bahwa semua masalah itu datang dari Panji.Jiwa lelakiku tentu berontak. Bagaimanapun aku geram dengan tingkahnya yang membuat usaha yang kurintis bangkrut. Tapi ... Aku penasaran atas motif apa yang membuat Panji begitu dendam padaku?Masih kuingat. Saat itu usiaku sekitar delapan atau sembilan tahun. Saat seorang perempuan datang kerumah. Dia mengungkapkan tentang acara seribu hari ayahku. Tapi, dengan tegas saat itu Mas Rian yang sudah dewasa menolak. Aku tak tahu pasti saat itu apa yang di permasalahkan.Wanita itu di usir keluar dari rumah kami. Rumah yang sekarang di tinggali Ririn. Rumah sederhana namun menyimpan banyak kenangan disana.Dulu, Ibu memiliki sawah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Tentang masa lalu

    Gegas aku tak jadi tidur. Segera masuk kamar mandi membasuh wajah dan berganti baju. Aku ingin segera kerumah Mas Rian. Takut jika sampai Icha kenapa-kenapa. Sungguh menyedihkan jika dia harus menjadi korban Panji. Dua kali pernikahannya akan menjadi ujung maut baginya. Aku tak akan biarkan nasib keponakanku sama dengan Uli. Harus di cegah."Bu, aku pergi dulu!" Pamitku pada Ibu yang tentu membuatnya kaget."Kemana?" tanya Ibu saat aku mengenakan sandal."Kerumah Mas Rian ada masalah, Bu," ucapku yang langsung meluncur karena sudah ada ojol yang menunggu.Pikiranku tak tenang, terlebih sampai saat ini Mas Bayu belum juga mengabarkan apapun. Semoga aku tak terlambat. Aku ingin buktikan jika aku tak bersalah dan semua tentang fitnah padaku bohong belaka."Sedikit cepat ya, Bang!" ucapku."Iya, Mbak. Jangan terlalu buru-buru. Nanti kaya kemarin lupa bayar!" Seketika aku melihat spion. Ternyata dia orang yang sama saat itu. Duh ... Kan jadi malu."Kali ini enggak dong, Bang. Aku udah pak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Permainan apa?

    "Kamu ngapain disitu?" tanyaku yang langsung ikut duduk disebelahnya. Dia salah tingkah. Mengeser sedikit tubuhnya menjauh dariku. Dengan tangan tetap mengusap sudut mata."Tadi apa yang terjadi dirumah Panji?" Langsung aku buka percakapan. Rasa penasaran tentu sangat membuncah."Ngga apa-apa. Cuma sedikit bersitegang," jawab Mas Bayu tanpa menoleh."Itu yang membuat sudut bibirmu lebam?" Aku menyentuh sudut bibirnya. Dia melonjak, seperti kesakitan."Aku kompres ya?" tanyaku memastikan jika dia mau."Ngga usah, nanti dirumah saja!" Jawab Mas Bayu membuat aku memundurkan badan. "Apa Panji tadinya tak mau memberikan air minum, hingga sampai kalian adu otot atau ... Ada masalah lain?" tanyaku memastikan kembali. Rasanya aku masih penasaran jika belum menemukan jawabannya. Bukan apa, tapi kenapa hanya meminta air saja harus adu kekuatan atau ... Mas Bayu yang lebih dulu mulai karena merasa tak terima keluarganya jadi teror olehnya."Sudahlah, aku lagi pusing! Jangan tanya-tanya dulu!" M

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Berita mengejutkan

    "Ka-kamu ngga papa kan?" tanyaku dengan bergetar. Aku memeluk Ilham erat. Takut sesuatu yang buruk terjadi."Maaf." Hanya kata pendek yang terlontar dari mulutnya. Aku saja heran. Baru kali ini melihat Mas Bayu begini."Maaf atas kejadian tadi. A-aku ...." Mas Bayu mengantung ucapannya.Aku menghela nafas lega. Aku kira dia akan melakukan tindakan apa. Melihat tadi betapa dia dengan mudah mengeluarkan kata-kata yang membuat telinga ini panas."Iya, ngga papa," jawabku. Tapi raut Mas Bayu tak ada sedikitpun senyuman. Dia mulai kembali menjalankan mobilnya hingga sampai rumah dan tak mengatakan apapun.Sampai rumah, aku langsung mengambil air wudu dan salat malam. Mas Bayu langsung menuju tempat ternyaman dan terlelap.Karena sudah hampir subuh, aku memilih tak tidur. Tentu karena nanti akan kesiangan untuk kepasar. Beranjak kedapur untuk membuat secangkir kopi penunjuang mata tetap melek."Fit, kamu sudah pulang? Apa Bayu sudah ditemukan?" tanya Ibu yang baru saja keluar. Beliau juga s

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Alasan masa lalu

    "Eh, Fit. Kamu belum tidur?" Mas Bayu seolah mengalihkan topik."Belum, Mas. Siapa Arumi?" Aku tak ingin kecolongan. Tetap aku mempertanyakan siapa dia."Oh ... Dia itu orang yang mau jual tanah. Tetangga desa. Dia baru kabari kalau besok apa bisa ketemu." Jawaban Mas Bayu lancar. Apa benar kalau Arumi hanya teman bisnis. Tapi .... Ah, sudahlah."Aku ngga enak badan, Mas. Kepalaku pusing dan mual." Aku memegang tengkuk."Mau aku pijit atau kerok?" tawarnya. Tentu aku tak menolak. Kuhadapkan pungungku dan dia langsung memijit punggung dengan semangat. Tak lupa mengosokan minyak angin pada tengkuk. Entah kenapa rasanya mau tumbang badan ini. Semoga saja tidak. Siapa lagi yang bisa aku andalkan untuk sekedar belanja kepasar.Setelah aku mengatakan cukup, Mas Bayu pun gegas kekamar mandi untuk mencuci tangan. Aku memilih merebahkan badan karena sudah sangat tak nyaman.***Pagi menjelang. Aku sudah bersiap kepasar. Rasa ini masih sama. Aku masih merasa badan tak karuan. Tapi harus tetap k

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24

Bab terbaru

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 2

    "Mas!" Aku memanggil Mas Bayu yang berdiri tak jauh dariku. Keringat mulai membasahi kening. "Mas! Takut!" Kembali aku mengoncangkan tubuh Mas Bayu yang dari tadi tak merespon.Aku panik, celingukan kesana-kemari. Mas Bayu memegang tanganku erat. Ia mungkin tahu jika aku terkena serangan panik.Dengan panik aku melihat Panji naik ke podium dan langsung menuju kearah Arumi dan Alif. Mataku tak lepas darinya. Bayangan jika Panji akan melukai adiknya ataupun Alif terngiang.Tak lama mereka berpelukan. Menangis haru Panji dan memeluk erat Arumi. Sejenak aku tertegun. Apa ini semua hanya setingan?"Mas, ayo pergi dari sini! Pasti Panji merencanakan balas dendam pada kita!" cicitku.Aku sedikit menarik tangan Mas Bayu. Tapi dia menahan."Jangan panik, Fit. Panji tak mungkin melakukan itu. Ada polisi yang mengawal!" ujar Mas Bayu tak membuat rasa panikku hilang. Aku tetap gelisah walau mata ini fokus melihat kearah Panji dan Arumi.Mereka seperti tengah saling melepas rindu. Juga meluapkan

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 1

    "Becanda, Fit! Mukanya jangan tegang gitu." Mbak Desi mencolekku. Aku terkekeh. Sebuah pengalaman tentu mampu membuat seseorang menilai. Tapi, jika benar Mbak Desi mau pinjam uang lagi, tentu tetap aku beri. Bukankah menolong sesama itu wajib, apalagi saudara. Jika tidak berniat mengembalikan, anggap saja sedekeh. Toh, kehidupanku sudah lebih baik dan alhamdulilah, aku sudah kelebihan secara materi."Iya, Mbak. Aku juga pura-pura kaget," jawabku, "Oh ya, kalian jangan pulang dulu sampai nanti malam. Hari ini aku kedatangan tamu yang akan melamar Hani."Semua mengangguk. Beruntung semua sudah kupersiapkan. Makanan kupesan catering dan jajanan juga sudah ada yang mengatur.Tapi ... Ngomong-ngomong kenapa aku sampai lupa untuk melihat wajah calon suami Hani?"Ah! Hani kemana si?" Aku mencoba mencari Hani kebelakang. Hanya ada beberapa karyawanku yang memang sudah kutugaskan di belakang. Toko aku tutup sementara. Aku melihat kekamar tak ada, aku langsung menuju kekamar Ibu. Ibu tengah s

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keutuhan (Tamat)

    Aku menarik paksa tangan Mas Bayu. Rasanya pengen pulang dan langsung pindah rumah."Kamu kenapa si?" Mas Bayu justru menarik tangannya hingga aku sedikit limbung."Ya kita pulang! Aku takut kalau Panji keluar dari penjara terus mencari kita. Dia itu manusia jahat dan tentu akan balas dendam pada kita semua. Iya kan, Rum?" Aku menatap Arumi yang dari tadi diam saja."Semoga saja tidak, Mbak. Aku sangat berharap Mas Panji keluar dari penjara dalam keadaan sadar." Arumi berkata tanpa menatapku."Mas Panji pongah dan sombong karena memiliki kekayaan. Uangnya berlimpah, dia jadi OKB yang benar-benar kaya, tapi ... Uang itu kini semua menjadi daun," ucapan Arumi membuat aku kembali terduduk. Tentu penasaran dengan apa yang baru saja di sampaikannya."Benarkah?" Kali ini aku dan Mas Bayu bersuara bersama."Sebenarnya ini yang ingin aku bicarakan pada kalian. Masalah Mas Panji dengan masalalunya. Tapi, melihat kondisi Mbak Fitri yang sepertinya panik berlebih, aku memilih diam." Arumi mulai

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keyakinan

    Aku gemetar. Seolah tulangku lolos dari tempatnya."Kamu kenapa?" tanya Mas Bayu yang melihat aku memegangi perut. "Astaghfirullah!" Mas Bayu beristighfar ketika melihat kakiku yang sudah banyak darah. Aku terduduk karena tak kuat menahan sakit dibagian bawah perutku. Rasanya seperti dicabik-cabik.Lemas, letih dan mata berkunang-kunang. Mas Bayu terdengar ribut meminta bantuan. Tak lama Mas Jali dan Mas Bayu memapah aku menuju keluar. "Titip Arumi!" ucapku pada Alif yang masih tergeletak tak jauh dari tempatku. Ia hanya mengangguk. Tak kulihat Arumi. Mungkin sedang kedapur untuk mengambil sesuatu.Aku di bawa kerumah sakit dengan keadaan yang setengah sadar. Rasa sakit di perutku benar-benar sangat menyiksa hingga seolah aku merasakan mati rasa. Roda brankar terdengar nyaring melewati setiap jalan menuju IGD. Beberapa suster segera memberi pertolongan pertama. Aku pasrah saat selang infus di pasang. Setelah itu, aku tak dapat merasakan apapun.***Hawa dingin menusuk tulang. Aku b

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Khawatir Berlebih

    PoV Alif"Maaf, Mas. Sepertinya hubungan kita hanya bisa sampai disini saja!" ucap Arumi. Wanita yang kucintai.Tentu aku tertegun. Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia minta putus? Padahal, aku sudah berniat untuk meminangnya. Bahkan niat itu, sudah ada dari sejak pertama dekat dengannya.Bawaan yang riang, supel dan super aktif, membuat aku yakin jika dia wanita yang mampu menemaniku sampai Jannah.Tapi ... Yang baru saja aku dengar ini, membuat semua mimpi runtuh tak berkeping. "Tapi ... Kenapa?" tanyaku memastikan penyebabnya."Kakakku tak setuju," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.Dia lagi! Dari awal hubungan, hanya dia kendalaku untuk meminang Arumi. Hanya karena dia, yang sok memiliki Arumi seutuhnya hingga ia kira dapat menyetirnya."Tapi, bukankah sudah kita bahas masalah ini jauh-jauh hari? Bukankah kita juga udah sepakat untuk meluluhkan hati Kakakmu?" Aku masih berbesar hati. Tak emosi didepan Arumi walau di dada sudah sangat muak dengan Panji!Bukan sekali dua kali ak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Jalan takdir

    "Kuatkan tubuhmu!" Alif berkata dengan pelan. Ya ... Harusnya aku memang kuat. Kenapa baru dengar suara Mas Bayu begitu saja mau tumbang. Aku mengangguk kemudian dengan pelan langsung berjalan menuju kamar Arumi.Segera pintu didobrak. Terlihat jelas wajah kaget Mas Bayu yang tengah memeluk Arumi dengan paksa."Lepaskan dia!" ucap Alif.Mas Bayu memang melepaskan Arumi. Dengan wajah garang dan mata merah menyala dia mendekati Alif. Aku sampai tak dapat melihat sisi Mas Bayu disana. Dia sudah benar-benar berbeda."Siapa kamu?" tanya Mas Bayu. Bahkan dia tak menatapku sama sekali. Seolah sudah tak mengenaliku.Sedangkan Arumi terlihat matanya berbinar. Ada secercah harapan padanya walau dengan penampilan acak-acakan."Aku calon suami Arumi!" Dengan tegas Alif berkata. Aku mengangguk walau tak di mintai pendapat."Calon suami? Cuihh! Akulah calon suami Arumi!" cetus Mas Bayu. Ada rasa menyayat di hati tapi aku berfikir positif. Aku tahu jika dia bukan Mas Bayu suamiku."Mbak, segera lak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pertarungan

    "Tolong, pikirkan sekali lagi!" ungkapku sebelum Alif benar-benar melangkah.Dia melihatku sekilas, aku berusaha memasang wajah melas demi meyakinkan dirinya. Tentu hanya dia harapanku saat ini. Sungguh aku begitu berharap."Akan saya pikirkan!" Akhirnya kata terakhir di ucapkan Alif, sedikit memberi harapan atas apa yang kuminta.Aku menghela nafas berlahan. mengisi rongga paru-paru agar terisi oksigen dengan baik. Kukecap jus jeruk yang tinggal separuh. Aku harus mengusahakan sesuatu.Aku berfikir tentang ustadz. Setelah Googling beberapa kali, aku memutuskan memilih ustadz Danu. Ustadz yang terkenal dengan banyak pasien menggunakan metode ruqyah masal dan mandiri."Hanya dia kali ini harapanku." Aku bergumam.Rasa simpati pada Arumi juga untuk mengakhiri drama yang di buat Panji, aku harus bisa menguak semuanya dan menyelamatkan keluargaku, jika memungkinkan juga Arumi.Kuambil tas yang tergeletak dimeja tak jauh saat aku duduk. Beranjak dengan lemas karena tak jua membuahkan hasil

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pengrebegan

    "Kamu ngapain si, Fit? Datang kesini dan marah-marah!" Mas Bayu segera melepaskan gandengan tanganku saat kami masih menunggu taxi online yang terlihat baru akan tiba dua menit lagi."Lah, aku kesal, Mas. Kenapa kamu harus datang kesini. Mau saja jadi pembantu Panji!" cebikku.Tak berapa lama taxi datang. Aku langsung menyuruh Mas Bayu masuk."Aku pamit dulu pada Arumi," Mas Bayu akan beranjak kembali masuk. Aku melarangnya."Sudah aku pamit kan padanya, ngga perlu repot-repot masuk kedalam lagi!" Protesku. Terlihat Mas Bayu ragu, namun akhirnya menurut juga. Aku menyerahkan ponsel Mas Bayu padanya."Kok ada di kamu? Dan, kenapa kamu datang tiba-tiba. Bahkan aku tak melihat kamu datang dari depan." Mas Bayu mulai curiga."Aku datang lebih dulu dari pada kamu! Saat kamu datang, aku ngumpet di samping sofa, takut ketahuan Panji. Berniat mengambil ponsel kamu yang tertinggal. Eh, ternyata justru kamu malah datang kesini sama Panji!" gerutuku. Mas Bayu hanya menghela nafas. "Harusnya ka

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Mencari Alif

    "Kamu sebut Mas Bayu, Suami? Artinya?" Arumi akhirnya mengeluarkan kata-kata, setelah sejenak bergeming. Aku bingung dan celingukan. Bagaimana kalau Arumi marah dan mengamuk padaku. Kemudian dengan brutal menghajarku. Mencabik-cabik tubuhku hingga ... Aku begidig ngeri. Menyiapkan siasat untuk seribu kemungkinan yang terjadi."Mbak? Kamu betul istrinya Mas Bayu?" Kali ini ia mengoncangkan tubuhku. Keringat dingin membasahi pelipis. Aku mengangguk pelan."Benarkah?" tanpa diduga Arumi tersenyum saat berkata menyakinkan. Dia langsung memelukku erat. Aku makin bingung dibuatnya."Alhamdulilah, kalau benar. Do'aku selama ini terkabul."Aku menyempitkan mata, sekilas aku bisa melihat jika Arumi baik-baik saja. Dia benar-benar waras dan pengingat yang baik."Mbak, aku selalu berdoa agar dapat bertemu dengan. Sungguh, aku sudah yakin jika kamu tentu sedang makan hati karena Mas Bayu yang memiliki keinginan untuk menikahiku. Tapi, sungguh, aku tak menginginkan itu. Sudah kuiklaskan jauh-jauh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status