Share

Kerja Sama Mendalam

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 11:19:26

Ketika mobil Romeo sudah meninggalkan halaman rumah, Suri baru bisa menikmati sarapannya dengan tenang. Ia memilih nasi goreng dengan segelas teh hangat untuk mengisi perut, sebelum meminum obat dari dokter.

Dalam kesendiriannya, Suri memandangi layar ponsel dengan ragu. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang dilanda kegelisahan. Romeo telah menawarkan sebuah kesepakatan, dan meski sulit untuk percaya sepenuhnya, mungkin ini adalah jalan yang harus diambil.

Dengan jari gemetar, Suri menekan tombol panggil pada kontak yang sudah tersimpan dengan nama “Paman Josua.”

Telepon itu tersambung hanya dalam beberapa detik. “Halo, Suri? Ada apa?” Suara Tuan Josua terdengar hangat.

“Paman,” Suri membuka pembicaraan dengan pelan. “Aku ingin meminta sesuatu yang penting.”

“Tentu. Apa itu? Katakan saja,” jawab Tuan Josua dengan nada penuh perhatian.

Suri menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “Aku ingin Paman mencabut gugatan ceraiku terhadap Romeo.”

Hening sejenak. Tua
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pelayan Baru

    Suri memutuskan untuk menghabiskan sore dengan memasak sesuatu yang sederhana. Ia membuka lemari dapur, mencari bahan yang tersisa. Setelahnya, ia berencana menyetrika pakaian yang akan dikenakan untuk bekerja di Pradipta Group esok hari. Semangatnya mulai tumbuh untuk menjalani pekerjaan baru. Ketukan di pintu tiba-tiba memecah konsentrasi Suri. Jantungnya berdegup kencang dan pikirannya langsung tertuju pada Romeo. "Apa lagi sekarang?" gumam Suri kesal. Ia meletakkan panci di atas meja dapur, lalu berjalan menuju pintu dengan langkah penuh kewaspadaan. Sesaat sebelum membukanya, Suri menarik napas dalam, bersiap untuk menghadapi Romeo.Namun, ketika pintu terbuka, alis Suri terangkat. Di hadapannya berdiri dua wanita muda berseragam hitam dengan tangan penuh kantong belanja. Salah satu dari mereka tersenyum sopan kepada Suri."Selamat siang, Nyonya Suri. Kami adalah pelayan baru Anda."Suri mengernyit. "Maaf, saya tidak pernah mempekerjakan pelayan," jawab Suri, nadanya penuh cur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tanda Kau Milikku

    Akibat sentuhan Romeo yang menggendongnya tadi, kedua mata Suri tak mau terpejam lagi. Setiap detik yang ia habiskan bersama Romeo seperti ujian berat. Ada rasa nyaman sekaligus gelisah yang berbaur menjadi satu. Terkadang, Romeo bertindak seperti pahlawan yang melindunginya, tetapi di waktu lain pria itu bisa berubah menjadi monster yang mengerikan. “Seharusnya, aku tidak menyetujui perjanjian ini,” gumam Suri dalam hati. Hidup satu atap dengan Romeo selama satu tahun membutuhkan perjuangan, terutama dalam hal perasaan. Suara pintu kamar terbuka pelan, pertanda Romeo sudah selesai mandi. Suri langsung menahan napas dan pura-pura memejamkan mata, tak bergerak sama sekali. Langkah kaki Romeo mendekat dan ranjang bergoyang sedikit saat pria itu naik ke tempat tidur. “Kapan kamu mulai bekerja di perusahaan Sagara?” tanya Romeo seakan tahu bahwa Suri belum tidur. Suaranya rendah tetapi terdengar jelas di tengah keheningan malam.Malas untuk menjawab, Suri tetap bungkam dan bertahan pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menjadi Istri Selama-lamanya

    Taksi online yang dipesan Suri tiba, dan ia buru-buru masuk. Melalui jendela taksi, Suri melihat Romeo keluar dari rumah, memperhatikan laju taksi yang dinaikinya dengan raut wajah tak terbaca. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu, Suri tak mampu menebak. Ia hanya berharap agar Romeo menepati janji untuk tidak mengusik pekerjaannya. Setibanya di kantor Pradipta Group, Suri turun dari taksi dengan langkah mantap. Ia langsung menuju ruang manajer HRD di lantai dua, sesuai dengan petunjuk yang diberikan Valdo kemarin. “Selamat pagi, Bu Suri,” sambut manajer HRD, seorang pria berusia sekitar empat puluhan dengan perut buncit. “Silakan duduk.”Suri duduk di kursi yang disediakan. Kendati sedikit gugup, Suri tetap menunjukkan senyum profesional. Sang manajer mengambil sebuah map berwarna hijau dari meja kerjanya, lalu menyerahkannya kepada Suri.“Ini adalah dokumen kontrak kerja Anda, Bu Suri. Bacalah dengan teliti sebelum Anda menandatanganinya. Jika ada yang belum jelas, silakan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bisa Hamil

    Suri dan Raysa sedang menikmati makan siang di kantin kantor. Suasana di sekeliling mereka ramai dengan suara obrolan dan bunyi piring beradu. Di hadapan mereka, ada soto ayam dan es teh yang menjadi teman istirahat siang itu. Sambil makan, Suri menceritakan pengalamannya bekerja di divisi arsitek kepada Raysa. Hanya saja, ketenangan makan siang mereka terganggu saat ponsel Suri bergetar di atas meja. Ia meraih ponsel dan melihat nama Romeo tertera di layar. Suri menghela napas berat sebelum menjawab panggilan itu. “Halo?” sapanya dengan nada datar.“Suri,” suara Romeo terdengar serius di seberang. “Aku akan menjemputmu sepulang kantor. Kita pergi ke hotel untuk menandatangani perjanjian di depan pengacaraku.”“Aku bisa pergi sendiri. Beri tahu aku nama hotelnya,” sahut Suri dingin. “Tidak,” jawab Romeo tegas. “Tunggu aku di depan lobi kantormu. Jangan membuatku menunggu terlalu lama.”Sebelum Suri sempat membalas, Romeo sudah memutuskan sambungan telepon. Suri hanya bisa menatap l

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Ajakan Makan Malam

    Langkah Suri menuju ruang CEO terasa tenang, walau ada sedikit kegelisahan di hatinya. Sagara memang terlihat ramah, tetapi pria itu juga terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas.Begitu tiba di ruang CEO, Suri dipersilakan masuk oleh sekretaris Sagara. Namun, ia tetap mengetuk pintu terlebih dulu sebagai bentuk sopan santun. Sambil menarik napas dalam-dalam, Suri lantas melangkah masuk. Ia melihat Sagara sedang duduk di belakang meja kerjanya, mengenakan jas abu-abu gelap yang elegan. “Silakan duduk, Suri,” ujarnya sambil menunjuk kursi di depan mejanya.“Selamat sore, Pak. Apakah ada yang ingin Anda diskusikan?” tanyanya menunjukkan sikap profesional. “Saya hanya ingin tahu, bagaimana hari pertamamu bekerja?” tanya Sagara pelan. Suri mengangguk pelan. “Saya sedang mengenal para staf dan mulai membicarakan proyek Jadera City dalam meeting kecil divisi.”“Bagus. Itu proyek utama yang membutuhkan perhatian khusus. Saya ingin memastikan kamu bisa memimpin tim arsitek untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rumor Mematikan

    Diva menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Baiklah, Tuan Herdi. Saya akan mentransfer pelunasan hari ini juga,” kata Diva pada sang detektif. Pria itu mengangguk sopan sambil memperhatikan Diva yang sedang mentransfer sejumlah uang melalui ponselnya. Sesudah transaksi selesai, Diva lantas keluar dari mobil dengan dagu terangkat ke atas.Kembali ke lokasi syuting, Diva menyerahkan dokumen di tangannya kepada Rendy. “Tunda saja syuting hari ini,” katanya tiba-tiba.Rendy terkejut. “Aduh, Diva! Kalau ditunda, produser bisa marah. Bisa-bisa kita dituntut dan diperkarakan di pengadilan! Bayangkan kerugian yang harus kita tanggung!”“Aku tidak peduli, Ren!” bentak Diva. “Aku tidak bisa konsentrasi sekarang! Kak Romeo pasti sedang bersama Suri! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menyingkirkan wanita sialan itu!” Diva mengangkat tangan ke atas kepala, hingga rambut panjangnya yang digelung rapi berantakan karena gerakan itu.Rendy menatap Diva sambil menutup mu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Satu Tahun Bersama

    Langkah kaki Suri menuju lift terasa berat. Berdiri sendirian di dalam kotak besi yang dingin, menyebabkan pikirannya melayang ke segala arah. Apa yang sedang ia lakukan? Kesepakatan dengan Romeo terasa seperti mimpi buruk yang sengaja ia pilih sendiri. Namun, ini bukan soal pilihan, melainkan kompromi yang harus ia lakukan demi meraih kebebasan.“Aku bisa melakukannya,” gumam Suri pelan, mencoba berpikir positif. Namun, keyakinan itu hanya bertahan sekejap, sebelum gelombang keraguan kembali menyerangnya.Lift bergerak turun dengan bunyi mekanis yang monoton. Suri berjalan menyusuri lobi tanpa memperhatikan karyawan lain yang berlalu-lalang. Dengan tergesa-gesa, ia menuju pintu utama dan dari kejauhan, ia sudah bisa melihat mobil Romeo yang terparkir di depan.Ketika hampir mencapai mobil, Suri berhenti sejenak, tatapannya memeriksa pemandangan yang tidak biasa. Romeo sedang duduk di balik kemudi, tanpa sopir pribadi yang selalu setia menemaninya. Sungguh, hal ini terasa aneh mengin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rayakan Malam Ini

    Alunan instrumen bernuansa romantis mengisi seluruh sudut restoran. Romeo segera melambaikan tangan ke arah pelayan, memberikan isyarat agar buku menu dibawakan ke meja mereka. Sementara Suri duduk dengan canggung sambil mendengarkan percakapan antara Tuan Josua dan Tuan Baron. Ia merasa kurang nyaman dengan situasi ini.“Maaf, Tuan Romeo, saya tidak bisa ikut makan malam karena harus kembali ke kantor. Ada klien yang sudah menunggu,” kata Tuan Josua, berdiri sambil merapikan dasinya.“Begitu juga saya,” timpal Tuan Baron dengan senyuman tipis. Sebelum beranjak pergi, Tuan Josua berkata kepada Tuan Baron, “Besok pagi, mohon salinan perjanjian ini dikirimkan ke kantor saya.” Tuan Baron mengangguk ramah. “Tentu saja. Saya akan pastikan salinan itu sampai tepat waktu.” Usai berpamitan, kedua pengacara itu melenggang pergi, meninggalkan Romeo dan Suri berdua di restoran. Keheningan sejenak menyelimuti mereka, hingga pelayan datang membawa buku menu dan meletakkannya di atas meja.“Kita

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Keluarga Kecil yang Bahagia

    Ketika sopir pribadi Romeo tiba, ia segera turun dari mobil dan membukakan pintu belakang dengan penuh hormat. Romeo menghela napas, merasakan dadanya berdebar tak karuan. Namun, saat jemari Suri menggenggam tangannya, mengalir kehangatan yang begitu menenangkan. Tanpa banyak bicara, mereka berdua masuk ke mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu mulai melaju, Romeo merasakan kegugupan semakin menjalar. Lelaki itu mengusap tengkuknya, lalu menatap ke luar jendela, pikirannya melayang jauh.Suri yang memperhatikan bahasa tubuh Romeo, lantas menggenggam tangan sang suami yang mengepal di atas pahanya."Sayang," panggil Suri lirih. "Kenapa tegang sekali?"Terdengar helaan napas berat dari Romeo, sebelum ia menoleh ke arah Suri."Bertemu dengan kedua anak kita, rasanya seperti saat aku hendak menyatakan cinta padamu," katanya, setengah tertawa, setengah mendesah."Jadi, kamu seperti anak muda yang baru jatuh cinta?" goda Suri, matanya berbinar geli.Romeo mengangguk, lalu meremas jemari S

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Ayah yang Tampan

    Aira melangkah keluar dari mansion dengan tergesa, sengaja menyembunyikan matanya yang sembap di balik kacamata hitam. Pikirannya penuh dengan kecemasan, tetapi ia berusaha menjaga langkahnya tetap stabil, agar para pelayan tidak menaruh curiga. Namun, saat ia hampir mencapai halaman, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat mobil ibunya, Nyonya Valerie, telah terparkir di sana. Aira pun mempercepat langkah, berharap bisa pergi sebelum sang ibu melihatnya."Aira, mau ke mana kamu?" panggil Nyonya Valerie.Aira berhenti sejenak, lalu menoleh dengan senyum yang dipaksakan. "Aku mendapat undangan ulang tahun dari teman, Ma. Aku hampir terlambat."Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, Aira masuk ke mobil dan menyalakan mesin dengan terburu-buru. Dari kaca spion, ia melihat ibunya mengernyit, tampak curiga dengan tingkahnya. Namun, ia mengabaikan hal itu, dan langsung mengemudikan mobilnya keluar dari gerbang mansion. Tak berselang lama, Aira tiba di apartemen Lili. Gadis itu sudah berdiri

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Mau Hancur Sendirian

    “Pergilah ke luar negeri, Diva, setidaknya sampai situasi benar-benar aman,” ucap Randy yang ikut merasa ketakutan. Diva mengernyit, menatap Randy penuh keraguan. "Pergi? Sekarang?""Semakin cepat, semakin baik! Kalau Toni sampai membuka mulut, kamu bisa ditangkap polisi.”Diva menghela napas panjang. Pikirannya berkecamuk. Pergi ke luar negeri mungkin pilihan terbaik, tetapi itu juga berarti ia harus meninggalkan semua yang ia miliki di sini, termasuk karier dan kehidupannya yang sudah nyaman. Tenggorokannya terasa kering. Ia mengepalkan tangan, berusaha meredam kegelisahan yang meluap-luap di dadanya. Beberapa saat kemudian, Diva mengangkat wajahnya, kedua matanya menyala penuh tekad. "Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum menemukan Kak Romeo,” pungkas Diva. Seringai tipis muncul di sudut bibirnya. “Aku sudah bertindak sejauh ini, Randy. Aku tidak akan menyerah terlalu cepat."Tanpa menunggu tanggapan dari asistennya, Diva segera menundukkan kepala dan menekan nomor ponsel seseor

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh Cinta Berkali-kali

    Dada Romeo bergemuruh hebat, tangannya mencengkeram erat jemari Suri, seakan takut kenyataan ini hanyalah mimpi yang bisa lenyap kapan saja. Napasnya tersengal, dan sebaris senyum penuh haru perlahan merekah di bibirnya. Sementara matanya mulai terasa panas, digenangi air mata kebahagiaan yang sulit dibendung. "Apa...? K-kita punya anak kembar?" tanya Romeo terbata-bata. Setiap kata yang terucap mengandung guncangan emosional yang begitu dalam.Suri mengangguk sambil tersenyum di tengah air matanya. "Ya, Romeo... kita punya dua bayi, satu laki-laki dan satu perempuan. Nama mereka Jevandro dan Jeandra.”Romeo tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia menarik Suri ke dalam pelukan, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tangisnya pecah di pundak istrinya."Jadi, dugaanku benar... Saat aku koma, kamu tengah mengandung anak kita."Suri terkejut, dahinya mengernyit penuh tanda tanya. "Dari mana kamu tahu? Apa Yonas yang memberitahumu?"Romeo menggeleng, bibirnya membentuk senyum samar. "Tid

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mengurai Kesalahpahaman

    Suri tidak dapat menahan air matanya lagi. Perasaan haru dan syukur bercampur menjadi satu dalam dadanya, ketika mengetahui Romeo sudah bisa melihat.Tanpa banyak bicara, ia langsung merengkuh sang suami dalam pelukan erat, tubuhnya berguncang oleh tangis yang tak terbendung. Sambil menangis tersedu, Suri membenamkan wajahnya di bahu Romeo, merasakan kehangatan tubuhnya yang begitu nyata, begitu hidup. Selama ini, ia takut kehilangan Romeo, takut segalanya akan berakhir dalam perpisahan yang menyakitkan. Tak disangka, kini ia berada dalam dekapan Romeo, mendengar suara beratnya yang penuh kepastian.Romeo membalas pelukan itu, membiarkan Suri menangis di pelukannya. Ia mengusap lembut punggung sang istri, berusaha menenangkan tubuhnya yang gemetar. Setelah beberapa saat menyelami kehangatan yang indah, Romeo menyeringai kecil dan berkata dengan nada menggoda."Sayang, jangan terlalu erat. Dadaku masih nyeri, lenganku juga pegal karena terbentur tanah."Suri langsung terkejut dan mel

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Aku Mengenalimu, Sayang

    Di dalam ruang kerja yang sunyi, Suri menghela napas lega usai berhasil memompa ASI. Hasilnya, tiga botol kecil susu tersusun rapi di atas meja, siap untuk disimpan.Dengan hati-hati, Suri menyimpan kembali pompa ASI ke dalam tas, memastikan semuanya tetap bersih dan rapi. Rasa lelah sedikit menyergapnya, tetapi ada kepuasan tersendiri melihat stok ASI bertambah. Baju atasan yang ia kenakan telah basah, meninggalkan bercak yang cukup kentara di kainnya. Mau tak mau, Suri mengambil kemeja bersih yang sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga. Begitu berganti pakaian, Suri merapikan rambutnya sejenak, lalu bersiap untuk keluar.Pelan-pelan, Suri membuka pintu ruang kerja, berhati-hati agar tidak menimbulkan suara berisik. Ia melangkah perlahan, hampir mengendap-endap, menuju dapur dengan tujuan menyimpan stok ASI ke dalam freezer. Matanya sesekali melirik ke sekeliling, memastikan bahwa Romeo tidak mendengar pergerakannya. Begitu sampai di dapur, Suri membuka pintu freezer dan menyimpan bot

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Harga Diri yang Hancur

    Di dalam kamar dengan pencahayaan redup, Aira duduk di atas kloset dengan wajah pucat. Tangannya sedikit gemetar saat ia membuka kemasan test pack yang sejak tadi ia pegang. Jemarinya yang dingin berusaha tetap stabil, dalam menggenggam alat kecil berwarna putih yang akan menentukan masa depannya. Ia mengumpulkan keberanian, lalu menampung urine di wadah kecil sebelum mencelupkan test pack ke dalamnya. Selama beberapa detik, Aira tidak bisa bernapas dengan normal. Ia merasa seperti menunggu vonis yang akan menentukan nasibnya. Satu detik. Dua detik. Lima detik. Aira menutup mata erat-erat, enggan melihat hasilnya. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanya keterlambatan biasa, bahwa ia hanya terlalu stres belakangan ini. Namun, saat ia membuka mata, garis pertama muncul dengan cepat—tanda bahwa test pack berfungsi. Dan tak lama kemudian… Garis kedua muncul begitu saja. Dua garis merah yang sangat nyata, seakan-akan menertawakan hidupnya yang baru saja terjungkal dalam jura

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rahasia yang Terungkap

    Meskipun jantungnya berdegup kencang, Suri berupaya menemukan alasan yang masuk akal sebelum Romeo mencurigai sesuatu. Beruntung, sebuah ide cemerlang melintas di benaknya pada waktu yang tepat."Ah... ini hanya keringat biasa, Tuan Romeo," katanya berusaha terdengar santai. "Saya kepanasan karena terlalu lama berdiri di bawah terik matahari. Setelah sampai di apartemen, saya akan langsung ganti baju.”Mendengar jawaban Suri, Romeo hanya menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apa-apa. Suri pun menarik napas lega. Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sebentar, karena Romeo tiba-tiba memberikan perintah kepada sopirnya."Berhenti di restoran sushi. Aku ingin makan sebelum ke apartemen." Panik mulai menjalari pikiran Suri. Jika ditunda lebih lama, mungkin ia tidak akan tahan menanggung rasa nyeri yang kian menyiksa. Ditambah lagi, bajunya yang semakin basah akan mengundang perhatian banyak orang.“Tuan Romeo, bagaimana kalau saya memesan sushi lewat layanan delivery? Lebih praktis d

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Insiden di Lokasi Proyek

    Mata Suri membelalak, seolah telinganya baru saja menangkap sesuatu yang tidak seharusnya. Ia tidak yakin apakah ia benar-benar mendengar atau hanya berhalusinasi, tetapi suara itu begitu jelas, begitu nyata. Romeo memanggilnya ‘Sayang’. Jantung Suri berdegup lebih cepat, seperti ingin berontak dari dalam dadanya. Jemarinya yang masih menggenggam lengan Romeo sedikit gemetar, tetapi ia berusaha menenangkan diri dengan berdehem."Tuan Romeo," panggil Suri terdengar ragu. "Apa yang baru saja Anda katakan?" Romeo menoleh dengan ekspresi datar seperti biasa. Ia bahkan tidak terlihat menyadari kegelisahan yang melanda Suri. Dengan nada polos, Romeo malah balik bertanya, "Memangnya aku mengatakan apa?" Suri mengernyit, mencoba mencari tanda-tanda bahwa Romeo sedang mempermainkannya. Namun, ekspresi pria itu tetap tenang, seolah ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Aku hanya meminta dukungan dan bantuan darimu supaya tidak gugup," lanjut Romeo ringan.Suri menatapny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status