Share

Butuh Istriku

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-02-13 12:02:14

Nyonya Valerie meraih tangan Romeo dengan lembut, mengusap punggung tangannya dengan penuh kasih sayang.

"Romeo, tenang dulu. Jangan panik. Mama akan memanggil dokter untuk memeriksamu," ucapnya, berusaha menenangkan putranya yang tampak gelisah.

Namun, napas Romeo justru terdengar semakin berat dan tersengal.

"Di mana Suri? Aku butuh dia dalam kegelapan ini," lirih Romeo, suaranya sarat dengan kesedihan dan kegelisahan.

Nyonya Valerie menahan napas sejenak, menatap Diva yang berdiri tak jauh dari tempat tidur Romeo. "Suri tidak ada, Sayang. Tapi, Diva ada di sini untuk menemanimu," ujarnya dengan suara lembut.

Tanpa disuruh, Diva segera mendekat, wajahnya penuh harapan. "Iya, Kak Romeo. Kakak bisa mengandalkan aku."

Romeo menggeleng dengan lemah. "Tidak. Aku ingin istriku. Aku ingin Suri..."

Nyonya Valerie menarik napas panjang, mengumpulkan keberanian sebelum mengucapkan kata-kata yang telah ia rancang di kepalanya.

"Romeo, dengarkan Mama. Suri benar-benar tidak ada. Sejak kamu d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Mungkin Berkhianat

    Usai memastikan bahwa ibunya telah tertidur dengan tenang, Axel menoleh ke arah Suri yang masih duduk di kursi samping brankar. "Suri, aku akan mengantarmu pulang ke apartemen," ujar Axel dengan lembut.Suri menggeleng pelan, lalu tersenyum menenangkan. "Tidak usah, Xel. Aku bisa pulang sendiri dengan taksi. Kamu tetap di sini saja untuk menjaga Tante Yasmin. Aku tidak ingin merepotkanmu."Axel menghela napas, tampak ragu. "Aku bisa kembali lagi setelah mengantarmu. Aku tidak ingin kamu pulang sendirian di malam seperti ini."Suri tersenyum kecil dan menepuk lengan Axel dengan lembut. "Aku baik-baik saja, sungguh. Lagi pula, aku sudah terbiasa naik taksi sendiri, kamu tidak perlu khawatir."Tatapan Axel penuh dengan ketidakrelaan, tetapi akhirnya ia mengangguk. "Baiklah. Kabari aku saat kamu sudah sampai di apartemen.""Tentu," jawab Suri seraya berdiri dan mengambil tasnya.Axel menatap Suri sekali lagi sebelum mengantar wanita itu hingga ke lobi rumah sakit.Di lobi yang luas dan t

    Last Updated : 2025-02-13
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hancur

    Romeo masih menggenggam foto yang diberikan Bi Ranti. Meski tidak bisa melihat, jemarinya meraba setiap sudut kertas itu, seolah berharap bisa menemukan kebenaran hanya dengan sentuhan. Napas Romeo memburu, dadanya naik turun dalam gelombang emosi yang tak terkendali. Ia menggeleng pelan, menolak semua yang dikatakan ibunya tentang Suri."Panggil Yonas," suara Romeo terdengar serak, hampir berbisik. “Biarkan dia yang melihat foto ini untukku. Aku ingin Yonas yang memberitahu aku kebenarannya."Nyonya Valerie memandang putranya dengan tatapan rumit. Ia tahu, Romeo tidak akan begitu saja mempercayainya tanpa bukti yang lebih kuat. Namun, ia juga tidak akan membiarkan putranya bersatu lagi dengan Suri."Yonas tidak ada di sini, Sayang," ucapnya lembut, berusaha menenangkan Romeo.Romeo mengerutkan kening. "Apa maksud Mama?""Kita tidak lagi di Velmora. Yonas tidak ikut bersama kita," jawab Nyonya Valerie dengan nada penuh kehati-hatian.Romeo terdiam sesaat, seolah berusaha memahami kat

    Last Updated : 2025-02-14
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kehilangan Mendalam

    Suri sedang memasak sup ayam sambil menunggu Axel pulang dari rumah sakit. Pria itu biasanya makan siang di apartemen, sebelum kembali ke rumah sakit untuk menjaga sang ibu. Hari ini, Suri berencana akan bicara mengenai keinginannya pulang ke kota Velmora.Begitu Axel masuk, ia segera berdiri dan menyambut sepupunya itu. Suri mengajak Axel ke ruang makan dan menunjukkan hidangan yang sudah ia siapkan.“Wah, kalau kamu memasak setiap hari, aku jadi merasa punya istri,” canda Axel sambil mencicipi masakan Suri yang menurutnya sangat lezat.Suri menunggu hingga Axel selesai makan, lalu mulai membuka percakapan."Xel, aku ingin kembali ke Velmora sendiri," kata Suri dengan suara mantap. "Aku ingin mencari informasi tentang Romeo, sekaligus menghadiri resepsi pernikahan sahabatku, Raysa. Aku sudah merasa lebih sehat sekarang."Axel menatapnya tajam, matanya menyiratkan ketidaksetujuan. "Jangan, Suri. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian. Kamu tahu bahwa situasinya tidak aman. Selain

    Last Updated : 2025-02-14
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pewaris Keluarga Hudaya

    Diva tengah bersiap menuju rumah sakit. Jemarinya dengan cekatan menyapukan bedak halus ke wajahnya, memastikan setiap detail sempurna.Perlahan, ia meraih sepasang anting kecil bermata berlian dan memasangnya di telinga. Hari ini, ia harus terlihat luar biasa di hadapan Romeo.Namun, tepat ketika ia hendak mengambil tas, ponselnya bergetar. Sejenak, dadanya berdebar. Ia merasakan firasat buruk, tetapi tetap menekan tombol hijau untuk menerima panggilan."Halo, Randy," sapanya sedikit malas."Diva, kita punya masalah besar." Suara Randy terdengar tegang di seberang sana.Alis Diva mengernyit. "Masalah apa lagi?""Anak buah Toni sudah ada yang tertangkap polisi."Diva membeku sejenak. Ia menatap bayangannya sendiri di cermin, seakan mencoba mencari jawaban dari ketakutan yang menyergapnya."Berapa orang? Apa mereka sudah bicara?" tanya Diva cepat, berusaha menekan rasa panik."Aku belum tahu pasti, tapi menurut informasi yang kudapat, polisi sedang menginterogasi mereka. Mungkin, hanya

    Last Updated : 2025-02-15
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kembalinya Sang Nyonya Muda

    Dalam perjalanan menuju mansion, Suri menyandarkan kepalanya ke jendela taksi, memandangi jalanan yang terasa begitu asing meskipun ini adalah kotanya sendiri. Ia menghela napas panjang sebelum mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang. Terdengar nada sambung sejenak sebelum suara berat dan berwibawa itu menjawab. "Halo, Suri?""Paman Josua, ini aku," sapa Suri. "Aku sudah kembali ke Velmora."Di seberang sana, Tuan Josua terdengar lega. "Syukurlah, aku senang mendengarnya. Aku juga punya kabar penting untukmu,” pungkas Tuan Josua.“Dua dari pelaku tabrak lari sudah tertangkap polisi, tapi ketuanya masih buron. Jadi, kamu harus berhati-hati, Suri. Jika perlu, sewa bodyguard yang bisa melindungimu."Suri mengepalkan tangannya di pangkuan. Rasa marah terhadap mereka yang telah mencelakai Romeo masih menyala di dada, tetapi ia berusaha menguasai diri. "Terima kasih, Paman. Tolong bantu aku untuk memantau perkembangan kasus itu,” tandas Suri. “Dan, aku butuh dukungan lain dari Pam

    Last Updated : 2025-02-15
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Ada yang Bisa Menyakiti Aku

    Di dalam kamar perawatan yang sunyi, Nyonya Valerie duduk di samping ranjang tempat Romeo berbaring. Ia menatap wajah sang putra yang terlelap sambil merapikan selimutnya. Meski terbaring lemah, Romeo masih tampak begitu tampan dan karismatik. Setiap tarikan napasnya terdengar pelan, tetapi stabil. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka perlahan. Seorang wanita melangkah masuk dengan anggun, dia adalah Diva."Tante," sapanya lembut. "Bagaimana kondisi Kak Romeo? Apa ada perkembangan?""Dia masih belum bisa melihat,” jawab Nyonya Valerie sedih. “Dokter bilang butuh waktu lebih lama untuk pemulihan total. Selain itu, emosi Romeo masih sangat labil. Kita harus berhati-hati dalam menghadapinya."Diva mengangguk dengan penuh pengertian. "Jangan khawatir, Tante. Aku akan selalu sabar merawat Kak Romeo dan mencurahkan semua perhatianku. Aku ingin membuktikan bahwa aku adalah pasangan yang paling tepat untuknya."Nyonya Valerie menatap Diva dengan penuh harapan. "Tentu saja, Diva. Romeo butuh seseor

    Last Updated : 2025-02-16
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Sang Direktur

    Aira menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan rasa kesal yang hampir meledak. Ia tahu ia tidak bisa menang dalam situasi ini. Dengan enggan, ia mundur selangkah dan menatap Suri penuh kebencian. “Ini belum selesai, Suri.”Suri tersenyum kecil. “Aku yakin belum.”Aira menggeram dan akhirnya berbalik, berjalan keluar dengan kedua bodyguardnya yang kini tampak tak berguna. Setelah Aira pergi, Suri menghela napas panjang. Ia yakin Aira tak akan tinggal diam begitu saja, begitu pula dengan sang ibu mertua. Namun, ia tidak akan gentar. Ini adalah perjuangan yang harus ia lakukan demi Romeo dan juga bayi dalam kandungannya. Suri lantas menoleh kepada lima bodyguard yang siap sedia berada di sampingnya. Dengan suara tegas, Suri memberikan instruksi. “Dua dari kalian ikut dengan saya. Tiga lainnya tetap di sini. Saya ingin mansion ini dijaga ketat, jangan biarkan siapapun masuk tanpa izin dari saya.”Para bodyguard mengangguk serempak, menunjukkan kesetiaan mereka terhadap tugas yang baru dib

    Last Updated : 2025-02-16
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Perayaan Cinta

    Usai jam kantor, Suri merapikan berkas-berkas di atas meja kerjanya yang baru. Ia menghela napas panjang, merasakan betapa cepat hidupnya berubah dalam beberapa hari terakhir. Dari seorang istri yang terusir, kini ia menduduki kursi direktur perusahaan yang diwariskan oleh kakeknya. Namun, satu hal yang tak berubah—rindunya pada Romeo. Ia mengusap perutnya yang mulai membuncit, menguatkan hati bahwa semua yang ia lakukan ini demi anak mereka. Suri lalu berpamitan kepada Axel. "Aku akan pergi menemui sahabatku, Raysa. Sudah lama sekali kami tidak bertemu."Axel tersenyum dan mengangguk. "Hati-hati di jalan."Suri segera mengambil ponselnya untuk menelepon Raysa. Mengetahui Suri telah kembali, Raysa sangat gembira dan langsung mengajaknya makan malam bersama.Setibanya di restoran, Suri melihat Raysa dan Kenzo duduk di salah satu meja dekat jendela. Raysa buru-buru bangkit dan berlari menghampiri Suri, memeluknya erat. "Suri, aku sangat merindukanmu! Aku lega melihatmu baik-baik saja

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tiga Anak Kesayangan

    Langkah-langkah ringan terdengar menuruni tangga spiral di tengah mansion. Suri, mengenakan gaun rumah dan syal tipis di bahunya, turun dengan anggun sambil menoleh ke arah dapur. Ada sedikit garis khawatir di ujung matanya—sebuah kebiasaan yang tak bisa dihapuskan oleh waktu, terlebih saat menyangkut anak-anaknya.“Tini, makan malamnya sudah siap?” tanya Suri kepada salah satu pelayan. “Iya, Nyonya. Tinggal disajikan,” jawab sang pelayan sambil membungkuk sopan.Suri mengangguk, lalu mengarahkan pandangannya ke ruang kerja untuk mencari keberadaan Romeo.“Sayang, ayo makan malam dulu!”Pintu ruang kerja terbuka. Romeo menoleh dan membalas, “Baik, Sayang. Kami segera ke sana.”Ia pun berdiri dan menepuk bahu Jevandro ringan. “Ayo, Nak. Waktunya makan malam.”Jevandro bangkit, masih dalam diam, tetapi wajahnya tampak lebih ringan daripada saat ia datang tadi.Ketika mereka keluar dari ruang kerja, pandangan Suri jatuh pada sosok putra sulungnya. Wajah itu kini tumbuh menjadi dewasa, t

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tiga Anak Kesayangan

    Langkah-langkah ringan terdengar menuruni tangga spiral di tengah mansion. Suri, mengenakan gaun rumah dan syal tipis di bahunya, turun dengan anggun sambil menoleh ke arah dapur. Ada sedikit garis khawatir di ujung matanya—sebuah kebiasaan yang tak bisa dihapuskan oleh waktu, terlebih saat menyangkut anak-anaknya.“Tini, makan malamnya sudah siap?” tanya Suri kepada salah satu pelayan. “Iya, Nyonya. Tinggal disajikan,” jawab sang pelayan sambil membungkuk sopan.Suri mengangguk, lalu mengarahkan pandangannya ke ruang kerja untuk mencari keberadaan Romeo.“Sayang, ayo makan malam dulu!”Pintu ruang kerja terbuka. Romeo menoleh dan membalas, “Baik, Sayang. Kami segera ke sana.”Ia pun berdiri dan menepuk bahu Jevandro ringan. “Ayo, Nak. Waktunya makan malam.”Jevandro bangkit, masih dalam diam, tetapi wajahnya tampak lebih ringan daripada saat ia datang tadi.Ketika mereka keluar dari ruang kerja, pandangan Suri jatuh pada sosok putra sulungnya. Wajah itu kini tumbuh menjadi dewasa, t

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Ulangi Kesalahan Papa!

    Selesai melakukan tugasnya, Jeandra segera menarik tangannya, seolah takut berada terlalu lama dalam lingkar keintiman yang tidak ia harapkan. Ia melangkah mundur, menghindari tatapan Kenan yang kini telah berbalik dan mulai mengenakan kembali kaos polo putihnya.“Saya tidak mau makan malam bersama Bapak,” tolak Jeandra tegas. “Saya lebih suka makan sendiri.”Kenan menatapnya sebentar, wajahnya tak menunjukkan perubahan apa pun. Pria itu hanya mengangguk, nyaris tanpa emosi. “Baiklah,” sahutnya ringan. "Kalau begitu, saya pulang sekarang.”Kenan menenteng tasnya, lalu menoleh sejenak sebelum melangkah ke pintu. “Jangan lupa, besok masuk kantor seperti biasa. Kamu tetap sekretaris saya, dan besok ada meeting penting. Datanglah tepat waktu.”“Ya, ya,” jawab Jeandra malas, mengibaskan tangannya tanpa menoleh.Dengan cepat, ia berjalan mendahului Kenan ke depan pintu apartemen. Sesampainya di sana, Jeandra berdiri dengan punggung lurus dan kepala sedikit menoleh ke samping. Tanpa ragu,

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suami Istri Sungguhan

    Kenan lantas duduk bersandar di sofa empuk ruang tengah apartemen Jeandra, seolah ruangan itu telah lama menjadi miliknya. Cahaya temaram lampu gantung menciptakan siluet tegas di wajah tampannya yang selalu tenang dan sulit ditebak. Matanya menatap Jeandra sekilas, sebelum merogoh tas kerja kulit hitam yang ia bawa sejak tadi.Dengan gerakan terukur, Kenan mengeluarkan map dokumen berwarna gading lalu meletakkan di atas meja kaca di hadapannya.“Ini,” ucapnya seraya mendorong map itu ke arah Jeandra. “Draft perjanjian dari pengacara saya. Kami sudah berdiskusi cukup panjang tadi siang.”Jeandra menatap benda itu dengan kening berkerut, enggan menyentuhnya.“Dalam perjanjian ini,” lanjut Kenan tenang, “disepakati bahwa pernikahan kita akan tetap dijalankan selama enam bulan ke depan, demi menjaga nama baik keluarga saya, dan nama baik kamu juga. Setelah itu, saya akan memberimu satu milyar sebagai kompensasi perceraian.”Jeandra membelalak. “Enam bulan?” Sorot matanya menatap Kenan se

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Saya adalah Suamimu

    Langit nampak cerah ketika Jeandra tiba di butiknya, setelah hampir satu minggu tak menampakkan diri. Kedatangannya disambut dengan wajah-wajah penuh rindu dari para staf dan asistennya. Wangi lembut bunga peony yang menjadi ciri khas interior butik itu menguar di udara, memberikan rasa tenteram yang sudah lama tidak ia rasakan. Untuk sejenak, Jeandra merasa seperti pulang ke rumah kedua.“Bu Jeandra! Akhirnya datang juga,” seru Clara, asistennya yang setia, sembari menghampiri dengan antusias. Pegawai-pegawai lain ikut menyapa dan beberapa bahkan secara spontan memberikan pelukan ringan. “Kami pikir Anda tidak akan kembali dalam waktu dekat,” tambahnya dengan senyum lebar.Jeandra tertawa kecil. “Aku rindu tempat ini, tapi belum bisa datang setiap hari. Masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di luar."Suasana hangat itu mendadak bertambah ramai, saat seorang wanita melangkah keluar dari ruang rias. Ia adalah Melina Pertiwi, calon pengantin dari keluarga pengusaha ternama yang s

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tanpa Rasa

    Meski sempat nyaris menolak dengan halus, Serin akhirnya menganggukkan kepala ketika Suri kembali mengajaknya makan siang. Ia mengikuti langkah Suri dan Jeandra menuju ruang makan keluarga dengan ragu-ragu. Kesadaran bahwa dirinya sedang berdiri di ambang perubahan besar—membuat hatinya berdebar.Selama makan siang, Serin lebih banyak menunduk dan menyentuh makanan di piringnya tanpa benar-benar mengecap rasanya. Namun, suasana akrab di meja makan membuat dada Serin terasa hangat. Sudah lama sekali ia tak merasakan atmosfer kekeluargaan seperti ini—sejak kepergian kedua orangtuanya.Terlebih, keramahan Jeandra yang sering menyelipkan obrolan ringan, serta perhatian halus dari Suri membuat Serin mulai merasa diterima, walau ia masih takut untuk terlalu banyak bicara. Ia lebih suka mendengar, mencatat dalam benaknya bagaimana sebuah keluarga yang sesungguhnya saling berinteraksi.Selesai makan siang, Serin kembali berdiri dengan sopan, lalu membungkukkan tubuh sedikit.“Terima kasih ban

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Sandiwara Dalam Cinta

    Mendengar pengakuan dari bibir Serin, Jeandra nyaris tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Tatapan gadis itu memang tampak tulus, tetapi Jeandra mampu membaca lebih dalam dari sekadar kilau bening di bola mata seseorang. Ada yang disembunyikan, ada rasa yang terlalu ganjil untuk sekadar disebut cinta dalam waktu sesingkat itu. Dengan gerakan spontan, Jeandra memutar tubuh Serin agar menghadap ke arahnya. Kedua tangan Jeandra memegang bahu ramping Serin dengan kehangatan yang menguatkan, seperti seorang kakak yang sedang mencoba memahami keputusan adiknya.“Tatap mataku, Serin,” tukas Jeandra. “Jawab aku dengan jujur… apakah kamu sungguh-sungguh mencintai Jevan? Atau, kamu mengatakan semua ini atas suruhan seseorang?”Serin terdiam beberapa detik. Matanya membeku dalam kecamuk batin yang tak terucap. Di hadapannya, Jeandra menanti dengan penuh kesungguhan, seolah tak rela satu keping kebohongan pun bersembunyi.Serin tahu, Jeandra menuduhnya menyembunyikan kebenaran.

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mulai Jatuh Cinta

    Kalimat menenangkan yang diucapkan oleh Suri dan Romeo membuat suasana di ruangan itu terasa berbeda. Serin tak lagi merasa berada di ruang penghakiman, melainkan berada di tempat di mana ia bebas bersuara —tanpa prasangka, tanpa syarat.Sembari menggigit bibirnya, Serin mengangguk perlahan. Suara lirihnya keluar seperti bisikan dari jiwa yang selama ini terkunci rapat.“Terima kasih… telah menerima saya di sini.”Tak berselang lama, pelayan datang untuk menyajikan minuman, membuat keheningan sejenak mengendap di antara mereka. Suri menyesap teh di hadapannya, seakan ingin memberi jeda sebelum pertanyaan berikutnya dilontarkan.Tatapannya yang lembut terarah kembali menyentuh wajah Serin, mencoba menyelami rahasia yang tersimpan di balik sorot mata gadis itu.Pada akhirnya, Suri mulai mengajukan pertanyaan yang sejak semalam mengganjal di hatinya.“Serin,” panggilnya tenang. “Benarkah sekarang kamu bekerja sebagai karyawan magang di bagian call center?” “Iya, Tante, sebelumnya saya m

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Butuh Kejujuranmu

    Serin menunduk dalam-dalam. Air matanya hampir menetes, tetapi ia segera menahannya. Ia harus kuat. Ia tidak boleh gentar. Karena satu langkah saja yang salah, maka bukan hanya pekerjaannya yang akan lenyap, tapi juga martabat yang selama ini ia pertahankan dengan segenap tenaga.Seiring roda mobil yang menggesek halus permukaan aspal, denting waktu seakan melambat di telinga Serin. Keringat dingin mulai menggenang di dahinya, membasahi kulit tipis yang pucat pasi. Telapak tangannya lembap, menggigil oleh gugup yang tak mampu ia redam. Bola matanya menatap kosong ke jendela yang menampilkan dunia asing—megah dan berkelas—yang terasa begitu jauh dari kehidupannya sehari-hari. Ia tidak tahu di mana letak mansion keluarga Albantara. Bahkan, membayangkan wujudnya pun ia tidak berani.Namun satu hal yang ia yakini, rumah itu pasti tidak seperti rumah—melainkan seperti istana para raja.Serin memejamkan mata sejenak, bagaikan seorang tawanan yang hendak dibawa menuju ruang sidang. Ia tak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status