Share

PART. 21

Penulis: Rustina Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Haah, jadi tadi Kakak mengigau!?" 

"Mengigau? Aku bicara apa, Nur?"

"Enghh, ehmmm, tidak jelas, Kak, Kakak bicara apa, Kakak mandi dulu, setelah itu kita makan," sahut Nur, wajahnya memerah, ia malu kalau harus mengatakan apa yang diucapkan Wahyu tadi. Nur bangkit dari duduknya.

"Ayo, Kak, mandi"

"Ehmm, iya." Wahyu tersenyum, dan senyumnya semakin lebar sambil menatap punggung Nur yang meninggalkan kamar.

'Hhh, imageku tetap terjaga sebagai pria cool. Kenapa juga harus kelepasan bicara seperti tadi, memalukan! Untung dapat akal, pura-pura mengigau. Pintarkan aku, hmmm' 

Setelah mandi, Wahyu menemui Nur yang sudah siap di meja makan, dengan lauk haruan bebanam, cacacapan asam (mangga).

Mereka makan dalam diam, hanya Wahyu sesekali melirik istrinya.

'Bagaimana tidak gendut, Nur. Makanmu lumayan banyak, tapi tak apalah, bebini lamak nyaman kawa guring kada betilam (beristri gendut, enak bisa tidur tidak pakai kasur)' 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Chasya Cahaya
Hahahahaaa,,,, ngakak sendiri aku thor. Sdh gila si Wahyu dgn bakpao nya si Nur. Rasain tuh bang, bakpao nya di kasih gincu strowberry, hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 22

    Nur sudah masuk kembali ke dalam kamar mandi. Wahyu memijit kepalanya yang terasa sakit.'Ya Tuhan, inikah balasan dariMu, balasan atas kesalahanku, yang sudah mengabaikan istriku selama satu tahun. Baiklah, aku terima semua ini dengan lapang dada, meskipun aku harus menahan rasa sakit di kepala'"Hhhh, rugi deh, sudah minum jamu pakai telur ayam kampung dua biji, eeh lapangannya tidak bisa dipakai main bola, karena becek. Nasiiiib!" Gerutu Wahyu sambil mengelus-elus adiknya.Tiba-tiba ia menyadari, kalau ia sudah polos di bawah selimut, ia langsung menyingkap selimut, dan bermaksud kembali mengenakan pakaiannya. Tapi baru saja Wahyu beringsut ingin turun dari ranjang, Nur ke luar dari kamar mandi, dengan tatapan tertuju langsung ke arah Wahyu."Kak!" Mata Nur melebar menatap Wahyu.'Ya Tuhan, habislah terhempaskan ke cool an ku, aaah sudah terlanjur basah, mandi aja sekalian. Lapangan becek, main aja dipinggir lapangan, bisakan? Tidak dosakan?'

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 23

    Beneran ini istrinya, Bang Wahyu?" Tanya Tata, masih tak percaya."Ya benarlah, kenapa? Apa perlu aku perlihatkan surat nikah kami. Nur kamu bawa surat nikah kita tidak? Perlihatkan sama dia, biar dia percaya!""Kakak, masa ke undangan bawa surat nikah sih.""Surat nikahnya di rumah, terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi wanita cantik yang bersamaku ini, dia adalah istriku tercinta. Oke, Bu Tata, kami mau ke sana dulu." Wahyu menunjuk ke arah beberapa orang, yang berdiri tidak jauh di depannya. Digenggam jemari Nur dengan erat. Nur menganggukkan kepala, sebagai tanda pamit pada Tata. Tata mengikuti kemana Wahyu, dan Nur melangkah."Nggak ada perempuan lain apa, Bang? Istri lo, segemuk gajah! Mana cocok sama lo, Bang Wahyu, lo cocoknya sama gue," gumam Tata sendirian dengan suara pelan."Nur, wajahmu jangan murung begitu dong, nanti orang mengira jatah bulanan yang aku beri kurang," bisik Wahyu."Kakak!" Nur mencubit pinggang Wahyu gemas."Sak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 24

    Seperti biasa, Nur bekerja di butik Bunda Aira. Hari ini ia diminta Bunda Aira untuk menggantikannya melayani pembeli, karena Bunda Aira ada urusan di Banjarmasin.Tiga orang wanita yang baru masuk ke dalam butik membuat Nur terkejut melihatnya."Mbak Tata," desis Nur sambil mengerjapkan matanya tidak percaya. Tapi Nur berusaha menyambut mereka dengan sikap profesional."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Tawar Nur saat mendekati mereka. Tata menatap Nur dengan keterkejutan yang sama seperti Nur juga. Dua orang teman Tata dilayani olah pegawai butik lainnya."Kamu ... kamu istrinya Bang Wahyu kan?" Tata menunjuk Nur dengan jari telunjuknya."Iya," Nur menganggukan kepalanya."Ini butikmu?""Bukan, saya hanya pegawai di sini," jawab Nur pelan."Heeh, sudah aku duga. Mana mungkin orang sepertimu yang otaknya hanya dipenuhi dengan menu makanan bisa punya butik sebagus ini" cibir Tata, ia memilih-milih pakaian di sana.Ingin sekali Nur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 25

    Begitu sudah memasuki daerah perumahan mereka, mobil itu melaju mendahului Nur. Lalu berhenti di depan pagar. Wahyu, si pria penggoda Nur, ke luar dari dalam mobilnya. Dibuka kunci pagar, dibuka pintu pagar selebarnya. Tapi ia tidak memasukan mobilnya, tapi menunggu wanita yang tadi ia goda tiba. Nur langsung memasukan sepeda melewati hadapan Wahyu yang menunggunya. Wahyu masuk ke mobil, dan memasukan mobil ke halaman. Lalu ia menutup, dan mengunci pintu pagar, baru memasukan mobilnya ke dalam garasi yang sudah dibukakan Nur pintunya, karena pintu garasi memang tidak dikunci, hanya ditutup saja.Nur masuk melewati pintu depan, ditutup, dan dikunci pintu, baru ia membukakan pintu tembus dari garasi ke ruang tengah."Nur!" Wahyu yang masuk lewat pintu tembus menggapai lengan Nur."Apa, Kak?""Kenapa tadi digodain diam saja?""Malu, Kak, masa bicara di jalan," sahut Nur yang sedang merasa tidak enak perasaannya, karena kejadian di butik hari ini. Ia merasa harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 26

    Wahyu ke luar dari ruangannya, disambut wajah Bayu yang tampak bingung."Kenapa wajahmu seperti orang linglung?" Tanya Wahyu sambil menepuk bahu adiknya."Artis cantik itu kenapa, kok tingkahnya seperti orang kesambet, Kak?""Baru aku tolak cintanya" jawab Wahyu asal saja."What!? Dia'kan tahu Kakak punya istri, masa cantik-cantik ingin jadi pelakor, hilang deh respekku sama dia. Biar cantik kalau kelakuan minus, aku juga ogah sama dia!""Memang dia mau sama kamu. Kalau dia naksir kamu, tidak mungkinlah dia bilang cinta sama aku!" Seru Wahyu bernada bangga."Kita ini apa bedanya ya, Kak, ganteng sama, gagah sama, pintar sama, kaya sama. Tapi aku selalu kalah oleh Kakak.""Itu karena aku punya karisma, punya wibawa, dan pria tercool sedunia. Kalau kita cool, wanita jadi penasaran, mereka yang akan mengejar kita, bukan seperti kamu yang mengejar wanita!" Wahyu memberi pencerahan pada adiknya."Tapi karisma, dan wibawa Kakak tidak mempan sama Cantika.""It

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 27

    Nur menghela napas, lalu bangkit dari duduknya, ia mendekati lemari, berharap masih ada pakaiannya di sana, karena ia ingin mandi, tapi tidak ingin masuk ke dalam kamar Wahyu.Nur bersyukur karena bukan hanya ada pakaiannya di sana, tapi ada handuk dan peralatan sholatnya juga.Nur masuk ke dalam kamar mandi, ia menumpahkan tangis sepuasnya, tangis yang tidak mampu lagi ia tahan.'Kenapa Kakak harus bersikap manis, kalau pada akhirnya akan kembali seperti ini. Ini membuat hatiku terluka lebih dalam dari sebelumnya, Kak...hiks..hikss...'Nur merasa bertubi cobaan datang padanya dalam beberapa hari ini. Menerima tatapan penuh cemooh di resepsi pernikahan, mendapat hinaan dari Tata, dan sekarang kembali harus menerima sikap buruk Wahyu terhadapnya. Nur terus menangis, sampai ia merasa lelah.Setelah mandi, Nur hanya berbaring menunggu datangnya waktu maghrib, ia tidak berniat ke luar dari kamar. Setelah sholat maghrib, Nur membaca Al-Qur'an, sampai wakt

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 28

    Nur membereskan perabotan bekas makan mereka, sementara Wahyu mengembalikan meja, dan kursi ke tempat asalnya, di teras samping rumah.Setelah mengembalikan kursi, dan meja, Wahyu menemui Nur di dapur. Ternyata Nur sudah menyelesaikan pekerjaannya."Duduk, Nur, ada yang ingin aku bicarakan." Wahyu menunjuk kursi dapur. Nur duduk di sana, Wahyu duduk di hadapannya."Ada apa, Kak?" Nur merasa sedikit tegang menunggu apa yang ingin dibicarakan Wahyu."Jangan tegang begitu dong, Nur, santai, rileks, tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan," ucap Wahyu sambil memberi aba-aba dengan tangannya, agar Nur menarik napas, dan menghembuskannya.Nur melakukan apa yang dikatakan Wahyu, tapi hal itu tidak membuatnya jadi rileks, Nur justru semakin tegang saja perasaannya."Ada apa, Kak. Katakan secepatnya, biar aku tidak merasa tegang, dan penasaran," pinta Nur dengan tatapan lekat ke mata Wahyu. Jantungnya terasa berdetak tak menentu, menunggu Wahyu mengucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   PART. 29

    Mereka sudah berada di dalam kamar, Wahyu menatap lekat tubuh istrinya. Nur menggigit bibir bawahnya, wajahnya merah padam. Ia merasa tatapan Wahyu membakar dirinya. Wahyu membungkuk di atas Nur.Kedua tangan Wahyu meraih tangan Nur, disisipkan jari jemari dikedua tangannya, dengan jari jemari Nur."Kak" Nur merintih pelan. Karena gemas dengan dada Nur yang besar, Wahyu menggesekan wajahnya ke permukaan dada Nur. Nur menggeliat kegelian, saat rambut Wahyu menyentuh kulit dadanya."Geli Kak" protes Nur. Wahyu turun makin ke bawah, kali ini perut Nur yang jadi sasarannya. Dikecupnya perut Nur di beberapa tempat, meninggalkan bercak merah di sana. Nur merasa geli, juga merasa ada yang aneh menjalari tubuhnya.Bibir Wahyu bergeser lagi ke bibir, lalu ke pipi Nur. Dikecup dengan mesra bakpao coklat yang meluber toping strawberrynya, karena terkena api gairah yang membara. Bibir Wahyu turun ke leher Nur, ia mencecahkan kecupan kuatnya di beberapa tempat, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 60 ENDING

    Wahyu menggendong salah satu putranya, sementara Nur memberikan asi pada yang satu lagi."Masih sanggup kasih asi mereka tanpa ditambah susu formula, Nur?""Asiku banyak, Kak. Cukup untuk mereka berdua. Lagi pula kalau asi ekslusif, Insya Allah, berat badanku bisa cepat turun, tanpa diet""Tidak usah pakai diet, Nur. Aku tidak mau kamu sakit karena diet""Tapi badanku sebesar gentong begini, Kak""Tidak apa-apa, buatku tidak masalah bentuk tubuhmu seperti apa, yang penting hatimu, cintamu cuma milikku""Ehmn, Kakak gombal, ini mereka dengar""Ya sudah, gombalanku aku bisikin aja ya""Gombalnya nanti saja, Kakak. Kalau mereka sudah tidur""Hhh, mau gombalpun sekarang tidak bebas lagi, apa lagi mau main bola""Jangan mengeluh begitu dong, Kakak. Mereka harus jadi prioritas kita sekarang. Apapun yang kita lakukan, mereka berada pada urutan pertama yang harus kita pertimbangkan""Iya, aku tahu, sayang. Dzaka sudah se

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 59

    Wahyu melepaskan ciumannya."Kakak" Nur menatap Wahyu dengan mata sayu."Apa?" Wahyu menaikan alisnya. Nur meraih telapak tangan Wahyu, lalu menempelkan di atas miliknya."Mau?" Wahyu menatap Nur dengan sorot mata tidak percaya. Dengan wajah merah padam, Nur menganggukan kepalanya pelan."Kata Ibu.. ""Ya sudah tidak usah!" Nur mendorong dada Wahyu agar menjauhinya."Jangan marah dong, aku cuma takut kamu sakit, Nurku sayang. Dalam hal ini aku pasti lebih menginginkannya dari kamu. Memangnya tidak apa-apa kalau kita main bola?""Pelan-pelan saja Kakak""Beneran tidak apa?""Iya, tapi pelan-pelan!" Sahut Nur mulai kesal."Kalau begitu siapa takut, ayo ke kamar, masih ada waktu sebelum maghrib!" Wahyu sekarang justru lebih bersemangat dari pada Nur. Dibantunya Nur berdiri, lalu dituntun istrinya untuk masuk ke kamar. Hatinya luar biasa bahagia, karena adiknya bisa dapat jatah juga sebelum waktunya puasa yang cukup lama.

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 58

    Wahyu dan Bayu tercengang melihat undangan yang diserahkan Henny pada mereka. Keduanya saling pandang, lalu pecahlah tawa kakak beradik itu."Iih, kenapa tertawa!?" Seru Henny dengan mimik marah."Ini karma Henny!" Seru Bayu diantara tawanya. Wajah Henny semakin cemberut jadinya."Sekarang kamu kemakan omonganmu sendirikan, menghina Nur gajah, tidak tahunya sekarang kamu dapat calon suami gendut juga" ujar Wahyu."Tapi aku penasaran, bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Seorang Henny yang sangat mengagungkan kesempurnaan, bisa terjebak cinta seorang pria yang berat badannya berkelebihan.""Kalian ini ceriwis seperti perempuan!" Henny menghentakan kakinya gusar. Bayu masih tertawa, tapi Wahyu hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan senyum di bibirnya."Ceritakan dong Hen, bagaimana bisa kamu dekat dengan si Willy" bujuk Bayu."Malas, nanti kalian tertawakan, datang tuh ke acara nikahan aku""Resepsinya kapan, ini baru nikahnyakan?""Rese

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 57

    18+Nur duduk bersandar di kepala ranjang, Wahyu duduk di sampingnya sambil mengelus perut besar istrinya yang sudah jalan 7 bulan."Kamu akan jadi yang tercantik di rumah, Nur" ujar Wahyu sambil mengecup bakpao coklatnya yang kini sudah berubah warna lebih terang. Nur menolehkan kepalanya, Wahyu meraih kepala Nur. Bibir Wahyu mendarat di atas bibir Nur. Satu ciuman panjang yang harus berakhir saat Nur kehabisan napasnya."Kamu semakin hari semakin seksi" bisik Wahyu tepat di depan wajah Nur. Dihapusnya bekas ciuman mereka di bibir Nur dengan jempolnya."Kakak gombal!" Nur mencubit perut Wahyu dengan wajah merona."Gombalku halal dan bersertifikat, Sayang. Aku senang sekali melihat lekuk tubuhmu. Dua bukit kecil, satu gunung besar, dan satu bukit kecil yang penuh semak belukar" jemari Wahyu meluncur dari kedua dada Nur, lantas ke perut Nur, dan meluncur turun ke bawah perut Nur."Kakak, enghhh..akhkhhh" Nur mendesah pelan, saat jemari Wahyu menyib

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 56

    Surat perjanjian bermateraipun dibuat di kantor Polisi. Henny berjanji untuk tidak akan mengganggu rumah tangga Wahyu dan Nur lagi. Jika dia mengingkari janjinya, maka Wahyu tidak akan lagi memaafkannya.Wahyu, Bayu, Ayahnya, Pengacara mereka, Ayah Henny, ibu Henny, dan Henny juga pengacara kekuarga Henny ke luar dari kantor Polisi. Di depan teras kantor Polisi mereka bertemu dengan Lindsy dan Tata yang digiring memasuki kantor Polisi."Mas Wahyu!" Seru keduanya terkejut saat melihat Wahyu."Mereka kenapa, Pak?" Tanya Wahyu pada Polisi yang menggiring Tata dan Lindsy yang penampilannya tanpak acak-acakan."Mereka membuat keributan di sebuah rumah makan, katanya memperebutkan seorang pria yang bernama Wahyu" jawab Polisi."Haah, kalian belum berhenti juga mencoba mendapatkan aku. Aku sudah punya istri. Sadar...sadar.. argghhh apa hebatnya aku sih sampai diperebutkan begini!" Wahyu mengusap rambutnya."Kalau begitu, silahkan anda mengikuti kami ke dal

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 55

    Wahyu sudah melaporkan Henny ke Polisi, dengan membawa bukti rekamanan percakapan Henny dengan Bayu, juga rekaman saat Henny mengorek-ngorek sampah.Tuduhan untuk Henny adalah perbuatan tidak menyenangkan dan fitnah terhadap Nur.Polisi berjanji akan segera menindak lanjuti laporan mereka. Henny akan segera mendapatkan surat panggilan untuk di periksa.Siangnya Nur sudah diijinkan pulang, Wahyu membawa Nur pulang ke rumah orang tuanya, sementara barang-barang mereka belum selesai dipindahkan dari rumah lama.Nur ke luar dari mobil dengan dituntun oleh Wahyu dan ibunya. Ia melangkah dengan hati-hati, karena masih dilarang terlalu banyak bergerak, sampai kondisinya benar-benar stabil."Langsung ke kamar saja, Nur harus istirahat di atas ranjang. Tidak boleh ke mana-mana, sampai benar-benar aman kandungannya" ujar ibu Wahyu.Wahyu mendudukan Nur di atas ranjang, lalu diangkatnya kedua kaki Nur ke atas ranjang. Dibantunya Nur berbaring tel

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 54

    "Ada apa ke sini?" Tanya Wahyu pada Bayu."Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada Kakak" Bayu mengambil ponsel dari saku kemejanya."Apa?""Lihat!" Bayu memperlihatkan apa yang ada di layar ponselnya pada Wahyu.Tawa Kakak dan adik itu pecah seketika, membuat Nur mengerutkan keningnya."Dapat video dan foto ini dari mana?""Iyan yang mengirimkannya""Dapat barang buktinya?""Kakak lihat saja terus videonya""Aduuh, dapat ternyata barang buktinya, si kunti bakat juga jadi pemulung rupanya" ujar Wahyu dengan mata membola menatap ke layar ponsel milik Bayu. Di sana terlihat Henny sedang mengubek-ubek tempat sampah, entah di mana. Tampaknya ia sedang mencari sim card yang nomernya ia pakai untuk mengirimkan foto Nur dan Willy kepada Wahyu."Lihat apa, Kakak?" Akhirnya Nur tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya."Kamu tidak usah lihat, nanti muntah Nur" jawab Wahyu."Apa sih, Kakak?""Si kunti lagi jadi pemu

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 53

    Wahyu masuk ke dalam ruang perawatan Nur. Tapi ia tidak menemukan Nur di atas ranjang."Nur" Wahyu mendorong pintu kamar mandi, tapi pintu kamar mandi terkunci."Nur""Ya Kak""Kamu sedang apa?""Sebentar"Pintu kamar mandi terbuka, Nur muncul di ambang pintu dengan botol infus di tangannya."Aku habis buang air, Kak"Wahyu mengambil alih botol infus dan menuntun Nur kembali ke atas ranjang."Ada yang ingin aku bicarakan, Nur""Apa Kak"Nur sudah duduk di atas ranjang, Wahyu duduk di tepi ranjang dengan posisi menghadap Nur."Begini Nur, aku penasaran siapa orang yang mengirimkan fotomu dengan si Willy itu, hoeekkk. Aduuh menyebut nama si gendut itu aku jadi mual, Nur" Wahyu mengelus perutnya, berlagak kalau ia benar-benar mual karena nama Willy."Kakak, aku juga gendut!" Protes Nur dengan wajah cemberut."Maaf, maaf, karena aku menatapmu dengan mata hatiku, jadi hanya kata cantik untukmu yang ada di dal

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 52

    "Nur""Ya Kak""Boleh aku minta sesuatu?""Main bola?""Bukan Sayang, aku juga tahu kalau lapangannya lagi banjir. Dinding tanggulnya retak sedikit, jadi belum bisa main bola" Wahyu mencubit kedua bakpao coklat muda Nur dengan gemas."Sakit, Kakak" rengek Nur manja, sambil mengusap pipinya."Maaf ya, sini aku obati" Wahyu mendekatkan wajahnya. Hidung dan bibirnya menempel di pipi Nur, bergantian kanan dan kiri."Tidak sakit lagikan?""Heum" Nur mengangguk dengan rona merah menghiasi pipinya."Bakpao coklat toping selai strowberry" Wahyu mengusap lenbut pipi Nur dengan ujung jari telunjuknya."Kakak tadi mau minta apa?" Tanya Nur mengingatkan apa yang ingin dikatakan Wahyu tadi."Aku ingin memintamu berhenti bekerja, demi kebaikanmu, dan demi kebaikan anak kita. Mau ya Sayang?" Ujar Wahyu dengan nada memohon. Nur menatap mata Wahyu, perlahan kepalanya mengangguk. Wahyu menarik napas lega. Digenggamnya jemari Nur lalu dikecupnya

DMCA.com Protection Status