Share

BAB. 43

Penulis: Rustina Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wahyu tiba kembali di kantor.

"Kak!" Bayu menyongsong kedatangan Wahyu di kantor mereka.

"Ada apa?"

"Aku dengar tadi Tata bertengkar dengan Lindsy di rumah makan. Kabarnya Kakak yang jadi penyebab pertengkaran mereka. Kok bisa, Kak?"

"Kamu tahu dari mana?"

"Tris, ada di sana juga tadi. Mungkin Kakak tidak melihatnya. Kenapa Kakak bisa jadi penyebab pertengkaran mereka, Kak?"

"Kamu tahukan, Kakakmu ini pria paling cool sedunia? Jadi wajarlah kalau diperebutkan wanita" Wahyu membentangkan tangannya dengan gaya bak pria terganteng sedunia.

Bayu tertawa melihatnya.

"Ganteng, tapi sudah punya istri. Itu dua wanita kenapa bisa mengejar Kakak. Bukannya mereka tahu Kakak punya istri, atau Kakak mengaku bujangan sama mereka?"

"Ehhh, aku bukan tukang tipu ya. Aku jujur kalau aku punya istri, nih lihat, tanpa aku bicarapun orang pasti tahu kalau aku punya istri. Nur sudah memberi stempel dengan jelas di leherku. Si Tata dan si Lindsy itu saja yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 44

    Wahyu tiba di depan pagar rumahnya, ia ke luar dari dalam mobil, ia membuka gembok yang tergantung di pintu pagar. Dibuka pintu pagar selebarnya. Dengan perlahan dimasukan mobilnya ke halaman, lalu ia kembali ke luar dari mobil. Ditutupnya kembali pagar, dan langsung ia gembok kembali seperti semula.Baru dibuka pintu garasi yang memang tidak dikunci, sebelum mobil Wahyu masuk ke sana. Dahi Wahyu berkerut dalam, motor matic Nur tidak ada di dalam garasi. Perasaan Wahyu langsung tidak enak, ia batal memasukan mobilnya ke dalam garasi. Bergegas ia membuka kunci pintu rumah, dibukanya pintu dengan tergesa."Nur!" Seru Wahyu begitu pintu terbuka. Dengan langkah lebar ia masuk ke dalam rumah, kamar tidur mereka adalah tempat pertama yang di datanginya."Nur!" Jantung Wahyu berdegup lebih cepat dari biasanya, ia memeriksa ke dalam kamar mandi, dan tidak menemukan Nur di sana. Wahyu ke luar dari kamar, ia mencari Nur sampai ke dapur. Tapi Nur tidak juga ia temukan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 45

    Wahyu menatap Nur yang duduk di tepi ranjang dengan memeluk bantal. Sesekali terlihat ia menyusut air mata, dan ingusnya dengan tissue. Keranjang sampah yang terlihat dipenuh tissue berada tidak jauh dari kaki Nur yang menjuntai ke lantai.Wahyu duduk di samping Nur, Nur menggeser duduknya menjauh."Nur" Wahyu menatap wajah Nur dari samping, Nur menolehkan kepalanya ke arah berlawanan. Ia menarik tepi hijab di sisi pipinya lebih ke depan, agar Wahyu tidak bisa melihat wajahnya yang sembab, karena menangis terus menerus.Andai hal ini terjadi beberapa bulan lalu, Nur yakin ia tidak akan ambil pusing. Karena Wahyu sendiri membencinya. Rasa kecewa di hati Nur tumbuh, karena harapan, dan ungkapan cinta Wahyu yang ternyata sudah dihianati oleh Wahyu sendiri."Aku tahu aku salah, Nur. Aku tidak mengabarimu kalau akan pulang terlambat. Tapi itu tidak aku sengaja Nur, ponselku ketinggalan di atas meja ruanganku. Aku lupa membawanya ke lokasi. Andai Ayah, atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 46

    18++Wahyu menelpon Bayu dengan ponsel Nur, meminta Bayu membawakan pakaian ganti untuknya dari rumah orang tua mereka. Setelah Wahyu mandi dan sholat. Mereka makan malam di rumah ibu Nur."Kita pulang ya Nur""Motorku bagaimana, Kak?""Motormu biar besok diantarkan Udin ke rumah," jawab Wahyu. Udin adalah salah satu karyawan di perusahaan Wahyu."Terserah Kakak saja" Nur tersenyum menatap suaminya.Mereka berpamitan pada Ibu Nur, untuk pulang malam itu juga. Ibu Nur sempat berpesan pada keduanya, agar jangan cepat terbawa emosi, dan harus selalu lancar dalam berkomunikasi.Wahyu menjalankan mobilnya dengan pelan saja menyusuri jalan A. Yani menuju pulang ke rumah mereka di Banjarbaru.Nur mengernyitkan keningnya saat Wahyu membelokan arah mobilnya ke sebuah hotel paling besar yang ada di sana. Hotel yang posisinya berseberangan dengan landasan pacu bandara."Mau apa ke sini, Kak?" Tanya Nur bingung."Numpang ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 47

    Nur menjalankan motor maticnya dengan santai saja, untuk menuju pulang ke rumahnya. Jalanan terlihat basah, dan genangan air di mana-mana, karena adanya jalan yang berlobang."Hayy cantik!" Seru seseorang yang mensejajari laju motor Nur dengan mobilnya. Nur menjulurkan lidahnya, pada orang yang menggodanya, yang tidak lain adalah Wahyu, suaminya."Baru pulang kerja ya""Kakak duluan, nanti ada yang marah kalau kita ngobrol di jalan""Siapa yang marah?""Duluan!" Nur mengibaskan tangannya, meminta Wahyu agar menjalankan mobilnya lebih dulu. Karena dengan mereka berkendara beriringan begini pasti akan mengganggu pengguna jalan lainnya."Kakak, duluan sana!" Seru Nur."Tidak mau, aku ingin selalu di sampingmu""Iih, Kakak!"Tiiitt!!Suara klakson mobil di belakang mengagetkan Wahyu, tanpa sengaja ia menabrak genangan air, dan mencipratkan air genangan itu ke tubuh dan wajah istrinya sendiri."Kakak!" Nur b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 48

    Wahyu ke luar dari dalam mobilnya, dan ia disambut wajah masam Henny yang sudah menunggu di kantornya."Kak Wahyu keterlaluan!" Seru Henny tanpa basa basi."Keterlaluan bagaimana?""Kenapa tadi malam tidak datang!""Tapi Bayu datangkan""Aku butuh Kak Wahyu, bukan Bayu!""Apa bedanya aku sama Bayu, kami sama-sama sepupumu. Lagipula kamu terlihat baik-baik saja. Tidak ditahan Polisikan? Lalu apa masalahmu aku tidak datang?""Kak Wahyu takut sama Nur ya, makanya tidak berani datang menemuiku. Kak Wahyu tidak diijinkan Nur pergikan!?""Bagaimana Nur bisa melarangku pergi menemuimu, mendengar namamu saja dia muntah. Apa lagi menyebut namamu dengan mulutnya""Hiiihhh, itu pasti akal-akalan Nur saja, biar dia Kak Wahyu perhatikan. Mana ada orang ngidam begitu, cih, memalukan!""Heeh dengar ya, nenek dan ibuku bilang itu kebiasaan turun temurun. Lagipula, meskipun itu Nur lakukan karena ingin aku perhatikan, aku tidak keberatan. Dia istri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 49

    Nur membuka matanya, ia mengangkat tangannya ke atas kepala, dan meluruskan kakinya sambil menggeliatkan tubuhnya."Awwww!!" Nur berteriak dengan nyaring, pergelangan kakinya terasa sangat sakit. Nur berusaha bangkit, namun ia tak mampu melakukannya."Kakak!" Teriaknya dengan suara sekeras yang ia bisa. Wahyu yang sedang mengeluarkan cucian dari mesin cuci tersentak mendengar panggilan Nur. Ia segera berlari menuju kamar tidur mereka."Nur, ada apa?""Kakak, kakiku sakit. Sakit sekali!" Wajah Nur bersimbah air mata."Awww, sakiit!" Seru Nur saat Wahyu menyentuh kakinya yang mengeras dengan tiba-tiba saat ia menggeliat tadi."Salah urat, sebentar aku cari minyak urut dulu" Wahyu membuka laci meja, dan menemukan minyak yang biasa ia pakai mengurut kaki dan pinggangnya yang pegal."Tahan ya" Wahyu mengusap kaki Nur dengan perlahan, menguraikan urat-urat kaki Nur yang saling bertindihan. Nur meringis mencoba menahan rasa sakitnya."Kamu tahu N

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 50

    Nur ke luar dari dalam mobil Willy, saat Willy memarkir mobilnya di depan sebuah bengkel tambal ban.Mereka menunggu Pak Jamhari yang menuntun motor Nur datang."Sudah berapa bulan?" Willy menunjuk perut Nur yang besar."Hampir 5 bulan" jawab Nur dibarengi senyuman dan elusan pada perutnya yang membukit."Sudah lama menikah?""Belum 2 tahun""Kerja di mana Masnya?""Ikut Ayahnya yang punya usaha perumahan dan tanah kavling""Ooh, ini tadi kamu dari mana?""Dari tempat kerja""Kerja di mana?""Di butik""Ooh""Itu Pak Jamhari datang!" Nur berdiri dari duduknya, Willy ikut berdiri juga."Terimakasih ya Pak Jamhari, maaf merepotkan""Tidak apa-apa Mbak""Terimakasih ya Mas Willy atas bantuannya. Maaf jadi mengganggu perjalanan Mas Willy, sekali lagi terimakasih" Nur menangkupkan kedua tangannya di depan dada."Sama-sama Nur. Aku permisi dulu ya, ada urusan yang harus aku selesaikan"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 51

    Nur sudah ditangani dokter, ketika orang tua Wahyu datang bersama ibu Nur. Dokter mengatakan, kalau air ketuban Nur merembes, untungnya sobekannya tidak terlalu besar, jadi akan bisa menutup dengan sendirinya. Nur hanya perlu cukup istirahat."Kamu kelelahan pasti ya Nur. Ibu harap kamu bisa berhenti bekerja. Agar tidak terlalu lelah" ujar ibu Wahyu."Sebenarnya, pekerjaanku tidak melelahkan Bu. Tapi hari ini tadi, ban motorku kempes, aku terpaksa menuntunnya ke bengkel tambal ban. Itu cukup jauh Bu, apa lagi aku sempat bertemu enghh..itu..aku muntah-muntah, badanku lemes. Apa lagi kakiku sering kram akhir-akhir ini. Untungnya ada yang menolongku.""Menolong bagaimana?" Tanya ibu Nur."Orang itu pernah bertemu aku dan Kak Wahyu di rumah makan, namanya Mas Willy, Bu. Mas Willy meminta supirnya yang menuntun motorku ke bengkel, sementara aku naik mobil bersamanya. Kalau dia dan supirnya tidak ada, mungkin aku pingsan di jalan Bu" tutur Nur menceritakan apa yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 60 ENDING

    Wahyu menggendong salah satu putranya, sementara Nur memberikan asi pada yang satu lagi."Masih sanggup kasih asi mereka tanpa ditambah susu formula, Nur?""Asiku banyak, Kak. Cukup untuk mereka berdua. Lagi pula kalau asi ekslusif, Insya Allah, berat badanku bisa cepat turun, tanpa diet""Tidak usah pakai diet, Nur. Aku tidak mau kamu sakit karena diet""Tapi badanku sebesar gentong begini, Kak""Tidak apa-apa, buatku tidak masalah bentuk tubuhmu seperti apa, yang penting hatimu, cintamu cuma milikku""Ehmn, Kakak gombal, ini mereka dengar""Ya sudah, gombalanku aku bisikin aja ya""Gombalnya nanti saja, Kakak. Kalau mereka sudah tidur""Hhh, mau gombalpun sekarang tidak bebas lagi, apa lagi mau main bola""Jangan mengeluh begitu dong, Kakak. Mereka harus jadi prioritas kita sekarang. Apapun yang kita lakukan, mereka berada pada urutan pertama yang harus kita pertimbangkan""Iya, aku tahu, sayang. Dzaka sudah se

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 59

    Wahyu melepaskan ciumannya."Kakak" Nur menatap Wahyu dengan mata sayu."Apa?" Wahyu menaikan alisnya. Nur meraih telapak tangan Wahyu, lalu menempelkan di atas miliknya."Mau?" Wahyu menatap Nur dengan sorot mata tidak percaya. Dengan wajah merah padam, Nur menganggukan kepalanya pelan."Kata Ibu.. ""Ya sudah tidak usah!" Nur mendorong dada Wahyu agar menjauhinya."Jangan marah dong, aku cuma takut kamu sakit, Nurku sayang. Dalam hal ini aku pasti lebih menginginkannya dari kamu. Memangnya tidak apa-apa kalau kita main bola?""Pelan-pelan saja Kakak""Beneran tidak apa?""Iya, tapi pelan-pelan!" Sahut Nur mulai kesal."Kalau begitu siapa takut, ayo ke kamar, masih ada waktu sebelum maghrib!" Wahyu sekarang justru lebih bersemangat dari pada Nur. Dibantunya Nur berdiri, lalu dituntun istrinya untuk masuk ke kamar. Hatinya luar biasa bahagia, karena adiknya bisa dapat jatah juga sebelum waktunya puasa yang cukup lama.

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 58

    Wahyu dan Bayu tercengang melihat undangan yang diserahkan Henny pada mereka. Keduanya saling pandang, lalu pecahlah tawa kakak beradik itu."Iih, kenapa tertawa!?" Seru Henny dengan mimik marah."Ini karma Henny!" Seru Bayu diantara tawanya. Wajah Henny semakin cemberut jadinya."Sekarang kamu kemakan omonganmu sendirikan, menghina Nur gajah, tidak tahunya sekarang kamu dapat calon suami gendut juga" ujar Wahyu."Tapi aku penasaran, bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Seorang Henny yang sangat mengagungkan kesempurnaan, bisa terjebak cinta seorang pria yang berat badannya berkelebihan.""Kalian ini ceriwis seperti perempuan!" Henny menghentakan kakinya gusar. Bayu masih tertawa, tapi Wahyu hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan senyum di bibirnya."Ceritakan dong Hen, bagaimana bisa kamu dekat dengan si Willy" bujuk Bayu."Malas, nanti kalian tertawakan, datang tuh ke acara nikahan aku""Resepsinya kapan, ini baru nikahnyakan?""Rese

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 57

    18+Nur duduk bersandar di kepala ranjang, Wahyu duduk di sampingnya sambil mengelus perut besar istrinya yang sudah jalan 7 bulan."Kamu akan jadi yang tercantik di rumah, Nur" ujar Wahyu sambil mengecup bakpao coklatnya yang kini sudah berubah warna lebih terang. Nur menolehkan kepalanya, Wahyu meraih kepala Nur. Bibir Wahyu mendarat di atas bibir Nur. Satu ciuman panjang yang harus berakhir saat Nur kehabisan napasnya."Kamu semakin hari semakin seksi" bisik Wahyu tepat di depan wajah Nur. Dihapusnya bekas ciuman mereka di bibir Nur dengan jempolnya."Kakak gombal!" Nur mencubit perut Wahyu dengan wajah merona."Gombalku halal dan bersertifikat, Sayang. Aku senang sekali melihat lekuk tubuhmu. Dua bukit kecil, satu gunung besar, dan satu bukit kecil yang penuh semak belukar" jemari Wahyu meluncur dari kedua dada Nur, lantas ke perut Nur, dan meluncur turun ke bawah perut Nur."Kakak, enghhh..akhkhhh" Nur mendesah pelan, saat jemari Wahyu menyib

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 56

    Surat perjanjian bermateraipun dibuat di kantor Polisi. Henny berjanji untuk tidak akan mengganggu rumah tangga Wahyu dan Nur lagi. Jika dia mengingkari janjinya, maka Wahyu tidak akan lagi memaafkannya.Wahyu, Bayu, Ayahnya, Pengacara mereka, Ayah Henny, ibu Henny, dan Henny juga pengacara kekuarga Henny ke luar dari kantor Polisi. Di depan teras kantor Polisi mereka bertemu dengan Lindsy dan Tata yang digiring memasuki kantor Polisi."Mas Wahyu!" Seru keduanya terkejut saat melihat Wahyu."Mereka kenapa, Pak?" Tanya Wahyu pada Polisi yang menggiring Tata dan Lindsy yang penampilannya tanpak acak-acakan."Mereka membuat keributan di sebuah rumah makan, katanya memperebutkan seorang pria yang bernama Wahyu" jawab Polisi."Haah, kalian belum berhenti juga mencoba mendapatkan aku. Aku sudah punya istri. Sadar...sadar.. argghhh apa hebatnya aku sih sampai diperebutkan begini!" Wahyu mengusap rambutnya."Kalau begitu, silahkan anda mengikuti kami ke dal

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 55

    Wahyu sudah melaporkan Henny ke Polisi, dengan membawa bukti rekamanan percakapan Henny dengan Bayu, juga rekaman saat Henny mengorek-ngorek sampah.Tuduhan untuk Henny adalah perbuatan tidak menyenangkan dan fitnah terhadap Nur.Polisi berjanji akan segera menindak lanjuti laporan mereka. Henny akan segera mendapatkan surat panggilan untuk di periksa.Siangnya Nur sudah diijinkan pulang, Wahyu membawa Nur pulang ke rumah orang tuanya, sementara barang-barang mereka belum selesai dipindahkan dari rumah lama.Nur ke luar dari mobil dengan dituntun oleh Wahyu dan ibunya. Ia melangkah dengan hati-hati, karena masih dilarang terlalu banyak bergerak, sampai kondisinya benar-benar stabil."Langsung ke kamar saja, Nur harus istirahat di atas ranjang. Tidak boleh ke mana-mana, sampai benar-benar aman kandungannya" ujar ibu Wahyu.Wahyu mendudukan Nur di atas ranjang, lalu diangkatnya kedua kaki Nur ke atas ranjang. Dibantunya Nur berbaring tel

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 54

    "Ada apa ke sini?" Tanya Wahyu pada Bayu."Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada Kakak" Bayu mengambil ponsel dari saku kemejanya."Apa?""Lihat!" Bayu memperlihatkan apa yang ada di layar ponselnya pada Wahyu.Tawa Kakak dan adik itu pecah seketika, membuat Nur mengerutkan keningnya."Dapat video dan foto ini dari mana?""Iyan yang mengirimkannya""Dapat barang buktinya?""Kakak lihat saja terus videonya""Aduuh, dapat ternyata barang buktinya, si kunti bakat juga jadi pemulung rupanya" ujar Wahyu dengan mata membola menatap ke layar ponsel milik Bayu. Di sana terlihat Henny sedang mengubek-ubek tempat sampah, entah di mana. Tampaknya ia sedang mencari sim card yang nomernya ia pakai untuk mengirimkan foto Nur dan Willy kepada Wahyu."Lihat apa, Kakak?" Akhirnya Nur tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya."Kamu tidak usah lihat, nanti muntah Nur" jawab Wahyu."Apa sih, Kakak?""Si kunti lagi jadi pemu

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 53

    Wahyu masuk ke dalam ruang perawatan Nur. Tapi ia tidak menemukan Nur di atas ranjang."Nur" Wahyu mendorong pintu kamar mandi, tapi pintu kamar mandi terkunci."Nur""Ya Kak""Kamu sedang apa?""Sebentar"Pintu kamar mandi terbuka, Nur muncul di ambang pintu dengan botol infus di tangannya."Aku habis buang air, Kak"Wahyu mengambil alih botol infus dan menuntun Nur kembali ke atas ranjang."Ada yang ingin aku bicarakan, Nur""Apa Kak"Nur sudah duduk di atas ranjang, Wahyu duduk di tepi ranjang dengan posisi menghadap Nur."Begini Nur, aku penasaran siapa orang yang mengirimkan fotomu dengan si Willy itu, hoeekkk. Aduuh menyebut nama si gendut itu aku jadi mual, Nur" Wahyu mengelus perutnya, berlagak kalau ia benar-benar mual karena nama Willy."Kakak, aku juga gendut!" Protes Nur dengan wajah cemberut."Maaf, maaf, karena aku menatapmu dengan mata hatiku, jadi hanya kata cantik untukmu yang ada di dal

  • Nur Cahaya Cinta (Bahasa Indonesia)   BAB. 52

    "Nur""Ya Kak""Boleh aku minta sesuatu?""Main bola?""Bukan Sayang, aku juga tahu kalau lapangannya lagi banjir. Dinding tanggulnya retak sedikit, jadi belum bisa main bola" Wahyu mencubit kedua bakpao coklat muda Nur dengan gemas."Sakit, Kakak" rengek Nur manja, sambil mengusap pipinya."Maaf ya, sini aku obati" Wahyu mendekatkan wajahnya. Hidung dan bibirnya menempel di pipi Nur, bergantian kanan dan kiri."Tidak sakit lagikan?""Heum" Nur mengangguk dengan rona merah menghiasi pipinya."Bakpao coklat toping selai strowberry" Wahyu mengusap lenbut pipi Nur dengan ujung jari telunjuknya."Kakak tadi mau minta apa?" Tanya Nur mengingatkan apa yang ingin dikatakan Wahyu tadi."Aku ingin memintamu berhenti bekerja, demi kebaikanmu, dan demi kebaikan anak kita. Mau ya Sayang?" Ujar Wahyu dengan nada memohon. Nur menatap mata Wahyu, perlahan kepalanya mengangguk. Wahyu menarik napas lega. Digenggamnya jemari Nur lalu dikecupnya

DMCA.com Protection Status