Share

11

Penulis: dimmoischata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah makan malam, Abiyya dan Jeffin duduk bersama di atas tempat tidur. Abiyya memperhatikan Jeffin yang kembali sibuk dengan pekerjaannya. Entah apa yang sedang diperiksanya yang pasti semua berkaitan dengan perusahaan.

Jeffin yang menyadari Abiyya tengah memperhatikannya, menoleh. Membuat Abiyya langsung memalingkan wajahnya gugup karena ketahuan sedang memperhatikan Jeffin. Jeffin yang melihatnya hanya tertawa kecil. Wajah Abiyya terlihat lucu.

“Kakinya masih sakit?” tanya Jeffin seraya menatap Abiyya lembut.

“Hmm, baik kok,” jawab Abiyya.

“Lain kali nggak usah dipaksain kayak tadi.”

“Ih, orang dianya nyebelin gitu. Mana kayak suka sama kamu lagi, padahal kan udah punya suami,” balas Abiyya kesal.

“Cemburu?”

“Hah? Enggak, siapa coba yang cemburu, maksudnya dia udah suami kok bisa gitu sih,” jawab Abiyya cepat.

“Yakin nih nggak cemburu?” goda Jeffin.

“Enggak kok,” balas Abiyya sambil memandangi langit-langit kamar karena Jeffin yang sekarang tengah memperhatikannya.

“Oke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Not A Dream Wedding   12

    Seorang pria dengan kaos oblong dan celana jeans belel berjalan tidak tentu arah. Wajahnya terlihat sangat kusut. Matanya berkeliaran mencari seseorang yang seharusnya bisa membantunya untuk membayar hutang-hutangnya. Perempuan yang di angkat oleh orang tuanya dan menjadi adiknya itu sekarang entah berada di mana. Sudah lama ia mencari tetapi belum membuahkan hasil.Yasa, nama pria itu. Merutuki dirinya karena sampai dua kali kecolongan saat gadis itu kabur darinya. Saat pertama kabur, gadis itu kembali dengan sendirinya. Tetapi untuk kedua kalinya, Yasa tidak bisa menemukan keberadaannya sampai sekarang.“Arghh!” Yasa mengacak rambutnya kasar. Menyesal karena niatnya buruknya tidak bisa tercapai.Kini Yasa hanya bisa luntang-lantung di jalanan. Sebab rumah peninggalan orang tuanya sudah di ambil oleh orang-orang yang memberinya pinjaman. Sampai waktu yang di tentukan, Yasa tidak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya sehingga seperti inilah hidupnya sekarang. Saat ini Yasa hanya in

  • Not A Dream Wedding   13

    “Gimana, Jen?” Jeffin membuka pembicaraan dengan Ajen setelah menyelesaikan pekerjaannya. Kali ini bukan masalah pekerjaan yang membuat Jeffin duduk berhadapan dengan Ajen.Setelah mendengar cerita dari Abiyya, Jeffin langsung menyuruh Ajen untuk menyelediki apakah yang dikatakan oleh Abiyya itu benar atau hanya perasaan dari gadis itu saja. Tanpa pengetahuan Abiyya, Jeffin melakukan itu. Kata Jeffin hanya untuk berjaga-jaga saja ketika Ajen bertanya perihal itu.“Seperti yang lo bilang dari cerita Abiyya, emang ada yang ngikutin dia.”“Lo tahu orangnya?”“Bentar, gue belum selesai kasih laporannya, dengerin dulu,” jawab Ajen ketika Jeffin secara cepat langsung tanya begitu saja. “Cowok, gue nggak tahu itu siapa, atau mungkin dia ada hubungan keluarga sama Abiyya, Jeff. Gue cuma cari tahu seperti apa yang lo perintahkan.”“Oke, sekarang gue minta lo cari tahu orang itu, Jen.”“Oke, siap.”“Lo boleh pulang.”“Duluan, Jeff,” pamit Ajen.Jeffin menatap kepergian Ajen sampai tak terlihat

  • Not A Dream Wedding   14

    Hari libur seperti ini, membuat Jeffin setidaknya menyempatkan waktu untuk berolahraga dan kali ini Jeffin mengajak Abiyya. Meski mereka bersama-sama, namun tidak ada yang berbicara. Terlebih Jeffin, pembicaraan bersama Abiyya beberapa hari lalu sedikit membuat pikirannya terganggu. Bahkan sampai saat ini, Ajen belum ada kabar mengenai keberadaan Yasa.Jeffin mengajak Abiyya untuk lari pagi di taman dekat perumahan mereka. Ternyata banyak juga orang-orang yang sedang berolahraga. Bahkan ada ibu-ibu yang lari pagi bersama anak mereka. Dengan earphone di telinganya, Jeffin menikmati angin pagi yang terasa menyegarkan. Menghirup udara pagi membuatnya tenang.“Capek,” keluh Abiyya sambil meletakkan kedua tangannya pada lutut. Napasnya bergerak tidak beraturan.Jeffin yang melihat itu hanya terkekeh geli. “Ketahuan jarang olahraga kan,” ledek Jeffin yang membuat Abiyya menegakkan tubuhnya menatap Jeffin lalu berkacak pinggang.“Enak aja bilang nggak pernah olahraga. Orang capek emang mau g

  • Not A Dream Wedding   15

    Setelah Jeffin mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya akan pernikahanya dengan Abiyya dan Abiyya yang menyetujuinya, Jeffin memutuskan agar Abiyya pindah ke kamarnya saja. Awalnya Abiyya sempat menolak karena bisa saja mereka menjalani kehidupan pernikahan tanpa tidur dalam satu kamar. Namun, pada akhirnya Jeffin mampu meyakinkan Abiyya bahwa mereka hanya sebatas tidur dalam satu tempat tidak lebih.Mulai malam ini Abiyya akan tidur di kamar Jeffin. Ketika masuk untuk yang kedua kalinya, Abiyya memperhatikan setiap detail kamar yang akan di tempatinya itu. Ada rasa canggung saat Abiyya berdua dalam satu kamar. Oke, mungkin ini bukan untuk yang pertama kalinya Abiyya berada di tempat yang sama dengan Jeffin. Tetapi untuk saat ini rasanya berbeda. Apalagi bukan terpaksa karena keadaan melainkan karena keinginan mereka berdua.Abiyya mendudukkan tubuhnya di pinggiran tempat tidur sembari menunggu kehadiran Jeffin yang saat ini berada di ruang kerjanya. Meski tidak ada pemilik kamar,

  • Not A Dream Wedding   16

    Hidup seseorang memang tidak pernah lepas dari sebuah masalah. Lalu dihadapkan dengan sebuah pilihan yang mengharuskan untuk memilihnya. Entah itu pilihan karena keinginan sendiri atau karena keadaan yang memaksanya. Seperti Abiyya yang harus terlibat dengan Jeffin karena keadaannya yang memang sedang tidak baik-baik saja. Bertemu dengan Jeffin yang mungkin awalnya hanya sebagai penolongnya, namun malah berakhir sebagai suaminya.Abiyya sama sekali tidak pernah membayangkan hidupnya berakhir sebagai seorang istri dari seorang Jeffin. Pria yang berasal dari keluarga yang sangat berbanding terbalik dengannya. Tentu saja itu membuatnya sedikit tidak nyaman saat bersanding dengan Jeffin.Namun belum lama ini, Jeffin mengutarakan sesuatu yang tidak terduga. Memintanya untuk menjalani pernikahan seperti layaknya orang yang benar-benar menikah. Tanpa ada perjanjian yang seperti pada awalnya. Lalu memintanya untuk memulai semuanya sedari awal layaknya mereka memang menjalani hubungan yang seb

  • Not A Dream Wedding   17

    Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Abiyya hanya diam saja. Tentu saja Jeffin menyadari hal itu. Beberapa kali Jeffin sempat bertanya apa ada yang mengganggunya, namun Abiyya tidak menjawab sama sekali. Hanya mengatakan bahwa dirinya merasa capek dan tidak terjadi apa-apa.Namun hal itu sangat berbanding terbalik dengan perasaanya saat ini. Memikirkan perkataan Crystal mengenai dirinya yang tidak Reksa dan Aera ketahui. Tetapi Abiyya juga penasaran apa saja yang sudah Crystal ketahui tentangnya.“Beneran nggak apa-apa?” tanya Jeffin kembali memastikan ketika mereka sudah berada di tempat tidur.“Hmm, cuma capek aja,” balas Abiyya sembari berusaha memejamkan matanya saat Jeffin memeluknya.Abiyya semakin merapatkan wajahnya ke dalam pelukan Jeffin. Ingin mendapatkan rasa nyaman dari Jeffin disaat dirinya merasa ingin bercerita perihal tadi. Namun Abiyya belum bisa menceritakannya. Abiyya juga jadi ingin tahu apa yang akan Crystal lakukan padanya lagi setelah memberitahunya bahwa ia me

  • Not A Dream Wedding   18

    Jeffin duduk termenung dengan apa yang baru saja terjadi. Abiyya yang awalnya menerima kini seolah tidak menginginkan pernikahan ini. Jeffin yang tidak bisa menahan emosinya mengiyakan begitu saja apa yang diinginkan oleh Abiyya. Tanpa berpikir panjang untuk bertanya baik-baik terlebih dahulu, sekarang Jeffin malah merasa menyesal.Kehadiran Abiyya yang tidak pernah Jeffin duga membawa perubahan dalam dirinya. Sejak hubungannya berakhir dengan perempuan bernama Vania, Jeffin sama sekali enggan untuk berhubungan kembali dengan perempuan manapun. Sampai akhirnya Jeffin bertemu dengan cara menolong Abiyya yang saat itu sedang dikejar-kejar kakaknya. Lalu tanpa sengaja Aera melihat Abiyya sedang berada di tempat tinggalnya, yang mengira bahwa Abiyya merupakan kekasihnya. Saat itu Jeffin tidak ada cara lain selain mengiyakan tuduhan Aera, sehingga berujung seperti sekarang.Jeffin mengacak rambutnya kasar. Hanya mampu duduk termenung di ruang kerjanya sesaat kepergian Abiyya. Mencoba kemba

  • Not A Dream Wedding   19

    “Nggak mau mampir dulu?” tanya Aera saat mereka sudah sampai di depan rumah orang tua Jeffin.Abiyya menggeleng pelan sambil tersenyum. “Kita mau langsung pulang aja, Ma.”“Makasih ya sayang, udah mau nemenin mama jalan-jalan hari ini. Lain kali kita pergi bareng berdua aja ya,” ucap Aera sambil memegang tangan Abiyya. Sementara Jeffin hanya memperhatikan keduanya.“Mama nggak bilang makasih sama Jeffin?”“Apasih kamu ini.”“Ya lagian mama bilang makasih cuma ke Abiyya doang, padahal Jeffin juga ikut nemenin.”“Hmm, jadi kamu nggak ikhlas nemenin mama gitu?” Aera melipat kedua tangannya di depan dada, wajahnya sudah berekspresi seolah sedang merajuk pada putranya.“Ya ampun ma, ya enggaklah,” jawab Jeffin. “Udahlah, kalau gitu kita mau pulang sekarang aja.”“Beneran nggak mau mampir dulu, ketemu sama papa kamu, Jeff?”“Lain kali aja ya, Ma. Abiyya juga kayaknya udah capek. Titip salam aja buat papa. Mama juga jangan lupa istirahat,” pesan Jeffin.“Hati-hati ya, sekali lagi makasih kal

Bab terbaru

  • Not A Dream Wedding   33

    Jeffin menatap wajah Abiyya yang masih terlelap dengan lengannya yang menjadi bantalan. Meski terasa kebas, namun tak masalah bagi Jeffin. Jeffin yang melihat ada pergerakan dari Abiyya, berpura-pura dengan memejamkan matanya kembali.Jeffin merasakan tangan Abiyya yang perlahan mengusap bagian wajahnya. Dapat Jeffin dengar bahwa Abiyya mengucapkan kata-kata yang membuatnya juga merasakan hal yang sama. Betapa bersyukurnya dan bahagianya mereka sekarang bisa saling mengenal juga memiliki.“Eh.” Abiyya langsung menarik tangan dari wajah Jeffin ketika matanya terbuka.“Mau kemana?” tanya Jeffin saat Abiyya sudah akan siap beranjak meninggalkan tempat tidur. Namun, dengan sigap Jeffin langsung menarik tangan Abiyya hingga Abiyya jatuh menimpa tubuhnya.“Jeffin!”“Hmm.”“Ngeselin, malu tahu,” lirih Abiyya yang masih bisa didengar oleh Jeffin.Lelaki itu tertawa pelan dengan mata yang kembali terpejam dan juga tangannya yang memeluk tubuh Abiyya. “Jangan kemana-mana dulu, sebentar aja kayak

  • Not A Dream Wedding   32

    Memulai sesuatu yang baru dalam hidup bukanlah suatu hal yang mudah. Semua yang terjadi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan segalanya. Sama halnya dengan apa yang terjadi pada Abiyya dan Jeffin. Setelah banyak hal yang terjadi, mereka berdua memutuskan untuk memulai kembali melanjutkan kehidupan pernikahan mereka. Awalnya memang terasa canggung ketika keduanya melakukan hal seperti selayaknya suami istri pada umumnya yang saling membutuhkan satu sama lain. Namun, seiring berjalannya waktu, keduanya mulai menikmati kebiasan itu. Seoerti yang dilakukan oleh Jeffin pagi ini, saat Abiyya ingin beranjak dari tempat tidur, tetapi Jeffin menahannya dengan memeluk tubuh Abiyya. Meski Abiyya berusaha untuk melepaskan diri yang pada akhirnya dirinya tetap berada di tempat tidur. “Bisa lepas dulu nggak?” gumam Abiyya pelan sembari pelan-pelan memindahkan tangan Jeffin yang berada di pinggangnya. “Jeffin,” panggil Abiyya yang hanya dibalas dengan gumaman pelan. “Aku hitung sampai tiga, kalau n

  • Not A Dream Wedding   31

    Tidak ada seorang pun yang menyukai kehilangan sesuatu. Hanya bisa menerima dan mencoba merelakan adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. Tidak dengan melupakan atau membenci keadaan karena kehilangan. Sama seperti yang Abiyya lakukan saat ini. Menata kembali hidupnya bersama Jeffin yang mau berada di sampingnya saja sudah lebih dari cukup.Abiyya merasa sikap Jeffin terasa jauh lebih hangat mampu membuat Abiyya merasakan perasaan yang tidak seperti biasanya. Segala perhatian yang Jeffin berikan mampu membuat hatinya berbunga-bunga. Abiyya menatap tangannya yang berada dalam genggaman erat tangan Jeffin membuat Abiyya terus menahan senyumnya agar tidak terlihat aneh ketika ada yang menatapnya.Seperti yang sudah dijanjikan oleh Jeffin bahwa mereka akan menjenguk Ajen, kini Abiyya bersama Jeffin sudah berada di depan kamar rawat Ajen. Abiyya dengan sekeranjang buah-buahan yang berada di tangannya, mengikuti langkah Jeffin yang langsung masuk begitu saja tanpa permisi dahulu. Abiyya te

  • Not A Dream Wedding   30

    “Abiyya, maafin semua perbuatan Crystal selama ini ke kamu ya.” Aera menggenggam tangan Abiyya setelah Freja keluar untuk mengejar Crystal. “Mama ngga tahu kalau selama ini Crystal memperlakukan kamu dengan tidak baik.”Abiyya tersenyum seraya membalas genggaman tangan Aera. “Abiyya udah maafin semua perlakuan Crystal sama Abiyya, Mama nggak perlu minta maaf. Ini semua bukan salah Crystal, ini salah Abiyya karena tiba-tiba masuk ke kehidupan keluarga kalian. Maaf karena Abiyya semuanya malah jadi kayak gini.”Aera menggelengkan kepalanya pelan. “Nggak, kamu sama sekali nggak salah, Abiyya. Mama sama Papa malah berterima kasih sama kamu karena udah jadi bagian dari keluarga ini. Walaupun ada beberapa alasan yang membuat kamu harus menjadi bagian dari kita.”“Maafin Abiyya sama Jeffin kalau semua ini berawal dari kebohongan yang kita ciptakan. Makasih juga karena udah terima Abiyya menjadi bagian dari kalian, meski sebenarnya Abiyya sendiri bukan dari keluarga yang jelas asal-usulnya.”

  • Not A Dream Wedding   29

    Keesokan paginya, setelah sarapan selesai, Reksa memanggil Crystal untuk menemuinya di ruang kerjanya. Apapun kesalahan yang sudah diperbuat Crystal, Crystal tetaplah putrinya yang sudah ia dan Aera rawat sejak kecil. Tidak ada perlakuan berbeda untuk memenuhi segala kebutuhan Crystal. Baik Reksa ada Aera selalu memperlakukan gadis kecil yang dulu mereka ambil dari sebuah panti sama seperti mereka memperlakukan Jeffin.Sampai tidak terasa, ternyata gadis kecil itu sudah beranjak dewasa. Namun, semua perlakuan yang Reksa dan Aera berikan, serta semua didikannya tidak membuat gadis itu menjadi anak yang selalu baik. Nyatanya ada kala dimana ternyata Crystal berbuat sesuatu yang tidak pernah mereka duga.Lantunan musik klasik yang sengaja Reksa setel untuk menemaninya menunggu kedatangan Crystal terdengar menenangkan. Matanya terpejam sembari mengingat kembali masa-masa dimana Crystal yang masih menjadi gadis kecil lucu yang selalu mengikuti kemana saja Jeffin pergi. Bagaimana suara lemb

  • Not A Dream Wedding   28

    Tidak semua hal yang ada di dunia bisa kita ketahui. Akan ada banyak hal yang terkadang datang dalam kehidupan tanpa terduga. Seperti akan jadi apa kita setelah dilahirkan ke dunia, dengan siapa kita hidup berdampingan, dan banyak hal lainnya yang sudah di atur oleh Tuhan bahkan tentang kehilangan. Kita hanya bisa berusaha menjalani hidup dengan baik dan bisa bertahan hidup bagaimanapun kondisinya.“Gimana, Ma?” tanya Jeffin.Aera menggeleng pelan. “Masih belum mau makan,” jawab Aera sembari melirik makanan yang ada di nakas samping brankar. Matanya terus tertuju pada Abiyya yang tengah berbaring dengan mata terpejam. Saat Aera meminta Abiyya untuk makan, Abiyya hanya menjawabnya belum merasa lapar dan ingin beristirahat.“Ya udah, mending sekarang Mama pulang dulu aja, ini udah malam. Biar nanti Jeffin yang bujuk Abiyya buat makan.”“Mama di sini aja nemenin Abiyya.”“Ma, besok aja datang lagi ke sini, biar Mama istirahat juga.” Aera mengangguk dan mengiyakan permintaan Jeffin.“Mama

  • Not A Dream Wedding   27

    Bi Er yang baru saja tiba di depan rumah merasa heran kenapa pintu depan terbuka namun tidak ada orang di sekitar halaman rumah. Dengan cepat wanita paruh baya itu melangkahkan kakinya untuk masuk. Seketika barang-barang belanjaan yang ada di tangannya terlepas begitu saja saat melihat Abiyya yang terkapar di lantai dengan tangan yang memegang perutnya. Yang membuat Bi Er semakin khawatir karena Abiyya yang sepertinya sudah kehilangan kesadaran.“Astaga Mbak Abiyya,” panggil Bi Er sembari mengguncang pelan tubuh Abiyya. Tak mendapatkan respon dari Abiyya, mata Bi Er beralih pada ponsel yang ada di dekat Abiyya. Dengan cepat Bi Er membuka ponsel tersebut dan mencari panggilan terakhir yang ada di sana.“Tunggu sebentar lagi saya sampai,” ucap dari orang yang mengangkat panggilan yang dihubungi oleh Bi Er.Benar saja, tidak lama kemudian seorang laki-laki dengan setelan kerjanya datang dengan berlari masuk ke dalam rumah. “Kenapa bisa sampai kayak gini?” tanyanya pada Bi Er apalagi sete

  • Not A Dream Wedding   26

    Abiyya bersama Jeffin saat ini sedang berada di kediaman orang tua Jeffin. Sudah satu minggu baik orang-orang Jeffin, Reksa, dan Freja belum menunjukkan hasil dimana keberadaan Crystal. Hal itu membuat Aera jatuh sakit. Beberapa hari yang lalu juga Saga sudah di jemput oleh Nandi yang katanya keadaan suaminya sudah berangsur membaik.“Crystal,” gumam Aera saat duduk di sofa yang yang ada di kamar Jeffin dulu. Jeffin membawa Abiyya ke kamarnya setelah tadi sempat menemui Aera yang terbaring di atas ranjang.“Jeff, ini belum ada kabar tentang Crystal?” tanya Abiyya yang saat ini hanya berdua bersama Jeffin. “Sama sekali nggak ada?”“Nggak usah dipikirin, nanti pasti bisa ketemu,” jawab Jeffin seperti biasa dengan pembawaannya yang tenang.“Jeff, aku mau jujur boleh?”“Apa?”“Ada kaitannya sama Crystal.” Jeffin mengernyitkan dahinya yang kemudian mendekat ke arah Abiyya dan duduk di sampingnya.“Crystal kenapa?”“Waktu itu, pas malam kamu dapat kabar dari mama, sebelum jam makan siang Cr

  • Not A Dream Wedding   25

    Crystal membanting pintu mobilnya dengan kasar. Langkahnya dengan cepat mencari keberadaan Aera. Beberapa kali Crystal berteriak memanggil-manggil Aera, namun tidak ada sahutan sama sekali.“Mama mana?” tanya Crystal pada salah satu pekerja yang kebetulan berpapasan dengannya.“Nyonya ada di belakang, Non,” jawabnya. Tanpa menanggapi lagi Crystal langsung berjalan menuju dimana Aera berada. Dan benar saja Crystal melihat Aera yang tengah bersantai dengan memandang layar ponselnya.“Ma, ada yang mau Crystal bicarakan,” ucap Crystal sembari duduk di kursi sebelah Aera tanpa basa-basi terlebih dahulu.“Kenapa, Crys? Tadi Mama juga dengar kamu teriak-teriak panggil Mama.”“Ma, Crystal mau kasih tahu kalau sebenarnya Kak Jeffin dan Abiyya cuma menikah pura-pura.” Melihat ekspresi biasa saja dari Aera tentu membuat Crystal semakin kesal. “Ma, mereka udah bohongin Mama sama Papa!” seru Crystal yang membuat Aera menatap putrinya.“Mama udah tahu,” balas Aera santai.“Apa? Mama tahu darimana?”

DMCA.com Protection Status