Share

Pengakuan Arya

Author: Ina R
last update Last Updated: 2023-01-06 17:45:36

Aku terbangun dengan kepala yang masih terasa sedikit pusing. Belum sepenuhnya sadar aku mengerjap perlahan, mengamati sekeliling sembari merapikan kepingan ingatan sebelum aku tertidur disini. Lalu, mencoba menggerakkan tangan dan bangun.

"Syukurlah, Ai kamu sudah sadar!" Aku menoleh, ternyata Mas Arya, sejak kapan dia ada disini? ia tersenyun seraya beranjak dari kursinya, dan langsung membantuku bangun, dengan memegangi tanganku.

Rasanya tetap terasa sama, hangat. Tetapi mengingat luka yang ditorehkannya membuatku langsung menarik tanganku.

Bersamaan itu, Bi Jana pun datang sambil membawa nampan berisi satu gelas teh hangat di atasnya, terlihat dari asapnya yang masih mengepul.

"Bi, aku kenapa?" tanyaku, setelah Bi Jana menaruh tehnya di atas nakas.

"Alhamdulillah syukurlah, Non sudah sadar. Tadi, Non pingsan di garasi, Bibi panik dan segera menelpon Den Arya." Bi Jana menjelaskan. "Untung, Den Arya segera datang," lanjutnya.

"Pi-pingsan, Bi?" Aku mengulang kalimat yang sama.

"Iya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Noda Dalam Pernikahan   Bermuka Tebal

    Hari ini aku masih belum masuk kerja, setelah pingsan kemarin. Tubuhku masih terasa lemas, urusan Butik sudah kuserahkan pada Abel asistenku. Sementara pagi-pagi sekali, Mas Arya sudah berangkat kerja. Aku tidak menghiraukannya, terserah dia mau sarapan atau tidak, bukan urusanku. Semalam dia pun tidur di atas sofa.Saat bangun, mataku menangkap sesuatu di depan cermin, secarik kertas dengan tulisan 'Selamat pagi, perempuan cantik. Sehat selalu ya! I Love U' huh, Mas Arya selalu saja romantis, dasar bucin. Dia pikir aku akan luluh? Hatiku sudah kebal dengan rayuan receh seperti ini, sejak tahu ia telah membaginya dengan wanita lain, rasanya mulai terasa hambar.Aku beranjak dari atas tempat tidur, perlahan menuruni ranjang, setelah salat subuh aku tidur lagi, bangun-bangun sudah jam 07. Aku menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri dan menggosok gigi."Bi, tolong buatin susu ya!" ucapku pada Bi Jana saat aku telah duduk di kursi meja makan."Baik, Non!" Sembari menunggu tanganku be

    Last Updated : 2023-01-07
  • Noda Dalam Pernikahan   Sesuatu yang membuatku emosi

    "Mbak Elma, tadi ke sini?" Mas Arya bertanya sambil melepas dasinya."Ya begitulah," jawabku acuh tak acuh dengan posisi berbaring di atas sofa, sembari memainkan ponsel."Apa, Mbak Elma ada menggangumu lagi?" Mas Arya masih bertanya, kini ia menghentikan aktivitasnya dan menatapku."Tidak, dia cuma ingin pinjam uang, dan aku tidak memberinya," ucapku santai, toh aku bukan lagi Aini yang dulu yang selalu nurut dengan keluarga Mas Arya. Mbak Elma pun ternyata tau prihal pernikahan Mas Arya dengan perempuan itu. Bahkan dia sendirilah yang terang-terangan memberitahuku.Sejak ia mengatakan bahwa Mas Arya sudah menikah lagi, sejak itu pula aku menganggapnya orang asing."Mas, minta maaf!" Suara Mas Arya terdengar menyesal. Ah, menyesalpun percuma nasi sudah menjadi bubur."Buat apa?" tanyaku, sambil terus memainkan ponsel. Biasanya saat Mas Arya pulang kerja aku selalu menyambutnya dengan hangat, membantunya melepas sepatu, dasi bahkan baju kemeja yang dikenakannya. Tetapi, itu dulu saat

    Last Updated : 2023-01-08
  • Noda Dalam Pernikahan   Sama Memuakkan

    Tiba di rumah, suasana nampak sepi dan lenggang. Sepertinya Mas Arya belum pulang. Aku segera menuju lantai atas, ingin segera melepas lelah dan penat dengan berendam di bathup. Saat membukakan pintu betapa terkejutnya aku, melihat pemandangan yang membuat emosiku seketika mendidih.Kulihat Anita dengan santainya sedang bersandar di kepala ranjang , sambil memakai baju tidurku. Menyadari kedatanganku, ia segera bangkit dan menghampiriku sambil melipatkan tangan di dada, dan tersenyum sinis. Pamandangan yang sangat wow bukan?"Mulai sekarang kamar ini, Butik jadi milikku, dan kamu harus angkat kaki dari rumah ini!" Telunjuknya mengarah ke wajahku, ia berucap begitu percaya diri, tanpa rasa malu.Ha, rasanya aku ingin tertawa melihat tingkahnya yang sudah seperti seorang bos, dan apa katanya aku harus angkat kaki dari rumah ini? Benar-benar lelucon."Atas dasar apa kamu menyuruhku pergi?" tanyaku santai.Anita tertawa seolah pertanyaanku terdengar lucu. "Jelas saja. Karena mulai sekara

    Last Updated : 2023-01-09
  • Noda Dalam Pernikahan   Diantara dua pilihan

    Setelah Mas Arya dan Anita pergi aku terduduk lemas di atas sofa. Termenung memikirkan hal yang baru saja terjadi, kenapa Mas Arya begitu tega. Padahal jika dia benar-benar memikirkanku dia bisa meninggalkan perempuan itu. Tapi, nyatanya dia malah memilih perempuan itu.Apa kurangku selama ini, bahkan aku tak pernah menuntut untuk dinafkahi secara materi. Aku pun tak pernah menanyakan perihal keuangan kantor yang saat ini sepenuhnya kuserahkan padanya. Kenapa, Mas Arya tetap ingin bertahan dengan perempuan itu, jika benar ia merasa pernikahannya adalah sebuah keterpaksaan? Sebuah tanya memenuhi kepala, Pikiranku meracau tak karu-karuan, dan membuat pening."Non, Bibi minta maaf ya!" Bi Jana datang, pelan ia berjalanmenghampiriku, dengan wajah takut-takut, dan tak enak.Aku tersenyum, berusaha mengurai sesuasana yang terasa tegang. lalu, menggenggam tanga Bi Jana. "Gak apa-apa, Bi. Ini bukan salah, Bibi." ucapku berusaha untuk tegar, agar terlihat baik-baik saja."Tapi, gara-gara, Bib

    Last Updated : 2023-01-10
  • Noda Dalam Pernikahan   POV Arya

    Berawal dari niat hanya ingin menolong, tetapi malah terjebak dalam perangkap Anita. Malam itu kebetulan aku lembur, kulihat Anita juga belum pulang. Karena merasa kasian akhirnya aku mengantarnya pulang."Mampir dulu, Mas!" ajak Anita sambil tersenyum saat kami tiba di apartemennya."Gak usah, aku masih ada urusan," kilahku."Sebentar saja, kran air saya mati. Tolong bantu benerin Mas!"Akhirnya aku turun dari mobil dan mengecek kran air yang disebutkan Anita. Setelah selesai aku buru-buru pamit."Minum dulu, Mas! Mas pasti capek."Aku ingin menolak, tetapi Anita malah menyodorkannya ya sudahlah cuma air putih. Aku pun meneguknya. Tidak berapa lama kepalaku terasa pusing dan pandanganku terasa gelap. Setelah itu aku tidak lagi ingat apa-apa.Menjelang subuh, aku terbangun. Betapa terkejutnya aku, melihat Anita terisak. Pintu depan di gedor seperti akan lepas dari engselnya. Anita beranjak membukakan pintu, setelahnya lelaki yang tak kukenal tiba-tiba memukulku. Sementara yang kuyaki

    Last Updated : 2023-01-11
  • Noda Dalam Pernikahan   Terusir

    Saat tengah mengangkat telpon, aku begitu kaget melihat mobil Aini terparkir di depan gedung kantor. kupikir saat ini ia pasti tengah menuju ruanganku. Panik bercampur cemas seketika memenuhi kepala, bagaimana tidak sementara di dalam sana ada Anita.Aku pun buru-buru menyudahi sambungan telpon dan segera kembali ke ruangan. Tiba disana aku tidak mendapati Aini berada di sana, syukurlah. Tapi, kenapa Anita menangis? Anita bahkan terlihat seperti orang yang sedang ketakutan. Begitu melihatku datang ia langsung menghambur ke dalam pelukan, dan menceritakan hal yang baru saja terjadi."Apa kamu mengenalinya?" tanyaku saat Anita mulai tenang, ia hanya menggeleng. Karena Anita bilang orang tersebut menggunakan masker dan menutupi kepalanya dengan topi baju. Aku sangat yakin kalau itu adalah Aini. 'Gawat' batinku.Ternyata benar setelah pulang dari kantor sikap Aini begitu dingin ia tidak menyambut kepulanganku seperti biasanya.Bahkan saat tengah makan malam pun ia masih tetap memilih di

    Last Updated : 2023-01-12
  • Noda Dalam Pernikahan   Kejutan Untuk Arya

    Setelah Bi Jana pergi, aku mencoba berbicara dengan Aini. Memberi perhatian seperti biasanya. Tetapi, Aini masih bergeming tidak menanggapi. Ia kembali berbaring, sambil membelakangiku. Rasanya aku hampir putus asa melihat Aini diam seperti itu."Maafkan, Mas, Ai. Apa yang harus, Mas lakukan agar kamu mau memaafkan, Mas?" tanyaku sedih. "Maafkan, Mas telah mengkhianati pernikahan kita, dan menyakiti hatimu." Aku kembali berucap, mataku terasa berkaca-kaca. Aini tergugu, membuatku semakin bersalah.Aku pun menceritakan panjang lebar pada Aini kenapa aku sampai bisa menikah dengan Anita. Semua karena kebodohanku. Hanya isak yang semakin jelas terdengar dari bibir Aini. Akhirnya ia berkata lirih dan ingin minta cerai. Seketika aku memeluk tubuhnya dari belakang, air mataku jatuh mengenai wajahnya. Tidak! Aku tidak ingin bercerai darinya sampai kapanpun dia tetap Ainiku. Kami pun menangis bersama dalam guguan yang semakin pilu.***Aini kembali tertidur, mungkin ia kelelahan karena terlal

    Last Updated : 2023-01-14
  • Noda Dalam Pernikahan   Aini is back, bertemu ular

    "Sekarang pilih, aku atau wanita itu," ucapku dengan penuh emosi, Mas Arya hanya tertunduk lesu, bibirnya bungkam."Hem ... Sudah kuduga, kamu gak bisa milihkan, Mas?" Sergahku, lalu aku pun pergi meninggalkan Mas Arya dalam kebisuan.Entah apa yang ada dalam pikiran Mas Arya aku pun tak tau, dan apa alasannya ingin tetap mempertahankan semuanya, apakah Mas Arya punya rencana lain? Ah entahlah, yang jelas aku tidak boleh lengah.Aku memacu mobil dengan kecepatan sedang menuju butik. Selama di perjalanan pikiranku kembali memutar memory bersama Mas Arya sebelum badai menghantam nahkodah rumah tangga kami. Mataku kembali berkaca-kaca, aku segera menghapusnya dengan kasar sebelum benar-benar jatuh membasahi kedua pipiku.Sampai di butik aku memarkirkan mobil, menatap arloji pada pergelangan tangan pukul menunjukkan 07 lebih 45. Sebelum membuka butik aku menyempatkan ke Indo*aret di seberang jalan. Tadi sarapanku sempat terganggu karena tamu tak diundang. Aku ingin mencari cemilan ringan.

    Last Updated : 2023-01-15

Latest chapter

  • Noda Dalam Pernikahan   EXTRA PART 3 (POV ANITA) SELESAI

    Akhirnya kami terpaksa pergi dari rumah yang sudah lama kuimpikan menjadi Nyonya di dalamnya. Tentunya aku tak kan kehabisan akal sudah kepalang basah biar sekalian nyebur saja.Bagaimanapun caranya Mas Arya harus kembali ke rumah itu dan meminta maaf. Aku tidak mau kalau mas Arya dan Aini sampai bercerai dan aku tidak dapat apa-apa. Aku harus memperjuangkan hak anak ini, apapun caranya ia tidak boleh hidup dalam kemiskinan.Saat kami tiba di mobil, Mas Arya begitu terlihat marah dan malah ingin menceraikanku, enak saja habis manis sepah di buang setidaknya ia pernah mencicipi madu manisku, meski anak yang dalam kandungan ini bukan anaknya.Setelah kuberi tahu kalau aku lagi hamil, wajahnya seketika berubah. Ada binar bahagia dari kedua matanya. Ia benar-benar terlihat senang. Saat itulah aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan membujuknya agar kembali ke rumah Aini."Baiklah," ucap Mas Arya akhirnya melemah, dan kami kembali ke apartemen sumpek itu, sungguh menyebalkan. Tenang,

  • Noda Dalam Pernikahan   EXTRA PART 2 POV ANITA

    Aku bergegas mengemasi pakaian ke dalam koper berukuran besar. Hari ini aku akan pindah dan tinggal di rumah Mas Arya. Dia pasti senang melihat kedatanganku, aku tersenyum membayangkan wajah bahagia Mas Arya, sembari terus memasukkan pakaian ke dalam koper. Tetapi, bagaimana dengan Aini, ah itu bukan masalah besar, untuk itu biar kuurus nanti.Kenapa juga kuharus memikirkan perempuan itu, bukankah dia juga hidup menumpang dengan Mas Arya? Jadi, mana bisa dia bisa menghalangiku.Semua pakaian telah tersusun rapi dalam koper, aku segera menutupnya dan memesan taksi online. Aku sengaja tidak minta di jemput MasArya karena ini kejutan untuknya.Aku sudah berada di depan rumah besar milik Mas Arya dengan perasaan senang, aku tidak sabar bertemu Mas Arya.Dengan langkah tergesa aku segera menuju pintu utama, menekan bel pintu beberapa kali barulah keluar perempuan tua dan gendut dari dalam."Lama amat sih," ketusku saat daun pintu mewah itu terbuka lebar hingga menampakkan isi di dalamnya.

  • Noda Dalam Pernikahan   EXTRA PART POV ANITA

    Sebal banget rasanya melihat Mas Arya datang ke acara pertunangan teman sekantor bersama istrinya yang gendut itu. Sudah pasti aku tidak akan bisa bersamanya, padahal aku sudah dandan habis-habisan agar Mas Arya tak berpaling dariku.Lelaki yang sudah susah payah kudapatkan, dengan cara menjebaknya. Siapa yang tidak menyukai laki-laki tampan, mapan, baik, lagi perhatian. Ya dia Arya lelaki yang kukenal sebagai atasanku itu memang terlihat menawan, perempuan mana yang tidak menginginkan bisa hidup mendampinginya. Berbagai rayuan sudah kulakukan, tetapi tidak mempan. Hem ... Tipe lelaki setia, pikirku. Aku hampir kehabisan akal agar Arya bisa tertarik denganku, hingga muncul ide gila untuk menjebaknya. Sebelumnya aku sudah mempunyai pacar namanya Doni, lelaki pengangguran dan pemabuk kerjaan hanya menghabiskan uang. Kalau soal tampan memang tidak kalah sama Arya tetapi tampan saja tidak cukup.Hingga tiba saat aku melancarkan aksiku untuk menjebak Arya, dengan pura-pura minta dibenari

  • Noda Dalam Pernikahan   Balasan untuk pengkhianat (Selesai)

    Belum hilang rasa keterkejutan dari wajah Mas Arya, atas kebohongan Anita selama ini, aku sudah memberinya sebuah kejutan baru dengan memberinya surat. Aku meletakkannya di atas meja persegi ruang tamu saat Mas Arya tengah duduk termenung."Apa ini, Ai?" tanya Mas Arya ia mendongakan wajahnya menatap lurus ke mataku."Baca saja, Mas," ucapku pelan.Tangan Mas Arya mulai membuka lembaran surat tersebut dengan pelan, setelahnya matanya mulai berkaca-kaca."Baiklah, kalau itu maumu!" balas Mas Arya pelan. Saat ini tidak ada lagi penolakan darinya, mungkin ia menyadari betapa terlukanya hatiku atas tindakan bodohnya.Ia pun bangkit, perlahan menaiki tangga menuju lantai atas, entah apa yang akan dilakukannya. Tidak lama kemudian, ia turun dengan membawa koper."Jaga dirimu baik-baik, Ai!" pelan Mas Arya berucap. Rasanya hatiku, terenyuh. Ah tidak! Aku tidak boleh luluh."Tentu, aku akan menjaga diriku dengan baik," tegasku, aku memalingkan wajah tak berani menatapnya. Jika benar apa yang

  • Noda Dalam Pernikahan   Anita menerima ganjaran

    Rasanya capek juga setelah menangis berjam-jam. Akhirnya aku memutuskan pulang, dan beristirahat. Merebahakan diri di atas kasur, perlahan mata pun mulai terpejam.Aku terbangun saat ponselku berdering, aku meraba-raba mencari keberadaan benda pipih itu, setelah dapat ku geser tombol warna hijau tersebut, lalu telpon pun terhubung."Iya, hallo," jawabku masih menahan kantuk."Ai, bisa bertemu sekarang? ada hal penting yang ingin kukasih tau, dan tidak bisa dibicarakan lewat telpon," tegas Hardi di ujung ponsel.Aku yang sejak tadi masih dengan posisi berbaring, seketika bangkit, mengubah posisi menjadi duduk."Dimana?" tanyaku, rasa kantuk pun menjadi hilang mendengar berita dari Hardi sepertinya ini benar-benar penting."Di tempat biasa," balasnya singkat."Oke, aku ke sana sekarang." Kami pun mengakhiri topik pembicaraan, dan aku pun segera mencuci muka, dan memoles bedak tipis, lalu segera pergi menemui Hardi."Maaf! Lama nunggunya," ucapku setelah sampai. Lalu,"Its oke," jawabny

  • Noda Dalam Pernikahan   Pelakor itu, kenapa harus Anita?

    Aku termenung teringat pristiwa di rumah sakit kemarin, betapa terkejutnya saat mengetahui kalau ternyata Mama Wati adalah Mama Sila. Itu artinya, Anita?Ah! memikirkan itu membuat kepala terasa pening. Aku harus bertemu Mama Sila, iya harus! Aku menyambar tas yang tergeletak di atas kasur, dan ponsel di atas nakas. Lalu melangkah keluar menuruni anak tangga dengan langkah tergesa.Perlahan mobil yang kukendarai mulai menjauh dari pekarangan rumah, meninggalkan istana tempat tinggal selama ini. Rasanya aku sudah tak sabar ingin segera sampai, dan bertemu Mama Sila mendengar penjelasan langsung dari bibirnya.Setelah menempuh perjalannya sekitar 20 menit, akhirnya aku tiba, setelah memarkirkan mobil pada sisi jalan, aku pun lekas turun, dan melangkah menuju pintu utama. sejenak aku terdiam berdiri di depan pintu rumah Mama. Tanganku bersiap untuk mengetuk pintu, sembari menghela napas beberapa kali, menetralisirkan kecanggungan yang tengah menguasai hati. Saat tangan sudah terangkat d

  • Noda Dalam Pernikahan   Terbongkarnya sebuah rahasia

    Perlahan aku mengerjap-ngerjapkan mata, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar, tempat ini sangat asing, dan hanya diisi barang-barang bekas. Aku menggerakkan tubuh, bagian punggung begitu terasa nyeri, akibat pukulan keras tadi. Baru sadar kedua tangan dan kaki terikat sementara mulut tertutup sebuah selotip.Aku meronta-ronta, berusaha melepaskan diri yang kini tengah duduk di atas kursi dalam keadaan terikat. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dari arah pintu, seringainya begitu mengerikan ia melangkah mendekat."Rupanya kau sudah sadar," ucapnya, lalu membuka selotif yang menutup bagian mulutku dengan kasar membuat bibirku terasa begitu perih."Siapa kau? Lepaskan aku? Kenapa kau menyekapku?" Cercaku dengan berbagai pertanyaan.Ia tersenyum miring. "Siapa aku itu tidak penting, ah iya kenapa aku menyekapmu karena kau terlalu banyak tau, Nona," ucapnya lembut tapi penuh arti."Katakan apa maumu?" tanyaku penuh emosi.Ia kembali tersenyum, "Mauku, kau duduk manis saja di sini." Lelak

  • Noda Dalam Pernikahan   Aini diculik

    Setelah pulang dari bertemu Hardi aku melenggang masuk ke dalam rumah, kulihat Mas Arya sedang makan dengan disuapi Anita. Aku menghela napas, sepertinya Mas Arya sungguhan sakit sampai makan pun harus dibantu oleh gundiknya.Melihat kedatanganku Anita menghentikan aktivitasnya dan menatapku dengan tatapan sinis."Dari mana saja kamu, Mbak? Mas Arya lagi sakit malah keluyuran." Anita melayangkan pertanyaan dengan nada tidak suka."Bukan urusanmu, dan mengenai Mas Arya bukankah sudah ada kamu yang mengurus," ketusku sambil melipatkan tangan di dada. Huh! Enak saja aku harus mengurus Mas Arya, sementara dia mau enaknya saja.Anita terlihat gusar, dan ingin mendebatku lagi. Tetapi, segera ditahan oleh Mas Arya. Mas Arya pun beranjak dari duduknya dan menghampiriku, kini tatapan matanya begitu sendu, tidak lagi bengis seperti kemarin. Oh Mas Aryaku sungguh menyedihkannya dirimu, melihatmu aku jadi kasian."Ai, soal kemarin, M-mas minta m-maaf," pelan Mas Arya berucap, wajahnya kini sunggu

  • Noda Dalam Pernikahan   Keputusan Aini

    Pagi-pagi sekali Anita sudah ribut karena mendapati Mas Arya pulang dalam keadaan yang sangat menyedihkan, sepertinya Mas Arya mabuk. Aku yang lagi duduk santai di teras depan pura-pura tidak melihat, dan terus sibuk membaca koran, melihat berita yang di muat hari ini.Mas Arya berjalan sempoyongan, aroma alkohol mengusik indra penciumanku. Tiba di depan pintu, tubuh Mas Arya terjatuh dan tak sadarkan diri, Anita pun kaget."Mbak, tolongin, Mas Arya!" teriaknya gelagapan, seperti melihat orang yang mati saja."Ya tinggal diangkat, Nit," ucapku santai, pandangan mataku tetap fokus pada koran yang kupegang. "Jangan mau enaknya saja! Giliran Mas Arya kayak gitu gak mau ngurusnya," cicitku yang masih tetap fokus membolak-balik koran yang kupegang.Aku tidak peduli ekpresi apa yang akan ditunjukkannya, dan aku juga tidak peduli Mas Arya mau pingsan ataupun mati sekalian. Hatiku begitu sakit menerima perlakuan kasarnya kemarin sore. Lelaki lemah lembut dan penuh perhatian itu kini sudah ber

DMCA.com Protection Status