Share

Tapi Boong

Penulis: Mizy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-28 17:24:07
Tapi Boong

"Dipercepat saja!"

"Apaaa?" Dinda berteriak, sungguh keputusan Bapak di luar perkiraan nya, Dinda pikir Bapak akan marah dan menyuruh dia untuk berpisah sementara dengan Rendra sampai hari pernikahan mereka tiba, ternyata Bapak meminta untuk di percepat saja. Sungguh Bapak seorang ayah yang sangat bijaksana, sangat mengerti dengan keinginan putrinya.

Sekali lagi, Dinda sangat bahagia….

Reflek Dinda melongo, kedua matanya membesar. Ucapan Bapak diluar ekspektasi nya.

Lalu Dinda tersenyum lebar, merasa bersyukur punya Bapak yang sangaaat pengertian.

"Dinda kira Bapak tadi marah," ucap Dinda manja, sengaja menampilkan ekspresi bersalah karena perbuatan yang sebelumnya.

Lalu dengan tidak sabar, Dinda kembali bertanya.

"Apa Bapak sudah memberitahu Bang Rendra?"

Bapak terdiam lama, sambil berlalu beliau berkata, "Rendra yang memintanya."

Kembali mata Dinda membola.

“Ah… Bang Rendraaaa….”

*

Sungguh Dinda sudah tidak bisa menahannya, usai berbicara dengan Bapak dia lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nikah Yuk!   Ih, Mak!

    Ih…. Mak. "Kak Uliiiii...," teriak Dinda. "Kenapa Kak Uli tegaaa? Dinda tidak menyangka Kak Uli setega ini sama Dinda." Dinda masih merengek, sementara Uli sudah berlari ke kamarnya karena Ziya menangis akibat teriakan keras Dinda. Luar biasa memang kakak Dinda itu. Disaat Dinda serius dia selalu bawa becanda. Apakah Uli bahagia melihat Dinda sengsara? Dinda mengurut dada, menyesali sikap kakaknya yang tidak pernah memikirkan perasaan Dinda. Ingin marah, nanti Mak balik marah. Masa masalah itu saja mesti diributkan? Terpaksa Dinda mengalah. Mengalah bukan berarti kalah! Ya ‘kan? Kembali Dinda melirik ke rumah sebelah. Berharap Rendra yang dilirik menampakkan wujudnya. Apa Rendra tidak kangen seperti Dinda me-ngangeninya? Apa Rendra tidak rindu, seperti Dinda yang semakin merinduinya? Dinda berjalan mendekat, biasanya Rendra suka duduk di teras samping rumah ditemani laptop kesayangannya. Tapi sekarang teras samping itu sepi, tidak ada Rendra di sana. "Dinda cari siapa?" Suar

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Nikah Yuk!   Kamu Kenapa

    Kamu Kenapa? Tapi yang di bilang Mak ada benarnya juga. "Awas kamu nanti ya, Bang! Nanti aku kasih perhitungan karena sudah menghilang selama satu minggu ini.” Dinda menggebu-gebu, mengumpulkan amarahnya di dalam kalbu. Kalau nanti bertemu Rendra dia berjanji akan menumpahkan semua emosi yang dia rasa. Hari yang di tunggu pun tiba. Pagi-pagi sekali Dinda sudah di bangunkan Uli. Dinda tak mengira, rupanya dia sudah di tunggu tim MUA. Siapa lagi yang mengurus semua keperluan nya kalau bukan dia yang berada di seberang sana? "Ayo, Dek! Duduk di sini," ajak Uli. Dinda menuruti perintah Uli, sebuah sofa kecil sudah di siapkan di dalam kamarnya. Dalam kondisi saat ini, tak mungkin Uli becanda jadi Dinda mempercayakan pada semua yang Uli ucapkan. Tim MUA mulai beraksi, mereka mengeluarkan semua alat make up yang di perlukan untuk mendandani Dinda seperti boneka barbie, sesuai dengan permintaan Rendra pada mereka. Empat puluh lima menit kemudian. "Waaah, Dinda sangat cantik kalau dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Nikah Yuk!   Kenalkan, Ini Mila

    Kenalkan, Ini Mila."Kamu kenapa?" Uli bertanya di iringi suara tawa.Pelan Dinda membuka mata, kemudian istri Rendra itu menggeser telapak tangan ke dada."Kakaaak...." Dinda memukul tubuh Uli dengan kedua tangan nya.Dinda kesal, Dinda geram, Dinda marah dan yang paling utama... Dinda malu!Dinda malu dipergok Uli dengan ekspresi seperti tadi. Kenapa harus Uli yang masuk ke kamar pengantin mereka? Kemana Rendra?"Kamu kenapa, Dek? Kamu kecewa yang masuk kamar bukan suami kamu, Rendra! Iya?" Uli masih saja tertawa, dari cara tawanya itu Dinda bisa merasa kalau Uli sekarang sedang menghina nya."Cie... cie... kamu mengharapkan kedatangan Rendra ya?" Uli terus saja menggoda, jari telunjuknya mencolek-colek lengan kanan Dinda. Dasar Uli, paling senang menggoda Dinda!Dinda menepis jari telunjuk Uli serta menjauhkan tubuh nya dari kakak perempuan nya itu."Ish, apaan sih Kakak? Masuk-masuk langsung buat orang malu saja. Lagian, Kakak ngapain lagi ke sini? Kamar ini sudah bukan area kak

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Nikah Yuk!   Dinda tidak Tega

    Dinda Tidak Tega “Nah, Dek. Kenalkan, ini Budi, suami Mila.”Suara Rendra terasa syahdu melintas di indra pendengaraan Dinda. Sontak Dinda mengangkat kepala, wajah nya yang tadi dia palingkan, di posisikan lagi ke tempat semula."Suami Mila?" Mulut Dinda bergumam, wajahnya ikut berbinar."Iya. Ini Mas Budi, suami aku." Mila yang bersuara.Langsung saja Dinda melebarkan senyum nya. Wajah nya yang tadi datar kini lebih bercahaya, ternyata Mila sudah menikah. Artinya anak yang ada di dalam kandungan Mila buka anak Rendra melainkan anak Budi, suaminya."Aku Dinda, Mas! Istrinya Bang Rendra!" Tanpa diminta Dinda mengulurkan tangan. Jelas! Dia bangga dengan status nya yang sekarang."Budi," jawab pria itu sambil menerima uluran tangan Dinda.Dinda duduk manis di samping Rendra, setia menemani mereka bercerita. Sekali-kali dia ikut tersenyum, padahal sebenarnya dia tidak tau apa yang mereka ceritakan.Dinda anggap saja ini bakti nya pada suami di malam pertama.Jam dua belas malam, Mila da

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Nikah Yuk!   Mundur Jadi Istri

    Mundur Jadi Istri“Dinraaa... Dinraaa....” Suara Mak yang besar beradu dengan suara ketukan di pintu kamar Dinda. Suaranya semakin besar karena Dinda yang tak kunjung menjawab panggilan Mak.“Dinraaaa....” Sekali lagi Mak berteriak, sangat kuat.“I-iya Maaak.” Dinda menjawab panggilan Mak.“Bangun! Sudah mau siang ini.”Dinda menggeliat, kemudian Dinda meregangkan otot dengan menarik kedua tangan nya ke atas dan ke dua kaki ke bawah. Lalu dia sadar, ranjang yang dia tiduri menjadi lebih sempit dari biasanya.“Siapa kamu?” Dinda berteriak histeris ketika menyadari ada orang lain yang tidur di samping nya. Dengan cepat dia menarik selimut yang menutupi kepala orang itu, mencari tahu siapa orang yang berani tidur di kamar nya, bahkan berani tidur di ranjang yang sama dengan Dinda.“Hmmm....” Dia mendehem dan menarik kembali selimut yang Dinda buka paksa tadi.Mendengar dehemannya, Dinda membuang nafas lega. Kesadaran nya telah pulih dengan sempurna. Orang itu ternyata Rendra, suami Din

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Nikah Yuk!   Gak Mau Jadi Janda

    Gak Mau Jadi JandaRendra membesarkan bola mata, lewat pancaran mata itu dia berkata, “Ada apa, Dek?”Tentu saja Dinda merasa salah tingkah, niatnya tadi hanya bercanda malah terdengar sama suaminya.“Hehehe… gak ada, Bang. Adek tadi becanda doang,” jawab Dinda nyengir kuda.“Abang ke masjid dulu, nanti Abang harus mendapatkan jawaban nya.” Rendra langsung berlari ke luar karena tidak mau ketinggalan shalat subuh berjamaah yang sebentar lagi akan di mulai.Mak keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah karena air wudhu, Dinda bernafas lega sambil mengurut dada dengan kedua tangan nya.“Makanya kalau ngomong tu hati-hati, jangan asal bicara,” celutuk Mak sambil lalu.“Iya Mak… iya…. Dinda ngerti.” Giliran Dinda yang masuk kamar mandi untuk menunaikan panggilan alam nya sebelum melaksanakan panggilan Tuhan.Rendra dan Pak Cahyo duduk di kursi depan usai pulang dari Mesjid. Mak meminta Dinda untuk mengantarkan dua gelas kopi dan pisang rebus ke sana.“Mak aja yang antar,” tolak Din

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Nikah Yuk!   Adek Rindu Abang

    Adek Rindu AbangDinda terduduk lemas di pinggir ranjang, untung saja dia tadi hanya berteriak di dalam hati saja. Jika dia tidak bisa mengontrol emosi, maka sudah di pastikan saat ini sudah banyak orang yang berlarian ke kamarnya.Gadis itu mengatur nafas yang menjadi sesak, lalu dengan pelan dia memukul dadanya.“Gila! Kenapa aku sampai berfikir Bang Rendra akan meninggalkan aku hanya karena masalah sepele itu?”“Tidak mungkin! Bang Rendra selama ini sangat bucin kepada ku. tidak mungkin dia semudah itu menjadikan aku janda sehari setelah menikahi aku.”Lalu Dinda memukul pelan pipinya setelah mengucapkan kata-kata yang tersimpan di dalam hatinya.Setelah merasa sedikit tenang, Dinda bangkit dan berjalan menuju meja rias. Dia berkaca dan mematut penampilan nya, diambilnya sisir untuk merapikan rambutnya yang berantakan. Setelah dia merasa cukup cantik, dia pun berjalan ke luar kamar.“Dinda istri Rendra? Sudah bangun?” sapa Mak dengan tersenyum lebar.Mak masih saja bersikap biasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Nikah Yuk!   Dek, yang Sabar ya

    Dek, yang Sabar Ya!Dinda berjalan mondar mandir kayak setrikaan di teras rumahnya, sudah hampir tiga puluh menit dia menunggu kedatangan Rendra namun yang di tunggu tak juga menampakkan batang hidungnya.“Bang Rendra… jadi pulang gak sih?” gumam Dinda yang semakin galau.“Dinraaa, lagi apa?” Uli datang menyapa. Zayn dan Ziya Uli pegang di kedua tangan nya.“Kak Uli, lagi apa?” Dinda balik bertanya, menanyakan hal yang sama dengan pertanyaan yang Uli lontarkan kepadanya.“Ini mau bawa main Zayn dan Ziya, mereka berdua habis nangis karena di tinggal ayah nya.”Dinda menghentikan gerakannya, kemudian dia berlari mengejar Uli.“Kak Uli, Mas Reyhan sudah pergi ya?” tanya Dinda.“Sudah, barusan. Makanya anak kembar ini pada sedih lihat ayahnya pergi,” jawab Uli.“Ayo Sayang, kita main sama Nenek aja yuk,” ajak Uli sembari membawa dua anaknya masuk ke dalam rumah.“Kak Uli, Dinda bisa bicara gak?” Dinda menyejajarkan langkah nya dengan Uli.Uli menghentikan langkah, sesaat kedua alisnya te

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02

Bab terbaru

  • Nikah Yuk!   Rumah Tangga SAMARA

    Rumah Tangga SAMARA“Ehemmm…. eheeemmm….”Dinda segera menarik diri dan Rendra pura-pura tidur dengan memejamkan mata.Mak, Bapak, Uli serta Zayn dan Ziya sudah berdiri di depan pintu masuk ruang inap Rendra. Ketiganya mengulum senyum di ikuti dengan tatapan jenaka sementara Zayn dan Ziya menatap heran keduanya.“Jadi… kami ganggu nih?” Seperti biasa, kata yang di lontarkan Uli selalu ucapan menggoda.“Heeh… gak ganggu kok, Kak.” Dinda segera mengatur detak jantung supaya kembali normal, nafasnya masih seperti orang yang selesai berolah raga.“Jadi… Mak sama Bapak boleh masuk?” Gantian Mak yang menggoda.“Boleeeh….” Setengah berlari Dinda menghampiri Mak dan Bapak kemudian membawa dua orang itu masuk ke dalam, mendekati Rendra.“Bang, ada Mak dan Bapak nih. Ada Kak Uli juga.” Dinda pura-pura membangunkan Rendra. Enak sekali menjadi Rendra, setelah apa yang di perbuatnya dia bisa pura-pura tidur dan membiarkan Dinda sendirian menghadapi tatapan jenaka keluarganya.Rendra membuka mata,

  • Nikah Yuk!   Terjadi yang Diharapkan

    Terjadi yang di Harapkan. “Santi,” panggil Bu Sukma pelan.“Ya Bu.” Santi tersenyum lebar.“Duduk Sini,” ajak Bu Sukma.“Tapi Bu, nanti si Neng itu gangguin Bang Rendra. Bagaimana kalau Bang Rendra nanti terganggu dan bangun dari tidurnya?” Santi menolak, dia kemudian berusaha berjalan mendekati Rendra.“Biarkan saja Santi, dia istri Rendra. Dia yang lebih berhak duduk di sana.”Santi menghentikan langkah, terlihat sekali kalau dia sangat terkejut dengan yang di sampaikan Bu Sukma.“Istri Bang Rendra?” tanya Santi tidak percaya.“Iya, makanya kamu duduk sini sama Ibu.” Masih dengan kelembutannya Bu Sukma berkata.Santi melangkah ragu mendekati Bu Sukma, namun tatapan matanya masih mengarah pada Dinda yang sudah duduk di samping ranjang Rendra.“Santi, Rendra sudah menikah,” ucap Bu Sukma memberi tahu.“S-sudah menikah? Santi tidak percaya, Bu,” jawab Santi dengan terbata-bata, Dinda bisa melihat kalau kedua matanya sudah basah dengan air mata.“Tapi memang seperti itu kenyataan nya.

  • Nikah Yuk!   Siapa Wanita Itu?

    Siapa Wanita Itu?Uli segera memeluk Dinda, “Dek… Dek… tenang dulu.”“Bang Rendra, Kak… mana bisa Dinda tenang kalau kondisi Bang Rendra parah begitu….”“Jangan sedih dulu, sebaiknya kita ke susul ke rumah sakit untuk memastikan.”Dinda mengusap air matanya, dan mulai tenang setelah Uli mengatakan untuk menyusul Rendra ke rumah sakit.“Tadi teman Bang Rendra bilang apa sama Kakak?”“Rendra katanya mau pulang trus minjam motor temannya ini supaya cepat, kalau nunggu naik bis atau travel kan lama,” tutur Uli.Mendengar itu Dinda semakin merasa bersalah karena meminta Rendra untuk kembali.“Kalau Dinda tidak minta Bang Rendra untuk kembali… pasti Bang Rendra tidak akan kecelakaan seperti ini. Semua ini salah Dinda, Kak. Dinda yang bersalah karena terlalu egois seperti yang Kakak bilang. Seharusnya Dinda sabar saja menunggu Bang Rendra pulang.” Dinda masih merengek dalam pelukan Uli. Hatinya sakit karena masih belum bisa menerima berita kecelakaan Rendra.“Biar tenang, gimana kalau kita

  • Nikah Yuk!   Dek, yang Sabar ya

    Dek, yang Sabar Ya!Dinda berjalan mondar mandir kayak setrikaan di teras rumahnya, sudah hampir tiga puluh menit dia menunggu kedatangan Rendra namun yang di tunggu tak juga menampakkan batang hidungnya.“Bang Rendra… jadi pulang gak sih?” gumam Dinda yang semakin galau.“Dinraaa, lagi apa?” Uli datang menyapa. Zayn dan Ziya Uli pegang di kedua tangan nya.“Kak Uli, lagi apa?” Dinda balik bertanya, menanyakan hal yang sama dengan pertanyaan yang Uli lontarkan kepadanya.“Ini mau bawa main Zayn dan Ziya, mereka berdua habis nangis karena di tinggal ayah nya.”Dinda menghentikan gerakannya, kemudian dia berlari mengejar Uli.“Kak Uli, Mas Reyhan sudah pergi ya?” tanya Dinda.“Sudah, barusan. Makanya anak kembar ini pada sedih lihat ayahnya pergi,” jawab Uli.“Ayo Sayang, kita main sama Nenek aja yuk,” ajak Uli sembari membawa dua anaknya masuk ke dalam rumah.“Kak Uli, Dinda bisa bicara gak?” Dinda menyejajarkan langkah nya dengan Uli.Uli menghentikan langkah, sesaat kedua alisnya te

  • Nikah Yuk!   Adek Rindu Abang

    Adek Rindu AbangDinda terduduk lemas di pinggir ranjang, untung saja dia tadi hanya berteriak di dalam hati saja. Jika dia tidak bisa mengontrol emosi, maka sudah di pastikan saat ini sudah banyak orang yang berlarian ke kamarnya.Gadis itu mengatur nafas yang menjadi sesak, lalu dengan pelan dia memukul dadanya.“Gila! Kenapa aku sampai berfikir Bang Rendra akan meninggalkan aku hanya karena masalah sepele itu?”“Tidak mungkin! Bang Rendra selama ini sangat bucin kepada ku. tidak mungkin dia semudah itu menjadikan aku janda sehari setelah menikahi aku.”Lalu Dinda memukul pelan pipinya setelah mengucapkan kata-kata yang tersimpan di dalam hatinya.Setelah merasa sedikit tenang, Dinda bangkit dan berjalan menuju meja rias. Dia berkaca dan mematut penampilan nya, diambilnya sisir untuk merapikan rambutnya yang berantakan. Setelah dia merasa cukup cantik, dia pun berjalan ke luar kamar.“Dinda istri Rendra? Sudah bangun?” sapa Mak dengan tersenyum lebar.Mak masih saja bersikap biasa

  • Nikah Yuk!   Gak Mau Jadi Janda

    Gak Mau Jadi JandaRendra membesarkan bola mata, lewat pancaran mata itu dia berkata, “Ada apa, Dek?”Tentu saja Dinda merasa salah tingkah, niatnya tadi hanya bercanda malah terdengar sama suaminya.“Hehehe… gak ada, Bang. Adek tadi becanda doang,” jawab Dinda nyengir kuda.“Abang ke masjid dulu, nanti Abang harus mendapatkan jawaban nya.” Rendra langsung berlari ke luar karena tidak mau ketinggalan shalat subuh berjamaah yang sebentar lagi akan di mulai.Mak keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah karena air wudhu, Dinda bernafas lega sambil mengurut dada dengan kedua tangan nya.“Makanya kalau ngomong tu hati-hati, jangan asal bicara,” celutuk Mak sambil lalu.“Iya Mak… iya…. Dinda ngerti.” Giliran Dinda yang masuk kamar mandi untuk menunaikan panggilan alam nya sebelum melaksanakan panggilan Tuhan.Rendra dan Pak Cahyo duduk di kursi depan usai pulang dari Mesjid. Mak meminta Dinda untuk mengantarkan dua gelas kopi dan pisang rebus ke sana.“Mak aja yang antar,” tolak Din

  • Nikah Yuk!   Mundur Jadi Istri

    Mundur Jadi Istri“Dinraaa... Dinraaa....” Suara Mak yang besar beradu dengan suara ketukan di pintu kamar Dinda. Suaranya semakin besar karena Dinda yang tak kunjung menjawab panggilan Mak.“Dinraaaa....” Sekali lagi Mak berteriak, sangat kuat.“I-iya Maaak.” Dinda menjawab panggilan Mak.“Bangun! Sudah mau siang ini.”Dinda menggeliat, kemudian Dinda meregangkan otot dengan menarik kedua tangan nya ke atas dan ke dua kaki ke bawah. Lalu dia sadar, ranjang yang dia tiduri menjadi lebih sempit dari biasanya.“Siapa kamu?” Dinda berteriak histeris ketika menyadari ada orang lain yang tidur di samping nya. Dengan cepat dia menarik selimut yang menutupi kepala orang itu, mencari tahu siapa orang yang berani tidur di kamar nya, bahkan berani tidur di ranjang yang sama dengan Dinda.“Hmmm....” Dia mendehem dan menarik kembali selimut yang Dinda buka paksa tadi.Mendengar dehemannya, Dinda membuang nafas lega. Kesadaran nya telah pulih dengan sempurna. Orang itu ternyata Rendra, suami Din

  • Nikah Yuk!   Dinda tidak Tega

    Dinda Tidak Tega “Nah, Dek. Kenalkan, ini Budi, suami Mila.”Suara Rendra terasa syahdu melintas di indra pendengaraan Dinda. Sontak Dinda mengangkat kepala, wajah nya yang tadi dia palingkan, di posisikan lagi ke tempat semula."Suami Mila?" Mulut Dinda bergumam, wajahnya ikut berbinar."Iya. Ini Mas Budi, suami aku." Mila yang bersuara.Langsung saja Dinda melebarkan senyum nya. Wajah nya yang tadi datar kini lebih bercahaya, ternyata Mila sudah menikah. Artinya anak yang ada di dalam kandungan Mila buka anak Rendra melainkan anak Budi, suaminya."Aku Dinda, Mas! Istrinya Bang Rendra!" Tanpa diminta Dinda mengulurkan tangan. Jelas! Dia bangga dengan status nya yang sekarang."Budi," jawab pria itu sambil menerima uluran tangan Dinda.Dinda duduk manis di samping Rendra, setia menemani mereka bercerita. Sekali-kali dia ikut tersenyum, padahal sebenarnya dia tidak tau apa yang mereka ceritakan.Dinda anggap saja ini bakti nya pada suami di malam pertama.Jam dua belas malam, Mila da

  • Nikah Yuk!   Kenalkan, Ini Mila

    Kenalkan, Ini Mila."Kamu kenapa?" Uli bertanya di iringi suara tawa.Pelan Dinda membuka mata, kemudian istri Rendra itu menggeser telapak tangan ke dada."Kakaaak...." Dinda memukul tubuh Uli dengan kedua tangan nya.Dinda kesal, Dinda geram, Dinda marah dan yang paling utama... Dinda malu!Dinda malu dipergok Uli dengan ekspresi seperti tadi. Kenapa harus Uli yang masuk ke kamar pengantin mereka? Kemana Rendra?"Kamu kenapa, Dek? Kamu kecewa yang masuk kamar bukan suami kamu, Rendra! Iya?" Uli masih saja tertawa, dari cara tawanya itu Dinda bisa merasa kalau Uli sekarang sedang menghina nya."Cie... cie... kamu mengharapkan kedatangan Rendra ya?" Uli terus saja menggoda, jari telunjuknya mencolek-colek lengan kanan Dinda. Dasar Uli, paling senang menggoda Dinda!Dinda menepis jari telunjuk Uli serta menjauhkan tubuh nya dari kakak perempuan nya itu."Ish, apaan sih Kakak? Masuk-masuk langsung buat orang malu saja. Lagian, Kakak ngapain lagi ke sini? Kamar ini sudah bukan area kak

DMCA.com Protection Status