"Kenapa setiap kali aku jauh dari kalian, ada saja yang terjadi?'' tanya Kakek Othman sore itu di hadapan Axel dan Shakira. Mereka bertiga sedang berbicara di ruang kerja rumah Axel."Entahlah Kek, tapi yang jelas semua ini terjadi memang seperti di rencanakan jauh – jauh hari,'' sahut Axel setelah menyesap kopi susu kesukaannya."Bajingan itu benar – benar tak tahu diri. Harusnya aku sudah menyingkirkan semua keluarga Brighton saat perbuatan Dave waktu itu,'' lanjut kakek Othman dengan menggeram. Orang tua itu memukul meja dengan keras, ''ini benar – benar menjengkelkan!''"Kakek, jangan terbawa emosi kek, nanti sakit kakek kambuh lagi kek,'' sela Shakira bangkit dari duduknya di sebelah Axel karena melihat kakek Othman terbatuk – batuk dengan tiba - tiba, bergegas duduk di sofa sebelah kakek Othman."Terima kasih cucuku, kau memang sangat perhatian pada kakek,'' sahut laki – laki tua itu setelah berdehem dengan susah payah dan Shakira mengelus – elus punggungnya."Apa perlu Shaki bu
''Cukup Axel, tidaaakk...'' pekik Shakira terengah masih menyisakan tawanya karena ulah Axel yang menggelitik pinggangnya. Kini keduanya rebah dan terbahak bersama. Lalu Axel bangkit menghadap Shakira dengan bertelekan tangannya."Apa kau tahu kenapa tadi aku melarangmu menyela ucapan Kakek, saat Kakek tak mau menginap di sini?'' tanya Axel dengan tatapan serius."Iya, aku lupa karena Kakek selalu punya kenangan buruk tentang rumah ini kan? Begitu juga Aksa,'' jawab Shakira mengernyit seolah mengingat sesuatu, ''aku hampir saja lupa hal itu. Padahal dengan kakek datang berkunjung saja itu sudah sangat berat baginya,''"Ya, kau benar. Tapi ada yang lebih penting, seperti yang Kakek bilang tadi bahwa Kakek tak mau mengganggu kita,''Shakira spontan bangkit, ''tapi Axel, aku tak akan merasa terganggu! Justru aku bosan tak ada pekerjaan yang bisa kulakukan. Aku belum boleh lanjut kuliah atau sekedar jalan – jalan olehmu, aku tak boleh ke mana – mana juga, tapi di rumah aku juga tak ada pe
Shakira mengulet dari tidurnya, terbangun karena mendengar suara dering ponsel di dekatnya dan kepalanya berdenyut seketika. Wanita cantik itu membuka mata dengan berat dan mencari sumber suara.Ia meraih benda kotak yang terus berdering dan bergetar – getar untuk mematikannya. Namun, belum sampai ia meraihnya tiba – tiba suara dering itu lenyap dan berganti dengan bunyi pesan masuk.Oh iya, ini kan ponsel Axel. Ponselku masih ada di kantor Polisi sebagai barang bukti. Besok aku akan bicara pada Axel, supaya ponselku bisa kembali. Tapi siapa yang menelepon jam segini?Batin Shakira dengan wajah mengernyit saat menatap angka 04.37 terpampang di layar ponsel suaminya. Belum selesai Shakira bertanya - tanya, tiba – tiba sebuah pesan masuk terpampang di layar ponsel Axel dan membuat Shakira membelalakkan mata terkejut.Apa? Mama sakit? Aksa mengirim pesan Mama sakit?Shakira bangkit dari rebahnya sambil meraih selimut untuk membangunkan Axel yang masih terlelap dalam dengkurnya."Axel...
Mobil – mobil itu pun meluncur di jalanan yang cukup ramai dan padat, walau waktu masih menunjukkan pukul 05.30 pagi.Shakira merebahkan dirinya dalam pelukan Axel. Ia terlalu murung dan sedih membayangkan apa yang terjadi pada ibunya. Sementara Axel sibuk dengan ponselnya dan menelepon asistennya untuk mengabarkan tentang rapat mendesak kepada seluruh dewan direksi.Shakira hanya diam memperhatikan Axel dengan kesibukannya menelepon dan sesekali menjawab pesan masuk yang seolah tak ada habisnya."Ada apa?'' tanya Axel dengan suara hangat seraya mengecup kening Shakira yang ada di pipinya. Tanpa menjawab Shakira hanya menggeleng dan merapatkan pelukannya pada Axel."Tenanglah, semoga Mama hanya sakit demam atau radang biasa saja, kau tak perlu khawatir,'' bisik Axel mencoba menenangkan Shakira."Kalau memang begitu kenapa Aksa menelepon di pagi buta dan ingin membawa Mama ke rumah sakit?'' elak Shakira dengan suara gemetar hampir menangis."Aku tak tahu Shaki, aku berharap hanya Aksa
Sepeninggal Axel, Shakira merebahkan dirinya di samping Ibunya yang masih terlelap. Wanita cantik itu mengamati wajah sayu Ibunya.Kenapa Mama sampai kena asam lambung? Apa ada yang sedang dipikirkannya? Harusnya Mama tinggal bersamaku, tak peduli aku punya anak atau tidak. Toh rumah itu juga masih terlalu besar untuk kami. Andai saat itu aku tak mengalami keguguran, mungkin Mama sudah tinggal bersamaku.Air mata mulai meleleh di kedua pipi Shakira. Wanita itu menahan isaknya, apalagi setelah melihat sang Asisten rumah tangga Ibunya datang membawakan makanan dan minuman untuknya."Nyonya jangan sedih, semoga Nyonya Nata segera sembuh. Mari sebaiknya kita mengobrol di sini,'' ajak sang Asisten seraya meletakkan dua teh panas dan kue - kue."Tapi aku sedang tak ingin makan apa – apa Bi,'' elak Shakira walau ia bergerak mendatangi wanita itu yang duduk di sofa di pojok ruangan itu dengan posisi terjauh dari ranjang."Tadi Tuan Muda Axel, memerintahkan saya untuk menjaga Nyonya. Dan Tuan
Menjelang sore, Shakira mendapatkan kabar mengenai hasil tes darah Natarina yang menyatakan normal, tanpa ada tanda – tanda gejala sakit fatal. Namun, sang Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh di rumah sakit."Baik dok, nanti saya akan berbicara dengan Mama saya ya. Terima kasih dok,'' sahut Shakira mengakhiri pembicaraannya.Wanita cantik itu menutup telepon milik Ibunya yang menungguinya di atas ranjang."Ada apa Shaki? Memangnya dokter Ryan bilang apa, kenapa kau begitu murung?'' tanya Natarina menatap putri semata wayangnya."Sebaiknya Mama melakukan general check up Ma. Karena tes darah Mama tak memperlihatkan ada gejala sakit. Ya, maksud Shaki, Shaki sangat bersyukur Mama tak sakit seperti yang Shaki takutkan. Tetapi tetap saja untuk memastikannya kan kita harus ke rumah sakit,'' papar Shakira dengan nada lembut seraya duduk di samping ranjang."Mama hanya lelah Shaki, sadarlah nak, Mama sudah semakin tua. Kau tahu itu,'' sahut Natarina dengan terseny
"Kutanya sekali lagi apanya yang belum selesai?'' ulang Axel dengan wajah memerah menahan marah, melihat Aksa berdiri tak jauh di belakang Shakira, dan memperlihatkan Shakira sedang berlari dari kejaran Aksa."Axel, kami hanya sedang berbicara. Ini tak seperti apa yang kau pikirkan,'' ucap Shakira dengan gugup."Memangnya kau tahu apa yang sedang kupikirkan?'' sela Axel tak menutupi kemarahannya. Mendengar jawaban sarkas Axel membuat Shakira sangat kesal."Kalian berdua kakak beradik sama saja! Sialan kalian! Aku sedang bingung tentang Mama tapi ada saja sikap kalian yang selalu seperti ini! Benar – benar menyebalkan!'' pekik Shakira dengan kesal, lalu bergegas meninggalkan kedua laki – laki kakak beradik yang bersitegang itu, yang kini saling pandang karena terkejut dengan sikap Shakira yang tak biasanya lepas kendali.Axel segera mengejar Shakira yang berlari menuju taman belakang tanpa menghiraukan Aksa yang hanya bisa terpaku diam."Shaki! Shakira tunggu!'' pekik Axel mengejar Sha
Baru saja Axel ingin menjelajahi leher dan kedua puncak Shakira, mereka di kejutkan oleh deringan ponsel dari saku celana Axel.Dengan terengah mereka menghentikan kegiatan itu dan Axel segera membuka saluran telepon dengan kesal saat melihat nama Aksa terpampang di layar ponselnya.Namun, rasa amarahnya berubah menjadi kaget yang luar biasa setelah mendengar alasan Aksa menelepon."Ada apa Axel?'' tanya Shakira seraya merapikan blusnya walau tak terlalu berantakan."Mama pingsan!'' ujar Axel bangkit."Apa?'' pekik Shakira ikut bangkit dan menerima uluran tangan Axel. Keduanya berjalan terburu – buru setengah berlari menuju bangunan sayap samping vila itu.Sesampainya di sana, Shakira segera menghambur memeluk Ibunya yang terlihat tak bergerak. Shakira ikut membaluri minyak angin aroma terapi seperti yang telah dilakukan oleh asisten rumah tangga ibunya di telapak tangan serta kaki dan juga perut Ibunya. Shakira juga meletakkan minyak aroma terapi itu di hidung ibunya agar aroma minya
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan