Share

Bab 31

Author: LinDaVin
last update Last Updated: 2023-07-04 08:00:59

Kejadian tadi siang, dengan Mas Aris aku ceritakan ke Bunda. Tak ada respon berlebihan, dari Bunda. Hanya saja pasti dia langsung membahas masalah  pendamping.  Bunda beberapa minggu terakhir ini memaksa ingin memperkenalkan anak dari sahabat Ayah.  Katanya bekerja di sini, di kota yang sama denganku.

"Ish, Rena masih ingin sendiri Bund. Menikmati hari - hari Rena, lepas tanpa beban." Aku beralasan seperti biasa. Aku belum mau memikirkan rumitnya sebuah hubungan. Pasca berpisah hampir setahun yang lalu dengan Mas Aris, aku menutup rapat hatiku untuk pria manapun.

"Jangan - jangan kamu masih ngarep, rujuk sama si Aris," celetuk Ibu, di sambungan telepon.

"Ish, amit - amit." Aku mengetuk kepala dan meja bergantian. "Dah kapok Bund, nggak mau lagi Rena. Cukup sudah."

Terdengar  tawa Bunda,  saat mendengar jawabanku. Aku tidak pernah membenci Mas Aris hanya saja rasa di hati yang dulu pernah ada. Kini, semakin lama semakin layu dan mati.

•••<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Neraka untuk Maduku   Bab 32

    "Kamu juga tau, aku cinta pertama Mas Aris, dia mencintaiku. Dia memilih bersamamu, karena  harta dan jabatan bukan karena dia lebih mencintaimu. Apa satu tahun telah membuatmu amnesia, lupa kenyataan sebenarnya." Aku tersenyum sinis dan puas bisa kembali mengingatkan Indah pada kenyataan yang sebenarnya.Wajah wanita muda itu memerah dadanya terlihat naik turun, ada amarah dalam dirinya. Tapi, apa peduliku. Aku kembali meneruskan langkahku untuk keluar dari salon. Aku menarik napas dan menghembuskan cepat sesampainya di luar salon. Sesaat aku berhenti untuk mengatur  napas dan hatiku. Untung aku bisa mengendalikan diri, cukup menamparnya dengan kata - kata. Sekarang pasti dia semakin membenciku. Untuk apa aku pikirkan …Kembali kakiku berayun, berjalan menuju mobil. Segera aku memasuki mobil, dan mulai menyalakannya. Mobil bergerak pelan keluar dari barisan parkir, sesuai arahan petugas. Selembar uang dua puluh ribuan kuberikan, petugas itu mengembalikan

    Last Updated : 2023-07-04
  • Neraka untuk Maduku   Bab 33

    Aku buru - buru menghadap kembali ke depan, ke arah jalanan yang belum juga sepi. Dokter Kelvin ternyata yang akan membantuku menyeberang. Rena … tenang! Sisi hati yang lain coba meredam."Ayok."  Pikiranku belum fokus, saat pria itu menepuk lenganku aku cukup kaget."Kalau bengong aja, kapan nyebrangnya?" Aku menoleh ke arah pria itu, saat dia kembali bicara."I … iya." Aku gugup, selain karena takut menyeberang, juga karena pria itu. Ish ...Aku mengambil nafas dan menghembuskan perlahan."Ini, cuma mau nyebrang jalan." Dia terlihat bingung melihatku. Mungkin ketakutanku berlebihan, tapi namanya trauma mau gimana lagi. Tapi, kalau sekarang bukan karena rasa takut itu. Lebih karena ada yang berdebar kencang di dadaku."Saya, takut nyebrang." Aku beralasan. Kelvin terlihat manggut-manggut."Maaf." Ucapan itu menyertai tangannya yang memegang pergelangan tanganku dan menarikku menyeberang saat kendaraan lenggang.

    Last Updated : 2023-07-04
  • Neraka untuk Maduku   Bab 34

    Mataku langsung tertuju ke meja kerja saat pintu ruangan terbuka. Tak ada bunga seperti kemarin, aku menggigit bibir, kenapa ada rasa kecewa. Aku berjalan tak sesemangat tadi saat baru keluar dari mobil.Tas aku letakkan di meja samping kursi. Tanganku menarik kursi kerja, dan pelan mulai duduk kemudian bersandar sedikit malas. Rena apa - apaan coba? Sisi hati yang lain mulai memprotes reaksiku sendiri. Siapa suruh berharap, pas nggak sesuai harapan kecewa sendiri. Ada apa denganku?Kenapa senyum dokter itu tak mau pergi dari benakku dari semalam. Aku memukul pelan kepalaku, dulu sewaktu Mas Bagas mendekatiku di tempat kerja lama. Rasanya tak seperti ini, aku bahkan menghindarinya. "Pagi, Mbak." Seperti biasa sebotol air putih dan teh hangat Sania bawakan untukku."Kenapa pagi - pagi dah kusut gitu mukanya?" tanya Sania sambil meletakkan bawaannya di atas meja. Aku hanya menggeleng malas, dengan bibir sedikit manyun."Cie

    Last Updated : 2023-07-05
  • Neraka untuk Maduku   Bab 35

    "Aku serius, mau ajak kamu sarapan."  Kembali dia menjawab, hanya dengan kalimat berbeda. Mungkin aku hanya salah dengar."Beneran? Biar aku minta karyawanku buatkan," ucapku kemudian."Lebih asyik, kalau di saung sepertinya," jawabnya."Em, boleh," jawabku lalu berdiri.Kami bergegas keluar menuju salah satu gazebo yang disebutnya saung. Setelah memesan terlebih dahulu ke pegawaiku."Pak Dokter, gak praktek?" tanyaku sesaat, setelah kami duduk di dalam salah satu gazebo."Satu jam an lagi." Kelvin menjawab.Suasana sudah mulai rileks."Sampai jam berapa kalau pagi?" Aku kembali bertanya, sekedar menciptakan obrolan."Jam sepuluh, abis itu ke rumah sakit sampai jam satu. Baru sore praktek lagi." Kelvin menjelaskan.Tak berapa lama, Rahmad salah satu pegawaiku mengantar menu yang tadi aku pesan. Dilengkapi dengan teh hangat."Pernah coba?" tanyaku padanya, sambil menggeser pelan piring

    Last Updated : 2023-07-05
  • Neraka untuk Maduku   Bab 36

    "Pantas, bisa ke salon mahal, ternyata jadi parasit. Kamu pasti merayu Mas Aris kan, buat beli - beli ginian juga." Indah masih dengan teriakannya. Diangkatnya paper bag di meja, kemudian dibantingnya."Indah, apa - apaan ini?" Seru Mas Aris sambil memegangi istrinya tersebut."Apa?" Indah berteriak ke Mas Aris. "Dia pasti rayu - rayu kamu kan, Mas?! Minta uang, minta dibelanjakan ini itu. Ingat Mas itu semua uangku, uang Papaku.""Cukup!"Teriakku kemudian. Mas Aris dan Indah melihat bersamaan ke arahku. Emosiku hari ini masih terkontrol cukup bagus. "Kalau aku mau duit kamu, aku nggak bakalan minta cerai dari Mas Aris. Tuduhan itu amat sangat tidak berdasar. Dan, bukan aku yang deketin suami kamu. Suami kamu yang masih cinta sama aku, tanyakan aja sendiri. Dan, ini ambil … aku nggak butuh apapun dari suamimu. Dia yang maksa memberikannya, iya kan, Mas?!Aku melempar paper bag itu ke arah Indah dan Mas Aris. Pria itu nampak gelagapan."Bohong." Indah kembali berteriak. "Ada cctv di

    Last Updated : 2023-08-08
  • Neraka untuk Maduku   Bab 37

    Sudah dua hari, aku tak melihat mobil Kelvin di tempat prakteknya. Begitu juga dengan sosok dari dokter itu. Entahlah, kenapa ada yang terasa kosong dalam hatiku. Bahkan aku belum mengenalnya lebih jauh, hanya buket bunga, ikan hias dan sarapan. Tapi, kenapa ada kesan yang begitu mendalam aku dapatkan dari sosoknya. Ada perasaan yang tak aku mengerti, rasa ingin tahu tentang kabarnya. Ada rasa tak tenang, berharap dia baik-baik saja. Aku menertawakan diriku sendiri, yang terlalu cepat menyimpulkan dan menganggap diriku spesial bagi pria itu. Mungkin aku yang berlebihan menanggapi perhatian yang Kelvin berikan beberapa hari ini.•••Pagi sekali aku datang ke restoran hari ini. Kegiatan sudah dimulai lebih pagi dari biasanya. Ada banyak pesanan hari ini, khususnya untuk nasi kotak. Sebelum jam sembilan harus sudah terkirim. Semua dibuat sibuk tak terkecuali denganku. Masih aku sempatkan melihat ke arah tempat praktek dokter Kelvin pagi ini. Tak terlihat juga mobilnya, berarti orangny

    Last Updated : 2023-08-08
  • Neraka untuk Maduku   Bab 38

    "Kenapa?" tanyanya terdengar sengaja menggodaku.Aku menurunkan daftar menu di wajah, hingga hanya nampak kedua mataku saja. Tuh … kan senyumnya lebar banget."Aku suka, merasa ada yang ngangenin." Alis pria itu terangkat, dengan senyum di bibir yang masih mengembang. Aku menggigit bibirku pelan, rasanya nano nano dalam hatiku. Tapi, beneran kali ini, rasa malu yang lebih mendominasi."Nggak seperti itu, Pak Man lebay." Aku berkilah, masih dengan menutup sebagian wajahku. Mendengar pembelaanku, Kelvin tertawa."Terus kenapa pakai ditutup segala?" Tangannya meraih daftar menu yang aku pegang dan menariknya. "Kan, matahari langsung bersinar, cerah banget," ucapnya saat berhasil menarik daftar menu itu dari wajahku."Hem, demi apa coba pagi - pagi dah di gombalin tukang suntik," celetekku sambil mengendalikan hatiku, yang terlanjur berbunga - bunga bahagia. Aku mengatur napas, agar tidak grogi."Tukang suntik? Lucu juga ya hahaha." Pria itu tertawa mendengar sebutanku padanya.Obrolan

    Last Updated : 2023-08-08
  • Neraka untuk Maduku   Bab 39

    "Malah bengong." Ucapan Kelvin menyadarkan dari lamunku. Aku mengangguk kemudian, menerima ajakannya. Senyum terbit di bibir pria manis itu. Dia segera membukakan pintu mobil untukku.Aku mengecek kembali kunci mobilku, setelah aman, baru aku masuk ke mobil Kelvin. Kelvin menyusul, masuk kemudian dan duduk di belakang kemudi. Mobil mulai bergerak perlahan meninggalkan area parkir resto, memasuki jalan beraspal."Sudah makan?" tanyan Kelvin padaku. "Udah, tadi sore. Jarang makan malam sekarang." Aku menjawab."Takut gendut ya?""Nggak, aku susah naikin berat badan. Segini aja, kalau turun cepet banget," jawabku. Aku memang susah gemuk, meski banyak makan. Tapi, kalau sedang banyak masalah cepat sekali turun berat badanku."Dokter sudah makan?" tanyaku balik."Sudah, sore tadi. Bunda masak soto daging." Kelvin menjawab.Bunda? Berarti Kelvin tinggal bersama dengan keluarganya. Panggilannya sama denganku, Bunda."Tinggal dimana?" tanyaku kemudian."Nggak jauh, dari tempat kost kamu, pe

    Last Updated : 2023-08-08

Latest chapter

  • Neraka untuk Maduku   Bab 56

    "Itu, Tante Rena, pacarnya Om Kelvin, iya kan Om?!" Gita sama saja dengan Viona. Suka menggoda Omnya. Wajahku kembali menghangat."O." Bibir wanita yang baru datang itu membulat."Butuh apa saja?" tanya Kelvin lagi.Aku menyebutkan aneka bumbu dapur, dan bahan lain yang aku butuhkan. Juga alat yang diperlukan. Panci berukuran lumayan besar telah disiapkan begitu juga bahan yang diperlukan.Untuk Ayam sengaja aku masak lebih dahulu, agar bumbunya meresap. Bukan masalah besar untuk mengerjakan semuanya. Disela memasak Ayam dan bebek rica aku mengeksekusi cabe yang baru dibawa Mbak Sari.Satu wajan penuh sambal sedang aku olah, Kelvin membantu mengikat rambutku dengan karet gelang. Dan juga memasangkan celemek padaku. "Capek sayang?" Kelvin memijat bahuku saat aku sedang mematangkan sambal di wajan."Nggak. Tapi, keringetan." Aku memperlihatkan dahiku padanya. Dia beranjak ke meja menarik beberapa tisu, dan mengelap keringatku."Bund, besok pakai urap juga?" tanyaku pada Bunda Kelvin."R

  • Neraka untuk Maduku   Bab 55

    Obrolan ringan mewarnai perjalan kami. Mobil mulai memasuki komplek perumahan yang menjadi tempat tinggal Kelvin dan keluarganya. Jantungku semakin berdetak dengan kencang, telapak tangan juga terasa dingin. Aku menarik napas dalam dan menghembus perlahan, untuk mengatur hatiku.Mobil mulai sedikit melambat dan akhirnya berhenti. Huff debaran di dadaku semakin sulit aku kendalikan. Aku grogi … Kelvin membunyikan klakson mobil, satu kali. Tak berapa lama pintu pagar terbuka. Mobil kembali bergerak memasuki halaman rumah yang cukup besar itu. "Sayang, sampai." Kelvin memanggilku. Aku masih bergeming, kemudian menyentuh punggung tangannya dengan telapak tanganku yang dingin."Dinginnya," ujar Kelvin, digenggamnya tanganku kemudian."Rasanya nano - nano," ucapku kemudian."Tenang, semua akan baik - baik saja," balas Kelvin sambil mengeratkan genggamannya."Iya, Bismillah." Aku membalas dan berdoa.Aku sedikit menyapukan bedak, yang selalu aku bawa di tas. Hanya samar, agar tampak pucat

  • Neraka untuk Maduku   Bab 54

    "Gombal banget, sih." Aku menggigit bibir, menahan senyum. Jujur hatiku bagai hamparan taman bunga, dengan bunga yang beraneka warna dan bermekaran dengan sempurna. "Itu ungkapan hati, Yang." Setengah berbisik, Kelvin mendekatkan bibirnya ke telingaku. Hanya setengah berbisik karena tetap terdengar oleh kedua wanita di depanku, yang tengah sibuk membungkus parcel. Terlihat keduanya saling sikut dan menahan tawa.Wajahku menghangat, Kelvin membuatku salah tingkah. "Mbak, saya tunggu di kasir depan, ya," ucapku, untuk mengalihkan fokusku dari Kelvin."Baik, Kakak." Keduanya menjawab hampir bersamaan.Aku dan Kelvin beranjak, sambil sesekali berhenti melihat aneka camilan yang terpajang di display. Mengambil beberapa yang terlihat enak. "Banyak banget?" tanya Kelvin melihat keranjangku kembali penuh."Buat anak - anak di resto, sama buat nemenin kerja," jawabu. "Ayank, nggak pengen?" tanyaku kemudian."Kalau pengen, kan tinggal nyebrang." Sambil menjawab, pria itu mengangkat alisnya

  • Neraka untuk Maduku   Bab 53

    "Mau kemana kita?" tanya Kelvin kemudian, saat kami sudah berada di dalam mobil."Pulang saja, Oh … ya, ke toko buah dulu ya."Kelvin mengajakku ke rumahnya, besok pagi - pagi sekali, aku tak akan mungkin mendapatkan toko yang buka sepagi itu."Mau belanja buah?" tanyanya kemudian."Iyap." Aku menjawab singkat.Mobil melaju keluar dari area parkir resto. Tak jauh dari resto ada toko buah, yang cukup besar, berdiri bersebelahan dengan toko roti. Kesanalah kami menuju sekarang.Tidak memerlukan waktu yang lama, mobil berbelok masuk area parkir toko yang kami tuju. Seorang tukang parkir datang untuk mengarahkan. Kami turun selepas Kelvin mematikan mesin mobil.Aku baru saja keluar mobil, saat aku dengar seperti ada yang memanggil namaku. Aku menghentikan langkah kemudian menajamkan pendengaran."Sayang, ada apa?" tanya Kelvin saat melihatku celingukan."Kayak ada yang manggil." Aku menjawab, masih dengan mengedarkan pandangan."Rena." Aku dan Kelvin bersamaan menoleh ke arah kiri be

  • Neraka untuk Maduku   Bab 52

    Siang setelah selesai tugas di rumah sakit, Kelvin menemaniku untuk membuat laporan di kantor polisi. Cukup menyita waktu, untung sore Kelvin tak membuka praktek, karena sabtu sore dia libur. Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Bukti rekaman CCTV juga akan menjadi barang bukti. Tentang ada orang lain dibalik kejadian ini atau tidak masih diselidiki."Capek ya?" tanya Kelvin padaku. Sesaat setelah kami masuk mobil, selepas keluar dari kantor polisi."Mayan, Ayang juga pasti capek." Aku memiringkan tubuh, menghadap ke arahnya dengan mengangkat satu kaki."Aku cowok, Yang. Kemana ini kita?" tanyanya kemudian."Balik resto ya, malam minggu mesti ramai. Ayang mau nemenin?" tanyaku kemudian."Boleh, aku temenin." Kelvin mengusap puncak kepalaku. Sebuah senyum manis terukir di bibirnya yang tampak kebiruan."Masih sakit?" Tanganku mengusap kulit memar itu."Nggak, Sayang. Kan tadi dah diobatin." Kelvin mengecup tanganku. Hatiku kembali berdebar mengingat kejadian tadi pagi."Udah y

  • Neraka untuk Maduku   Bab 51

    Aku melepas alas kaki, sudah lama sekali aku tak melatihnya, tenagaku juga pasti tak seperti dulu lagi. Saat aku baru melepas alas kaki, sebuah bogem mentah mengenai wajah sang pahlawan kesiangan. Semua berteriak histeris terutama pegawai perempuan. Ini bukan sedang syuting film India dimana satu orang bisa mengalahkan puluhan orang. Tapi, apapun itu … bukan saatnya untuk jadi penonton.Baru aku beranjak memasang kuda - kuda terdengar suara mobil polisi mendekat. Beberapa polisi datang. Aku menoleh ke arah sang pahlawan kesiangan, darah segar keluar dari sudut bibirnya. Dia yang kesakitan kenapa aku yang lemas. Aku terduduk, saat mulai menyadari apa yang baru saja terjadi. Mataku mengedar ke arah pegawai, aku tak bisa membayangkan, kalau mereka tadi benar - benar dihajar oleh para pria berbadan tegap itu."Sayang, kamu nggak papa?" Pahlawanku terlihat panik melihatku, yang seolah tanpa tenaga."Stop, aku bisa sendiri. Bantu berdiri saja." Saat dia terlihat akan mengangkat tubuhku."

  • Neraka untuk Maduku   Bab 50

    "Aku mengerti, tapi aku pernah gagal, pernah disakiti. Dan, itu membuatku merasa takut, untuk memulai lagi sebuah komitmen dalam sebuah ikatan yang sakral." Aku menjelaskan alasanku. Dari dalam hati terdalam, masih ada trauma akan sebuah hubungan rumah tangga."Tenang, aku dokter segala penyakit. Termasuk sakit hati, segala lukamu di masa lalu, aku berjanji akan menyembuhkannya."Senyum terkembang di bibir itu. Tak pernah bisa benar - benar bisa serius bicara dengannya."Terus aja, ini ibarat kata, sudah diangkat tinggi terus dihempas ke bumi," ujarku."Kok bisa?""Ya, bisalah. Tadi sudah bicara serius eh absurd lagi." Aku menjawab.Kelvin tertawa."Serius tak selalu mengerutkan kening, Sayang. Aku serius dengan ucapanku tadi." Kelvin menjelaskan."Aku serius dengan hubungan ini, aku serius ingin mengobati rasa sakit hatimu, aku serius ingin selalu menjagamu, dan aku serius ingin menjadi imammu." Kelvin kembali menambahkan."Secepat ini?" tanyaku ragu."Nunggu apa?" tanyanya, aku men

  • Neraka untuk Maduku   Bab 49

    "Beberapa hadiah, Mas Aris kirimkan. Barang - barang branded. Aku menolaknya, dia memaksa. Hingga sewaktu dia di ruangan, selepas acara di resto, Indah datang. Dia mengamuk melihat Mas Aris bersamaku. Sebelumnya juga pernah bertemu di salon. Dia, merendahkan dan mencibirku, bagaimana bisa janda sepertiku berada di salon mahal."Aku menarik napas dalam dan menghembuskan perlahan. "Saat mengamuk itulah, dikira aku minta - minta uang dan hadiah pada Mas Aris. Indah kembali menghinaku. Hingga aku bisa membalikkan keadaan, aku bilang kalau Mas Aris-lah yang belum bisa move on dariku. Mas Aris mengakui, itu sepertinya yang membuat Indah semakin marah. Hingga akhirnya pagi tadi, dia kembali membuat ribut." Kembali aku menjeda, Kelvin mengusap punggungku."Aku merasa, Indah sengaja mencari masalah denganku. Itu sebabnya aku pasang banyak CCTV di resto. Jujur aku merasa takut, dia memiliki banyak uang. Tau sendiri kan, uang cukup berkuasa. Aku hanya takut kalau dia sampai membuat masalah unt

  • Neraka untuk Maduku   Bab 48

    Seperti kemarin, hari ini juga semua bahan habis, padahal stok sudah di tambah. Bahkan harus tutup lebih cepat dari biasanya, karena semua menu utama kosong. Baru jam delapan lewat, restoran terpaksa harus ditutup."Wow, luar biasa hari ini. Meski pagi dah mau di ajak gelut." Sania menghempaskan bobot tubuhnya di kursi depan mejaku."Yang paket meriah, penjualan naik terus." Sania kembali menambahkan. "Pada bilang, baru nemu makanan enak tapi murah, dengan porsi mantap."Paket meriah, memang baru keluar bulan ini. Paket yang terdiri dari ayam bakar atau goreng ukuran sedang, urap sayur tambah lalapan dan sambal, plus minuman. Dengan harga cukup murah. "Mbak, kalau yang depan ini. Kita buat jadi dua lantai, gimana?" saran Sania.Aku terdiam sesaat, mulai membayangkan usulan Sania. Bagus usulnya, bisa menambah kapasitas. Hanya, saja harus mengatur waktunya. Pengerjaannya tidak mungkin hanya sehari, dua hari. "Oke juga, nanti mbak cari referensi dulu. Yang bisa ngerjain, bagus, rapi,

DMCA.com Protection Status