“Untuk apa kau kemarin pergi ke rumahku?”Suara Nathan bertanya seraya memakai arloji ke pergelangan tangannya. Ya, kala pagi menyapa Nathan langsung menginterogasi Aubree. Tentu mudah bagi Nathan melacak kerpegian Aubree. Awalnya Nathan tidak ingin peduli namun entah Nathan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya. Rasa penasaran dalam dirinya tak lagi tertahan.Aubree yang tengah membaca majalah fashion—langsung mengalihkan pandangannya pada Nathan yang berdiri di hadapannya. “Kau sudah mencari tahu kemarin aku pergi ke mana?” Bukannya menjawab, malah Aubree balik bertanya. Hanya saja pertanyaan ini tersirat makna jebakan. Senyuman anggun di wajah Aubree pun bertengger.“Jawab saja pertanyaanku, Aubree! Kalau kau ingin pergi ke rumahku kenapa kau harus bilang ingin bertemu dengan asistenmu?” seru Nathan kesal. Kesabarannya selalu diuji jika bersama dengan Aubree.Aubree mengambil jus buah yang ada di atas meja; meminumnya perlahan, kemudian meletakan kembali ke atas meja samb
Aubree berdecak kesal kala Nathan menolak panggilannya. Dia kembali berusaha menghubungi nomor Nathan tapi yang didapatkan malah nomor Nathan tidak aktif. Emosi dalam diri Aubree tak lagi bisa tertahan. Padahal tadi nomor Nathan aktif tapi malah sekarang tidak aktif. Tak menyerah begitu saja, Aubree memilih menghubungi nomor Cedric.“Selamat siang, Nyonya Aubree.” Cedric lebih dulu menyapa kala panggilan sudah terhubung.“Cedric … apa saja kegiatan suamiku? Kenapa ponselnya sampai dimatikan? Dia itu meeting di mana memangnya? Luar angkasa?” seru Aubree dengan nada kesal.“Maaf, Nyonya … ponsel Tuan Nathan dimatikan?” ulang Cedric dengan nada bingung.“Iya, dia mematikan ponselnya. Apa saja kegiatan suamiku?” tanya Aubree lagi menuntut agar Cedric menjelaskan.“Nyonya Aubree, hari ini memang kegiatan Tuan Nathan cukup padat. Tapi saya sendiri bingung kenapa Tuan Nathan mematikan ponselnya. Mungkin saja ketika Anda menghubungi Tuan Nathan; Tuan Nathan tengah meeting, Nyonya. Dan ponsel
“Nathan … kau masih berhutang penjelasan padaku.”Suara Aubree berseru kala Nathan tengah menikmati sarapannya. Seperti kebiasaan pagi hari sebelum berangkat ke kantor; Nathan dan Aubree menikmati sarapan mereka. Hanya saja Nathan cenderung memilih menikmati sarapan di kamar. Pun Aubree tentu mengikuti Nathan. Aubree akan sarapan di masa saja asalkan sarapan bersama dengan Nathan.“Penjelasan apa lagi, Aubree?” Nathan jengah dengan tuduhan-tuduhan tak jelas Aubree. Padahal, dia sudah menjelaskan pada Aubree. Tetapi tetap saja Aubree menuduhnya hingga membuat Nathan rasanya sakit kepala akibat tuduhan tak waras gadis itu.Aubree menatap dingin Nathan. Tatapan yang tersirat makna di mana emosinya tersulut. Aubree merasakan seperti api mengenai tubuhnya. Hingga membuatnya terbakar sampai ke ujung tubuhnya.“Kau masih bertanya penjelasan apa? Aku rasa kau tahu apa yang masih aku permasalahkan sejak tadi malam, Nathan!” seru Aubree mencerca Nathan. Gadis itu masih belum puas. Dia ingin Nat
Aubree turun dari mobil dengan raut wajah dipenuhi emosi. Pancaran matanya tampak menahan rasa kesal yang menggebu dalam diri. Aubree melangkah memasuki lobby perusaahaan Afford Group yang dipimpin oleh Nathan. Beberapa staff yang menyapa Aubree; akan tetapi tak dipedulikan sama sekali oleh gadis itu. Tentu semua orang mengenal sifat Aubree. Gadis itu memang terkenal bukan gadis ramah yang suka menyapa.“Nyonya Aubree?” Cedric—asisten Nathan menyapa Aubree dengan sopan kala Aubree baru saja keluar dari lift.“Di mana Nathan?” tanya Aubree langsung dengan nada dingin dan tatapan bak laser pada Cedric.“Tuan Nathan berada di ruang meeting, Nona. Hari ini Tuan Nathan memiliki meeting bersama dengan—”“Aku akan menemui Nathan sekarang. Aku tidak memiliki waktu untuk menunggu!” tukas Aubree yang langsung mendorong tubuh Cedric agar menjauh dari hadapannya. Refleks, Cedric terkejut kala Aubree hendak menerobos masuk ruang meeting. Bahkan Aubree tak membiarkan Cedric menyelesaikan ucapannya.
“Aku dan Kylie tidak memiliki hubungan khusus seperti yang kau pikirkan.”Suara Nathan berujar dengan nada yang penuh ketegasan dan keseriusan. Pria itu melangkah mendekat pada Aubree yang masih duduk di ranjang. Keduanya saling bertatapan, menatap dalam dan penuh arti. Aubree tak lagi semarah tadi. Aubree hanya mengisyaratkan tatapan menuntut agar Nathan menjelaskan padanya.“Kalau kau tidak memiliki hubungan khusus kenapa kau harus membohongiku, Nathan?”Aubree bertanya dengan nada yang pelan tapi tetap tegas. Sepasang iris mata hijaunya begitu lekat menatap Nathan. Lagi. Gadis itu memang mampu menguasai diri. Akan tetapi panasnya api cemburu tak bisa hilang begitu saja. Hal yang Aubree benci adalah kala musuhnya memergoki Nathan pergi bersama dengan wanita lain. Bahkan Nathan tak memberitahunya sama sekali. Pria itu malah membohonginya.Nathan mengembuskan napas panjang. Lantas dia duduk di tepi ranjang. Nathan masih belum menjawab untuk beberapa detik. Pria itu melihat jelas amara
Suara dering ponsel terdengar membuat Nathan yang tengah berolah raga di ruangan khusus di penthouse-nya, langsung mengalihkan pandangannya pada dering ponsel itu. Nathan meletakan barbel di tangannya ke tempat semula. Pria itu mengambil handuk, menghapus peluh yang membanjiri pelipisnya dan segera mengambil ponsel seraya menatap ke layar—dan seketika embusan napas panjang terdengar kala Nathan melihat nomor ibunya menghubunginya. Bukannya bermaksud menghindar, hanya saja Nathan sering kesal pada ibunya yang selalu membahas tentang hubungannya dengan Aubree. Namun … jika Nathan tak menjawab maka Nathan akan mendapatkan masalah baru. Tak memiliki pilihan lain, Nathan segera menjawab panggilan tersebut.“Ya, Mom,” jawab Nathan datar kala panggilan terhubung.“Sayang, kau di mana, Nak?” ujar Bianca dari seberang sana.“Aku di rumah, Mom. Hari ini aku tidak akan ke kantor. Aku akan bekerja di rumah.”“Ah, begitu. Baguslah. Sayang, ada yang ingin Mommy katakan padamu, Nak.”“Kenapa, Mom?”
Matahari sudah tinggi. Sinarnya menembus sela-sela jendela kamar. Kini Aubree tengah duduk di ranjang sambil menikmati juice buah. Tatapannya tak lepas menatap Nathan yang tengah bersiap-siap ke kantor. Jika Nathan sudah sibuk bekerja lain halnya dengan Aubree yang masih bersantai setelah menikah. Seluruh pekerjaan, Aubree serahkan pada asistennya dan direktur perwakilannya. Gadis itu masih enggan untuk sibuk seperti dulu. Apalagi dirinya dan Nathan masih baru menikah. Well, sayangnya apa yang Aubree lakukan tidak dilakukan oleh Nathan. Lihat saja hari-hari Nathan masih sibuk dengan pekerjaannya.“Nathan, hari ini kau pulang jam berapa?” tanya Aubree ingin tahu.“Mungkin akan telat. Hari ini aku sibuk,” jawab Nathan datar.“Apa kau tidak mau bekerja di rumah lagi, Nathan?”“Hari ini aku memiliki meeting di luar kantor. Aku tidak mungkin bekerja di rumah lagi.”Aubree tampak sedih kala Nathan sudah harus kembali bekerja di kantor. Satu harian kemarin memang dirinya banyak bersama denga
“Mom?”Jantung Aubree rasanya ingin berhenti berdetak kala melihat Delina—ibunya berada di hadapannya. Tampak wajah Aubree memucat ketakutan. Sepasang iris mata hijau Aubree dilanda kepanikan. Apalagi dirinya bersama dengan Athena. Aubree merasa tidak enak kalau sampai ibunya marah di depan Athena.Delina menatap dingin Aubree. Tatapan Delina persis seperti laser yang menangkap putrinya itu. Wanita paruh baya itu mengalihkan pandangannya—tempat yang baru saja dikunjungi Aubree adalah Carnegie Hall. Tanpa bertanya pun Delina sudah tahu gedunga apa Carnegie Hall itu. Detik selanjutnya, Delina melangkah mendekat pada Aubree yang tengah bersama dengan Athena.“Kenapa kau ada di sini, Aubree?” tanya Delina dengan nada yang tegas.“A-Aku—”“Apa kabar, Bibi Delina? Aku senang melihat Bibi. Hari ini aku mengajak Aubree melihat pertunjukan pianis ternama.” Belum sempat Aubree menjawab, Athena sudah lebih dulu menyapa Delina. Sedangkan Aubree langsung membeku kala Athena mengucapkan hal demikan
Rockefeller Centre, Rockefeller Plaza, New York, USA.“Daddy … Mommy …” Audie, Nick, Niguel melambaikan tangan mereka ke arah Nathan dan Aubree yang tengah duduk menunggu mereka yang tengah bermain ice skating. Tampak senyuman di wajah Nathan dan Aubree begitu hangat melihat anak-anak mereka yang riang gembira kala bermain ice skating.Ya, Nathan membawa istri dan anaknya ke Rockefeller Centre. Tak tanggung-tanggung, Nathan sampai menyewa tempat ini satu hari hanya khusus menjadi tempat bermain ketiga anaknya. Biasanya weekend tempat ini akan ramai, Nathan tak mau ambil resiko sampai terjadi sesuatu pada ketiga anaknya. “Sayang, hati-hati bermain ice skating-nya.” Aubree berseru mengingatkan ketiga anak-anaknya. Meskipun sudah ada empat penjaga yang siaga menjaga Audie, Nick, dan Niguel tetap saja Aubree mencemaskan anak-anaknya.“Sayang, kau tenang saja, Audie, Nick, dan Niguel sudah hebat bermain ice skating. Lihatlah putri kita bahkan sampai menari. Lagi pula ada penjaga yang men
Pertengkaran Aubree dan Nathan berakhir manis dengan cara yang kerap mereka lakukan. Cara di mana memperkuat hubungan dua insan yang saling mencintai itu. Well, ini memang bukan pertama kali Nathan menjadi pria yang pencemburu. Bisa dikatakan semakin lama usia pernikahan Aubree dan Nathan, maka semakin menjadi kecemburuan Nathan. Seperti contoh, ada pria yang tidak sengaja melihat Aubree saja, Nathan sudah memberikan tatapan permusuhan pada pria tersebut. Andai kala itu Aubree tak buru-buru membawa Nathan pergi, sudah pasti Nathan akan mengajak ribut pria yang menatap dirinya.Jujur, Aubree pun terkadang jengah akan sifat berlebihan sang suami. Tapi anggaplah impian Aubree dulu telah terkabul. Aubree tak mungkin lupa dikala dirinya ingin sekali mendapatkan perhatian dari Nathan. Buah kesabaran Aubree memang manis. Terbukti Nathan sekarang bukan hanya memberikan perhatian penuh, tapi juga sangat overprotective.Ya, Aubree tak mengira rumah tangganya dengan Nathan sudah lebih dari empat
Aubree duduk di sofa seraya membaca majalah yang baru saja diantar oleh pelayan. Baru saja Nathan berangkat ke kantor. Sedangkan Audie, Nick, dan Niguel tengah berada di rumah ibunya. Bisa dikatakan Audie, Nick, dan Niguel memang kerap menginap di rumah kakek dan nenek mereka. Well, tentu saja Aubree dan Nathan tak melarang. Mereka pun senang karena anak-anak mereka sangat dekat dengan keluarga.Ngomong-ngomong, Aubree sudah sangat jarang datang ke kantor. Aubree sekarang hanya memeriksa pekerjaan dari rumah saja. Aubree menyerahkan pada asistennya untuk memimpin perusahaan. Ya, sejak di mana Aubree melahirkan Nick dan Niguel, Nathan memang kerap meminta Aubree fokus mendidik anak-anak mereka. Nathan tidak melarang Aubree untuk bekerja, hanya saja Nathan ingin Aubree memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak.“Nyonya Aubree.” Pelayan melangkah menghampiri Aubree yang tengah bersantai.“Hm? Ada apa?” Aubree mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan.“Nyonya, maaf mengga
Tiga tahun berlalu … Alunan musik piano indah dan merdu memenuhi panggung megah. Tampak sosok gadis kecil yang sangat cantik tengah bermain piano. Tubuhnya mungil dengan pipi tembam. Rambut pirang indahnya dikuncir kuda. Dari kejauhan saja bisa dilihat gadis kecil itu memiliki paras yang luas biasa cantik. Keahliannya pun mengipnotis seluruh tamu undangan di sana.Nathalie. Audie. R. Afford—gadis kecil yang berusia 4 tahun itu tengah bermain piano di panggung megah ditonton oleh ribuan tamu undangan. Semua orang di sana begitu kagum pada sosok gadis kecil yang sangat cantik itu. Alunan musik piano sangat lembut dan terdengar indah.“Go, Sweetheart.” Aubree bertepuk tangan bangga melihat putri kecilnya berada di panggung megah. Mata Aubree sampai berkaca-kaca penuh haru. Impiannya dulu menjadi seorang pianis diwujudkan oleh putri kecilnya. Di usia yang masih kecil, Audie mampu berada di panggung megah untuk pentas bersama dengan para pianis senior.Di tempat megah pementasan para pian
Beberapa bulan kemudian …Kandungan Aubree memasuki minggu ketiga puluh. Kehamilan kedua Aubree ini sukses membuat berat badan Aubree bertambah hingga lebih dari 20 kg. Lengan, paha, betis, pipi, semua membengkak. Aubree sampai-sampai jengkel melihat ke cermin, tak ada satu pun yang kurus pada tubuhnya selain kelingkingnya.Ya, wajar saja kalau kehamilan kedua ini berat badan Aubree naik drastis lebih dari kehamilan pertama, pasalnya kali ini Aubree mengandung bayi kembar. Keinginan Delina—ibunya telah terjuwud. Sudah sejak di mana Aubree mengandung, Delina sudah memiliki pengharapan Aubree mengandung bayi kembar. Akan tetapi kehamilan kedua Aubree ini bukanlah kembar tiga atau empat yang Delina inginkan. Kehamilan kedua Aubree ini kembar dua namun tentu Aubree sangatlah bersyukur. Hanya saja, hingga detik ini memang Aubree dan Nathan memutuskan untuk tidak menanyakan pada dokter jenis kelamin bayi kembar mereka. Pasalnya, baik Aubree dan Nathan ingin menjadikan hal ni kejutan untuk
Para pelayan mondar-mandir menyajikan makanan ke atas meja makan. Tak hanya makanan saja, tapi juga minuman tengah pelayan siapkan. Mulai dari apple juice, orange juice, hingga minuman beralkohol. Hari ini adalah hari di mana Nathan dan Aubree akan kedatangan tamu seluruh keluarga mereka. Rencananya hari ini mereka semua akan makan siang bersama. Tentu ini adalah rencana Bianca. Bianca ingin merayakan kehamilan kedua Aubree. Itu kenapa seluruh keluarga wajib hadir.“Nyonya Aubree, apa Anda ingin ada menu ayam untuk makan siang nanti?” tanya sang pelayan pada Auberr yang tengah menggendong Audie.“Hm, boleh. Siapkan saja. Jangan hanya daging. Oh, ya, siapkan seafood juga,” jawab Aubree hangat dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Nyonya.” Pelayan itu kembali menyiapkan bahan-bahan makanan.Suara tangis Audie terdengar. Refleks, Aubree langsung menimang-nimang putri kecilnya yang tiba-tiba menangis. Namun, sayangnya tangis Audie tak kunjung reda. Padahal Aubree baru saja menyusui putri ke
Berita tentang kehamilan Aubree telah tersebar luas. Media pun sampai memberitakan kehamilan Aubree. Kabar tentang kehamilan Aubree memang menggemparkan publik. Pasalnya terakhir publik tahu Aubree telah tiada. Namun, tentu Nathan segera membereskan berita-berita tentang kematian Aubree. Nathan meminta asistennya untuk memberikan keterangan bahwa apa yang terjadi di antara dirinya dan Aubree karena kesalahnnya. Nathan meminta publik untuk tidak lagi mengungkit apa yang telah menjadi masa lalu.Jujur, Aubree merasa tidak enak karena media hehoh akan tentang kematian palsunya. Bahkan Aubree sampai menonktifkan sosial medianya. Sebelumnya, Aubree memang pernah mengaktifkan sosial medianya ketika pertama kali kembali ke New York. Pasalnya, Aubree memposting moment-moment indah dengan suami dan anaknya selama berlibur di Spanyol. Tapi tak lagi sekarang. Berita tentang kematian palsunya cukup heboh membuat Aubree beristirahat dari sosial media. Bukan tanpa alasan tapi Aubree takut membaca k
Tanpa terasa sudah dua minggu Nathan dan Aubree berada di Spanyol. Madrid dan Barcelona adalah dua kota di Spanyol yang dikunjungi oleh Nathan dan Aubree. Ya, bulan madu mereka sangat indah ditambah di tengah-tengah mereka ada Audie—putri kecil mereka yang sangat cantik dan menggemaskan. Audie benar-benar memiliki wajah perpaduan antara Nathan dan Aubree. Bayi perempuan kecil mungil itu sangatlah lucu. Ditambah Audie sangat pencemburu kalau melihat Nathan dan Aubree berciuman.Selama di Spanyol, Nathan selalu membawa Aubree menuju tempat-tempat yang indah dan romantis. Nathan benar-benar ingin membahagiakan Aubree dan Audie. Lebih dari satu tahun Nathan menikahi Aubree belum pernah Nathan membawa Aubree ke tempat yang indah. Terakhir kali Nathan membawa Aubree hanya liburan dalam kota—dan moment itu juga yang membuat Nathan dan Aubree mendapatkan badai masalah di rumah tangga mereka.Namun, semua masalah yang dulunya menyisakan luka dalam untuk Aubree mulai terkikis seiring berjalanny
Aubree tak menyangka Nathan sekarang sangat berbeda dengan Nathan yang dulu. Sifat Nathan yang dulu cenderung tak peduli. Kalaupun melarang Aubree maka tak akan sampai semurka sekarang. Sungguh, Aubree tak menyangka kalau Nathan sudah marah sangatlah menyeramkan. Padahal Adam adalah mantan kekasih Aubree sudah lama. Tapi Aubree tak mengerti kenapa bisa Nathan semurka itu.Tadi malam, tak lagi bisa terhitung berapa kali Aubree melakukan pergulatan panas dengan Nathan. Bahkan, Nathan baru membiarkan Aubree tidur pada pukul empat pagi. Andai saja, Aubree tak terkulai lemah sudah pasti Nathan akan tetap menyentuhnya lagi dan lagi.Meski Aubree sempat kesal akan sifat cemburu Nathan, tapi Aubree tetap bersyukur karena Nathan sekarang begitu mencintainya. Walau harus Aubree akui sifat Nathan sangat berlebihan. Seperti contoh ada pria yang mentap Aubree saja, Nathan langsung marah tidak jelas. Dan sekarang setelah pertengkaran manis tadi malam, Aubree akan pergi jalan-jalan dengan suami d