Share

Bab 13

last update Last Updated: 2023-08-06 19:49:57

NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP

"Kenapa kamu menampar Bu Yati, Ci? Emak tidak apa-apa," terang Emak setelah keluar dari rumah Bu Evi.

"Maafin Suci, Mak. Tadi reflek. Kening Emak sampai merah dan benjol begitu kok bilang tidak apa-apa."

"Pasti nanti jadi masalah lagi."

"Emak tidak perlu mikirin hal itu. Suci yang akan menghadapi mereka. Kesabaran Suci sudah habis, Mak."

—----------

"Ada apa, Mas?" Aku menoleh ke arah Mas Ihsan dengan mata setengah terbuka. Memandang ke arah jam yang menempel di dinding. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam.

"Bangun dulu!" pintanya.

Aku segera merubah posisi tubuh setengah duduk.

Tiba-tiba Mas Ihsan mencium keningku sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Doa pun dia panjatkan. Membuat perasaanku begitu haru.

Aku sendiri bahkan tidak ingat kalau di pergantian tanggal ini adalah hari ulang tahunku.

"Terima kasih, ya, Mas. Terima kasih atas doanya. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaran untuk'ku selama ini."

"Aku ada sesuatu u
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Nasi Kotak   Bab 14

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Harusnya orang-orang seperti Bu Evi dan gengnya itu yang mesti merubah cara pikir dan memperbaiki sikap agar dusun kita ini adem ayem," jawab emak ketika aku menceritakan kejadian saat PKK."Suci heran, Mak. Kok ada warga dusun seperti mereka.""Jangan salah, Ci. Justru orang dusun banyak yang seperti itu. Apalagi kalau memiliki materi lebih dari lainnya. Sampai lupa kalau di atas langit masih ada langit.""Assalamu'alaikum." Terdengar ucapan salam yang menghentikan obrolan kami. Suara itu? Sepertinya aku kenal. Aku yang sedang melipat baju dibantu Emak segera beranjak untuk memastikan bahwa suara barusan adalah suara Ayah.Benar saja. Beliau berdiri di depan pintu sambil tersenyum. Aku tidak menyangka Ayah akan datang ke sini."Sampai kapan membiarkan Ayah berdiri di luar? Apa kamu tidak ingin mempersilahkan masuk?""Ayah." Segera mendekat dan memeluk beliau. "Kenapa Ayah tidak bilang kalau mau ke sini?" tanyaku mendongakkan wajah."Memangnya

    Last Updated : 2023-08-07
  • Nasi Kotak   Bab 15

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Dek," panggil Mas Ihsan saat aku dan Dila pulang dari rumah Bu Kadus. Mas Ihsan sendiri baru pulang kerja. "Dari mana kalian?" tanya Mas Ihsan ketika kami sudah masuk ke dalam angkot."Habis nyelesein masalah, Mas." Menghembuskan napas kasar sambil menyadarkan kepala di sandaran jok."Masalah apa?" Mas Ihsan menjalankan angkotnya. "Ceritanya panjang, Mas. Nanti aku ceritain kalau sudah sampai rumah."Setelah sampai rumah, aku masak air untuk mandi Mas Ihsan dan membuatkan teh hangat."Ini, Mas. Diminum dulu," tawarku.Mas Ihsan meraih teh dari tanganku dan meneguk tanpa sisa. "Terima kasih, Dek. Teh buatan kamu selalu pas dan nikmat," pujinya. Kata-kata yang membuatku merasa dihargai sebagai istri. "Oh, ya, Ci. Tadi kamu belum jawab pertanyaan Emak. Kenapa Dila diminta ke rumah Bu Kadus. Memangnya ada apa?" tanya emak penasaran.Mas Ihsan menatapku, menunggu penjelasan yang sudah kujanjikan tadi."Soal Bu Yati, Mak. Suci minta balik uang yang

    Last Updated : 2023-08-08
  • Nasi Kotak   Bab 16

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Cepetan. Ngebut sedikit! Jangan sampai ada yang lihat saya dibonceng kamu," ucap Bu Yati sambil membenamkan wajah di punggungku."Memangnya kenapa kalau ada yang lihat?" "Masih nanya. Nanti saya dikira pro sama kamu. Bisa bahaya kalau Bu Evi sampai tahu.""Memangnya Bu Evi mau bantu Bu Yati waktu susah begini? Takut kok sama manusia. Takut sama Tuhan, Bu.""Ngga perlu ceramah. Ini kapan sampai rumah kamu. Kenapa perasaan lama banget," protesnya. "Lha wong saya mau ke warung dusun sebelah dulu. Tadinya 'kan mau ke mini market. Tapi ngga jadi karena Bu Yati.""Astaga. Kamu sengaja, ya, ngajakin saya muter-muter."-Sampai di depan rumah, Bu Yati lari dan nyelonong masuk begitu saja, tanpa permisi apalagi salam.Emak yang sedang duduk sampai kaget."Ada apa ini, Ci?" tanya emak."Tidak ada apa-apa, Mak.""Terus, Bu Yati?" Emak bingung.Aku tersenyum sambil mempersilahkan pria penagih utang yang masih berdiri di ambang pintu."Assalamu'alaikum," uc

    Last Updated : 2023-08-08
  • Nasi Kotak   Bab 17

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Ibu-ibu … ada berita bagus. Mau tahu?" Bu Atik mendatangi kami yang sedang belanja di Pak Kasman."Berita apa memangnya?" jawab seseibu."Semua warga yang bekerja di tempat Pak Marno akan diajak makan enak di sebuah restaurant mewah. Termasuk pekerja sementara. Beserta keluarga masing-masing."Ibu-ibu yang mendengar hal tersebut melongo, seakan tidak percaya dengan ucapan Bu Atik barusan. "Masih pagi sudah ngajakin bercanda saja Bu Atik ini," sahut seseibu lainnya."Eh, Bu. Siapa yang bercanda. Bu Evi sendiri yang minta saya untuk memberitahukan pada warga tentang berita ini. Dia memang orang kaya baik hati, makanya mau berbagi.""Berarti bisa satu dusun sendiri, dong, Bu, yang datang. Secara sebagian besar warga sini kerja dengan Pak Marno, ditambah pekerja sementara." Pak Kasman ikut bersuara."Ya, memang. Kalau saya, meski suami tidak bekerja di sana, tapi 'kan memiliki hubungan dekat dengan Bu Evi," terang Bu Atik sangat bangga.Aku yang men

    Last Updated : 2023-08-09
  • Nasi Kotak   Bab 18

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Pak Wan tidak salah tempat 'kan?" tanyaku sesaat setelah kami turun dari mobil. "Tidak, Mbak. Pak Rudi memang menyuruh saya mengantar kalian ke restaurant ini.""Terus sekarang Ayah mana?""Pak Rudi masih dalam perjalanan. Kalian diminta langsung masuk saja." Aku tidak tahu kenapa Ayah menyuruh kami datang ke restaurant yang sudah dibooking Bu Evi. "Permisi. Benar dengan Mbak Suci dan keluarga?" tanya seorang pria berpakaian rapi mendatangi kami yang masih berdiri di depan. "Iya, benar," jawabku."Perkenalkan, saya Putra–manager restaurant. Mari kalian saya antar ke meja yang sudah dipesan khusus oleh Pak Rudi," terangnya.Kami pun mengikuti langkah pria tersebut. Saat baru masuk, semua mata tertuju pada kami. Memandang dari ujung kaki sampai ujung kepala.Mungkin mereka kaget dan bingung melihat kedatangan serta penampilan kami. Dari meja tengah, Bu Evi dan geng'nya langsung berdiri. Pun dengan Pak Marno."I-itu mereka 'kan?" terdengar uca

    Last Updated : 2023-08-10
  • Nasi Kotak   Bab 19

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP Aku bingung ketika sampai di rumah sudah ada Pak Handoko dan seorang perempuan, mungkin sekretaris pribadinya. Pak Handoko sendiri adalah pengacara keluarga kami."Ternyata kalian sudah sampai lebih dulu," ucap ayah setelah turun dari mobil."Apa kabar, Pak?" sapaku."Alhamdulillah baik. Mbak Suci sendiri?""Seperti yang Bapak lihat, Alhamdulillah sangat baik."Tidak berapa lama, Mas Ihsan, Emak dan Dila pun sampai. Mobil mereka memang di belakang kami.Aku segera membuka pintu dan mempersilahkan Ayah, Pak Handoko dan sekretarisnya masuk. Pun dengan Pak Heru dan Pak Wan. Tetapi mereka memilih menunggu di luar.Ayah memintaku, Mas Ihsan dan juga Emak untuk duduk bersama. "Dila, masuk ke kamar dulu, ya, Nak," titahku. "Sudah disiapkan semua berkasnya," tanya ayah pada Pak Handoko."Sudah, Pak Rudi." Perempuan cantik yang duduk di sebelah Pak Handoko memberikan stopmap pada beliau. "Tapi kenapa mendadak sekali, Pak?" tanya Pak Handoko pada Ayah.A

    Last Updated : 2023-08-10
  • Nasi Kotak   Bab 20

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Bu Kadus, saya titip Emak, ya," ucapku. "Ini ponsel kalau Emak ingin menghubungi kami." Memberikan ponsel yang sengaja aku beli untuk Emak agar kami bisa komunikasi setiap saat.Hari ini, aku, Mas Ihsan dan Dila akan pindah ke rumah Ayah. "Iya, Mbak Suci. Saya pasti akan menjaga Emak," jawab Bu Kadus."Iya, Ci. Kamu tenang saja. Nanti setiap hari saya ke rumah Emak," sambung Mbak Icik.Sebenarnya sangat berat meninggalkan Emak sendirian, apalagi beliau sudah tidak sehat. "Ci, ini dibawa!" Emak keluar dari belakang sambil membawa toples plastik."Kering?""Iya, kemarin waktu kamu pergi, Emak bikin ini."Aku memang sangat suka dengan kering buatan Emak. Dulu hampir tiga hari sekali beliau selalu membuatkan aku kering kentang dan kacang. Tapi setelah Emak sakit-sakitan, aku melarang beliau melakukan aktivitas berat, sekalipun hanya memasak. Kalau sebatas membantu yang ringan-ringan saja, masih aku izinkan. Biar tidak bosan.Meraih dua toples dari

    Last Updated : 2023-08-10
  • Nasi Kotak   Bab 21

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP POV ANEPosisi Gatha dan Ivan diujung tanduk kalau Suci dan Ihsan benar-benar pindah di rumah ini untuk selamanya.Sepertinya aku harus mencari cara agar mereka kembali tinggal di dusun. Tapi bagaimana?Getaran ponsel di tangan mengalihkan pikiran. Aku segera menekan tombol hijau, mengangkat telepon dari Gatha yang dari tadi dihubungi, tapi tidak ada respon."Akhirnya kamu telepon Mama juga. Ada hal penting yang harus kamu tahu.""Ada apa, sih, Ma. Tadi Gatha sedang sibuk.""Suci dan Ihsan. Mereka pindah ke rumah kita.""Rumah kita? Maksud Mama?""Rumah yang sekarang kita tempati, Gatha ….""Oh, rumah Papa.""Rumah kita. Pokoknya harus menjadi milik kita.""Mana mungkin bisa menjadi milik kita. Sedangkan sudah jelas Papa mewariskan pada Suci.""Cukup, ya, Gatha. Mama itu sedang kesal. Jangan ditambah kesal lagi dengan ucapan kamu.""Ya, maaf, Ma. Terus apa yang mesti kita lakukan? Gatha juga males banget satu rumah dengan mereka.""Makanya Mama ka

    Last Updated : 2023-08-11

Latest chapter

  • Nasi Kotak   Bab 30 TAMAT

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP (TAMAT)Full Part"Cepetan ngomong, Bu! Lama.""Iya, nih. Biasanya kalau ngomentari orang cepet."Warga kembali riuh menunggu Bu Evi dan Bu Atik yang tidak segera bicara."Silahkan, siapa yang ingin bicara lebih dulu diantara kalian. Bu Evi atau Bu Atik," ucap Mas Ihsan.Bu Evi dan Bu Atik saling melempar pandang. "Saya yang akan bicara lebih dulu," terang Bu Atik.Dia berdiri dan berjalan mendekat ke arah kami duduk. Lalu membalikkan badan ke arah warga. Sebelum bicara, Bu Atik menatap semua orang yang ada di ruangan. Hingga akhirnya sebuah salam terucap mengawali pengakuan yang sebentar lagi akan didengar oleh warga dusun.Kakinya terlihat bergetar hebat. Sampai-sampai anaknya maju ke depan untuk memegangi tubuh Bu Atik. Kurang lebih lima belas menit Bu Atik mengakui semua perbuatan yang dia lakukan. Bahkan dia menjelaskan dengan detail bagaimana mereka memasukkan r*cun tikus di masakan yang dimasak Mbak Icik untuk Emak. Kami hanya bisa menge

  • Nasi Kotak   Bab 29

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP Setelah menunggu, akhirnya Ayah pun tiba bersama perempuan yang sebentar lagi akan terbongkar kebusukannya. Sikap Mama Ane terlihat biasa saja. Masih dengan gayanya yang modis dan raut wajah yang selalu menunjukkan keangkuhan. Apa Bu Evi memang belum memberitahu tentang kejahatan mereka yang sudah terbongkar? Baguslah. Biar menjadi kejutan yang indah. "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam, Yah," jawabku dan Mas Ihsan yang menyambut Ayah di depan. "Ayah mau langsung melihat keadaan Emak. Boleh 'kan?" "Boleh, Yah. Ayo Suci antar ke kamar.""Pak Rudi, Bu Ane," sapa emak yang ternyata lebih dulu keluar kamar. "Assalamu'alaikum, Bu. Bagaimana keadaannya?" tanya ayah."Emak … kenapa tidak istirahat saja?" ucapku."Emak itu sudah tidak apa-apa. Badan juga sudah enakan. Masa' iya harus di kamar terus.""Alhamdulillah kalau keadaan Ibu sudah membaik.""Iya, Pak Rudi. Silahkan duduk! Mari Bu Ane."Aku menoleh ke arah Mama Ane yang sekedar basa-basi men

  • Nasi Kotak   Bab 28

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Apa? Seratus lima puluh juta? Uang sebanyak itu Bu Evi kantongi sendiri? Licik. Berarti saya cuma dimanfaatkan saja," protes Bu Atik.Bu Atik dan Bu Evi saling serang ucapan. Sikap mereka tak ubahnya kucing dan tikus. Lupa, kalau mereka satu geng yang sangat solid. Aku, Mas Ihsan dan Emak sengaja membiarkan keduanya berdebat sejenak. Sampai akhirnya suara mereka tidak terdengar lagi ketika Mas Ihsan mengajakku untuk melaporkan ke pihak berwajib. "Tolong, Mak. Jangan laporkan kami." Mereka menangkupkan kedua tangan sambil bersimpuh. "Ihsan, suruh mereka keluar dari kamar Emak.""Suci … Emak mau bicara sama kamu," ucap beliau ketika aku hendak keluar kamar mengikuti Mas Ihsan."Iya, Mak."Emak terdiam lalu menarik napas. "Masalah ini tidak perlu diperpanjang lewat jalur hukum.""Apa? Perbuatan mereka tidak bisa ditolerir lagi, Mak. Harus diberi efek jera agar berpikir dulu sebelum melakukan sesuatu. Apalagi menyangkut nyawa.""Emak tahu, tapi ….

  • Nasi Kotak   Bab 27

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP Tidak ada alasan menunda mengungkap kebenaran sesungguhnya. Setelah tadi Bu Atik terang-terangan bicara sendiri atas apa yang dia dan Bu Evi lakukan pada Emak, aku pun tidak tinggal diam. Jangan ditanya seberapa marahnya ketika aku mengetahui hal ini. Apalagi dalang dibalik semua adalah istri ayahku sendiri. —--------Mas Ihsan, Pak Kadus dan Mbak Icik melempar pandangan ke arahku. Mereka terlihat bingung ketika sengaja aku kumpulkan."Assalamu'alaikum." Salam dari luar. "Wa'alaikumsalam, masuk saja, Bu!" pintaku karena pintu memang terbuka lebar. Bu Atik masuk. Ternyata dia tidak datang sendiri. Melainkan bersama anaknya–Galih–ayahnya Putri. "Silahkan duduk," titahku."Ada apa ini, Dek?" Mas Ihsan mulai bicara. "Nanti Mas juga akan tahu. Kita masih menunggu seseorang lagi."Tadi malam aku bicara dengan Pak Marno dan Indah melalui sambungan telepon. Meminta mereka agar segera pulang dan mengantar Bu Evi ke sini. Dan tadi pagi-pagi sekali Pa

  • Nasi Kotak   Bab 26

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP POV EVIPonsel di tanganku seketika terlepas begitu saja. Tubuh ini serasa tak bertulang. Lemas. Suci … ternyata dia sudah mengetahui semuanya. Bu Atik, kamu. Kur*ng ajar."Ma, makanannya sudah datang. Buruan turun!" teriak Mas Marno dari lantai bawah. Selama di luar kota, kami menyewa sebuah villa milik teman Mas Marno. Aku sengaja mengajak semua orang rumah. Bahkan ART pun, untuk menghindari Suci dan Ihsan sementara waktu. Tapi ternyata semua sia-sia. Apa yang aku lakukan pada Emak telah diketahui oleh Suci. Sepertinya aku tidak usah pulang sekalian. Daripada nanti diseret ke pihak berwajib dan jadi cemoohan warga. Ya … lebih baik begitu."Ma … Papa panggil kok diam saja." Mas Marno datang ke kamar. "Mama tidak lapar," jawabku menahan kecemasan. "Lho, tadi katanya lapar. Gimana, sih, Mama ini.""Sudah, ya. Mendingan Papa keluar dan jangan ganggu. Mama pengen sendirian.""Terus tujuan Mama ngajakin liburan orang satu rumah dengan mendadak un

  • Nasi Kotak   Bab 25

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Emak sudah tidak apa-apa, Ci. Kamu dan Ihsan bisa balik lagi untuk mengurus hotel.""Tidak, Mak. Kami akan menunggu sampai Emak benar-benar sehat dan mengajak tinggal di sana," sahutku sambil memberikan obat."Benar kata Suci. Emak harus ikut kami. Ihsan tidak akan meninggalkan Emak sendirian lagi," sambung Mas Ihsan."Kejadian ini tidak bisa dianggap sepele. Jelas ada orang yang ingin mencelakai Emak. Suci akan mencaritahu siapa pelakunya."Terdengar ketukan pintu belakang yang menghentikan obrolan kami. Aku pun segera beranjak untuk melihat siapa yang datang. "Mbak Icik?""Saya buatin bubur dan terik tahu untuk Emak," terangnya sambil menunjukkan dua buah rantang. "Masuk saja, Mbak! Emak ada di kamar."Mbak Icik masuk dengan ragu-ragu. "Tidak apa-apa. Ayo, Mbak!" ajakku."San," sapa Mbak Icik.Mas Ihsan mengangguk dengan tatapan datar dan angkuh.Aku paham kenapa sikapnya seperti itu. Sebenarnya Mas Ihsan juga tidak bisa menyalahkan Mbak Ic

  • Nasi Kotak   Bab 24

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP Aku, Mas Ihsan dan Pak Kadus saling menatap satu sama lain untuk sesaat. Mungkin kami merasakan hal yang sama. Syok, setelah mendengar penjelasan dari dokter serta melihat sendiri hasil cek darah dan cek makanan yang dikonsumsi Emak dan Bu Kadus. Gulai daun singkong yang disantap mereka ternyata mengandung r*cun tikus. Ya … r*cun tikus. Kini yang menjadi pertanyaan kami, bagaimana bisa gulai daun singkong yang dimasak Mbak Icik mengandung r*cun."Aku harus menemui Mbak Icik sekarang, Dek," ucap Mas Ihsan dengan wajah gusar. "Kamu di sini saja nungguin Emak," sambungnya lagi."Saya ikut, Mas Ihsan," sambung Pak Kadus.Tidak mungkin Mbak Icik melakukan hal itu. Dia orang baik dan jujur. "Mas … biar aku saja yang menemui Mbak Icik." Memegang kedua tangannya, berusaha menenangkan.Setelah membujuk Mas Ihsan, akhirnya dia pun setuju. "Pak, antar saya pulang ke dusun," ucapku pada Pak Wan. Beliau baru saja sampai di RS setelah semalam aku suruh tidur

  • Nasi Kotak   Bab 23

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP "Bagaimana menurut kalian setelah tadi melihat keadaan hotel serta bertemu dengan semua karyawan?" tanya ayah padaku dan juga Mas Ihsan. "Baru juga perkenalan, sudah ditanya begitu. Mana mungkin mereka bisa menjawab. Yang tahu persis, ya, seperti Mas Ivan. Dia sudah beberapa tahun ikut mengurus hotel," sahut Gatha."Betul ucapan Gatha, Yah. Karena yang kami lihat tidak ada yang aneh. Tapi … kenapa bisa pemasukan hotel kita menurun drastis. Itu mesti diselidiki." Aku melirik ke arah Gatha dan Ivan. "Mama dari mana, sih?" tanya Gatha. Sepertinya dia butuh bantuan untuk membalasku."Barusan Mama ada telepon dari teman lama. Mereka ngajakin reuni. Sedang bahas apa ini, kok kelihatan pada tegang?" Mama Ane menarik kursi di sebelah Ayah dan duduk berhadapan denganku.Kami bisa kumpul hanya waktu makan bersama seperti ini. Khususnya makan malam. Ayah sudah menerapkan hal tersebut. Sesibuk apapun, saat makan malam harus kumpul. Meski aturan tersebut per

  • Nasi Kotak   Bab 22

    NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP POV EVI"Kenapa lihatin Mama seperti itu?" tanyaku pada Indah setelah mengantar Bu Ane sampai depan."Indah dengar semua pembicaraan perempuan tadi sama Mama," terangnya. "Pembicaraan biasa. Sudah sana, buruan antar Sakha les.""Jangan melakukan hal yang disuruh perempuan tadi, Ma. Itu tindakan kriminal." Segera membungk*m mulut Indah dan mendorongnya masuk ke dalam. "Hati-hati kamu bicara seperti itu. Nanti kalau sampai ada orang yang dengar bagaimana? Kamu seneng, ya, kalau Mama dapat masalah besar. Jangan pernah ikut campur urusan orang tua. Paham," tegasku pada Indah. Dia memang sok baik jadi orang. Aku masuk ke kamar dan mulai memikirkan rencana bagaimana membuat Emak celaka. Untuk melakukan hal tersebut tidak mungkin hanya seorang diri. Pastinya butuh seseorang yang mau membantu.Bu Yati? Tidak. Yang aku dengar sekarang dia mulai dekat dengan Emak setelah tahu Suci anak orang kaya. Pun ibu-ibu lain yang dulunya selalu patuh aturanku. Sung

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status