Setelah selesai mandi, Reyhan dan Zeira keluar dari kamar melangkah menuruni anak tangga menuju ruang makan untuk makan malam bersama.
"Mas aku malu" bisik Zeira saat mereka di tangga
"Kenapa malu sayang ?" Tanya Reyhan dengan polosnya.
"Aku malu, karena rambut kita berdua basah" jawab Zeira dengan tersenyum malu.
"Enggak apa-apa, kitakan sudah menikah. Wajar dong suami istri melakukannya" jawab Reyhan dengan santai. Reyhan masih tetap menggandeng tangan Zeira, ia masih belum sepenuhnya percaya, kalau Zeira suda pulih kembali. Ia berpikir mungkin saja saat ini Zeira sadar karena efek obat.
Fina tersenyum saat melihat rambut Reyhan dan Zeira sama-sama basah, sudah lama ia tidak melihat seperti ini, semenjak ia datang dari Prancis, baru kali ini ia melihat pemandangan seperti saat ini.
"Selamat malam sayang ?" Sapa Fina dengan senyum.
"Selamat malam mama" jawab Zeira dengan hormat.
Fina sedikit bingung, biasanya Zeira pasti menja
Suara burung bernyanyi merdu, terdengar dari hutan lindung yang ada di belakang mansion itu. Saat ini seorang wanita cantik sedang berdiri di balkon kamarnya untuk menghirup udara segar di pagi hari, ia membentangkan kedua tangannya sambil menikmati tetesan embun di wajahnya."Ini masih pagi sekali sayang" bisik Reyhan tepat di telinga Zeira, ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping istrinya itu."Mas, kamu buat aku kaget" protes Zeira "Apa aku terlihat begitu menakutkan, sehingga istriku yang cantik ini kaget melihatku datang ?" Canda Reyhan, ia berusaha untuk menghibur Zeira walaupun hatinya saat ini sedang khawatir dan cemas memikirkan Andrian."Tidak mas, kamu tidak menakutkan, bahkan kamu sangat tampan sama seperti putra kita Andrian" Zeira mulai meneteskan air mata. Setiap melihat wajah Reyhan, ia pasti membayangkan wajah putranya, sebab Andrian begitu mirip dengan papanya. Hanya matanya yang berbeda dengan Reyhan, Andrian me
"tidak, saya tidak kenal dengannya" jawab pria itu dengan nada yang nyaris tidak terdengar"Dia adalah putra sulung dari Bagaskara. Kita akan di pecat hari ini juga jika berani bermain-main dengannya. Ikuti sesuai peraturan sebelum ia menghubungi komandan" bisik pria itu."Hm... baiklah, kamu kenapa tidak bicara dari tadi" geram pria sombong itu kepada temannya"Baiklah pak, anda bisa bertemu dengan bayi itu. Ternyata anda adalah paman dari bayi itu, tadi saya hanya takut jika orang lain datang berpura-pura sebagai keluarganya" dalih pria sombong itu. Ia jadi takut setelah mengetahui siapa yang ada di hadapannya...................Zeira, Fina, Roy dan Reyhan sudah bisa sedikit tersenyum setelah Vivi keluar dari ruang operasi, dan saat ini ia sudah sadar dan berada di ruang rawat inap.Ting-nong ting-nong suara ponsel Reyhan.Dengan sigap Reyhan meraih ponsel miliknya dari saku celana, ia mengusap layarnya setelah melihat nama yang muncul
Tiga hari telah berlalu, di mana hari ini Vivi akan kembali dari rumah sakit ke kediaman Nicolas, sebenarnya ia belum bisa untuk pulang, tetapi ia sudah merasa bosan berada di rumah sakit. Hal itu membuat Roy mengijinkannya pulang dan meminta dokter untuk merawatnya di rumah. Namanya juga orang kaya, ya bebas dong meminta rawat di rumah sendiri atau di rumah sakit, yang penting ada uang. Iya kan ? Apa lagi pemilik saham terbesar di rumah sakit itu adalah keluarga Nicolas, tentu tidak ada yang bisa melarang dan menolak permintaan mereka.Suasana di kediaman Nicolas masih sama seperti satu bulan terakhir ini, rumah itu terasa sepi, tidak seperti biasanya. Waktu dulu di saat Fina dan Richard datang dari Prancis, ruang tamu dan ruang keluarga selalu ramai karena mereka berkumpul dan bercanda tawa. Tetapi satu bulan ini, tidak ada canda tawa di sana. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing, sedangkan Zeira selalu mengurung diri di dalam kamarnya.Tetapi saat Vivi tiba di
Pemakaman ibunya Siti berjalan dengan baik, rasa duka masih menyelimuti kediaman Nicolas, karena Kelin adalah mantan pelayan di rumah itu, sebelum ia sakit dan mengalami stroke.Hari ini adalah hari minggu, di mana semua keluarga konglomerat itu sedang berada di rumah, tetapi suasana saat ini sangat jauh berbeda, biasanya mereka akan berkumpul di ruang tamu atau ruang keluarga. Namun hal itu tidak berlaku untuk saat ini, mereka mengurung diri di dalam kamarnya masing-masing.Reyhan memijat keningnya dengan kedua jarinya, ia pusing karena sampai saat ini, ponsel Carles belum bisa di hubungi, pihak kepolisian juga mengatakan belum ada perkembangan tentang kasus penculikan Andrian, karena belum ada penjelasan dari pihak kepolisian Prancis."Mas..." Panggil Zeira. Ia sedang berbaring di atas tempat tidur, sementara Reyhan duduk di sofa."Iya sayang" sahut Reyhan."Apa cuaca masih buruk ?" Tanya ZeiraReyhan menganggukkan kepalanya "H
"apa yang terjadi ?" Tanya Richard saat ia tiba di pintu kamar Reyhan. Matanya membulat saat melihat Zeira dan Reyhan. Ia menampar pipinya sendiri dengan keras, untuk memastikan kalau ia tidak sedang bermimpi."Oh my God, apa yang aku lihat ini adalah kenyataan ?" Ucap Richard dengan rasa tidak percaya. Ia melangkah dengan tertatih untuk mendekati anak dan menantunya itu."Ini cucumu Daddy" teriak Reyhan dengan begitu semangat, sambil berurai air mata kebahagiaan.Richard tidak langsung menyentuh Andrian, ia menjatuhkan kedua lututnya di atas lantai dan bersujud untuk mengucapkan terima kasih kepada yang kuasa. Setelah itu ! Baru ia bangkit dan meraih Andrian dari gendongan Zeira, ia menghujani Andrian dengan ciumannya. "Sayang opa" ucap Richard. Ia juga meneteskan air mata sama seperti Reyhan dan Zeira."Benarkah ini ?" Tanya Fina dengan suara yang lantang dari pintu. Tubuhnya yang mungil membuat ia tidak bisa menyeimbangi langkah suaminya, sehingga ia b
Mata Zeira membulat saat melihat Bara keluar dari ruangan itu dengan seorang wanita yang sudah 10 tahun ini hilang tanpa kabar bagaikan di telan bumi."Kamu ! Kenapa bisa ada di sini ?" Tanya Zeira"Apa kamu kenal dengannya ?" Tanaya Carles"Ya, aku sangat mengenalnya. Dia waktu dulu bekerja sebagai pelayan di rumahku, tetapi dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar" jawab Zeira"Dia bukan menghilang, tetapi dia berkhianat" ucap Carles."Maksudnya ?" Sahut Reyhan. Ia bingung dan tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Zeira dan Carles."Tanyakan saja kepadanya" jawab CarlesWanita itu berlari bersimpuh di kaki Zeira, ia meraung-raung meminta maaf "maafkan aku nyonya, aku khilaf waktu itu" ucap wanita itu."Kenapa kamu minta maaf ?" Tegur Zeira. Ia berpikir kalau Lilis tidak pernah berbuat salah kepadanya, hanya saja Lilis pergi tanpa meminta izin darinya."Maafkan aku nyonya" Lilis kembali mengulang kata-katan
Siang ini Reyhan sudah menyerahkan Lilis dan Fadil ke kantor polisi, ia juga sudah mengantongi alamat tempat persembunyian Mita, sebab Fadil sudah membuka mulut setelah melihat video rekaman Cctv yang diberikan Lilis kepadanya. Fadil juga sudah mengakui kalau dialah yang menabrak Vivi waktu itu. Sementara Asep tidak diserahkan ke kantor polisi, karena Zeira melarangnya. Wanita cantik pemilik mata biru itu tidak tega melihat Asep harus tinggal di balik jeruji besi, karena usia Asep yang sudah menginjak kepala lima.Asep bersujud memohon di kaki Zeira. Ia menyesali semua perbuatannya. Ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tetapi ia memohon agar tetap bekerja di kediaman Nicolas."Aku mohon nyonya, beri aku satu kesempatan lagi untuk bekerja di sini" mohon Asep"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang pak, tunggu saja mas Reyhan kembali, bicaralah kepadanya" tolak Zeira. Ia sebenarnya tidak berniat untuk menghentikan Asep bekerja dari sana. Tetapi ia tidak b
Reyhan menemui pihak bank, ia mengatakan jika keluarga Nicolas tidak pernah mengajukan pinjaman, apa lagi sampai menggadaikan perusahaan RN GRUP. Tetapi Reyhan begitu terkejut dan tidak bisa berkata-kata, saat pihak bank menunjukkan berkas-berkas pengajuannya, bahkan surat-surat perusahaan RN GRUP kini ada pada pihak bank. Yang paling membuat Reyhan terkejut, semua berkas-berkas pengajuan adalah berisi tanda tangannya sendiri."Maaf pak, saya tidak pernah datang ke mari untuk mengajukan pinjaman" bantah Reyhan."Memang pak, bukan bapak yang datang ke mari, tetapi manajer perusahaan RN GRUP, yaitu bapak Rian Winata" jawab pihak bank."Kenapa kalian memberikannya ? Kalian kan sudah tahu siapa pemilik dari perusahaan itu" kesal Reyhan. Ia tidak habis pikir kenapa pihak bank bisa memberikan pinjaman sebanyak itu kepada Rian."Kami tidak berhak untuk menolak pinjaman itu pak. Sebab semua berkas-berkas memenuhi syarat. Seperti tanda tangan pemilik dan surat-sur
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h