Beranda / Romansa / Nafkah Batin Suamiku / Ketulusan Aini Dan Penyesalan Afwan

Share

Ketulusan Aini Dan Penyesalan Afwan

Penulis: Hielmy Muthia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 09:16:40

Udara malam Bandung terasa manis membelai hati Aini yang penuh cinta. Mobil melaju membelah jalanan yang tidak begitu ramai, meninggalkan rumah dokter Fadhil. Mang Engkus melajukan mobil dengan kecepatan sedang, saat jalan mulai berbelok memasuki jalan setia Budi menuju kota Lembang.

Sepanjang jalan mata Aini dimanjakan dengan pendar lampu jalanan berpadu dengan gemerlapnya sinar lampu gedung dan toko yang dilewati. Pohonan rindang di sisi jalan menerpa tubuh Aini terasa lebih dingin. Bandung di malam hari, selalu terasa romantis.

Mobil yang di kemudikan Mang Engkus berhenti di salah satu Swalayan yang di lalui, Aini ingin membeli cemilan dan air mineral. Kebetulan stok di rumah sudah habis, dari pada bolak balik besok kembali mendingan malam ini Aini belanja sekalian sambil lewat.

Mang Engkus segera memarkirkan mobil di halaman sebuah swalayan, sesat kemudian Aini turun. Bergegas memasuki pusat perbelanjaan, namun belum sempat Aini belanja tanpa diduga, matanya menangkap sosok yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
nyesal kan afwan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nafkah Batin Suamiku   Talak Untuk Mirna

    Aini hanya mengangguk , memeluk Bella dan membiarkan Afwan berlalu di kegelapan malam. Bara kemarahan di mata Afwan membuat Aini tidak berani bertanya macam-macam.Entah apa yang dilakukan Afwan terhadap Mirna, perempuan yang pernah begitu dipuja dengan sepenuh hati. Jujur, ada perasaan iba di hati Aini, mengingat Afwan kini tidak bisa memanjakan Mirna dengan kemewahan yang selama ini dilimpahkannya pada istri mudanya. Tapi bukankah hidup sejatinya berani bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuat?Mungkin Afwan jatuh secara jabatan dan materi, tapi Aini yakin dengan cara seperti itu Afwan bisa lebih bijaksana dan berhati-hati dalam mengambil tindakan, begitupun Mirna, saat Afwan terpuruk, harusnya belajar menjadi istri setia dengan mendampingi pasangan saat suka maupun duka. Geliat halus Bella membuyarkan lamunan Aini. Perlahan dia membetulkan posisi pelukannya di tubuh Bella. "Sayang, kita pulang ke rumah Tante, ya. Biarkan Papamu, menyelesaikan urusan dengan Mamamu."Aini meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Nafkah Batin Suamiku   Karma Dimulai

    32Afwan menghela napas panjang. Tak ada air mata yang mengiringi kata talak untuk Mirna. Tak ada seguratpun bulir sakit yang menghiasi episode hidupnya yang berakhir dengan seorang Mirna. Mantan terindah,perempuan masa lalu dan juga cinta pertamanya.Mengapa rasa sesal itu tidak ada? bukankah dia selama ini memuja Mirna? Bukankan kecantikan Mirna sempurna? bukankah dulu...ya, dulu. Hanya Mirna yang sanggup merubuhkan kebekuan hatinya yang sedingin es dan Sekokoh bongkahan karang.Jawabannya, betapapun manis masa lalu dan betapapun indah kenangannya, semua itu tidak berharga saat tak ada ketulusan cinta yang menyertainya.Sesaat Mirna terisak. Mendapati Afwan yang murka mengeluarkan semua isi lemarinya dengan kasar dan melemparkannya ke arahnya, membuat baju-baju mahal dan bermerknya berserakan di lantai.Afwan mungkin tengah terpuruk. Terlibat masalah dengan menggelapkan uang perusahaan dan terpaksa menjual hampir seluruh aset yang dimiliki dan hanya tinggal sedikit tabungan dan mob

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Nafkah Batin Suamiku   Episode Kelam Mirna

    Heru merasa kepalanya sangat pening. Seharian dia memutari kota Bandung mencari keberadaan Sinta. Kemana Sinta pergi?Heru terus berpikir keras tentang Sinta dan Zaydan. Tak sekelumit kenangan manis yang direguk bersama Mirna saat itu yang kini masih bersemayam di hatinya. Heru bahkan tak sedikitpun menoleh ponsel tempat dia bercengkrama dengan seorang Mirna.Dari kemarin ponsel yang biasa digunakan berchat ria dengan Mirna dia matikan. Ada perasaan enggan jika harus membaca dan membalas pesan Mirna. Perempuan yang luar biasa menggairahkan itu, seakan pesonannya pudar saat menyadari Sinta pergi meninggalkannya. Heru kembali memasukkan mobilnya ke dalam garasi, sia-sia dia mencari Sinta kesana kemari hari ini. Sinta seperti hilang ditelan bumi, raib entah kemana. Betapapun gigihnya Heru mencari keberadaan Sinta pada sahabat dan kerabat, mereka semua geleng kepala tanda tidak mengetahui keberadaan perempuan itu.Sinta, setelah engkau berlalu mengapa perasaan rindu itu baru kurasakan?

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Nafkah Batin Suamiku   Awal Hidup Yang Menyakitkan

    Mirna menyungging senyum pahit. Tak punya pilihan, berharap pada Heru dan Afwan jelas tidak mungkin, juga pada Miranti, Si Comel itu jelas tidak mau menjemputnya dan malah mengatainya yang enggak-enggak. Dengan gusar dan sangat terpaksa akhirnya Mirna memijit aplikasi transportasi online. Selama ini, dia merasa sangat gengsi naik transportasi umum. Mirna terbiasa naik mobil mewah dan mahal plus sopir pribadi. Tapi apalah daya, hari ini, dia tidak punya pilihan.Tangan lentiknya dengan malas menekan aplikasi yang dimaksud, huh. Cewek secantik dan semahal aku harus naik transportasi online? Mengerikan. Semua ini, gara-gara Aini mengambil semua asset yang dipunya Mas Afwan. Awas kamu Aini. Aku akan balas semua perbuatanmu, aku tidak pernah kalah dan jadi pecundang. Hati Mirna dipenuhi rasa geram.Mirna mengetik sesuatu di layar gawainya. Mulutnya masih komat-kamit menahan sebal pada Aini.Tut. Layar ponselnya tiba-tiba meredup dan pes, layar ponsel di tangannya kini malah berubah hita

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Nafkah Batin Suamiku   Hidup yang Menyakitkan (2)

    Tubuh Mirna rasanya patah-patah dan mateng saat turun dari angkot. Tiga kali berpindah angkot dengan tentengan seberat ini, membuat tubuhnya terasa ringsek. Dengan sedikit tertatih, perempuan yang biasa datang kepada keluarganya dengan sikap sombong dan jumawa itu menyeret kopernya dengan terseok. Matanya sedikit nanar melihat pagar rumah di depannya. Rumah Miranti. Seketika ada perasaan malas dan segan bercampur menjadi satu.Bukan karena rumah Miranti yang sempit dan tak nyaman, melainkan pemiliknya yang akan membuatnya tak nyaman. Mirna tertegun. Merasa tak yakin harus kembali ke rumah ini. Tapi dia tidak punya tempat kembali saat ini, memaksa langkahnya terus berjalan menuju halaman kemudian naik teras rumah yang terasa sepi. Rumah Miranti tidak semewah rumah dirinya dengan Afwan kala masih berjaya, tapi halamannya cukup luas dan rindang, rumahnya juga bersih dan nyaman. Tak ada yang menyambutnya. Kemana Papa dan Mama? Mirna tertegun. Bukankan Papa dan Mamanya sebulan lalu ik

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Nafkah Batin Suamiku   Pesona Aini Dan Penyesalan Afwan

    Apa kabar cinta masa lalu? Mata Aini menelusuri setiap sudut kamarnya yang telah lama bersih dari foto-foto dirinya dan Afwan.Tak ada lagi deretan wajah pria yang dulu terpampang syahdu dalam deretan bingkai foto kebersamaan bersama dirinya. Musnah bersama kisah perkawinan mereka yang telah kandas.Afwan, kini tak hanya pria masa lalu tapi pria yang segala tentangnya telah dihapusnya dengan sempurna dalam hidupnya.Aini menghela napas perlahan, ada perasaan Lega yang menyapa hatinya, kini dia merasa lebih baik dan berharga. Kehadiran dokter Fadhil yang akhir-akhir ini menghiasi hari-harinya dengan segala kemanisan dan kehangatannya perlahan membuat kuncup bunga di hatinya yang pernah layu kini perlahan bersemi kembali.Diliriknya bilah dinding kamar yang terasa sepi, kemarin dirinya masih memajang foto pernikahannya dengan Afwan. Ya Afwan, laki-laki pertama yang dicintainya sepenuh jiwa raga, sayang kini namanya tinggal segores nama tanpa rasa dan makna.Malam mulai beranjak larut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Nafkah Batin Suamiku   Pembalasan Si Upik Abu

    Afwan meraih tubuh mungil Bella yang menggeliat pelan. Membawanya ke luar ruangan fitting untuk mencari udara yang lebih segar.Afwan masih menimang Bella saat Aini dan dokter Fadhil menemuinya."Selamat ya, Mas. Bayi kamu cantik sekali," puji Aini menatap Bella dengan mimik gemas."Hidupmu sempurna, Mas. Aku ikut bahagia, dengan kehadiran Bella, cintamu semakin kokoh dengan Mirna," lanjut Aini membuat paras Afwan samar terlihat murung.Apa Aini tidak tahu yang sebenarnya terjadi antara aku dan Mirna? Apa Aini juga tidak faham kalau Bella bukan darah dagingnku?Afwan tak bermaksud menjawab, dia hanya menghela nafas yang mendadak terasa berat."Aini kapan kalian menikah?" Afwan mengalihkan topik pembicaraan. Meski jujur bertanya tentang kapan Aini menikah juga sangat menyakitkan."Insya Allah secepatnya. Nanti aku kabari, Mas datang, ya." Aini menjelaskan dengan ramah. Wajahnya tampak menyimpan rona bahagia.Afwan mengangguk pelan. Perasaan sakit itu tak bisa lagi disembunyikan. Wajah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Nafkah Batin Suamiku   Mahligai Kedua Untuk Aini

    Wajah Aini tampak sempurna dalam guyuran lampu kristal di kamar pengantinnya, harum bunga melati dan hiasan bunga hidup yang menjadi dekorasi kamar bernuansa putih berpadu dengan warna -warni bunga itu semakin menyempurnakan indahnya kamar Aini.Tak butuh waktu lama untuk menunggu seorang dokter Fadhil melamar dan menetapkankan tanggal pernikahan mereka. Laki-laki sejuk dan lembut itu ternyata memiliki tekad yang keras dan kuat. Cinta nya besar dan tak terukur.Hari ini disaksikan orang tua dan kerabat dua belah fihak, Aini dan dokter Fadhil akan resmi mengikrar kan cinta mereka didalam ikatan pernikahan yang Sah dan indah.Perkawinan bukan hanya menjanjikan lautan cinta tak bertepi tapi juga menjadi ladang ibadah terlama dalam hidup.Wajah cantik Aini tampak berbinar lembut dalam rona kebahagiaan yang terpancar dalam sorot mata dan senyumannya yang menawan.Dengan penuh debar Aini menanti dirinya keluar kamar untuk melaksanakan ikrar pernikahan dirinya dengan imam seorang Fadhil yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03

Bab terbaru

  • Nafkah Batin Suamiku   Akhir Kehidupan Sang Pelakor

    Akhir Kehidupan Sang PelakorMirna mengerjapkan mata beberapa kali ke arah pria yang selama dua tahun ini sudah jadi suaminya. Memberinya gelimang kemewahan dan harta. Memberinya tawa dan kebahagiaan walau diatas penderitaan dan tangisan istri tua beserta anak-anaknya yang dicampakkan begitu saja.Tak akan disesalinya kepergian dari hidup Afwan dan rumah Miranti. Dia kini nyonya di rumahnya sendiri.Berulangkali dia mengatakan pada sahabat dan temannya kalau kecantikan dirinya bisa mengalahkan dunia dan membuat pria manapun akan bertekuk lutut di bawah pesona yang dimilikinya.Mirna bangga. Dia merasa takdir selalu membawanya pada kemenangan dan keberuntungan.Takdir selalu mengantar nya menjadi seorang pemenang diatas kekalahan perempuan yang suaminya telah dia rebut dengan paksa.Tapi tidak sepertinya untuk saat ini. Berulangkali matanya mengerjap dan mencoba awas pada apa yang sedang terjadi.Bagaimana mungkin pemandangan dihadapannya bisa terjadi. Mas Andre, suami yang terakhir d

  • Nafkah Batin Suamiku   Pelajaran Untuk Mertua Matre

    "Bagus kan? Miranti?" Ibunya Afwan menyodorkan gambar deretan tas branded ke arah menantu barunya. Wajahnya terlihat sumringah. Setelah kemarin Miranti berhasil dia bujuk membelikan sebuah gamis sutra yang lumayan mehong, kini Ibu ingin Miranti membelikannya tas branded." Betul, Bu." Jawab Miranti yang sibuk menyuapi Bella yang kini mulai pandai berjalan dan berceloteh riang."Beliin ibu, Mir." Ibu menyodorkan gambar ke hadapan menantu barunya."Hmm." Miranti meletakan piring di meja dan meraih katalog tas dari tangan Ibu."Yang coklat atau merah, Ibu suka Mir. Maukan beliin Ibu tas merk itu, kan uang mu semuanya berasal dari Afwan." Mulai mengusik. Apalagi kini Ibu tahu Miranti sudah berhenti kerja dan hanya mengandalkan uang belanja dari suaminya."Kalau kamu menolak lagi membelikan tas merk ini, Ibu akan laporkan pada Afwan. Kamu pelit."Miranti meletakkan katalog tas di meja dan bangkit meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas sampingnya."Telephon suamiku, Bu. Katakan aku me

  • Nafkah Batin Suamiku   Manisnya Cinta

    Hari-hari selanjutnya bersama seorang bumil yang baru menginjak trimester pertama adalah hari yang penuh warna. Indah, ceria meski sedikit ribet.Tidak menyangka juga ternyata kehamilan Aini termasuk yang cukup repot. Dia alergi dengan segala bentuk bau parfum dan masakan berbau tajam seperti bawang goreng dan minyak.Anehnya, meski payah perempuan yang terlihat makin cantik dan menawan itu jarang absen untuk tetap melayani suami. Bukan karena kuat, tapi karena menyadari kalau itu sebuah kewajiban.Memasak di masa hamil muda itu sesuatu banget. Biasanya dokter Fadhil akan siaga menungguinya di dapur. Sesekali membantu istri tercintanya mengiris atau menggoreng. Meski selama ini dia tipe pria yang tidak pandai masak dan jarang ke dapur, tapi demi Aini dia bisa menjalankannya dengan suka cita.Betul kata peribahasa, saat cinta gula jawa pun rasa coklat. Cinta membuat segalanya menyenangkan, termasuk aktifitas yang selama ini jarang dilakukannya, memasak."Cuss, Mas yang masak hari ini.

  • Nafkah Batin Suamiku   Buah Hati Untuk Aini

    Hari sudah agak larut malam saat dokter Fadhil memasuklan mobilnya ke halaman rumah Aini yang luas. Bintang dan bulan tampak bertabur indah di cakrawala yang terlihat pekat. Tanpa banyak bicara,Aini bergegas beranjak turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah dan meninggalkan suaminya yang bersiap masukkan mobilnya ke dalam garasi dibantu mang Engkus.Sementara Bi Darsih mengikuti Aini masuk ke dalam rumah. Terlihat wajah Bi Darsih yang ikut membawa beberapa bungkusan buah tangan dari keluarga Afifah terlihat heran, Aini terlihat sedikit murung. Tapi perempuan paruh baya itu tidak berani bertanya dan segera menyimpan barang bawaan Aini ke dapur.Aini berjalan lurus menuju kamarnya, wajahnya semakin diam saat melintas di ruangan luas yang menyimpan banyak kenangan, dia langsung menghenyakkan tubuh nya yang terasa penat di kasur. Wajahnya masih terlihat sedikit gundah.Sepertinya candaan suaminya selama perjalan pulang dari pernikahan Faiz dan Afifah masih membuatnya kepikiran."Ke

  • Nafkah Batin Suamiku   Pernikahan Afiah dan Faiz

    Prosesi ijab kabul terhenti. Semua memandang ke arah Faiz yang baru tiba. Dengan wajah yang penuh rasa penyesalan faiz segera bersimpuh disisi kakaknya dokter Fadil. "Maaf sedikit terlambat." Faiz tersenyum kikuk. Sadar dia telah membuat acara yang begitu sakral terhenti tiba-tiba.Elsa pacarnya yang terus meracau karena mengamuk dan mencakarnya di Bandara serta merusak ponselnya membuat Faiz kewalahan. Elsa tidak terima Faiz akan menikahi Afifah. Pun, ketika Faiz berusaha menjelaskan dan memberi pilihan untuk berbagi. Elsa murka. Tak terima dengan alasan Faiz meski dirinya seharusnya sadar, hadir di hari-hari Faiz setelah Afifah.Mata Faiz terasa basah saat menyapu semua hadirin di ruangan yang disulap indah meski sederhana. Sungguh dia, tidak menduga, kalau Fadhil kakaknya bersedia menikahi Afifah. Dia pikir percakapannya beberapa waktu lalu di malam hari itu tidak berbuntut Aini mengalah dan meminta suaminya Fadhil menikahi Afifah.Faiz juga tidak menduga trauma Afifah begitu dal

  • Nafkah Batin Suamiku   Keajaiban Cinta

    Aini hanya tersenyum getir. Menyadari ucapan Sinta betul adanya. Mungkin dirinya adalah perempuan terbodoh yang merelakan suaminya mendua cinta."Aku mungkin bodoh, Sinta. Tapi aku tidak mampu melihat seorang perempuan seperti Afifah terluka dan terhina." Mata Aini menerawang menembus langit."Aku tahu bagaimana rasanya dicampakkan dan dihina, aku bisa merasakan bagaimana seorang Afifah yang terluka, trauma dan putus asa."Sinta mengerjap, tak menduga kalau ketulusan Aini begitu dalam."Aku tahu bagaimana sakitnya dikhianati, tapi aku yakin lebih sakit menjadi seorang perempuan ternoda karena sebuah tindak kejahatan. Aku bahkan tidak membayangkan kalau itu terjadi padaku." Aini tersenyum menatap bola mata Sinta yang tidak berkedip."Kamu pikir, mudah menerima Fadhilmu berbagi hati, Aini?" Sinta yang terlihat sedikit gemukan kembali bertanya.Sinta memang perempuan tegar. Saat dia mendapati Heru suaminya berselingkuh dengan Mirna, dia mantap memilih hidup sendiri dan menggugat cerai. B

  • Nafkah Batin Suamiku   Ujian Cinta

    Adakalanya ujian Allah hadirkan, agar seseorang mengerti caranya berjuang dan bersyukur, cinta dan keikhlasan.***Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Udara di luar yang menerobos lobang angin di kamar yang ditempati Aini, terasa lembab. Hujan yang turun di sore hari menguarkan bau tanah dan semerbak bunga yang banyak tumbuh di halaman rumah.Wajah Aini memerah sendu saat matanya kembali menyapu ruangan kamarnya yang sepi.Ruangan kamar yang di dominasi warna putih dan krem itu kini menyisakan lengang. Ruangan besar dan luas itu rasanya sepi tanpa tangis dan celoteh bayi mungil yang akan membuat suasana semarak dan hangat.Sejak Bella diambil kembali oleh Miranti rasanya hati Aini begitu sepi. Apalagi setahun pernikahan dengan dokter Fadhil seperti belum ada tanda-tanda dirinya hamil. Padahal kata dokter yang sempat Aini kunjungi untuk melakukan konsultasi, dirinya dan suami baik-baik saja. Hanya belum saatnya dan harus sedikit bersabar.Aini tahu, dia harus sabar menunggu

  • Nafkah Batin Suamiku   Karma Untuk Sang Pelakor 2

    POV MirnaAku meraba pipi yang terasa panas dan sedikit perih. Tak menduga kalau Afwan, pria bucin yang selama ini puas kupermainkan hati dan perasaannya sanggup menamparku. Pria yang rela membohongi wanita sekaya Aini dan memilih hidup bersamaku, kini menatapku dengan pandangan penuh kebencian. Sialan.Afwan menamparku demi membela Miranti? Perempuan jelek yang enggak ada manis-manisnya itu? Apa otak dia sudah sepaneng atau Oneng? Ibaratnya aku boneka Berbie dan Miranti boneka orang-orangan di sawah? Kalau sampai Afwan membela Miranti, pasti ada yang korsleting dengan otaknya. Aku mendengus dengan sisa rasa percaya diriku yang sempat hancur gara-gara tamparan Afwan.Tunggu. Kata Si Bibi yang membukakan gerbang rumah Miranti mereka sudah menikah seminggu yang lalu. Apa betul pria setampan Afwan bisa jatuh cinta pada kakakku?Aku sangsi kalau Afwan benar mencintai perempuan songong itu dengan tulus. Kalau gak ada maunya pasti diguna-guna. Awas kamu Miranti, desis ku dalam hati penuh

  • Nafkah Batin Suamiku   Karma Untuk Sang Pelakor

    Tak terasa dua bulan sudah semenjak Aini dan dokter Fadhil menikah, waktu begitu saja berlalu menyisakan sejuta kisah pahit dan manis silih berganti. Ada tawa, ada air mata, ada suka adapula luka datang dan pergi silih berganti.Itulah kehidupan ibarat panggung sandiwara semua peran berganti dengan sempurna. Adakalanya kita mendapat peran yang manis dan Penuh tawa ada pula peran yang pahit penuh air mata dan kecewa. Kita diciptakan beraneka warna oleh sang pencipta, agar kita sebagai makhluk bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah menjadi goresan takdir dalam hidup.Saat Allah ciptakan luka dan air mata, di sanalah Allah mengajarkan kita arti kesabaran, dan saat Allah menciptakan rasa bahagia dan canda tawa, di sanalah Allah tengah mengajarkan bagaimana rasa bersyukur dan berbagi.Afwan tepekur menatap sederet angka di layar ATM. Lama berdiri di depan mesin canggih itu, tidak juga merubah apapun. Saldonya tetap tidak berubah.Angka yang jauh dari cukup untuk biaya hidup sebul

DMCA.com Protection Status