Share

135. BERITA BARU

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-01-27 23:27:05

Pram berjalan hilir-mudik di ruang kerjanya, langkah-langkahnya berat seperti membawa beban yang tak terlihat. Tangannya terus menggenggam kepala, jemarinya menjelajahi rambut yang sudah berantakan akibat terlalu sering diremas. Tatapannya kosong, bergantian menatap meja kayu di sudut ruangan dan jendela yang memantulkan bayangan dirinya. Ia mencoba mencari secercah solusi di dalam benaknya, tetapi yang muncul hanyalah bayangan wajah Arya dan senyum liciknya saat membawa Sakti pergi.

Pram terus berjalan mondar-mandir, mencoba menyusun strategi untuk menghadapi Arya. Namun, pikirannya terus buntu. Setiap opsi yang ia pertimbangkan terasa berisiko, terutama jika Arya menggandeng pengacara berpengalaman untuk merebut warisan Sakti.

Terdengar suara ketukan jam dinding yang menggema di ruangan. Setiap dentangnya seperti pengingat waktu yang terus berjalan tanpa solusi. Pram berhenti sejenak, menarik napas panjang, lalu membanting tubuhnya ke kursi di dekat meja. Ia menatap ponsel yang terg
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
saham dibeli prabu mungkin emng biar gk jatuh di pihak yg lain y Thor biar bisa kembali lgi k pram .. smoga prabu berniat baik deh Thor ,, kasihan keluarga Pram yg terus dihujam kesengsaraan
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
author qt emng jago bkn pembaca..emosi kesel campur aduk dah nano nano rasany...gasken gerus abis sampai kolep...wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Tth Im
Sepertinya Prabu kakak kandung Puspita,Tika menipu kluarga Prabu, Dan untuk Pram kalau lhat ambisi & Kjahatan bapakmu,sebaiknya sebarkan video Imel & bapakmu biar Sakti bisa diselamatkan & biar pembaca gak ikut ousing muter baca ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   136. WAJAH ASLI PRABU

    Efek kurang tidur membuat Pram pagi ini bangun dengan tubuh lemas dan wajah lesu. Semakin banyak beban pikiran yang menggelayutinya, membuatnya benar-benar frustrasi. Ia harus tetap berangkat ke kantor meski tubuhnya tidak fit.Puspita yang sangat paham kondisi suaminya, tidak bisa melarang banyak. Meski jauh di lubuk hatinya ia ingin sang suami tetap di rumah dan istirahat, tetapi ada banyak hal yang tidak akan pernah selesai jika tidak segera dicari solusi.Karenanya ia hanya bisa berpesan agar menjaga kesehatan dan selalu berhati-hati.Puspita menciumi wajah dan tangan Pram saat suaminya itu pamit ke kantor. “Selalu hati-hati, ya, Mas,” pesannya seraya mengusap wajah Pram yang baru saja diciuminya. Tatapannya nanar dan bibirnya dipaksakan tersenyum agar suaminya merasa tenang.“Jangan lupa makan dan minum yang banyak biar tubuhnya tetap sehat.”Pram juga memaksakan tersenyum. “Kan tadi udah minum vitamin, Sayang.”“Iya, tapi vitamin aja nggak cukup. Harus diimbangi banyak minum dan

    Last Updated : 2025-01-28
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   137. PENGEMIS

    Pram keluar dari gedung perkantoran Prabu dengan langkah gontai. Udara dingin AC yang memenuhi ruangan tadi kini digantikan oleh teriknya matahari siang, namun rasa dingin di tubuhnya masih menguasai. Hatinya berkecamuk. Jawaban-jawaban samar Prabu membuatnya semakin frustrasi.Pram masuk ke mobilnya dan membanting pintu dengan kesal. Ia menundukkan kepala, mencoba mengatur napas yang terasa berat. Telepon di dashboard mobil berdering, tapi ia tidak peduli. Hanya satu hal yang kini ada di kepalanya—Sakti. Bagaimana jika Arya benar-benar menjual saham bagian Sakti tanpa sepengetahuan mereka?“Ini tidak bisa dibiarkan,” gumam Pram, matanya memerah menahan amarah.Tanpa pikir panjang, ia menyalakan mesin mobilnya. Tujuannya sudah jelas—kantor Arya. Ia harus mendapatkan jawaban langsung dari ayahnya, apa pun caranya. Gas diinjaknya dalam-dalam, membuat mobil melesat di jalanan kota yang ramai. Kali ini ia memilih berkendara sendiri.**Kantor Arya terletak di salah satu gedung tinggi di p

    Last Updated : 2025-01-28
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   138. BERDAMAI?

    Pram menggenggam ponselnya erat, emosinya membuncah. Mereka menikah? Sungguh tidak punya hati. Belum genap 40 hari sang ibu meninggal, dan yang lebih tidak punya hati lagi, mereka membawa Sakti untuk dipamerkan seolah mendapat restu dari keluarga Arya.Pram tidak habis pikir, di mana hati dan otak orang-orang seperti mereka. Arya, Imel, juga keluarganya, di mana meletakkan hati mereka? Tidak ingatkah mereka siapa Arya? Siapa Hasna?“Arghhh...!” Pram menggeram, lalu memukul handel stir. Tak ada kata yang mampu mendeskripsikan kondisi hatinya saat ini. Sakit membayangkan bagaimana ibunya jika masih ada.Foto-foto dan video itu terus berputar di kepalanya. Wajah Arya yang semringah seolah tidak baru saja kehilangan istri, lalu Imel yang tidak tahu malu, dan keluarganya yang bersuka cita dengan pernikahan itu. Dan terakhir, wajah Sakti yang...“Arghhh...!” Sekali lagi Pram memukul stir. Dengan napas memburu, ia mencoba menekan nomor Arya lagi. Kali ini ia tidak peduli apakah panggilan itu

    Last Updated : 2025-01-29
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   139. KEPO

    “Kamu tidak apa-apa, Sayang?” tanya Pram panik seraya membantu Puspita minum, lalu mengelap bibirnya dengan tisu.Puspita mengangguk meski tenggorokannya masih seperti tercekik. Dengan mengabaikan gelas di tangan Prabu yang tersodor lebih dulu, tentu ia lebih memilih air dari Pram.“Hati-hati, Sayang,” ujar Pram lagi sembari kembali duduk. Lagi-lagi Puspita hanya mengangguk sebelum melirik perempuan muda yang dipanggil dengan nama Kartika Bimantara itu. Tatapan mereka bertemu, sebelum gadis yang pakaiannya serba branded itu menatap ke arah lain.“Maafkan istri saya.” Pram berucap penuh penyesalan karena takut mengganggu acara keluarga itu. “Sebaiknya kami mengambil meja sendiri saja,” lanjut Pram sembari menghujamkan tatapan tajam pada Prabu.“Tidak apa-apa, Nak Pram. Itu bukan masalah besar. Hanya tersedak. Seharusnya kami yang minta maaf atas ketidaknyamanannya.” Bu Rangga menyahut karena sadar Pram kesal dengan Prabu yang terlalu reaktif melebihi Pram sendiri.“Kita lanjutkan makan

    Last Updated : 2025-01-29
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   140. KEHANGATAN KELUARGA

    “Lho, kamu sakit, Sayang?” Wanita sepuh yang rambutnya sudah putih semua itu menatap gadis muda yang baru kembali dari toilet.“Kebetulan Oma bawa obat,” lanjutnya seraya meminta ajudannya yang sejak tadi berdiri tak jauh darinya untuk mengambilkan obat. “Oma selalu bawa persediaan obat setiap pergi ke mana pun. Maklum sudah tua.” Sebuah kekehan terdengar dari mulutnya.Setelahnya, ia meminta Kartika untuk duduk kembali, lalu menyodorkan obat yang diambilnya dari tas khusus.Gadis muda yang sejak awal tidak menikmati momen itu kembali duduk. Keterpaksaan kentara di wajahnya, tetapi sepertinya ia tidak bisa berbuat banyak. Ia menuruti neneknya yang sudah memberi titah. Setidaknya, itu yang Pram dan Puspita pikirkan. Gadis muda itu terlihat menelan obat dari neneknya, lalu berusaha menikmati hidangan penutup yang baru disajikan pelayan.Semua gerak-geriknya tak lepas dari perhatian Puspita. Mungkin tidak sopan, tetapi rasa penasarannya tak dapat ia abaikan.Rangga dan istrinya mengembal

    Last Updated : 2025-01-29
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   141. CEMBURU MEMBAKAR JIWA

    Mobil melaju dengan tenang di jalanan siang yang membara. Seperti membaranya hati Pram. Debu dan polusi yang berbaur terbawa angin, terlihat samar dan abu-abu. Seperti pikiran Pram yang juga semrawut.Puspita duduk diam di kursi penumpang, sesekali melirik Pram yang menggenggam kemudi dengan cengkeraman erat. Rahang pria itu mengeras, matanya menatap lurus ke depan tanpa sekalipun meliriknya.Sejak keluar dari restoran tadi, Pram tak mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya yang merah dan rahangnya yang mengeras cukup menjelaskan jika ia sangat marah. Alhasil mobil yang dikemudikannya sendiri itu dikepung keheningan seperti kabut tebal yang sulit ditembus.Puspita menggigit bibirnya. Ia tahu suaminya marah. Tapi itu bukan salahnya, kan? Prabu memang terlalu reaktif sejak awal. Prabu keterlaluan. Entah kenapa pria itu terlalu berlebihan padanya. Tapi sekali lagi itu bukan salahnya. Ia tidak pernah meminta siapa pun untuk perhatian padanya. Dan kini, ia tidak tahu bagaimana membuat hati P

    Last Updated : 2025-01-29
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   142. JANGAN PERGI

    Jantung Pram bertalu cepat. Ketakutan mulai mengusiknya. Takut terjadi sesuatu dengan istrinya, takut … Puspita meninggalkannya.Ia segera meraih ponselnya, menghubungi nomor Puspita, tapi tak ada jawaban hingga beberapa kali panggilan. Bahkan detik berikutnya, saat ia berusaha memanggil lagi, nomor itu sudah tidak aktif.Jantung Pram semakin bertalu cepat. Tangannya juga gemetar saat akhirnya membuka aplikasi pelacak yang telah ia pasang di ponsel istrinya.Mata Pram menyipit. Titik lokasi menunjukkan bahwa ponsel Puspita masih berada di rumah itu sebelum akhirnya mati. Tepatnya berada di balkon belakang.Tanpa pikir panjang, Pram berlari menuju tangga untuk mencapai lantai dua, tempat balkon berada. Napasnya yang tersengal bukan karena capek berlari, melainkan ketakutan yang menghantuinya. Suara ketukan sepatunya yang beradu dengan lantai lorong menuju balkon, bak iringan musik di film horor yang menambah ketakutannya.Pintu kaca yang sedikit terbuka di ujung lorong membuat napasnya

    Last Updated : 2025-01-30
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   143. MAAF, SALAH ORANG

    [Sudah sampai mana?][Jangan lama-lama, ya. Prily pasti nungguin kamu.]Pram mengirim dua pesan langsung ke nomor istrinya. Tadi Puspita meminta izin untuk ke supermarket karena ada yang harus dibelinya.Sebenarnya, Pram keberatan membiarkan Puspita keluar rumah tanpa dirinya, tapi setelah berpikir bolak-balik, rasanya tidak adil terlalu mengekang Puspita dengan tidak mengizinkan dia keluar, padahal hanya ke supermarket.Sebenarnya pula, Puspita bisa menyuruh ART jika ada kebutuhan yang harus dibeli. Setidaknya itu yang Pram inginkan. Hanya saja, mungkin istrinya jenuh terus di rumah setelah menikah. Apalagi semenjak menjadi istrinya, Puspita belum pernah diajak ke mana pun.Bukankah ia juga berhak menikmati hidupnya? Bukankah pernikahan bukan untuk mengurung istri di dalam rumah? Hanya saja, kekhawatiran Pram yang terlalu besar memang membuatnya terlalu posesif. Tapi kejadian kemarin membuatnya sangat takut kehilangan Puspita.Karenanya, ia mengizinkan wanita itu keluar. Toh hanya ke

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   207. BUKA MATAMU

    Puspita membuka matanya perlahan. Cahaya putih dari lampu rumah sakit membuatnya menyipit. Tubuhnya terasa lemas, tapi ada kelegaan yang menghangatkan dadanya. Ia masih hidup. Ia telah berhasil melewati ini meski tanpa pendampingan seseorang yang diharapkannya. Meski juga belum tahu hasilnya. Suara alat medis berbunyi pelan di sampingnya, memberikan ritme tenang yang mengingatkannya bahwa ia masih di dunia ini. Sesuatu yang lembut menyentuh tangannya, hangat dan penuh perhatian."Bu …?"Suara Farah.Puspita menoleh sedikit, meski pergerakannya masih terbatas. Perawat itu tersenyum lega, matanya berkaca-kaca. “Ibu hebat. Ibu melewati ini semua dengan sangat tenang. Saya bangga sama Ibu."Puspita mencoba tersenyum, tapi wajahnya masih terasa kaku. Ada perban yang membungkus sebagian besar wajahnya, menghalangi ekspresi yang biasa ia tunjukkan."Sudah berapa lama aku tertidur?" suaranya serak, nyaris seperti bisikan.Farah mengusap tangannya lembut. "Hampir dua hari. Operasinya berjalan

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   206. HARI-HARI TEGAR

    Sejak saat itu, Puspita berusaha menyingkirkan semua pikiran yang bisa menghambat proses penyembuhannya. Ia ingin fokus pada kesehatannya, ingin benar-benar sembuh sebelum kembali ke Indonesia.Termasuk urusan pernikahannya dengan Pram. Bukan tak ada niatan memperbaiki apa yang sudah retak, toh rasa bersalah dan cintanya masih sangat besar. Sebesar harapannya untuk bisa kembali bersama.Hanya saja, untuk saat ini, ia benar-benar ingin fokus menjalani pengobatan agar segera sembuh dan bisa kembali ke tanah air dalam kondisi benar-benar pulih. Toh, kalau memang masih berjodoh, Tuhan akan membuka jalan untuk mereka. Namun, jika Pram sudah lelah dengan dirinya dan ingin melepasnya, ia juga tidak akan memaksa.Pram berhak bahagia dengan pilihannya. Mungkin kelak ia akan menemukan wanita yang benar-benar mencintainya dan ia butuhkan, bukan hanya sebagai pendamping, tapi juga sebagai ibu sambung yang baik untuk Prily.Puspita sudah berada di titik pasrah. Hanya bisa mendoakan kebaikan mereka

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   205. TAKDIR

    Puspita terdiam cukup lama. Terlalu lama bahkan, hingga membuat Sari mulai takut jika Puspita akan menyetujui permintaan Haidar. Permintaan yang tidak masuk akal dan tidak tahu malu menurut pengasuh itu. Bagaimana bisa seorang laki-laki berkata demikian kepada wanita bersuami? Apa pun yang terjadi pada mereka di masa lalu, bukankah itu sudah berlalu?Kenapa Puspita begitu mudah goyah dan membiarkan dirinya terjebak dalam lingkaran rasa yang tidak seharusnya? Bukankah yang ia lihat selama ini pernikahannya dengan Pram sangat bahagia? Pram bahkan memperlakukannya bak ratu, terlepas dari berkali-kali cobaan menerpa biduk mereka.Sari nyaris tak mengedipkan mata menunggu Puspita menjawab. Ia takut melewatkan apa pun yang akan keluar dari mulut majikannya. Ditatapnya Puspita yang masih membisu dan Haidar yang menunggu penuh harap bergantian, hingga ….“Maaf, Kang … aku tidak bisa,” ucap Puspita akhirnya, dengan suara yang pelan tetapi penuh keteguhan.Haidar mengerjapkan mata, seakan tidak

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   204. PERTEMUAN ITU

    “Ibu yakin?” tanya Sari menatap ragu saat Puspita mengatakan ingin bertemu Haidar. Karena ia sangat tahu apa yang menyebabkan hubungan majikannya berantakan seperti ini.Dan kini, saat laki-laki itu datang lagi, Puspita masih mengatakan ingin menemuinya.“Iya, tapi antar aku, ya. Temani aku bicara dengannya.”Sari tertegun sebelum akhirnya mengangguk, lalu mendorong kursi roda menuju pintu. Farah yang tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi dengan Puspita, memutuskan mendampinginya juga untuk turun.Sepanjang perjalanan menuju lantai dasar di mana Haidar menunggu, tidak ada yang bicara sepatah kata pun. Baik Sari maupun Farah, apalagi Puspita, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Sari ingin melarang dan memperingatkan, tetapi ia tidak kuasa. Sementara Farah yang melihat wajah Puspita dan Sari sangat serius, tidak berani bertanya karena ia orang baru. Baru beberapa menit lalu mengenal Puspita.Lalu Puspita, kepalanya penuh dengan rangkaian kalimat yang sudah ia susun.Tiba di

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   203. KACAU

    Puspita menggenggam ponselnya erat, berulang kali mencoba menghubungi Prabu. Namun, hasilnya tetap sama—tidak bisa dihubungi. Ia berusaha mengatur napas, tetapi dadanya terasa sesak. Pikirannya berkecamuk, menebak-nebak apa yang sedang terjadi di tanah air.Oma masuk rumah sakit? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ia tidak tahu apa pun? Kenapa Prabu tidak menjawab teleponnya?Ia ingin pulang. Ia ingin segera kembali ke tanah air, ke keluarganya. Namun, tubuhnya masih lemah. Kakinya belum bisa digerakkan dengan baik. Luka di wajahnya belum sepenuhnya pulih. Bagaimana mungkin ia kembali dalam keadaan seperti ini? Bahkan untuk berdiri pun masih terasa sulit.Air matanya mengalir deras, jatuh ke pangkuannya. Kepalanya mulai berdenyut karena tekanan yang ia rasakan semakin berat. Ia ingin bertanya kepada Opa, tapi pria itu pasti sedang sibuk menjaga Oma di rumah sakit. Tidak mungkin ia mengganggu.Ketidakberdayaan itu menusuknya dari segala arah. Ia merasa sendirian, terjebak di negeri o

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   202. KOSONG

    Puspita duduk di kursi rodanya dengan tatapan kosong. Ruang terapi di Mount Elizabeth Hospital yang biasanya penuh semangat kini terasa dingin dan sepi. Sari berdiri di sisinya, memberikan dukungan moral, tetapi itu tidak cukup. Biasanya, Pram yang ada di sana. Biasanya, Pram yang menggenggam tangannya sebelum terapi dimulai, memberikan kata-kata penyemangat dengan suara lembutnya.Hari ini, Pram tidak ada.Puspita menggigit bibirnya, menahan isakan yang mengancam pecah. Sejak Pram pergi bersama Prily kemarin, ia belum sekali pun mendengar kabarnya. Tidak ada pesan. Tidak ada telepon. Pram benar-benar menghilang dari kehidupannya dalam sekejap. Dan itu sangat menyakitkan."Bu, kita mulai, ya?" sapa terapis yang sudah bersiap membantunya menjalani sesi latihan hari ini.Puspita hanya mengangguk lemah. Ia memaksa tubuhnya untuk fokus, tetapi hatinya berantakan. Setiap gerakan yang biasanya ia lakukan dengan penuh usaha kini terasa lebih berat dari sebelumnya. Ketika kakinya mencoba berg

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   201. MIMPI ATAU MIMPI?

    “Mas …” panggil Puspita di antara napasnya yang memburu. Pandangan diedarkan ke sekeliling, tapi yang ia dapati hanya ruangan kosong dengan dinding-dinding bisu. Ternyata ia berada di dalam kamarnya.Puspita mengerjap dan menyeka peluh di pelipisnya. Mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ini. Tadi pinggangnya pegal karena terlalu banyak duduk, ia meminta Sari membantunya untuk berbaring. Lalu ia sengaja memejamkan matanya agar tak terjadi kontak dengan Pram. Siapa sangka ia malah tertidur dan didatangi mimpi buruk yang capeknya terbawa ke dunia nyata.Mimpi?Ya, tadi ia bermimpi sangat mengerikan. Pram terjatuh saat ingin menyelamatkannya. Dan itu seperti sangat nyata.“Mas …” panggil Puspita lagi seraya menyibak selimutnya, lalu menurunkan kaki dari ranjang. Saat ia berusaha untuk berdiri, ia memekik dan tubuhnya langsung ambruk ke lantai.Puspita meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia bahkan lupa jika kakinya belum berfungsi sebagaimana mestinya. Mimpi yang terasa nya

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   200. SULIT DIGAPAI

    Pram mondar-mandir di kamarnya. Kalimat-kalimat Prabu yang tidak dimengertinya terus terngiang-ngiang. Ia masih tidak bisa menyimpulkan arti ucapan itu, tetapi satu hal yang ia yakini—Prabu sedang tidak baik-baik saja.Pram menengadah, lalu meremas rambutnya. Ia ingin bertanya lebih lanjut, tetapi sejak awal Prabu memang bicara tersendat-sendat dan terdengar ragu. Tidak mungkin ia memaksa kakak iparnya itu untuk bicara lebih jelas.Lalu, ia harus bagaimana?Ingin memberi solusi? Bagaimana bisa, jika masalah yang sebenarnya saja ia tidak tahu. Prabu langsung pamit setelah mengatakan itu, dan ia tidak bisa mencegahnya.Andai berada di tanah air, mungkin ia bisa sedikit membantu. Masalahnya, jika pulang pun, bagaimana dengan Puspita?Untuk mengatakan bahwa kakaknya ada masalah saja, rasanya Pram tidak tega. Ia yakin itu hanya akan menjadi beban pikiran bagi istrinya. Pram takut Puspita tidak fokus pada pengobatannya. Belum lagi jika benar-benar ingin berpisah. Lalu, apa yang harus dilaku

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   199. BERSIAPLAH!

    Pram sedang mengemas beberapa barang ke dalam ransel di kamarnya. Ia hanya sedang bersiap jika tiba-tiba Puspita mengatakan ia harus pergi.Bukannya menyerah jika ia melakukan ini sejak dini. Sekali lagi, ia hanya sedang bersiap jika suatu saat Puspita benar-benar tak menginginkannya lagi, karena setelah dua hari semenjak ia bertanya, wanita itu belum juga memberikan jawaban.Puspita seolah menggantung hubungan mereka, membuatnya berada dalam ketidakpastian. Namun, Pram sama sekali tak marah atau menyalahkan istrinya karena ia pun dulu pernah melakukan hal yang sama. Mengabaikan Puspita dalam ketidakjelasan hubungan sejak Soraya meninggal. Membuat Puspita tenggelam dalam pusaran keputusasaan. Mungkin, ini juga yang dirasakan Puspita saat itu.Semua yang terjadi padanya saat ini seolah pantulan cahaya dalam cermin. Semua berbalik padanya. Apa yang pernah ia lakukan pada Puspita dulu, kini berbalik dirinya yang harus merasakan semua ini.Pram mengembuskan napas panjang. Kini Puspita sed

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status