Share

LIII. Unsolved Complexity

Penulis: The Lone Seeker
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 21:21:02

Petang berganti malam. Sekitar dua jam berselang selama Pascal memacu motor cruiser miliknya, melaju kencang bersama Will, mencari tempat aman setelah berhasil kabur dari para penembak di makam.

Selama dirinya berkendara menyusuri jalanan Pascal sesekali menoleh ke spion motor, melihat Will yang tak berhenti memegangi hidungnya. Sambil terus menarik gagang gas di kanan agar motor tetap melaju, Pascal merogoh saku jaket dengan tangan kiri, mengambil sapu tangan lalu memberikannya pada Will.

"Ini. Sumpal hidungmu sampai darahnya berhenti," ujar Pascal.

Tidaknya menerima pemberian Pascal, Will membuka tangan di wajah, menunjukkan bentukan hidung pada Pascal, terlihat dari spion batang hidung serta tulang rawan yang sudah bergeser posisinya, akibat dari sikutan kuat Pascal saat Will mabuk di makam.

"Apakah sapu tanganmu juga bisa memperbaiki hidungku?" sungut Will kesal.

"Mau bagaimana lagi? Kalau tak kuhantam kau takkan sadar, kan?" balas Pascal.

Setelah lama berkendara, Pascal mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • NOISES : Treasure of North Britain   LIV. How To Shoot

    Usai menghabiskan makan malam bersama Will di sebuah restoran cepat saji kecil, Pascal dan Will melanjutkan perjalanan di tengah malam yang semakin larut. Memacu motor menuju arah barat daya, melewati jalanan perkotaan yang mengarah pada wilayah perbatasan kota. "Sepertinya kita baru saja keluar dari Blackpool. Boleh aku tahu ke mana lagi kau akan membawaku, Pascal?" tanya Will yang duduk di boncengan, seraya memicing mata akibat desir angin seiring kecepatan motor, bicara dengan nada tinggi agar suaranya tak tersamar deru mesin. "Bolton! Ingat Agen MI6 yang juga ikut ke dalam misi? Dia baru saja mengirimkan koordinat ke ponselku. Mungkin kau bisa segera menemui Dame Hanneli sesampainya di sana!" balas Pascal juga dengan nada tinggi, agar suaranya dapat terdengar oleh Will, walau suaranya sedikit terbekap oleh kedap helm fullface. Will merasa menghela nafas, sedikit lega setelah mendengar jawaban Pascal, walau kini risau masih bersisa mengingat bahwa Elly telah diculik oleh IRA. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • NOISES : Treasure of North Britain   LV. The Promised Treasure

    "Ungu itu apa? Apakah terlihat indah?""Tidak semua warna bisa dinikmati keindahannya oleh mata, Elly.""Tidak semua? Memangnya ada warna yang tidak bisa dilihat?""Coba tarik nafasmu perlahan. Lalu katakan. Bagaimana aromanya?""Wangi! Terasa manis! Ini aroma apa?""Gadis pintar. Inilah aroma dari warna Ungu. Kau suka?""Suka! Suka sekali! Boleh aku tahu dari mana asal aroma ini?"Dari dua bunga berbeda, namun serupa warnanya. Sengaja diracik agar kau kenal indahnya Ungu. "Apa itu berarti, aku hanya bisa mencium wangi ini, jika dekat denganmu? Ibu?"Sekelibat suara samar sirna seketika, kelopak mata terbuka tiba-tiba, Elly terperanjat bangun setelah tak sadarkan diri untuk waktu yang lama. Kedua tangan dengan cepat meraba, jemarinya merasakan halusnya kain sprei yang membalut tempat tidur berpegas. Dengan cepat Elly mendudukkan badan, setelah mendapati diri terbangun di atas kasur. Tubuhnya gemetaran, keringatnya pun bercucuran. Dengan begitu paniknya Elly tak henti merabakan tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • NOISES : Treasure of North Britain   LVI. The Hidden Truth

    "T-Tidak mungkin! K-Kau berbohong! A-Ayahku tak mungkin pernah bergabung dengan organisasi kriminal seperti IRA! Ayahku tak mungkin pernah menjadi anggota dari kelompok yang sudah banyak sekali membunuh orang!" Elly sudah tak bisa lagi menjaga nada bicaranya. Hatinya sudah berselimut amarah setelah mendengarkan pengungkapan dari Marco. Tak henti menampik apa yang telah ia dengarkan, tak ingin menghapus sosok sang ayah yang ia kenal sebagai Arkeolog yang hebat, tak terima saat Marco menyebut Johan sebagai anggota dari organisasi yang bersitegang dengan Britania Raya. Dengan tatapan sini Marco memandang Elly yang merapatkan gigi serta mencengkram erat selimut ketika bicara dengannya. Ia kemudian duduk di pinggir kasur, kembali menyeruput Espresso, seraya mencari cara supaya Elly tak tertelan amarah dan percaya dengan perkataannya. "Coba pikirkan kembali, Eleanor. Saat Johan dinyatakan meninggal di Firth of Clyde, Tanjung Arran. Menurutmu, mengapa kau dan ibumu memutuskan untuk pindah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • NOISES : Treasure of North Britain   LVII. Journey to River Foyle

    DORR!!... DORR!!... DORR!!...Langit membiru, awan yang awalnya kelabu mulai terlihat jelas cerah warnanya. Pesona biru redup langit pagi kini menyambut Hana yang tengah berlatih tembak, bersama bimbingan Dona di tanah lapang yang terletak tak jauh dari rumah Albert. Gema letusan tembakan menggelegar, bagai gemuruh petir yang menyambar di tengah fajar. Padahal suhu pagi itu begitu dingin, namun dahi Hana sudah penuh akan peluh, setelah baru saja melepas tiga tembakan ke arah tiga batang kayu yang dibariskan secara horizontal serta ditempatkan pada jarak sejauh 25 kaki, lengkap dengan kertas bergambar lingkaran sasaran tembak yang tersemat di masing-masingnya. Kedua tangannya bergetar, begitu kuat mencengkram pegangan pistol berjenis CZ 75, hentak lesatan dari tiga peluru Parabellum masih terlalu sulit di tahan oleh kedua tangan Hana yang teracung tegak ke depan. Ini pertama kalinya Hana menembakkan senjata, walau sudah diberikan headphone untuk meredam suara, ia masih memicing kenca

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • NOISES : Treasure of North Britain   LVIII. Down From The Sky

    Suara deru helikopter memecah kesunyian langit biru yang membentang luas di atas perkotaan, awan terkibas melebar saat baling-baling helikopter mencipta desir angin yang kuat, seakan membukakan jalan bagi helikopter MI5 yang tengah melakukan penerbangan pada ketinggian 3000 kaki di atas permukaan tanah. Baik pilot, operator serta penumpang helikopter berjenis AW109 hitam sudah mengenakan headphone, demi meredam nyaringnya mesin helikopter yang tengah melayang tinggi, serta memungkinkan komunikasi antar penumpang dan pilot bisa terjaga dengan baik. Hana tak henti menatap panorama dari balik jendela helikopter, memandangi lanskap perkotaan yang berubah-ubah seiring dengan penerbangan. Menyaksikan betapa kecil beragam bentuk bangunan saat tengah memandang dari bentang luas langit biru berhias awan. Namun, panorama indah yang ia saksikan dari atas langit tak kuasa mengganti murung di wajahnya, batinnya tak henti meraut kerisauan, begitu tak sabar ia segera mengakhiri penerbangan agar bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • NOISES : Treasure of North Britain   LIX. From East Across To West

    Thorn Lotus Suites yang ternyata merupakan salah satu dari banyak aset milik Thorn Enterprise memudahkan rombongan Pascal dalam misi penyelamatan. Mereka berempat mendapatkan akses untuk menempati salah satu kamar mewah di lantai empat gedung hotel berbentuk huruf U itu. Disaat Dona–yang kini hanya mengenakan tanktop abu setelah melepas baju taktikalnya–duduk di atas satu dari empat ranjang dalam barisan sembari sibuk menekuri ponsel pintar, serta disaat Hana tengah membersihkan diri di kamar mandi dalam kamar hotel, Pascal masih setia menanamkan fokus pandangannya pada gedung yang akan mereka datangi malam nanti. Pascal masih setia duduk di atas bangku kecil yang ia letakkan di depan jendela. Sudah sekitar satu jam Pascal memantau gedung empat lantai yang menjulang lurus dari balik jendela. Dengan menggunakan teropong binokular jangkauan menengah, Pascal terus memperhatikan setiap pergerakan di sekitar gedung yang terletak sisi barat Sungai Foyle, mendapati beberapa personel penjag

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • NOISES : Treasure of North Britain   LX. Dasher and Cloaker Unseen Ambush

    Kapal Patroli Pesisir Kelas River Batch 1. Kapal dengan kode nama HMS Tracker, atau Her Majesty's Ship Tracker. Sebuah kapal patroli bercat hitam serta berukuran 20, 8 meter yang di utus oleh pangkalan Angkatan Laut untuk menjemput rombongan Pascal dan kini tengah berlayar menuju sisi barat Sungai Foyle. Angkatan Laut juga menugaskan empat orang tentara untuk menemani serta membantu misi penyergapan. Nahkoda kapal sengaja menurunkan kecepatan berlayar serta mematikan lampu sorot, sebagai langkah antisipasi jika keberadaan mereka diketahui para personel IRA ketika menyebrang. Selama kapal melaju pelan, di dek depan HMS Tracker, Pascal yang sudah menyandang SCAR-L serta satu orang tentara Angkatan laut tengah mengeker teropong binokular ke depan, mengawasi pergerakan IRA di pesisir barat Sungai Foyle. "Hanya terlihat Feri serta dua kapal patroli. Namun hanya terlihat tujuh orang personel yang berjaga di sekitar dermaga. Bagaimana, Letnan? Apa menurutmu kita bisa menepikan kapal ke p

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • NOISES : Treasure of North Britain   LXI. Eyes Up Above

    Terletak pada lokasi yang tak teridentifikasi informasi sipil. Pasca rapat khusus diadakan bersama Menteri Pertahanan, kini ruang pusat komando MI6 mulai disibukkan oleh beragam tugas pencegahan. Malam itu, dua agen wanita dan dua agen pria tengah duduk sejajar sembari mengoperasikan masing-masing komputer di atas sebuah meja putih panjang, yang juga terhubung secara nirkabel pada monitor besar di seberang mereka. Mereka berempat merupakan anggota dari CMA, singkatan dari Crisis Management and Anticipation. CMA sendiri adalah satu dari sekian banyak bagan tugas yang tergabung dalam MI6. Tugas mereka adalah membangun perencanaan serta strategi antisipatif untuk menghadapi krisis yang terjadi dalam lingkup Britania Raya. Mereka juga memiliki akses menuju pengarsipan data-data rahasia dari lima negara yang tergabung, mulai dari catatan militer, perencanaan kebijakan internasional sampai program rahasia yang tak diketahui pemerintahan manapun. "Nyonya Isabel sudah dihubungi, Derek? Tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01

Bab terbaru

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXXI. Buried Unity [END]

    Sejatinya, perjalanan dari Roma menuju Sirakusa terbilang sangat jauh jika mengambil jalur darat. Ada empat kota yang harus dilewati sebelum mencapai Sirakusa, yakni Napoli, Benevento dan Catania. Membuat waktu perjalanan dapat diperkirakan menjadi 10 jam lamanya. Namun, berkat helikopter MI5, rombongan Pascal hanya perlu menempuh waktu 1 jam perjalanan, hanya butuh terbang dengan memotong jalur melewati garis Laut Tirenia. Katakomba San Giovanni. Sebuah kapel bersejarah yang terbangun diantara susunan batu alam. Kesan kuno serta dilengkapi ukiran-ukiran fresko yang semakin memudar, merupakan pelengkap setiap dinding-dinding dan pilar-pilar fondasi area pemakaman. Tampak luarnya tak beda dengan arsitektur kapel dan gereja pada umumnya, hanya kesan kuno serta sarat sejarah yang membedakannya. Setidaknya, itulah tampak sekilas dari atas tanah. Terkesan tak begitu mencolok sebagai salah satu situs bersejarah, bahkan disekitaran area kapel masih dapat dijumpai bengunan-bangunan pemukiman

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXX. The Chronicles of Magna Graecia

    Vilfredo membawa rombongan Pascal ke ruang kerja pribadinya, yang terletak di lantai dua Museum Capitolini. Tak seperti ruang kerja pribadi pada umumnya, terdapat bentang tiga rak melengkun setinggi dua meter di belakang meja kerja Vilfredo. Tak hanya itu beberapa sisi ruangan juga dipenuhi beragam pajangan artefak-artefak bersejarah. Seperti lukisan langka milik Caravaggio, Titian serta pahatan patung dari Praksiteles dan Skopas. Seluruh rombongan Pascal menyusuri ruang kerja seluas 30 meter persegi itu. Dona mengambil salah satu buku dari rak lengkung dan memperhatikan sampul beserta isinya, membaca buku berjudul 'The Romans: From Village to Empire' karya Mary T. Boatwright. Pascal tengah memperhatikan salah satu lukisan yang terpanjang di dinding, lamat-lamat memandangi karya berjudul Assumption of the Virgin oleh Carvaggio, lukisan yang menggambarkan Kenaikan Perawan Maria ke Surga, dengan komposisi yang dramatis dan penggunaan warna yang luar biasa. Sementara Hana bergedik jiji

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXIX. The Eternal City

    Karena memutuskan untuk menuruti permintaan Elly, penerbangan yang seharusnya hanya memakan waktu 1 jam saja menuju london kini berlangsung lebih lama. Deru mesin helikopter yang begitu bising berangsur memudar seiring berjalannya waktu penerbangan, terkesan lebih menenangkan. Elly bahkan sampai tertidur, duduk di bangku panjang helikopter namun kepalanya bersandar di atas brankar, tepatnya menyandari perut Will yang juga sudah terlelap di atas tempat tidurnya. Will tertidur nyenyak, dengan posisi tangan kanan yang menapak di atas kepala Elly. Begitu juga dengan Hana, hanyut terbawa kantuk setelah penerbangan hampir berlangsung selama dua jam. Terlelap begitu nyenyak dengan berbaring di atas bangku panjang helikopter. Berbeda halnya dengan Pascal dan Dona yang masih terjaga, di bangku panjang seberang Hana, keduanya tengah fokus memperhatikan tampilan satelit peta digital di layar tablet pintar. Seraya berdiskusi untuk mempersiapkan lokasi pendaratan. "Hmmm.. Susunan komplek museum

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXVIII. To Get One Step Ahead

    Sayang, momen-momen meramu asmara dalam cumbuan terpaksa berhenti, tatkala ko-pilot helikopter menjulurkan radio genggam ke belakang. "Sir Wilfred, Dame Eleanor. Letnan Pascal ingin bicara dengan kalian," potongnya. Sontak, Will dan Elly yang tadinya hanyut dalam pagutan secara bersamaan menjauhkan badan, melepas dekapan setelah mendengar panggilan ko-pilot. Elly begitu tersipu setelah menghabiskan menit-menit singkat untuk mencumbu Will, kepalanya tertunduk, hendak menyembunyikan wajah memerah dari Will. Sementara Will merangkak di atas brankar, meraih radio genggam dari tangan ko-pilot lalu mendekatkannya ke mulut. "Ya, Pascal? Ada apa?" tanya Will. "Ah! Wilfred. Kau sudah bangun ternyata. Baru saja aku ingin menanyakan keadanmu pada Dame Eleanor. Kau sudah merasa lebih baik sekarang?""Begitulah. Dada dan perutku masih terasa berdenyut, sesekali aku juga kesulitan bernafas. Tapi selebihnya, tubuhku sudah mulai bisa digerakkan seperti sedia kala," ujar Will, seraya meregangkan ba

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXVII. For The Greater Good

    "Nyonya R. Nyonya R. Bangunlah. Aku butuh bantuanmu."Greta yang tadinya terlelap kini berubah tak tenang, ia yang mendudukkan badan di atas matras putih, kini sedang mengguncang pelan tubuh Revna, yang terlelap bersama Greta di matras yang sama, tidur dengan posisi membelakangi gadis kecil itu. Setelah beberapa kali tubuhnya diguncang oleh tangan mungil Greta, Revna yang semula tertidur nyenyak kini memicing mata, guncangan pelan Greta seketika menarik kembali kesadarannya. Revna meregangkan badan seraya mengusap mata sayup setelah terbangun, sebelum kemudian ia mendudukkan badan perlahan, lalu berbalik menghadap Greta, yang terlihat memasang wajah murung. Sadar Greta telah terbangun, Revna lekas menangkup pipi kiri Greta seraya mengusap lembut dengan jemari. "Ada apa, Greta? Mengapa kau terlihat gelisah sekali?" tanya Revna lemas. "Anu. Apa perbanku sudah boleh dibuka, Nyonya R? Ini terasa sangat gatal. Aku tidak tahan," pinta Greta lirih, seraya memangku kepal kedua tangan, yang

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXVI. Who Deserve The Most

    Malam semakin larut, para pengungsi lanjut beristirahat setelah menikmati kari daging sederhana, kemah pengungsian sudah tak se-riuh sebelumnya, para pengungsi termasuk Greta telah kembali ke tenda masing-masing, menyudahi hari untuk menyambut hari berikutnya, sambil terus berharap agar situasi berat ini segera usai.Di saat semua pengungsi beristirahat, lain halnya di tenda utama. Diaz dan Andrew berjongkok di samping kiri dan kanan Clansman PRC-320, memperhatikan seorang lansia yang tengah fokus memutar tuas bundar frekuensi, pria tua berpakaian kemeja putih lengan panjang terbalut mantel wol abu, serta memiliki rambut pendek serba putih, yang tak lain adalah Pak Tua Sam. "Padahal sudah dari tadi sore kau kusuruh memanggil Pak Tua Sam, kenapa kau baru membawanya setelah makan malam, Diaz!?" sungun Andrew kesal. "Si Tua ini tidur di tendanya! Kau tahu sendiri jika dia sudah tidur akan sesulit apa dibangunkan! Dia hanya akan bangun jika mendengar suara baku tembak!" timpal Diaz. "L

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXV. Similar, But Different

    Lembayung senja berganti menjadi rembang petang, langit berangsur temaram, menandakan hari hampir menyambut malam. Rembang petang menjadi pertanda datangnya waktu makan malam bagi para pengungsi Armargh, dimana kini puluhan pengungsi berbondong-bondong mendatangi pelataran tenda hijau. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan juga lansia, membawa masing-masing piring, berkerumun mengelilingi kuali besar yang dipanaskan oleh kayu bakar, menunggu Kari matang. Petinggi Maze seperti Lloyd, Andrew dan Peter bertugas mengatur kerumunan pengungsi, agar tak berada terlalu dekat dengan kuali selama Revna, Elly serta beberapa pengungsi wanita yang tengah menyiapkan makan malam.Sebuah meja panjang kayu berdiri di samping kuali, tempat Revna, Elly serta dua orang pengungsi wanita tengah sibuk meracik bahan-bahan Kari. Revna dan satu pengungsi wanita terlihat tengah memarinasi daging di dalam sebuah loyang besar, mengaduk dan memijat lembut potongan-potongan daging agar bumbu seperti gara

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXIV. The Involvement of Another Nation

    "Kalian boleh buka lagi catatanku dan jurnal Ayah. Aku ingat sekali sempat beberapa kali menulis kata Magna Graecia saat tengah menyalin," pinta Elly. Mendengar Elly, Revna kembali membuka dua jurnal milik Johan, meletaknya secara bersamping-sampingan seraya membalikkan halaman dengan seksama, mencari kata Magna Graecia di dalam jurnal untuk memastikan prakiraan putrinya. Sama halnya dengan Andrew, ia kembali membuka catatan Elly, juga mencari kata Magna Graecia. Setelah beberapa saat membalik susun halaman serta memindai catatan, baik Revna dan Andrew berhasil menemukan kata Magna Graecia di jurnal Johan dan catatan Elly, tersemat diantara beberapa baris paragraf. "Tahun Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan. Kapal besar yang membawa rombongan Misionaris Magna Graecia tiba di Pulau Iona. Kedatangan mereka tak disambut baik karena ajaran yang dibawa berlawanan dengan paham Gereja Iona," Andrew membacakan salah satu paragraf di catatan Elly, seraya mengernyit heran karena penjelasan paragr

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXIII. New Hint From The Begining

    Diaz bergegas keluar dari tenda, berniat memanggil Pak Tua Sam untuk membantu pencarian sinya komunikasi tepat terhadap militer Britania. Namun sesaat setelah ia melewati pintu tirai, Diaz mendapati Lloyd di pelataran tenda, yang tengah duduk merebah diatas sebuah kursi malas, memandang murung semburat kemerahan mentari sembari meneguk sebotol bir.Menyadari kedatangan Diaz, Lloyd mengambil satu botor bir yang terletak di samping kursi malas, lalu menyodorkannya pada Diaz, namun tatapannya masih terarah pada angkasa. "Kalau aku jadi kau, takkan kupenuhi permintaan gadis muda itu untuk menghubungi MI5 dan MI6. We've through a lot in here. Mayoritas pengungsi adalah warga Irlandia. Kau tak ingin mengubah kemah pengungsian yang tenang ini menjadi ricuh saat para cecunguk Kerajaan itu datang, bukan?" himbau Lloyd. Tidaknya menerima tawaran bir dari Lloyd, Diaz malah melipat tangan, mengabaikan sodoran bir. Ia sadar bahwa Lloyd sedari tadi mendengar perbincangan di dalam tenda. "What's wr

DMCA.com Protection Status