setelah selesai melaksanakan kegiatan dapur, aku langsung bergegas untuk berwudhu karena sudah memasuki adzan magrib. sambil mengenakan mukena merah jambuku, dan duduk di atas sajadah yang sudah aku hamparkan menghadap kiblat. selang berapa lama bang fauzan mengetuk pintu kamar.
"dek, apa abang boleh masuk sekarang?" tanya bang fauzan."silahkan masuk bang,.." jawabku dengan sedikit canggung. lagi dan lagi jantungku berdebar kencang, melihat senyumnya tersirat diwajah tampan itu.bang fauzan langsung menempati sajadah yang sudah aku sediakan, ia berdiri tepat di depanku, dan langsung melantunkan iqomah, pertanda sholat akan dilaksanakan.setelah sholat, dzikir dan berdoa.bang fauzan membalikan badannya, mengarahkan duduk tepat dihadapanku sambil mengulurkan tangannya ke arahku.ku sambut dengan sedikit malu, karena pertama kalinya mengalami keadaan yang sungguh indah ini. nikmat cinta yang sudah lama aku impikan, bersama suami yang sangat aku cintai. kucium punggung tangannya, kuhirup aroma kulitnya sungguh menenangkan hati. berharap pernikahan yang indah dan romantis menanti kami.tanpa ku sadari ia menarik lembut kepalaku, dan mencium lembut keningku, bibirnya terasa hangat menempel di keningku.dengan membisikan, sambil menatap mataku dengan lekat, sambil memegang kedua pipiku.."alhamdulillah akhirnya aku menikahimu, menjadi imammu adalah impianku, sudah lama aku ingin sekali menghalalkanmu, sungguh hatiku tak menentu untuk menggambarkan kebahagiaanku memiliki istri secantik dan memiliki akhlak yang indah sepertimu." tak terasa wajahku memerah mendengar gombalan mautnya, aliran darahku seakan deras mengalir bak air terjun yang tak ada komanya untuk mengalir.dalam hatiku berkata, matilah aku malam ini. ada rasa takut, senang, haru dan bangga mempunyai suami sepertinya, setiap sentuhan jarinya membuat kulitku merasa merinding panas dingin. tatapan sayu nya membuat aku terheran-heran dan tegang, membuat aku jadi serba salah. sambil mematung ku beranikan menggerakan bibirku untuk berkata.."masyaAllah, alhamdulillah bang, uci juga senang hari ini, te.. terima kasih bersedia memenuhi syarat uci dan iklas menerima kekurangan uci sebagai istri" lanjutku.tangan bang fauzan turun dari pipiku, dan menggenggam tanganku dengan lembut, jari jarinya menyusup ke sela-sela jariku, seakan detak jantung ini sudah tidak terkedali merasakan pengalaman pertama ini."kita sudah menikah, sudah halal tapi kenapa wajahmu tampak pucat sayang?apa uci takut?" tanyanya dengan rasa penasaran."mmm, sedikiiit.." jawabku. ia tertawa lepas mendengar ucapanku tersebut. "apakah abang sudah boleh memeluk uci?lanjutnya". pertanyaannya membuat aku semakin takut dan merinding, pipiku terasa hangat. kupaling kan wajahku ke arah kiri, karna sudah tak sanggup menjawab pertanyan yang sungguh membuatku sangat malu. dengan tertawa kecil ia menggodaku. "abang cuma bercanda sayang, jika tak boleh abang tak mengapa, tak perlu takut" ujarnya sambil mengusap kepalaku dengan lembut.dengan perasaan masih tak menentu, bang fauzan mengatakan dia sudah lapar dan mengajakku untuk makan malam bersama ibuku. ku bereskan semua tempat sholat dan mukenaku. bang fauzan menggandeng tanganku sambil berjalan menuju ke meja makan kami.setelah selesai makan malam, dan berbincang sampai akhirnya adzan isya telah tiba. kami lanjutkan sholat, dan tak tau mengapa dia selalu menggodaku. sholat berdua dengannya dalam satu kamar, membuat hatiku merasakan getaran getaran hangat mengalir dalam tubuhku, kebahagian malam ini sungguh tak bisa terbendung.malam yang indah dihiasi sikapnya yang hangat dan lembut. rasanya aku luluh, sejak malam ini cintaku semakin besar. hal pertama kali ku alami benar-benar indah. sentuhannya, senyumnya, perlakuannya benar-benar merasakan menjadi ratu di kehidupan nyata.malam ini sebelum tidur aku berniat untuk menyusun kado pernikahan dari teman dan merabat kami. ku baca satu persatu ucapannya, sangat mengharukan dan bahagia mendapat kado yang luarbiasa sangat bermafaat untukku."terima kasih banyak orang-orang baik" ucapku. "apakah ada kado dari mantanmu??" ucap bangfauzan, sambil melontarkan senyum usil padaku. ia yang sedang tiduran di kasur empuk berwarna putih itu menceletuk kan candaan."uci nggak punya mantan abaaang, sudah ah meledeknyaa" jawabku. ia terkekeh sambil tersenyum lebar." ya siapa tau ,abang bukan orang pertama yang jatuh cinta dengan kecantikan kamu" sambungnya. lagi-lagi menggodaku, sontak saja langsung ku pasang wajah cemberutku ,biar dia tahu kalo aku sedang marah padanya.melihat aku cemberut dia datang mengahampiriku, tak ada angin tak ada hujan dia langsung memeluk tubuhku dari belakang saat aku sedang duduk menghadap kado pernikahan kami.aku terkejut dan langsung menepis tangannya yang memegang pundakku. aku benar-benar kaget setengah mati, aku takut dia menggerayangiku. pikirannku langsung ngebleng, menghadapi tingkahnya. " uci kenapa? benar-benar tak mau abang sentuh kah? kita sudah halal sayang, masa suamimu ini tak boleh menyentuh istrinya yang cantik?" lanjutnya."maaf, baang bukan begitu... uci belum terbiasa dengan sentuhan itu" jawabku. dengan sabar suamiku itu, melontarkan senyumnya.jujur saja, ini pertama kalinya aku, dicium oleh laki-laki padahal ia suamiku tapi naluriah ku ini menolak tak tau mengapa, ada perasaan takut dan merinding yang menghiasi tubuhku. bahkan menatap matanya aku tak sanggup, mungkin karna belum terbiasa saja. suamiku tak hanti meyakinan, bahwa setuhan kemesraan yang ia lakukan adalah ibadah di hadapan Allah. setiap keromantisan adalah nilai amal untuk pasangan suami istri. semakin romantis, semakin besar nilai pahalanya.malam semakin larut, jam menunjukkan pukul 11 malam. sebelum kami melakukan hal itu, aku dan bang fauzan sholat sunah 2 rakaat sesuai dengan anjuran sunah. bahagianya hatiku bisa dinikahi lelaki yang punya pegangan agama, walaupun dia tak sealim para kyai, setidaknya dia tau cara memuliakan istrinya.semakin malam semakin dingin, tak tau apa yang menyebabkan udara di malam ini menjadi sangat sejuk dan tenang. sholatpun selesai, aku sibuk membereskan peralatan ibadah kami.setelah melepas peci dan menggantungkannya, bang fauzan melangkah kan kaki ke arah pintu, dan ..... tek tek tek, ia mengunci pintu kamar kami.'' bang, tolong jangan di kunci" ujarku. "" kenapa jangan dikunci, sayangku? inikan sudah larut malam, waktunya istirahat" lanjutnya.aku langsung terdiam dan mematung, sambil duduk di bibir ranjang. merasakan debaran di dada yang tak mau mengerti sedikitpun tentang kegelisahanku semenjak lelaki tampan ini mulai menguasai kamar tidurku.malam semakin larut, ku tatap jam yang ada dinding kamarku menunjukkan pukul 22.05 wib. ku tatap ke arah wajah suamiku berjalan membelakangi pintu kamar, seraya berjalan melaju ke arahku yang duduk termanggu di pinggiran ranjang pengantin kami. wajah tampan itu menyiratkan senyum manisnya ke padaku, sembari membungkukkan badannya ke arahku dan meraih tanganku. tak bisa ku menolak tangannya, hanya pasrah entah apa yang mau dia lakukan aku cuma terdiam dengan perasaan malu. "uci kenapa sayang? katakan jika ada hal yang membuat kamu tidak nyaman? apa abang harus tidur diluar saja, takutnya uci tidak nyaman ada abang disini?" lanjut suamiku sambil duduk di sampingku."jangan bang, disini saja... maafkan uci, uci cuma malu kepadamu" jawabku, sambil menunduk."tak perlu malu sayang, abang tidak akan menggigitmu." lanjut nya sambil tertawa, dan mengangkat daguku dengan tangan kirinya agar aku menatap wajahnya.aku terdiam..." sayangkuu, kamu pasti capek seharian ini silahkan tidur, aku ti
malam ini benar-benar indah, dekorasi kamar yang hangat membuat pikiran melayang. hanya berdua di kamar pengantin, bersama suami tampanku. benar-benar membuatku lumpuh, tunduk takluk dihadapannya.dibaringkannya dengan lembut tubuhku diatas sprey pengantin berwarna putih itu. seraya membelai wajah dan rambutku. aku terdiam saat ia mulai berani menyentuh bibirku dengan jari jemarinya. sudah tidak bisa aku menggambarkan lagi, gejolak hati ini. kami sudah terombang ambil di peraduan cinta.sepasang insan manusia ,sedang bercumbu rayu di kesunyian malam. dengan nafas menderu, ia menunaikan tugasnya sebagai seorang suami malam ini.di ujung-ujung peraduan kami saat melakukan hubungan cinta itu. tak tau mengapa, ku lihat wajah suamiku tampak memucat dan terdiam, matanya berair seolah berkaca-kaca. aku tidak mengerti, mengapa tiba-tiba dia terdiam dan menangis.ku dekati ia dan bertanya.. "abang, kenapa kamu menangis??" sambil ku belai lembut bahunya.ia menepis tanganku, saat mengusap b
setahun telah berlalu, pernikahan yang kami jalani seakan hambar. sikap suamiku yang semakin dingin membuatku, semakin merasa bersalah. kucoba untuk memperbaiki semua, agar suami memaafkanku. namun tetap saja, sikapnya semakin hari semakin membuatku tak berharga sebagai istrinya.kebetulan hari ini suamiku libur kerja, nampak ku lihat ia sedang duduk disofa sambil memainkan handphone nya. ku hampiri ia dengan niat hati ingin mencoba mencairkan suasana hati kami yang sudah lama membeku. semenjak kejadian malam pertama, tak pernah lagi bercanda romantis, kadang hanya saling diam-diaman saja, hanya berbicara seperlunya." abaang,... kita jalan-jalan yuk sayang, uci udah lama ga jalan-jalan sama abang, bosan rasanya di rumah terus, abang kan udah libur kerjanya". ujarku manja sambil memeluk lengan suamiku." maaf abang ga bisa, besok harus lembur" jawab nya , sambil menepis pelukan tanganku dari lengannya. ia beranjak menuju kekamar tidur dan berpindah tempat dengan melanjutkan main hp n
mendengar suara mobil suamiku, seperti biasa aku selalu membukakan pintu dan berlari kecil ke arah pintu depan rumah. dalam benakku, tak biasanya suamiku pulang lebih awal seperti ini. ada apa?fauzan merasa tubuhnya tak enak, sehingga hari ini izin untuk pulang saja. sesampai memasuki halaman rumah dan memarkirkan mobilnya, nampak ia berjalan dengan lunglai keluar dari mobil. melihat keadaanya wajahnya yang pucat, dengan cemas hatiku tak terasa langsung mengejar kearahnya dengan tergopoh-gopoh ku peluk tubuh lunglai suamiku itu."abaaang... abaang... abaang kenapa???" tanyaku dengan cemas. sambil ku papah menuju kamar tidur. nampak keringat dingin bercucuran di kepalanya membuat ku semakin kebingungan."perut abang sakit, kepala rasanya pusing, perut rasanya bergejolak, tadi sempat muntah berkali-kali" jawabnya sambil meringis. "iyaa sayaaang, sebentar yaa uci ambilkan obatnya" jawabku. sambil memposisikan tubuhnya untuk senderan didipan agar posisi abdomennya lebih rendah dari ker
aku hanya menghela nafas, mengingat perkataan suami dan kakak iparku. serba salah jadinya, ego suamiku begitu tinggi susah untuk mengajaknya mengomunikasikan kemarahannya terhadapku. sudah setahun ini, sikapnya tak pernah baik padaku.ku beranikan diriku untuk mengajak suamiku untuk mengutarakan kesalahanku dalam mengurusnya selama ini. huft.. bismillah ucapku dalam hati.."abang... maaf, apakah uci bisa ngobrol sebentar sama abang?ini penting sekali bagi uci bang. lantasku" sambil duduk di sampingnya."tidak ada yang perlu dibicarakan !" ujarnya dengan tegas."sekali ini saja bang, uci mohooon... ". ucapku dengan perasaan penuh harap." abang capek ! sudah sana jangan dekat-dekat. kerjakan saja pekerjaan rumahmu jangan ganggu aku" ujarnya dengan sedikit emosi.aku hanya terdiam dan tertegun mendengar hentakan suaranya dengan mata yang berkaca-kaca.------keesokan harinya..seperti biasa ku sediakan sarapan dan pakaian kerjanya. nampak suamiku keluar dari kamar mandi, wajahnya terl
***orang yang paling kucinta, ku rawat, ku jaga, ku sayangi sepenuh jiwa. bahkan nyawaku sudah ku serahkan di tangannya. ternyata dia yang menyakiti hatiku begitu dalam." berhenti menangis !! sekarang silahkan, lakukan saja apa yang kau mau. mau tidur dengan lelaki lain, it's okey silahkan !" ujarnya."cukuuuuppp !! hentikan ocehanmu bang !!" teriak ku sambil menutup kedua telingaku. "itu yang mau kau dengarkan? itu alasan kenapa selama ini aku diam !!! aku muak hidup dengan mu yang penuh kemunafikan !! " lanjutnya."tolong baang hentikaan !!!!" ucapku memohon."hentikan??hahaha. aku sadar aku bukan lelaki pertama yang menidurimu. aku hanya menikahi barang bekas dari orang lain. katakan siapa lelaki yang mendahului akuu ?!!" ucapnya dengan kasar tepat didepan wajahku, sambil menggoncang-goncangkan tubuh kecil ku.tangisku semakin meledak menghiasi rumah kami.........mataku rasanya membengkak...." demi Allaaaah..... demi rasullullah...., tak ada tangan lelaki manapun yang pernah me
ucapannya sungguh menyakitkan. orang yang di bangga-banggakan oleh ibuku, ternyata orang yang telah menyakiti putrinya. menyakiti begitu dalam. tajamnya kata-kata membuat hatiku lumpuh seketika." intinya aku sudah bosan !! kau perempuan haram tak pantas menjadi pendampingku ""apa maksud abang !, selama ini aku cukup sabar bang aku tidak mengerti apa yang membuat mu sebenci ini padaku?! dulu abang yang meminta uci sebagai istri abang, kenapa sekarang jadi seperti ini??! " ucapku sambil menghapus air mata dipipiku.praaaangggg.... !!!vas besar hiasan kamar dibanting oleh bang fauzan di hadapannku."aagh... "ucapku. serpihan vas itu mengenai punggung kakiku. ku lihat darah mengucur dari robekan luka itu." kau sudah tak suci saat menikah denganku, dasar perempuan penipu !!, begitukah orangtua mu mengajarimu??! sungguh hina sebagai perempuan !. kau jadikan jilbab lebar mu itu menjadi topeng kemuslimahanmu untuk menipu para lelaki.
Dengan hati yang berat...ku langkah kan kaki keluar dari rumah yang selama ini aku tinggali bersama suamiku. air mata masih saja tak mau berhenti kala ku ingat perlakuannya.ia mengusirku dari rumah dengan hujaman kata-kata yang melukai hati...ku ayunkan langkahku dengan terpincang-pincang dengan perlahan.goresan luka di kaki membuatku berjalan melambat, sambilku gotong koper besar berwarna merah jambu ku, menuju pintu gerbang rumah.taksi telah menunggu didepan gerbang.tak ada keraguan lagi.. dalam benakku hanya terpikirkan alasan apa yang akan aku utarakan kepada ibuku nanti. pasti ia akan marah besar, jika tau aku meninggalkan rumah suamiku.setelah sopir memasukkan koper ke dalam bagasi mobil, aku segera mengeluarkan handphone dari tas kecilku. aku mengurungkan niat untuk pulang kerumah ibuku. jika ku ceritakan pasti akan menambah pikirannya saja. mengingat ibuku sudah renta, terbersit di hatiku untuk menelpon sahabatku saja.ibuku sudah terlalu tua untuk diberikan beban pi
setelah hampir 6 bulan usaha alat kesehatanku berjalan dengan baik. alhamdulillah usaha tidak menghianati hasil dari modal yang kecil kini aku bisa memegang uang hasil kerja kerasku sendiri, dengan dibekali latar belakang pendidikan ilmu kesehatan sedikit banyaknya aku paham dengan apa yang aku perdagangkan sehingga mencapat penghasilan yang lumayan besar dibanding mengharapkan nafkah dari suami yang alakadarnya saja. pelanggan mulai berdatangan untuk memesan barang alat kesehatan dari klinik-klinik swasta, perusahaan dan rumah sakit. singkat cerita hampir 6 bulan ini aku sudah tidak begitu memikirkan perasaanku dengan suamiku, namun kebiasaan baik seperti dulu tetap aku lakukan. melayaninya makan, menemaninya makan dan semua keperluannya selalu aku penuhi tanpa kurang 1 apapun. " sayaang, malam ini abang tidur di rumah ambar ya " ujar fauzan. "iyaa " ujarku tanpa perlawanan " kadang abang malas balik kesana, rumah ambar selalu berantakan dan makan selalu makan roti-roti saja, aba
Pernikahan bang fauzan tinggal menunggu jam saja besok adalah hari pernikahannya. malam ini mata benar-benar tak bisa tidur, entah apa yang menghantui perasaan ini sehingga membuatku susah untuk tidur.malam ini orang-orang sibuk menghias dan mendekor pelaminan untuk bang fauzan dan ambar. ku habiskan waktuku untuk menangis di kaki rab ku untuk memohon kekuatan agar keiklasan hatiku semakin meluas. ku dirikan sholat sepertiga malamku seperti biasa, berjujuhan air mata membasahi sajadah panjangku, ku kadukan segala keluh kesahku ke pada Allah.terbayang di mataku suami tercintaku bersanding dengan orang lain di pelaminan."Ci, kamu baik-baik saja kan? abang mau berangkat ke rumah ambar duluan dini hari ini." ujar fauzan sambil berkemas barang-barangnya." iyaa, nda papa bang" ujarku singkat. padahal kondisiku juga belum membaik. tapi mau berharap apa dengan lelaki yang sedang kebelet nikah lagi." ya sudah, abang berangkat, nanti kamu berangkat sendiri ya ". ujar fauzan sambil mengecup
Dengan kecepatan penuh fauzan menyetir mobil seperti dikejar setan. " abaaangg, tolooong pelankan mobilnyaa. ucii takutt !! uci minta maaff bang". rengekku sambil menangis." diam kau memang dasar perempuan nakal, tak bisa diberi kebebasan sedikit langsung menggoda lelaki lain" ujarnya sambil mencaci maki ku.aku hanya menangis sesegukan. sesampai di rumah ia menarik lenganku dengan keras, hatiku benar-benar takut. ia tampak murka dengan peristiwa tadi." ampun baang, sakiit... tangan ucii sakit baang..." ujarku memohon." begitu kelakuanmu dibelakangku??? tak ku sangka ternyata kau memang perempuan tidak baik Ci !"" enggak baang, izinkan uci menjelaskan. tadi kami tak sengaja bertemu uci mau ketemu sama nia bang untuk minta bantuan acara nikahan abang" ujarku memohon sambil memegang lengannya." haaah dasar jal*aaang !!!! banyak alasan kau !!"PLLAAAKKK.... !!! tangannya mendarat di pipi kiriku
" ci kamu benar mengizinkan abang menikah kan? walaupun abah melarang?" ujar fauzan merayu."iyaa bang. silahkan jalankan pernikahan itu, orang tua ambarpun sudah menerimanya. tapi apa abang tetap melanggar larangan abah?" ujarku sambil mengernyitkan dahi." ah, aku sudah dewasa penghasilanku juga lebih untuk menghidupi dua istri. lagi pula kita kan belum punya anak juga, jadi siapa tau aku dan ambar bisa memberikan anak untukmu?" ujar fauzan sambil tersenyum semangat." o-oh, iyaa tentu saja bang. ya sudah uci mandi dulu" ujarku. sudah tak tahan lagi hatiku sangat panas mendengar ucapannya, langsung aku beranjak dari tempat dudukku.bergegas ku ambil handukku, ku guyurkan air shower sekencang-kencangnya agar tangisku tak terdengar oleh suamiku.Ya Allah ucapku dalam hati begitu tak sempurnanya engkau menciptakan aku, sehingga dari awal pernikahan kau beri aku cobaan yang tak pernah ku pikirkan, sekarang aku tak hamil-hamil menjadi alasan
hari pernikahan suamiku semakin dekat.aku menelpon ibu untuk memberitahu acara perkawinan suamiku itu."assalamualaikum buu?" ucapku."wa'alaikumsalam nak, ada apa telpon malem-malem begini?" ujar ibu." uci mau bilang sesuatu ke ibu, tapi ibu jangan terkejut yaa" ujarku." apa itu nak, bilang saja" lanjut ibu." bang fauzan akan menikah dengan selingkuhannya minggu ini bu". ujarku gugup." apaa??? kamu dimadu? kamu setuju?ya Allaaah nakk yang sabar yaa.." ujar ibu dengan nada terkejut." uci mengizinkan bang fauzan bu, daripada ia berdosa terus-menerus." ujarku dengan air mata berlinang". " tega sekali fauzan itu, biar ibu yang akan ngomong langsung dengannya !" ucap ibu marah." ga usah bu, ibu jangan ikut campur ya. biarkan kami yang menyelesaikan masalah ini." ujarku." apa abah nya tau tentang hal ini??" lanjut ibu." keluarganya sudah tau bu, jadi biarkan pernikahannya berl
hari demi hari sudah terlalui, sakit hatiku semakin membaik. walau kadang jika teringat masalah rumah tangga bisa membuatku meneteskan air mata.ku coba mengiklaskan semuanya..aku percaya jodoh adalah takdir yang bisa dirubah, jika ingin bahagia maka harus belajar mengiklaskan. umpamanya pohon. jika ada dahan yang usang harus segera di potong agar tidak merusak sel-sel pohon yang lain, dan membiarkan supaya ada dahan yang tumbuh baru.malam kian larut, jam dinding menunjukkan pukul 01.00 wib. bang fauzan belum juga pulang, seperti biasa aku menunggunya di sofa ruang tamu dengan segelas kopi vanilla hangat." kenapa jam segini belum pulang ya?" ucapku agak cemas. ku ambil handphone ku dan ku telepon nomor suamiku itu.walaupun menyebalkan tapi aku masih peduli dengannya. mungkin karena kebiasaanku selalu mengkhawatirkannya." bang, kamu dimana? kenapa belum pulang?" ujarku." ini sudah dekat rumah sayang,
hari ini aku sebagai istri bang fauzan akan datang kerumah orangtua ambar untuk meminang ambar menjadi maduku.setiba di rumah ambar aku dan nia disambut oleh ibunda ambar." apa kamu yakin nak???! kamu akan menikahkan suamimu dengan wanita lain?" ucap ibu ambar." iya ibu, saya yakin. insyaAllah saya iklas lahir dan batin. ibu tak usah khawatirkan perasaan saya". ucapku menegarkan hati." demi Allah nak, ibu tak pernah tau ambar berpacaran dengan suami orang. kalaupun ibu tau pasti ibu akan larang dia." ucap ibu ambar dengan perasaan bersalah." saya mengerti bu, lebih baik ambar dan suami saya menikah daripada mereka melakukan dosa yang tak pernah habis". ucapku."nakk, apa itu benar-benar dari lubuk hatimu yang paling dalam??? karena tak ada wanita yang sudi dimadu apalagi dengan wanita yang sudah merusak rumah tangganya". ujar ibu ambar." insyaAllah buu....." ucapku sambil menyentuh tangan ibu ambar dan menatap mata
seperti biasa pagi ini aku mempersiapkan keperluan suamiku, pakaian, sepatu dan sarapannya sudah tersedia." sepertinya malam ini abang pulangnya terlambat, ada sedikit urusan yang harus abang kerjakan"ucap bang fauzan."hemm... baiklah" ucapku" sama nanti uci tak usah menunggu abang ya, tidur saja duluan. hari ini uci ada kegiatan apa?" sambung bang fauzan."hari ini,uci mau membeli cincin dan perlengkapan lamaran untuk ambar bang". ucapku sambil mengaut nasi kepiring sarapannya.fauzan tertegun..." uci yakin, untuk dimadu?" ujar fauzan." insyaAllah yakin. uci ga mau abang berbuat dosa zina melulu". ujarku" ya Allah, maafkan abang ya sayang. abang janji takkan mengecewakan uci lagi ". ucap fauzan sambil menggenggam tanganku."iya bang, tak mengapa. ayo cepat sarapan nanti keburu dingin" ujarku.aku melangkah menuju kursi sudut dapur dengan sepiring nasi dan lauk yang sudah aku masak. tempa
derasnya hujan benar-benar membasahi bumi, begitu pula dengan air mataku yang menyatu dengan hujan..." bang, kalo kamu merasa tak bahagia selama bersamaku. bilang saja aku takkan memaksamu untuk tetap bersamaku" ucapku dengan air mata berderai. aku takkan menyuruhmu untuk memilih..." jelas saja dia lebih memilihku dibanding kamu, kau jauh dibawahku " ucap ambar dengan sombong."lepasakan aku ambar ! aku masih mencintai istriku." ucap fauzan sambil melepas genggaman ambar." iya ucapan perempuan itu benar, aku akui aku istri yang tidak bisa membahagiakan mu bang. ucapanpun tempo itu masih aku ingat, kau jijik denganku." hiks hiks... tangisku semakin meluas..ku langkahkan kaki kembali kerumah nia...langkahku terhenti, ku rasakan dekapan suamiku di tubuhku." enggak ucii, aku masih mencintaimu. maafkan keegoisanku.. aku sangat berdosa" ucap fauzan sambil memeluk dari belakang." iya bang aku memaafkanmu, tapi ada sa