Setiap 1 minggu sekali Lee Jun Sung akan tinggal di kamar pribadinya seharian. Tidak ada seorangpun yang boleh mengganggu. Entah apa yang ia lakukan di dalam sana. Lee Jeon Si putranya tentu merasa heran dengan kebiasaan baru sang ayah
"Di mana ayah?" tanyanya saat ia tidak menemukan ayahnya saat jam makan siang."Di kamar pribadinya," jawab Park Nam."Apa ibu menyadari kebiasaan baru ayah ini aneh?""Sebenarnya, ia. Tapi, biarkan saja. Selama ini membantu untuk proses pemulihan tubuhnya. Apa kau tidak lihat, wajah ayahmu kini semakin bersinar dan segar?""Terserah ibu saja. Jika ibu menganggap semua ini wajar."Park Nam Kyu menghela napas. Ia melirik ke arah pintu kamar pribadi suaminya.
"Sebenarnya, ibu curiga. Sepertinya ada yang aneh," bisik Park Nam Kyu."Aku juga merasakan hal yang sama, bu. Setiap kali ayah masuk ke dalam kamar itu, saat keluar aura ayah nampak berbeda. Dan, ia terlihat lebih sehat dan kuat.""Apa kita harusHyun Jae menatap kepergian Choi Tae Seok dengan tatapan penuh kecurigaan. Ia menghela napas panjang. "Hasil suara sementara yang aku lihat, tuan Choi unggul dari tuan Lee Jun Sung. Berita tentang putri mereka yang hilang itu sudah di umumkan dua hari yang lalu. Tapi, mengapa baru hari ini mereka datang untuk melaporkan kehilangan putri mereka itu?" gumam Hyun Jae."Aku pikir, mereka sudah melaporkan ke tim detektif Zhou," celetuk Sanchez.Myeong Na Ri mengeluarkan foto seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dan meletakkan di atas meja. Hyun Jae meraihnya, "Cantik sekali, mungkin saja putri mereka di culik oleh pesaing ayahnya." "Kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi. Atau, bahkan tim sukses dari ayahnya sendiri yang ada di belakang penculikan ini," ujar Chan Seong. "Jika dia di culik, maka penculiknya pasti sudah meminta uang tebusan, atau meminta hal yang lain. Sementara, tadi tuan Choi dan istrinya tidak mengatakan ada pemerasan atau apapun," ujar Myeon
Setelah mencari petunjuk di kamar Choi Jang Geun, Hyun Jae dan Sanchez pun menemui nyonya Han Cae Young yang menunggu di luar. Hyun Jae langsung mengajukan pertanyaan kepada Nyonya Han Cae Young. "Nyonya Han, anda mengenal Jan Mi Aeri?" Nyonya Han langsung mengangguk, "Tentu saja, dia adalah sahabat baikku sekaligus wali kelas putriku di sekolah. Ada apa?""Aku melihat percakapan pribadi yang begitu intens dengan Jan Mi Aeri," dusta Hyun Jae."Tentu saja mereka memiliki hubungan yang dekat. Aeri adalah sahabat baikku. Dan, di sekolah dia adalah wali kelas Jang Geun. Mereka pasti sering berkomunikasi dan juga Aeri sering memberi pelajar tambahan pada Jang Geun. Dia sangat peduli dengan nilai- nilai pelajaran Jang Geun di sekolah.""Apa anda sempat menanyakan tentang Jang Geun kepada nyonya Aeri?""Nona, dia belum menikah. Aeri mengatakan bahwa hari itu ia tidak bertemu dengan Jang Geun karena dia sakit dan tidak dapat mengajar. Jadi, dia tidak memperhatikan
Berita tentang sang putri semata wayang yang hilang menjadi simpati masyarakat. Sehingga dukungan suara pun mengalir kepada Choi Tae Seok. Suara yang tadinya terpaut jauh pun sekarang hanya berbeda tipis. Juru kampanye dari tim sukses Choi Tae Seok pun bertambah gencar melakukan kampanye. Hal ini jelas membuat amarah sang istri Han Ceo Young meledak seketika. "Apa tim suksesmu tidak memiliki hati?! Mereka tidak memiliki anak hah?! Apa jangan- jangan kalian sengaja menculik anakku untuk memperoleh simpati masyarakat demi sebuah kemenangan?!" pekik nyonya Han pagi itu.Beberapa anggota tim sukses Choi Tae Seok saling pandang. Mereka tidak ada yang berani menginterupsi pertengkaran suami istri di hadapan mereka. "Kau ini bicara apa, sayang? Tidak ada yang rela kehilangan anak. Aku juga memikirkan nasib Jang Geun.""Bicaramu dan sikapmu berbanding terbalik. Kau bilang peduli tapi, sikapmu tidak! Kau lebih mementingkan pemilihan ini daripada mencari anak kita?!"
Miok Si menatap layar ponsel di tangannya. Ia bersorak gembira saat akhirnya bisa membuka pola kuncinya. "Aku akan membalas orang itu, Jang Geun. Aku tidak akan membiarkan orang itu bernapas dengan lega dan tidur dengan nyenyak," gumam Miok Si. Miok Si memeriksa ponsel yang tak lain adalah ponsel milik Choi Jang Geun. Dan, ternyata apa yang ia cari masih tersimpan rapi di ponselnya. Miok So memeriksa daftar panggilan terakhir yang ada di ponsel itu. Dan ia mencatat panggilan terakhir dari sebuah nomor.****Kapten Jo dan detektif Park langsung meluncur ke TKP saat menerima telepon tentang penemuan jenazah seorang pria. Jenazah itu di temukan tak jauh dari hutan kecil di dekat Seon Two High School. Namun, kondisi jenazah itu seperti habis di seret dari jarak yang cukup jauh. Dan jenazah dengan sengaja di letakkan dalam sebuah lubang yang tidak terlalu dalam.Hyun Jae yang ikut ke TKP lebih tertarik dengan benda yang ditemukan tak jauh dari jenazah. Se
Setelah beberapa hari merasakan emosi yang meledak di dadanya, pagi itu Han Cae Young melemparkan semua barang yang dapat ia jangkau dan melemparkannya ke arah suaminya. "Pengkhianat...!!! Teganya kau menusukku dari belakang dengan sahabatku sendiri?! Apa kau tau Jan Mi Aeri itu adalah sahabatku sejak sekolah. Karena itu aku mempercayakan putriku kepadanya. Ternyata, kalian menodai kepercayaan yang telah aku berikan selama ini!" pekik Cae Young. "Apa ada bukti bahwa aku berselingkuh dengan Aeri?!" hardik Tae Seok tak mau kalah. "Ah, kau mau bukti? Baik, tunggu di sini sebentar."Han Cae Young mengambil sebuah flash disk dari dalam kamarnya. Lalu menyambungkan ke televisi dan menyalakannya. Ia sengaja membesarkan volumenya. Dan, saat video diputar, wajah Choi Tae Seok pucat pasi Seketika. Betapa tidak, dalam video itu pemeran utamanya adalah dirinya dan Aeri. Bukan video biasa, melainkan video yang memperlihatkan mereka sedang melakukan hubungan suami istri d
Hyun Jae dan Chan Seong baru saja akan berangkat untuk menuju rumah Miok So. Hyun Jae tetap pada instingnya yang mengatakan bahwa Miok So mengetahui sesuatu. Namun, saat mereka baru saja hendak berangkat , Miok So masuk dengan di temani seorang polisi yang bertugas di depan. "Gadis ini mencari Letnan Hyun Jae." Hyun Jae dan seisi ruangan itu pun saling berpandangan. Namun, Myeong Na Ri langsung menarik tangan gadis berusia 15 tahun itu untuk duduk.Suasana hening selama beberapa saat. Miok So memandang satu persatu orang yang berada di ruangan itu. Kemudian ia menghela napas panjang. "Aku mau menyerahkan diri. Aku bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Kang Cha Cheol. Aku lah yang telah menabraknya, kemudian aku mengikat tubuhnya dan membawanya ke hutan kecil di belakang sekolah."*****Seperti biasa setiap hari saat pulang sekolah, Miok So dan Choi Jang Geun melewatkan waktu di pondok belakang di tepi hutan. Hanya ada mereka berdua.
Berkat kesaksian dari Miok So dan juga semua bukti yang ada, Choi Tae Seok di dakwa dengan hukuman 12 tahun penjara. Hal ini jelas membuat semua partai politik yang mendukungnya pusing sekaligus kecewa. Karena mereka sudah mengeluarkan banyak dana untuk kampanyenya dan lain-lain. Sementara Miok So hanya mendapatkan hukuman dalam kota. Hal itu karena usia nya yang masih di bawah umur dan juga nyonya Han Cae Young bersedia menjadi penjamin bagi Miok So sehingga Jaksa pun mempertimbangkan lagi hal ini.Sementara itu, Han Cae Young juga melayangkan gugatan cerai kepada suaminya. Dia tak bisa lagi bertahan apalagi memaafkan suami yang sudah merenggut nyawa putri mereka sendiri. Apapun alasannya, Cae Young sudah terlanjur sakit hati.Dan, pagi ini Han Cae Young sengaja mengunjungi apartemen milik Jan Mi Aeri. Ia memencet belum beberapa kali sebelum pintu terbuka dari dalam. Melihat kedatangan Cae Young tentu membuat Cae Young terkejut. "Kau...?""Ya, aku. Kenapa t
Han Cae Young tersenyum sinis sambil memicingkan mata menatap Aeri."Jika aku di posisimu. Aku akan menjauh dari rumah tangga sahabatku dan mencari kebahagiaan yang lain. Karena, aku akan lebih memilih persahabatan di bandingkan dengan menjadi seorang perebut suami orang. Apa kau lupa, siapa yang menolong saat kau hampir mati akibat kau dengan ceroboh mengugurkan kandunganmu? Aku... Aku yang menolongmu. Dan, sekarang kau bahkan berhutang satu nyawa kepadaku. Kau sudah memiliki dua hutang nyawa kepadaku, Aeri! seru Han Cae Young sambil meraih tas miliknya dan melangkah pergi meninggalkan apartemen itu.Jan Mi Aeri menatap punggung Han Cae Young dengan tatapan nanar. Perlahan, ingatannya melayang ke masa di mana ia dan Cae Young selalu bersama. Han Cae Young adalah sahabatnya sejak ia kecil. Mereka tumbuh bersama. Saat itu, Aeri ingat ia seringkali mendapat ledekan dari kawan- kawannya karena ia memakai kawat gigi dan juga rambutnya yang ikal selalu menjadi bahan ledekan.
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu