Home / Romansa / My Wish / 4 - Sebuah Insiden

Share

4 - Sebuah Insiden

Author: agllaea_
last update Last Updated: 2021-11-19 19:19:39

Puluhan manusia berbaris rapi menunggu giliran untuk memesan sesuatu di sebuah restaurant ayam. Tempat itu terlihat sangat ramai hari ini dari pagi hingga malam ruangan itu dipenuhi barisan pembeli. Audrey Dianne seorang pekerja paruh waktu yang bekerja sebagai kasir di restaurant ayam itu bahkan dengan sukarela bekerja lembur untuk membantu karyawan lain yang sedang berusaha menyelesaikan tumpukan pesanan yang menggunung.

"Satu box buffalo wings original dan dua box buffalo wings crispy, selamat menikmati makanan kami" begitulah cara Audrey memperlakukan pelanggan dengan ramah dan penuh sopan santun disertai seulas senyum yang sejak tadi terpasang diwajah manisnya.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, puluhan pelanggan yang sejak tadi memenuhi tempat ini kini mulai pergi satu persatu sebab keinginan mereka sudah terpenuhi dengan baik.

"Hari yang sungguh melelahkan" Audrey meregangkan badannya yang terasa pegal karena harus berdiri sejak tadi untuk menerima pesanan para pelanggan, hari yang menyibukkan ini bahkan membuat ia dan karyawan lain belum sempat untuk mengisi perut mereka yang kosong.

"Audrey makanlah ini, Pak David membelikan ini untuk semua karyawan" ucap seorang lelaki yang lebih tua darinya, tangan lelaki itu mengulurkan sebuah sandwich berisi daging asap yang terlihat sangat mengiurkan.

Audrey menerima sandwich tersebut dan segera memakannya dengan lahap, cacing-cacing di perutnya kini tak lagi kelaparan. Makanan ini sungguh terasa nikmat baginya, entah telah berapa lama Audrey tak merasakan makanan nikmat seperti sekarang karena belakangan ini ia hanya mampu membeli mie instan untuk mengisi perutnya. Gadis itu juga harus menghemat sampai mendapatkan gaji pertamanya.

Audrey begitu menikmati sandwich berisi daging asap yang ada ditangannya hingga tak menyadari seseorang datang untuk memesan sebuah makanan.

Seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahun dengan pakaian glamour dan rambutnya yang berwarna coklat dibiarkan terurai begitu saja. Rupa wajah yang tak terasa asing bagi Audrey.

***

Braakk!!

"Lihat kau bahkan tak bisa mengerjakan soal semudah ini! Bagaimana kau bisa mendapatkan rangking 1? Apa kau selalu mencontek saat ujian?" Mrs. Camelia memukul papan tulis yang berisikan tiga soal matematika dihadapan salah satu murid di kelas tersebut.

Bentakan Mrs. Camelia kepada gadis yang menjadi muridnya itu kemudian disusul dengan berbagai olokan yang dilontarkan oleh beberapa siswa lainnya, hal itu membuat suasana menjadi begitu ramai tak terkendali.

"Dia pasti menggunakan lipatan-lipatan di tubuhnya untuk menyembunyikan contekan hahaha ..." lelucon salah satu siswa tersebut memancing seluruh murid yang ada di ruangan itu untuk tertawa. 

Sementara gadis yang diolok hanya terdiam lesu dan menundukkan kepalanya. Audrey tak tau harus bersikap bagaimana untuk mengatasi kondisi seperti ini. Melihat Audrey yang hanya terdiam, seluruh murid di ruangan itu semakin menjadi-jadi. Bak sebuah pisau tajam, kata-kata yang mereka lontarkan itu menghunus menembus hatinya, membuat luka yang sangat besar dan dalam di hati Audrey.

"Sepertinya kau harus melakukan diet, kalau kau tidak tahu apa itu diet aku akan mengejakannya untukmu, d-i-e-t" 

"Iuh lemak itu bahkan mengeluarkan minyak, lihatlah minyak ditubuhnya itu"

"Mungkin kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya itu merupakan kesengajaan karena mereka malu mempunyai anak jelek dan gendut sepertimu" 

Candaan yang terdengar semakin kelewat batas itu bahkan tak dihentikan oleh Mrs. Camelia yang berada di sampingnya. Pada akhirnya apa yang bisa Audrey lakukan? Tentu saja tak ada selain menangis. Bulir-bulir bening menetes begitu saja dari pelupuk matanya.

"Kau menangis? Mereka hanya bercanda Audrey, kenapa kau begitu sensitif? Lagi pula perkataan mereka ada benarnya, kau harus diet karena berat badan yang berlebihan itu tidak bagus untuk kesehatan. Ayolah mereka peduli denganmu jangan menangis begitu" Mrs. Camelia akhirnya membuka suara setelah menyadari gadis disampingnya meneteskan air mata.

***

"Hey! Kau tak mendengarkan aku?" wanita itu sedikit berteriak membuyarkan lamunan Audrey tentang masa lalunya.

"Maaf, apa kau bisa mengulangi kembali pesananmu?" Audrey berusaha bersikap sesopan mungkin.

"Satu box chicken drumstick original, satu lagi yang pedas, dan dua cola" wanita itu mendengus kesal, ia merasa diremehkan oleh gadis kasir yang bekerja di restaurant ayam ini.

"Baik, satu box chicken drumstick original, satu box chicken drumstick pedas dan dua gelas cola, atas nama siapa?" Audrey memastikan kembali pesanan wanita itu agar tidak terjadi kesalahan, kemudian ia menanyakan nama atas pesanan tersebut.

"Camelia" jawab wanita itu singkat.

Audrey terdiam sejenak, rupanya benar wanita yang memesan makanan ini adalah mantan wali kelasnya ketika bersekolah di Eaton Square Senior High School, Mrs. Camelia.

Seluruh kisah tentang masa lalunya tiba-tiba datang memenuhi pikirannya. Membuatnya begitu marah sekaligus sedih. Kebetulan macam apa ini? Mengapa semua hal yang terjadi dalam hidupnya serasa sudah diatur sedemikian rupa? 

Gadis itu diam menenangkan diri mengamati wanita yang kini sedang duduk dan sibuk dengan ponselnya. Ingin sekali rasanya Audrey memukul wanita itu, namun ia berusaha menahannya sekuat tenaga. Gadis itu tak boleh membuat kekacauan di hari pertama ia bekerja.

Tak lama kemudian, seorang pria dengan setelan jas berwarna biru dongker berjalan mengendap-endap menghampiri wanita itu sembari membawa satu buket bunga yang sangat cantik di belakang punggungnya.

"Kejutan!" pria itu memberikan buket bunga kepada Camelia.

"Ini sangat cantik! Kau benar-benar pria teromantis di dunia" wajah wanita itu memerah dan ia tersenyum bahagia. 

Mereka berdua menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang menggunakan suara yang begitu keras tak memperdulikan pelanggan lain yang menatap ke arah mereka. Sepertinya mereka tak menyadari betapa hebohnya tingkah laku mereka hingga menganggu kenyamanan orang yang ada di ruangan itu.

Makanan pun telah siap dan Audrey segera mengantarkan makanan tersebut ke meja pemesan. Namun sepertinya nasib buruk kembali datang menghampiri Audrey Dianne.

"Sayang, mengapa kau tidak memesan keduanya dengan rasa pedas?" pria itu merengek bak anak kecil yang menginginkan sebuah permen dari ibunya.

"Maaf sayang, aku kira kau akan menyukainya. Baiklah, tolong ganti pesanannya" wanita itu dengan semena-mena menyuruh Audrey dan lagi-lagi Audrey dengan sopan menjelaskan bahwa pesanan yang sudah dipesan tidak bisa dikembalikan atau ditukar.

"Yasudah, pesan satu lagi chicken drumstick pedas" 

"Baik, untuk pembayaran silahkan langsung ke kas-"

Byurr!!

Wanita itu menyiram segelas cola ke wajah Audrey membuat semua orang kembali melihat kearah mereka, bahkan orang lewat sekalipun.

"Kau meremehkanku sejak tadi?! Aku akan membayarnya! Mengapa kau menghancurkan suasana hatiku?!" 

Sepertinya perlu digaris bawahi bahwa wanita ini benar-benar tidak waras, bagaimana bisa seseorang dengan kepribadian buruk seperti ini menjadi seorang guru? 

Audrey akhirnya kehilangan kesabaran yang sudah ia tahan sejak tadi. Gadis itu membalas perlakuan wanita itu, ya menyiram wajahnya dengan segelas cola.

Keributan yang terjadi pun semakin besar setelah sang suami tak terima bahwa istrinya diperlakukan seperti itu. Pria bersetelan jas berwarna biru dongker tersebut mengangkat lengan kanannya bersiap untuk menampar gadis pekerja paruh waktu itu. Tetapi saat ia akan melayangkan pukulan, seseorang menahan lengannya membuat Audrey membelalakkan mata.

"Al-Alberth Galvin?"

Related chapters

  • My Wish    5 - Pertemuan Pertama

    Rintik hujan perlahan turun membasahi London. Gemerlap cahaya perkotaan berhasil menyelamatkan kota dari kegelapan yang pekat. Angin berhembus kencang menciptakan udara malam yang semakin dingin. Terlihat seorang gadis duduk meringkuk di depan sebuah restaurant ayam yang hampir tutup. Titik-titik air yang turun membasahi tanah seketika berubah semakin ganas diiringi tangis gadis itu. Sepertinya bumi mengerti betul bagaimana perasaannya saat ini.Seorang pria berpayung hitam mendatangi gadis yang meringkuk itu, ia menekuk kedua lutut tepat dihadapannya guna melindungi sang gadis dari derasnya hujan yang menghantam tubuhnya."Ini bukan salahmu, tenangkan dirimu" ia mengelus pundak gadis itu bermaksud untuk meredakan suara tangis yang terdengar semakin keras."A-ku tidak mau kehilangan pekerjaanku" gadis itu kini mengangkat wajahnya yang penuh dengan air mata, suaranya begitu lirih.Perasaan iba kini muncul di hati pria itu. Melihat seorang perempuan yang me

    Last Updated : 2021-11-21
  • My Wish    6 - Kedai Kopi

    Suasana sebuah restaurant ayam masih sama seperti hari lalu, begitu ramai dan sesak karena dikerumuni oleh para pelanggan. Hari ini sesuai dengan perjanjian pagi tadi Audrey Dianne tidak diperkenankan lembur dan harus pulang tepat waktu tak peduli seberapa ramai tempat itu. Mr. David benar-benar merupakan bos idaman para pegawai.Jam di dinding kini telah menunjukkan pukul lima sore, itu artinya satu jam kemudian Audrey akan kembali ke rumah dikarenakan waktu kerjanya telah usai. Tetapi pria yang sedang ia tunggu sedari tadi tak kunjung datang sampai saat ini.Tatapan Audrey menyapu setiap sudut ruangan di restauran ayam itu, berharap ia bisa menemukan seseorang yang ia tunggu namun alih-alih menemukannya Audrey justru dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang yang membawa sejumlah kamera."Permisi apakah saya bisa mewawancarai anda sebentar saja? Kami dari program acara televisi nasional ingin mewawancarai pemilik restauran ini" ucap seorang wanita yang diket

    Last Updated : 2021-12-03
  • My Wish    7 - Zoya

    Seorang gadis cantik yang masih menggunakan seragam kerjanya terlihat begitu menawan, tubuhnya tinggi semampai dengan rambut panjangnya yang diurai begitu saja. Tiap langkahnya disambut oleh segenap tatapan mata ketika memasuki sebuah kedai kopi. Untuk beberapa saat, gadis itu berdiri di dekat pintu masuk sibuk mencari seseorang yang akan ia temui di tengah sekumpulan orang yang sedang menikmati sajian minuman yang mereka pesan. Gadis itu tersenyum ketika akhirnya menemukan orang yang ia cari."Kau menungguku lama, Alberth Galvin?" gadis itu menyapa Alberth."Kau sudah datang? Sebentar, aku akan mengambilkan kursi untukmu" Alberth berinisiatif untuk mengambil kursi tambahan ketika menyadari bahwa ia duduk di meja untuk dua orang saja. Alberth kemudian meletakkan kursi kosong itu persis di sebelahnya.Gadis itu kemudian mengucapkan terima kasih dan duduk berdampingan dengan Alberth dihadapan Audrey. Audrey Dianne menatap gadis di sebelah Alberth dengan tata

    Last Updated : 2021-12-04
  • My Wish    8 - Keluar Dari Pekerjaan

    Hari sudah berganti baru dan seperti biasa Audrey kembali melakukan rutinitasnya setiap waktu akan menunjukkan pukul sepuluh pagi yaitu berangkat bekerja. Dari kejauhan Audrey melihat teman-teman rekan kerjanya berkumpul dalam satu meja dengan mata berbinar-binar.Suasana akhirnya menjadi benar-benar heboh ketika Audrey memasuki restauran tersebut. Beberapa mengucapkan selamat padanya dan yang lain memuji-muji kecantikan dirinya. Audrey yang terkejut melihat tingkah laku semua pegawai disini hanya memandang dengan tatapan bingung."Kau tak tau Audrey?" salah satu rekan kerjanya bertanya pada Audrey sebab melihat tatapan gadis itu yang seolah bingung dengan semua ini."Wawancara Mr. David kemarin, kau melihatnya di televisi? Ah tidak-tidak, youtube? Instagram? Twitter?" yang lain menimpali, namun pertanyaan runtut tersebut hanya dibalas dengan kata tidak oleh Audrey."Wawancara itu menduduki rating nomer satu dan yang lebih mengejutkan lagi bukan nama Mr.

    Last Updated : 2021-12-06
  • My Wish    9 - Nyamuk Pengganggu

    Angin berhembus pelan menyibak rambut yang menutupi kedua wajah cantik yang kini duduk berdampingan di sebuah kursi taman dekat dengan dengan pusat kota London.Terlihat berbagai pepohonan yang mengitari taman itu mulai menumbuhkan dedaunan pertanda bahwa musim semi akan tiba sebentar lagi. Cuaca London yang biasanya begitu dingin kini terasa kian menghangat entah dikarenakan oleh pergantian musim atau disebabkan oleh wanita menyebalkan yang berada di samping Audrey sekarang.Masing-masing dari mereka membawa segelas coklat hangat ditangan, pengelihatan mereka menyapu pemandangan taman kota yang terlihat begitu sepi sebab musim dingin yang tak kunjung usai."Jika kau tidak jadi membicarakan apapun, aku akan pergi sekarang" Audrey meluruskan lututnya menapak tanah.Melihat gadis disampingnya hendak beranjak pergi, Zoya menarik lengan gadis itu dan menyuruhnya untuk duduk kembali. Pasti Audrey merasa kesal karena sejak tadi Zoya belum berbicara apapun

    Last Updated : 2021-12-07
  • My Wish    10 - Perselingkuhan

    Sebuah lampu tidur menerangi ruangan sempit yang terlihat begitu sederhana. Seorang gadis duduk diatas kasurnya yang tak terlalu empuk sembari memandangi ponsel yang berada di hadapannya. Ia menunggu kabar dari seseorang yang tak kunjung mengabarinya.Satu jam, dua jam, bahkan sampai tiga jam lamanya pesan yang gadis itu kirim tak kunjung dibaca maupun dibalas. Beberapa menit sekali, gadis itu mengecek ponsel untuk memastikan pesan yang ia kirim barangkali pesan itu tak terkirim karena buruknya jaringan internet, namun berulang kali mau dipastikan bagaimanapun juga tanda yang menunjukkan pesan itu sudah terkirim tak berubah sekalipun.Tak ada pilihan, gadis itu akhirnya membuka satu aplikasi rahasia di ponselnya yang terlihat seperti sebuah peta yang menggambarkan berbagai daerah di Kota London, tetapi ada satu hal yang menarik perhatian, nama Alberth Galvin terpasang di sana. Itu bukanlah aplikasi peta biasa melainkan sebuah aplikasi pelacak.Sepert

    Last Updated : 2021-12-08
  • My Wish    11 - Kericuhan di Ruang Rias

    Baju-baju yang dirancang oleh desaigner papan atas memenuhi setiap sudut ruangan itu. Berkilau, indah, cantik, dan tentunya mahal menjadi ciri khas sebuah baju yang tak bisa digunakan untuk sembarang acara yang tidak memiliki kelas. Namun, jangan khawatir sebab baju-baju disini tentunya takkan dipersalahgunakan seperti itu sebab semuanya berada di ruang rias milik agensi ternama, LF Agency. Ruangan itu biasanya hanya diisi oleh beberapa model saja yang akan dirias dan dipersiapkan untuk suatu acara, akan tetapi hari ini ruangan itu terlihat berbeda.Ramai orang di ruangan itu mengerumuni seorang wanita cantik yang baru saja kembali dari pekerjaannya di luar negri. Wanita itu merupakan seorang model terkenal asuhan LF Agency yang memiliki popularitas kemana pun ia pergi, hal itu membuat semua orang yang berada di gedung ini datang ke ruang rias guna mendekatinya untuk melihat wajahnya dari dekat.Hidung mancung bak selundang, pipi bak pauh dilayang, dan bibir tipis bak

    Last Updated : 2021-12-09
  • My Wish    12 - Kriminal

    Seorang gadis berjalan melewati kerumunan orang yang sedang berkumpul untuk menyaksikan sebuah insiden yang baru saja terjadi. Teriakan orang-orang disekitar kini tergantikan oleh suara mobil ambulan yang datang, benar-benar terdengar nyaring memekakkan telinga setiap orang.Terlihat tetesan darah di pinggir jalanan London tepatnya di depan sebuah gedung bertuliskan "LF Agency". Darah tersebut berasal dari seorang wanita yang tak sadarkan diri dengan darah mengalir keluar dari kepalanya."Audrey!" seorang pria datang menghampiri gadis yang terluka."Aku langsung kemari begitu kau menghubungiku" Alberth melihat sekujur badan gadis itu, memastikan bahwa semuanya aman terkendali."Aku tak apa-apa, hanya saja wajahku tergores" ucap gadis itu sembari memandang mobil ambulan yang mulai beranjak pergi meninggalkan tempat kejadian."Bagaimana ini bisa terjadi?" pria itu menatap Audrey dengan pandangan khawatir.Audrey Dianne lantas mulai menceritaka

    Last Updated : 2021-12-10

Latest chapter

  • My Wish    81 - Epilog

    Situasi kemudian berlanjut di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Terdengar suara teriakan memenuhi lorong yang sepi. Beberapa orang dengan pakaian serba putih segera datang dengan tali yang mereka bawa.Brak!!"Dokter Kenzler, pasien itu kembali mengamuk" seorang wanita yang memakai pakaian sama, membuka pintu ruangan psikiater yang menangani pasien itu. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara, teriakan seorang perempuan yang terdengar semakin histeris. Terlihat seorang perempuan bertubuh besar dengan bekas luka bakar di wajah kirinya terikat di tempat tidurnya.Perempuan yang diketahui bernama Audrey Dianne itu terlihat mengamuk dan berusaha menyakiti dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga sempat melukai pasien lain."Bagaimana dengan wali pasien ini?" tanya psikiater itu kepada para perawat."Mereka sudah dalam perjalanan dan kami sudah memberi obat penenang kepada pasien itu" perawat yang ditanya oleh psik

  • My Wish    80 - Runtuh

    "Alberth bersama perempuan lain?" Audrey kembali bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar."Benar dan kurasa kali ini tindakan Alberth sudah terlalu berlebihan" ucapan Steve membuat degup jantung Audrey berdenyut semakin kencang.Sama halnya seperti perempuan lain ketika mendapat kabar bahwa pasangannya sedang bersama dengan orang lain. Hati yang hancur? Sudah pasti.Tring!Tanpa menunggu lebih lama lagi, Steve segera mengirimkan sebuah alamat di mana Alberth sedang menghabiskan malam di sana.Secepat kilat, Audrey mengambil jaket dan tasnya untuk segera memesan sebuah taksi online. Kejadian ini terasa tak begitu asing. Kejadian serupa tapi tak sama seperti apa yang ia alami waktu itu, kejadian yang bahkan turut hadir di dalam mimpinya.Sepanjang perjalanan, tentunya Audrey begitu gelisah, ia terus melakukan panggilan kepada Alberth, namun selalu berakhir tak terjawab. Mau bagaimana lagi, kecurigaan Audrey selama ini seakan t

  • My Wish    79 - Terulang Kembali

    - London, 1 Februari 2021 -Beberapa minggu telah berlalu, Audrey kini menekuni pekerjaan yang sama seperti Steve, selain karena tidak adanya panggilan untuk pemotretan, Audrey merasa bahwa ia lebih menyukai pekerjaan sederhana ini.Tanggal satu bulan februari tahun dua ribu dua puluh satu, akhirnya, gadis ini sampai juga di hari yang paling sial bagi hidupnya di kehidupan lalu. Audrey kembali merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Namun situasi lalu dan sekarang sangat berbeda jauh, jika pada waktu itu Audrey berniat untuk mengakhiri hidupnya di kamar kost yang sempit, Audrey kini merasa sedikit lebih bahagia dan tinggal di apartemen mewah. Entah apakah ini semua nyata atau tidak, kehidupan baru yang ia jalani terasa hampir sempurna sejauh ini.Pagi ini, Audrey tengah menggunakan pakaian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, tak hanya itu ia juga merias tipis wajahnya agar tak nampak seperti mayat hidup. Setelah itu, Audrey segera memposisikan

  • My Wish    78 - Hal Baru

    Situasi kembali pada Alberth dan Audrey yang sedang berada dalam posisi canggung. Masing-masing dari mereka terus saja membungkam mulut, sehingga tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Situasi ini terjadi cukup lama sampai mereka tiba di apartement yang mereka tinggali. Audrey yang merasa takut, bergegas untuk pergi ke kamar kecil guna menghindari tatapan Alberth, sementara lelaki itu sepertinya hendak membicarakan sesuatu dengan kekasihnya.Alberth yang terus mengikuti Audrey kini terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika gadis itu mengunci pintu kamar kecil rapat-rapat. Setelah itu terdengar suara air yang mengalir dari keran.Alberth yang entah sedang memikirkan apa kemudian membuka ponselnya. Ia terlihat sedang mengetik suatu pesan kemudian keluar tuk berbincang dengan seseorang melalui ponsel yang ada digenggamannya.Waktu terasa berjalan begitu lambat, Audrey yang dapat meredakan rasa takutnya kini mulai memberanikan diri unt

  • My Wish    77 - Sifat Asli

    "Mungkin itu merupakan sifat aslinya" Marlyn memberi tanggapan setelah mendengar kisah yang diceritakan oleh Audrey."Benar, aku setuju dengan hal itu" terlihat pula Steve ikut mengeluarkan pendapatnya.Mereka bertiga kini tengah berkumpul untuk menikmati waktu minum teh, hal ini bukan merupakan pertama kalinya, bahkan sebelum Audrey terlibat suatu kasus pun, mereka sudah pernah berkumpul beberapa kali.Fakta uniknya adalah Steve ternyata merupakan keponakan dari Marlyn. Hal ini sudah diketahui oleh Audrey lebih awal melalui cerita dari Marlyn."Apakah ia pernah mengatakan kata-kata tak pantas kepadamu?" Steve kembali bertanya."Ehm, sepertinya tidak. Dia hanya membentakku dan berteriak keras. Lelaki itu bahkan belum pulang ke rumah, ini sudah hari ke tiga" gadis itu menekuk wajahnya, ia tak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa selain pada Marlyn dan Steve teman barunya."Kau tak menghubunginya?" tanya Marlyn penuh selidik, juj

  • My Wish    76 - Kelakuan

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    75 - Rencana Menikah?

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    74 - Bebas

    -Awal Tahun 2021-Rumah Sakit Jiwa Nasional, London-Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini Audrey kembali memasuki tahun dua ribu dua puluh satu dan sepertinya telah banyak hal yang terjadi di luar sana Audrey lewatkan begitu saja karena gadis malang itu harus mendekam di rumah sakit jiwa milik pemerintah.Seharusnya semua ini tidak akan terjadi karena gadis itu sebenarnya harus mendekam di balik jeruji besi selama dua puluh lima tahun lamanya. Entah apa yang dilakukan psikater dan pengacara yang ia andalkan itu, sebab dipersidangan akhir Audrey sama sekali tidak terbukti bersalah walau ia tetap harus mendekam di rumah sakit jiwa sampai dokter mengijinkan pulang."Kondisimu semakin membaik, kau menghabiskan makananmu hari ini" perawat yang bertugas merawat Audrey memberi tanggapan positif akan perilaku gadis itu akhir-akhir ini."Lantas, apakah aku bisa bebas secepatnya?" Audrey tak ingin berlama-lama berada di tempat ini, baginya, tempat ini

  • My Wish    73 - Audrey dan Psikiater

    Lorent dinyatakan meninggal di tempat akibat benturan keras yang menghantam bagian belakang kepalanya, selain itu ia juga mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya, hal inilah yang menyebabkan darah segar membanjiri tempat kejadian perkara.Selain itu, Audrey yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa mengerikan itu berlangsung, kini ditetapkan sebagai tersangka utama. Lagi-lagi gadis malang itu harus berurusan dengan hal semacam ini.Di suatu ruangan sempit dengan penerangan minim, Audrey tampak sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak asing di matanya, psikiaternya. Pihak kepolisian memutuskan hal ini karena Audrey dicurigai memiliki penyakit mental yang belum sembuh sepenuhnya."Begini Audrey, sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kau tidak ada masalah dan dapat menjalani hidup dengan baik. Apa yang sebenarnya terjadi Audrey?" psikiater itu bertanya dengan lembut dan terlihat begitu mengkhawatirkan gadis yang sudah l

DMCA.com Protection Status