Ting Tong!
“Sayang, tolong buka pintu untukku. Pasti itu temanku. Tanganku terkena tepung untuk untuk membukakan pintu,” pinta Dylan dari arah dapur.
Atlanta segera berjalan cepat ke ruangan utama. “Ya!” sahutnya.
Ketika Atlanta membuka pintu, Atlanta membulat terkejut melihat siapa yang datang. Ryan. Pria yang telah Atlanta patahkan tulang keringnya hari itu. Sepertinya Ryan sudah baik-baik saja dan sudah sembuh total sehingga bisa kembali jalan normal.
Ryan juga sama terkejutnya setelah memastikan langsung dengan mata kepala sendiri jika X dan wanita yang Dylan nikahi adalah orang yang sama. Pupus sudah harapan Ryan untuk menyimpan perasaan serius kepada Atlanta. Wanita pertama yang berhasil mengalahkannya.
Atlanta meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. Meminta Ryan unuk tetap menutup mulutnya.
“Bersikaplah kita tidak pernah bertemu sebelumnya,” bisik Atlanta. Ryan bisa mendengarnya dengan jelas.
<“Jangan beritahu Dylan jika kita pernah bertemu sebelumnya. Biar aku yang memberitahu Dylan secara langsung.” “Kapan? Setelah Dylan tahu jika kau terlibat di balik ledakan kapal barang farmasi?” tembak Ryan. Kedua alis Atlanta terangkat, mulutnya sedikit terbuka. Meskipun Atlanta terkejut karena Ryan bisa menebaknya dengan tepat, tetapi Atlanta berusaha mengendalikan dirinya. “Kenapa tiba-tiba membahas hal itu?” Ryan mengubah posisi duduknya supaya lebih nyaman. “Bukankah itu mobil milikmu? Mobil merk mewah dan langka. Menemui mobil sama yang hanya ada dua puluh buah di dunia dalam radius daerah yang kecil, sangatlah kecil kemungkinannya.” Atlanta masih tak bereaksi. Sementara Ryan kembali melanjutkan. “Orang berpakaian selam keluar dari gudang. Bukankah itu kau, Nyonya X?” Atlanta mengulum senyum dan sedikit menunduk. Ryan menaikkan alisnya sebelah, heran kenapa Atlanta terlihat sedang menahan tawa. “Kenapa kau t
Meskipun kasus ini bukan termasuk dapartemennya, Ryan tetap menyelidiki kasus ini secara mandiri. Memanfaatkan hari libur, Ryan petang ini terjun ke lokasi tempat perkara dan kejadian. Pakaian yang Ryan gunakan hari ini casual. Kaos putih yang di tutupi jaket berwarna hijau tua, celana jeans, kacamata hitam dan sepatu boots. Ryan terus mencocokan yang rekaman kamera di ponselnya dengan tempat kejadian perkara. Mencoba menebak-nebak kemana langkah selanjutnya yang di ambil oleh wanita berpakaian selam yang Ryan curigai sebagai Atlanta. Hingga langkah kaki Ryan membawanya ke pinggir laut yang berada cukup jauh dari titik kamera. Ryan menoleh ke kanan dan kiri, mencari apakah ada kamera tersembunyi lainnya yang bisa ia dapatkan. “Ini titik buta. tidak ada kamera di sini.” Belum menyerah, Ryan melangkahkan kaki menyusuri pinggir laut tanpa tahu arah. Cukup jauh jarak yang sudah Ryan tempuh dengan berjalan kaki. Sekitar sepuluh kilo meter. Siapa sa
“Tidak ditemukan?” tanya Dylan dan Ryan secara serempak.Petugas forensik tersebut mengangguk. Membenarkan hal itu. Dikarenakan kedua orang ini masih tidak percaya, petugas forensik menunjukkan layar komputer pada Dylan dan Ryan.“Sidik jari yang kalian temukan memang ada, tetapi ini tidak terdaftar di sistem pemerintahan.”Dylan menatap Ryan yang kini sudah mendesah frustasi.“Sungguh tidak ada?” tanya Dylan ulang. Berusaha memastikan sekali lagi.“Sidik jari ini tidak ditemukan. Siapa tahu pemilik sidik jari ini adalah kewarganegaraan lain.”Tak tega melihat raut wajah Dylan dan Ryan yang penuh kekecewaan, petugas forensik kembali berbicara,“Bagaimana jika kalian memberikanku waktu untuk mengecek sidik lainnya yang ada di tabung itu? Siapa tahu aku bisa menemukan sidik jari orang lain,” tawarnya.Dylan memberikan kartu namanya kepada petugas forensik bagian kantor.
“Sayang, kau mau pergi kemana pagi-pagi sudah rapih?” Dylan menatap penampilan Atlanta dari atas hingga bawah yang sudah rapih menggunakan gaun pendek berwarna biru yang terlihat semi-formal.Sepertinya Dylan baru menyadari jika Atlanta memiliki banyak pakaian gaun jenis semi-formal yang kerap kali Atlanta gunakan di berbagai kesempatan semenjak Atlanta bekerja di luar rumah.“Aku? Aku ada urusan sebentar mengenai bisnisku. Tidak apa-apa bukan aku pergi sebentar? Tidak akan lama, nanti siang aku pulang.” Atlanta baru meminta izin ketika sudah siap.Dylan menganggukkan kepala. Tak mungkin ia melarang istrinya untuk bekerja. Lagipula Atlanta termasuk tipe yang jarang keluar rumah, maka dari itu Dylan tak pernah keberatan setiap Atlanta pergi keluar. Dengan syarat tak pulang larut malam.“Kau mau aku antar?” tawar Dylan.Tetapi anehnya, selama menikah tak pernah sekali pun Dylan melihat Atlanta membelanjakan uangnya
Selepas asisten rumah tangga tersebut melenggang pergi, datanglah Leondra menuruni anak tangga. Leondra masih menggunakan piyama tidurnya. “Leona? Waw. Kau cantik sekali hari ini. Apakah ada sesuatu yang spesial?” sapa Leondra. “Duduklah. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu.” Atlanta menunjuk sofa sebrang. Meminta Leondra duduk di tempat yang ia tunjuk sekarang juga. Leondra menatap Atlanta bingung karena ini tak seperti biasanya. Meskipun belum tahuu apa yang akan Atlanta lakukan, Leondra tetap menuruti perintah Atlanta. “Ada apa? Kenapa kau terlihat serius sekali?” “Kapan memangnya aku pernah terlihat bercanda?” balas Atlanta dingin. Atlanta menyodorkan beberapa dokumen yang telah di susun rapih kepada Leondra. “Akuisisilah semua asetku,” pinta Atlanta. Leondra menerima semua dokumen itu dalam keadaan bingung. “Aset? Memangnya aset apa yang kau milikki selama ini?” Ketika membaca semua dokumen itu, L
Leonis menuruni anak tangga dengan lemas. Terlihat jelas jika bocah itu baru setengah sadar. Penampilan Leonis masih acak-acakkan khas orang bangun tidur. Tampak persis seperti ayahnya. Like father like daughter.“Leona?” Leonis mengerjapkan mata melihat kedatangan Atlanta sepagi ini di rumah.Leonis berjalan menghampiri Atlanta kemudian berbaring di sofa. Menjadikan paha Atlanta sebagai bantalan. Leonis kembali tidur di pangkuan Atlanta.“Leona, bukankah penampilanmu hari ini sangat berlebihan jika hanya untuk datang ke rumah ini?” Meskipun Leondra terkagum dengan penampilan Atlanta hari ini yang terlihat elegant, tapi harus Leondra akui jika ini sedikit berlebihan.“Kau pikir hanya rumah ini yang aku kunjungi?” balas Atlanta sinis.Leondra merapihkan semua dokumen pemberian Atlanta. Semua dokumen penyerahan sudah di tanda tangani resmi oleh Atlanta dan sekretarisnya selaku tangan kanan Atlanta. Leondra tinggal
“Kami akan selalu menjadi keluargamu, Leona. Kami tak akan pergi kemana-mana lagi, tak akan meninggalkanmu lagi. Jadi, selesaikanlah urusanmu dan kembali dengan selamat. Bukan hanya Dylan, aku, Ayah dan Leonis juga akan menunggu kepulanganmu. Kau tidak sendirian, Leona.”Atlanta mengerjapkan mata. “Kalian masih menganggapku keluarga?” tanyanya pelan.Leondra berpindah posisi menjadi duduk di sebelah Atlanta. Memberanikan diri untuk mengusap puncak kepala Atlanta pelan.“Tentu saja. Kami hampir menggila sekaligus tak percaya mengetahui kabar bahwa legendaris Leona Veela telah bunuh diri. Kami akan selalu percaya padamu karena kami menyayangimu. Selamanya kita menjadi keluarga.”Atlanta dan Leondra berpelukan. Lantas Leonis terbangun kemudian ikut menyempil di tengah-tengah Atlanta dan Leondra. Mereka bertiga pelukan bak teletubies.“Kenapa kau tiba-tiba bangun?” tanya Atlanta pada Leonis.&ldquo
Di sinilah Atlanta berada. Sebuah gedung menjulang tinggi berada di hadapannya saat ini. Atlanta berjalan tegak masuk ke dalam lantai utama dan menghampiri bagian resepsionis.“Halo, selamat siang. Aku mau bertemu dengan Jonathan Adams,” ujar Atlanta.Resepsionis cantik itu tersenyum manis. “Apa kau sudah membuat jadwal?”Atlanta menggeleng. “Katakan saja Leona sedang menunggunya sekarang.”“Maaf Nona, tetapi kau tidak bisa menemuinya tanpa membuat janji,” balasnya.“Sampaikan saja begitu. Biar dia yang memutuskan akan menemuiku atau tidak,” ujar Atlanta tegas.Resepsionis itu segera menelepon sekretaris Jonathan. Sementara Atlanta menatap sekeliling, memperhatikan interior gedung perusahaan Jonathan dengan detail.“Kenapa gedung ini norak sekali ada lantai bermotif kupu-kupu besar? Aku tidak masalah dengan cermin di bagian atap. Hanya saja lantai ini perlu di modifikas
Dylan meraba saku celana dan menemukan sebuah kuku palsu milik Atlanta ketika hendak menaruhnya ke dalam tumpukan pakaian kotor. “Kuku Atlanta?” Sejenak Dylan memperhatikan kuku palsu cantik tersebut dengan detail. Saat mengarahkannya ke arah sinar matahari, Dylan menyadari jika ada yang berbeda. “Ini bukan hiasan biasa. Ini chip. Manikur menanam chip.” Dlan bergegas untuk membuka data dalam chip tersebut. “Kapan Atlanta meninggalkan ini di dalam saku celanaku?” gumam Dylan. Mendapatkan info-info penting untuk menyelesaikan kasusu, Dylan mencetak informasi yang Atlanta tinggalkan untuknya. Ini sama seperti Atlanta meninggalkannya sebuah peta dengan keterangan rinci. Hal yang harus Dylan lakukan adala mengikuti semua ptunjuk yang telah Atlanta tinggalkan untuknya. “Pelaku pembunuhan hilton selama ini adalah Olivia? Ayah Olivia juga membunuh Ibu kandung Atlanta? Oliver selama ini menggunakan replika sidik jari Atlanta untuk menutupi jeja
Johnattan menggebrak pintu kantor Interpol. Ada Leondra membuntuti Johnattan. Tak lupa Johnattan membawa beberapa ajudannya. Johnattan datang ke kantor dengan penuh emosi setelah mendapati kabar darii Dylan apa yang terjadi dengan putri kesayangannya.“DIMANA ANAKKU?” bentak Johnattan.Ketika ada salah seorang anggota Interpol yang hendak menenangkan Johnattan, dengan cepat Johanattan menghempaskan tangan tersebut lalu memaksa untuk masuk.Langkah kaki Johnattan berhenti ketika melihat Dylan berdiri lesu. Hidung dan mata Dyan merah, menunjukkan Dylan telah nangis untuk waktu yang lama.“Apa yang terjadi dengan anakku? Aku tahu jika anaku pergi jauh untuk keluar dari orginasasi sialan itu, tapi bagaimana bisa Atlanta bunuh diri?” Johnattan mencengkram kemeja menantunya.Dylan sendiri diam saja. Perasaan Dylan sama hancurnya dengan Johnattan saat ini. Dylan tak bisa mengatakan apa-apa selain kata,“Maaf,” gu
Atlanta pergi keluar setelah selesai berpakaian menggunakan kaos milik suaminya. Ketika membuka pintu toilet, Atlanta dikejutkan dengan kehadiran Dylan. Sesaat Dylan dan Atlanta saling menatap tanpa kata-kata. Detik selanjutnya Atlanta menarik kerah seragam Dylan dan mencium bibirnya. Dylan yang awalnya terkejut pun perlahan menetralkan reaksinya sebelum membalas cumbuan itu. Tangan Dylan terangkat untuk merengkuh pinggang Atlanta. Betapa besarnya kerinduan yang terpendam dalam diri mereka satu sama lain. Meskipun tidak ada kata-kata yang terlontar, tetapi Atlanta dan Dylan tahu betul bagaimana perasaan pasangannya yang sesungguhnya. “Aku merindukanmu dengan buruk. Sangat merindukanmu,” bisik Dylan begitu pangutan mereka berakhir. Atlanta mengulum senyum dan menundukkan kepala. Tak berani menatap Dylan sebagai seorang suami setelah apa yang ia lalui selama ini. “Maafkan aku. Sebenarnya aku—” “Aku tahu, aku tahu jika kau sebenarnya melakukan in
CHAPTER 146 Atlanta membaca satu persatu kertas tersebut. Pembunuhan, perampokan, sabotase, spionase Industri, penyerangan siber, dan penipuan. Lengkap sekali. “Kenapa sejak awal kalian tidak menunjukkan ku semua bukti ini? Jika sejak awal aku melihat ini, bukankah akan lebih cepat selesai?” Atlanta berdecak kagum membaca buku kasus dalam rentang tiga belas tahun yang mengarah kepada namanya, Leona. “Ini lebih buruk dari buku kasusku ketika masih SMU dulu,” komentar Atlanta. Atlanta memisahkan tumpukan dokumen bukti-bukti sesuai jenisnya. Pertama, Atlanta menyingkirkan tumpukan dokumen mengenai kasus pembunuhan. “Aku juga baru tahu jika sidik jariku pernah ada di bukti-bukti pembunuhan. Pasti selama sepuluh tahun terakhir, kalian kehilangan jalan untuk menyelesaikan kasus bukan karena bukti selalu mengarah kepada orang yang sudah meninggal. Menemukan sidik jari yang tidak ada pemiliknya. Tapi aku yakin jika sidik jarik
“Kau terlambat lima belas menit. Tidak ada waktu. Letakkan saja barang milik Leona di sini dan pergi dari sini,” pinta Lay dingin, tanpa menatap Dylan. “Apa?” Dylan mundur satu langkah, menyadari ada sesuatu yang janggal. Lay berbalik badan, melayangkan tatapan meremehkan kepada Dylan. “Aku pikir kau setampan dewa hingga Leona rela menjadi orang normal ketika menikah denganmu. Ternyata kau tidak sehebat yang aku bayangkan.” “Letakkan saja barang Leona disini. Aku akan membereskannya,” sambung Dylan. Dylan menaikkan alisnya sebelah. “Setidaknya kita harus berkenalan terlebih dahulu bukan? Aku rasa kita memerlukan sedikit formalitas.” Lay memasang kaca mata hitam. “Untuk apa? Bukannya aku sudah mengenalmu?” Dylan tersenyum miring dan melemparkan ransel hitam ke arah Lay. “Itu yang kau inginkan? Ransel Atlanta? Kau memintanya secara paksa seakan ini berisi harta karun,” Ketika Lay menunduk, Dylan menodongkan pistol ke arah Lay. Be
Dylan membuka video terakhir, video yang belum lama di ambil. Tepat hari jadi kedua tahun pernikahan mereka.“Hari ini adalah hari jadi tahun kedua pernikahan kita. Aku tidak menyangka jika pernikahan kita masih bertahan.”Di dalam video itu Atlanta tampil anggun menggunakan gaun putih pendek. Rambutnya yang penjang di sanggul dan membiarkan anak rambut menjuntai. Video ini diambil sebelum mereka makan malam.“Sayang, Atlanta, manis, cantik, kenapa aku sangat menyukai setiap panggilan itu setelah menikah denganmu? Setiap kali kau memanggilku ‘sayang’ atau ‘Atlanta’, aku sangat menyukainya hingga ingin melupakan namaku asliku.” Sejak detik pertama, di video terakhir ini Atlanta tersenyum sendu. Tidak ada lagi senyuman ceria yang ia pancarkan.“Mungkin, ini akan menjadi video terakhir yang aku rekam untukmu. Aku tahu jika Interpol mulai menyelidikiku. Untuk kali ini aku akan
“Apakah aku di masa depan sudah ketahuan?”Atlanta tampil menawan menggunakan gaun pernikahan. Sudah jelas jika video ini telah di rekam lebih dari dua tahun yang lalu.“Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku kira aku tidak akan menikah seumur hidup, ternyata aku masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pangeran berkuda putih dalam hidupku.”Walau Atlanta terus mengatakan hal negatif, tapi senyuman manis yang menunjukkan kebahagiaan terus Atlanta tunjukkan sejak detik pertama video di mulai.“Jika video ini telah sampai kepada suamiku, artinya sesuatu yang buruk telah terjadi kepadaku.”Rupanya, Atlanta sudah mengetahui jika hari seperti ini akan mendatangi kehidupan pernikahan mereka yang damai. Atlanta sudah mempersiapkan diri sejak memutuskan menikah dengannya.“Ah, kau pasti tidak mengenal siapa aku. Tujuanku membuat video ini supaya kau lebih mengenal diriku.
“Sudah aku bilang aku bukan Atlanta. Leona bukanlah istrimu.”Dylan mencengkram bahu Atlanta, menatap mata Atlanta lekat-lekat. Mata Dylan sudah berkaca-kaca. Mencari sisa-sisa ketulusan dari pernikahan mereka.“Jika itu benar, tatap mataku.”Atlanta masih tidak bergeming dan tidak kuasa untuk menatap Dylan saat ini.“TATAP AKU ATLANTA!” Dylan mulai frustasi.“Tatap mataku dan katakan hal itu sekali lagi jika kau memang bersungguh-sungguh,” pinta Dylan.Perlahan, Atlanta memberanikan diri menatap mata Dylan. Sorot mata Dylan masih menunjukkan kehangatan sebagai seorang suami sekaligus tempatnya berpulang.Atlanta tidak bisa menyingkirkan suaminya sendiri dari hidupnya. Atlanta juga tidak ingin meninggalkan tempatnya berpulang. Tapi apa boleh buat? Atlanta tidak ingin menarik Dylan dalam bahaya lebih lanjut lagi.“Aku…” sesaat Atlanta lupa bagaimana caranya berna
“Zunaira, bukankah kau harus duduk di sini bersamaku untuk bercerita? Bagaimanapun kau juga terlibat secara langsung dalam kematian Lila. Kau harus menjelaskan kronologis bagaimana sahabat tersayangmu yang menjadi selingkuhan kekasihmu itu bisa tewas mengenaskan. Sepertinya kita harus bernostalgia bersama.”Johnny dan Orion sontak menatap Zunaira penuh tanda tanya. Zunaira berdeham dan menyalakan alat pengeras suara yang terhubung langsung dengan ruang introgasi.“Apa maksudmu Leona? Apa yang kau bicarakan?”Zunaira berusaha menahan amarahnya. Melihat raut wajah menyebalkan Atlanta selalu berhasil memancing amarah Zunaira. Sama seperti pertemanan mereka sepuluh tahun yang lalu.Atlanta mengerutkan dahi, pura-pura kebingungan. “Kenapa kau menanyaiku kembali? Aku mempunyai bukti yang konkret mengenai hubungan kalian. Datanglah kemari dan duduk bersamaku untuk membuktikan jika kau ingin membuktikan bahwa dirimu adalah manusia ta