" Net...nanti siang aku tunggu kamu lunch ya. Kebetulan hari ini suamiku jalan dengan rekan bisnisnya. Jadi aku seharian nganggur atau aku ke klinikmu deh. Sekalian mau lihat kangen suasana jaman kuliah saat magang disitu " suara Listi diponsel terdengar ceria.
" Silakan aja, aku tunggu toh disini ada Erika. Aku akan kontak Aldo juga siapa tahu bisa mampir pas jam makan siang. Aku pesankan masakan sama aku suruh Bik Nah buatkan rujak buah " sahut Neta.
" Siip Net sudah lama aku ga makan rujak buah. Wow sudah ga sabar nih siap meluncur ".
" Huzz, jangan sekarang masih pagi ini. Ntar siang aja jam 11 an " Neta tertawa mendengar ketidak sabaran Listi.
" Kangen dengan rumahmu Net. Maklum sejak lulus kuliah aku langsung menikah dan diboyong suami keluar "
Semenjak Listi menikah dengan Geoge dia belum mempunyai momongan. Suaminya belum ingin katanya masih ditunda dulu. Cara berpikir orang luar memang beda. Kalau disini begitu menikah secepatn
Klinik sudah mulai sepi pasien, jadi Neta bisa meneruskan ha ha hi hi dengan ketiga sahabatnya. Jarang jarang bisa seperti ini. Biasanya klinik ramai mulai pagi jam buka sampai sore hari tetapi setelah jam 5 sore sepi. Hanya ada satu atau dua pasien saja. Hari ini memang hari yang diberkati buat empat sekawan. Belum tentu Listi setahun sekali bisa pulang ke Indonesia. Makanan yang disajikan diatas meja makan tinggal separoh. Ada gado gado, lontong balap dan sate kerang, rujak buah ditambah es degan jeruk nipis. Listi yang sudah lebih dari 7 tahun tinggal di Amerika begitu rakusnya menyantap makanan diatas meja. Didepan sahabatnya dia tidak perlu sungkan. Di Amerika tidak bakalan menemukan makanan khas daerah seperti ini. " Tiing...!! " bel tanda pasien datang berbunyi. Santi menerima kedatangan dua pria bak artis dengan membawa empus. " Ada yang bisa saya bantu " tanya Santi kepada mereka berdua. " Dokter Neta ada, saya ingin
Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Neta masih belum bangun. Cleo mulai mencakar cakar pintu kamar Neta sedang Wimpi duduk diatas credensa. Pintu masih belum terbuka Cleo terus meringik sambil salah satu kakinya menggaruk pintu. Tidak biasanya jam segini Neta belum bangun. Beberapa hari ini Neta memang harus tidur malam bahkan menjelang pagi. Tadi malam Neta menangani operasi caesar Rotweiler karena mengalami distokia yaitu kesulitan melahirkan. Kemarinnya lagi dia harus menunggu Husky melahirkan, meskipun melahirkan normal tapi butuh waktu untuk bisa mengeluarkan 6 ekor anaknya jadi Neta tidak bisa tidur nyenyak. Berkali kali dia harus bangun untuk melihat anak yang dilahirkan. Meski ada Ferdy tinggal disamping klinik tapi Neta tetap harus melihatnya. Belum lagi visite yang dilakukan secara rutin bergantian dengan Erika. Listi sudah terbang ke Bali meneruskan liburannya dengan George, mungkin dia akan tinggal agak lama disana. Menurut Listi suaminya melakukan penjaj
Didalam mobil Jason menyuruh Roland untuk ngebut. Roland bukan sopir biasa. Dia adalah bodyguard Jason yang direkrut dari Jasa persewaan pengawal. Dia jago bela diri dan mahir dalam menggunakan senjata. Berhubung penggunaan senjata api perijinannya begitu sulit jadi satu satunya senjata dalam keadaan kepepet adalah pentungan. Jason tertawa geli saat mendengar penjelasan Ken sedang Roland mengacungkan jempolnya. Beruntung jalan tidak begitu padat jadi mereka bisa cepat sampai kerumah Neta. Jason masuk kedalam dengan langkah terburu buru disambut Erika. " Dimana Neta " tanya Jason " Dikamar " Erika menunjuk kamar sambil berjalan diikuti Jason. Jason meraba kening Neta. Ditepuk tepuknya pipi Neta " Net bangun...Net bangun, ini aku ". Tidak ada reaksi dari Neta. Segera diangkatnya tubuh Neta dan digendongnya menuju kemobil. Didalam mobil tubuh Neta dipeluk, kepalanya ditaruh didada dan diciumnya kening Neta dengan p
Pagi pagi sekali Neta sudah dimandikan oleh suster ditempat tidur. Tubuhnya diseka dengan waslap. Jasonpun sudah bangun dan mandi. Keluar dari kamar mandi badannya hanya dililit dengan handuk. Untungnya suster sudah keluar dari kamar sehingga dia tidak melihat pertunjukkan gratis pria telanjang. Neta melirik Jason saat dia berganti pakaian. Dia membelakangi Neta jadi Neta bisa melihat posturnya yang atletis dari belakang. Bahu Jason cukup kokoh ibarat tali busur anak panah. Pria ini sangat menjaga bentuk badannya. Neta berani bertaruh kalau pria ini sering mengunjungi dan menjadi anggota tetap salah satu gym. Terpaksa Neta harus memberi nilai 10. Dengan tidak ada rasa malu sedikitpun Jason berganti pakaian yang dibawakan Roland kemarin malam. Dia memakai kaos casual berwarna biru navy kontras dengan warna kulitnya. Untuk ukuran pria Jason memiliki warna kulit khas Asia tengah. Bau parfum yang memancarkan kesegaran aroma citrus dari Dior
"Aaarghhh...." Neta menjambak kesal rambutnya sendiri. Kelakuan Jason makin menjadi. Betapa tidak, sepulang dari rumah sakit Jason sudah menyediakan perawatan home care bagi dirinya dirumah selama 24 jam full. Jason sudah menawarkan Neta untuk pulang kerumahnya bukan di apartemen karena disana dia pasti akan terjamin denga pelayanan yang ada ditumah. Jason juga akan menyediakan dokter pribadi untuk mengontrol kesehatannya pasca operasi. Sudah pasti Neta menolak mentah mentah usul Jason ini. Pria itu sudah benar benar gila. Saking kuatirnya dengan kondisi tubuh Neta dia bersikap keterlaluan. " Aku ini juga dokter yang tahu prinsip pemulihan pasca operasi meskipun beda pasien " kata Neta saat berbicara diponsel dengan Jason. " Tidak perlu membantah lagipula aku ingin kamu sembuh total. Bagaimana kamu bisa menyelesaikan kontrakmu kalau kamu sakit sakitan nanti dan aku juga tidak mau ditemani orang yang sakit sakitan " balas Jason ketus. " Dasar sak
Neta mulai melakukan kunjungan kepasien seperti biasa. Jahitan bekas operasi sudah diambil dan terakhir kontrol di rumah sakit dia diantar Jason. Sebenarnya dia bisa pergi sendiri tapi akhir akhir ini Jason begitu cerewet. Pesan diponsel tiap hari isinya jangan lupa minum vitamin, makan dijaga, jangan makan sembarangan, istrirahat harus cukup dan sederet pesan lain yang membuat Neta sebal. Dan dia hanya menjawab pendek pendek. Neta mengendarai mobilnya dengan santai. Jalanan masih belum begitu ramai. " Kling " ponselnya berbunyi, dilihatnya ada pesan masuk. " Dimana.." " Dijalan " " Kamu setir sendiri ?" " Ya.." " Kenapa tidak minta tolong Ferdy buat nyetir ?" " Sibuk " " Apa perlu aku carikan sopir buat kamu ?" " Ga perlu " " Kalau sudah selesai kunjungan beri tahu aku " " Ya " " Kenapa jawabanmu pendek pendek" " INI DIJALAN TAHU !!!". Neta jengkel melihat
Bab. 44Jason mengumpat berulang ulang, segera dia berlari menuju mobilnya. Mengendarai mobil seperti dikejar anjing gila. Memacu kendaraan dengan kecepatan 80 km dalam kota sama dengan memancing umpatan pengendara lain. Untuk kali ini Jason tidak perduli bahkan ditilangpun karena melanggar kecepatan juga tidak perduli.Jason melihat mobil Neta berjarak 2 mobil didepannya. Dengan keahlian Jason sebagai pengemudi tidak sulit baginya untuk menyalip mobil didepannya dan mensejajarkan dengan mobil Neta. Meskipun kaca mobil gelap tapi Neta tahu bahwa disebelah adalah mobil Jason.Neta tetap tenang saat Jason mengikuti laju kecepatan mobilnya. Awalnya dia mengira Jason akan kembali kekantor saat mobilnya keluar dari parkir gedung. Ternyata makhluk satu ini tidak menyerah.Dengan perlahan Neta berbelok kekiri jalan masuk kehalaman parkir restoran soto ayam langganan mereka.Jasonpun memarkir mobilnya disebelah mobil Neta. Neta kelu
Neta tidak mengerti bahasa Thailand. Dia pernah diajak orang tuanya pergi ke Bangkok. Saat itu dia masih sekolah dasar. Orang tuanya mendapat undangan untuk menghadiri seminar dari Universitas setempat. Saat ditinggal seminar dia dititipkan pada keluarga yang merupakan teman ayah dan ibunya. samar samar dalam ingatannya keluarga itu berkomunikasi dalam bahasa yang tidak dimengerti olehnya. Jadi mendengar Jason bicara memakai bahasa Thailand telinganya sudah tidak asing lagi. Paling tidak dia sudah mengenalnya. Neta menghampiri Jason. Mendengar Jason berbicara seperti orang marah hati Neta melunak. Dia tidak marah lagi. Bagaimanapun juga Jason amat baik dengannya. Neta membuka kulkas. Dia mulai memotong buah buahan yang dibeli Jason saat pulang tadi. Lalu diatas potongan buah diberi thousand island. Dihampirinya Jason yang sibuk dengan hpnya. Dengan menggunakan garpu kecil diambilnya sepotong buah lalu disuapkan kemulut Jason. " Sudah tidak marah lagi "
Jason menjemput keluarganya di bandara. Dia bersama Neta sudah berada disana sejak pukul 8 pagi. Rencananya pesawat mendarat pukul 9. Masih ada waktu 1 jam untuk sarapan di resto. Jason nampak bahagia, begitupun dengan Neta. Kedua orang ini memang ditakdirkan bersama. Tak bosan bosannya Jason menggenggam tangan Neta dan memeluk pundaknya. Jam 9 lebih 30 menit tampak ayah Jason diikuti ibu dan kedua adiknya keluar dari terminal kedatangan. Mereka saling berpelukan. Kedua adik Jason terlihat antusias bisa datang lagi kekota masa kecil ayahnya. Sudah lama sekali mereka tidak pernah kesini. Terakhir saat Aroon SMP. " Kota ini banyak sekali berubah, lebih ramai dan banyak bangunan baru bermunculan tapi masih lebih bagus dibanding Bangkok yang masih semarawut " kata Ayah Jason sambil memandang kejalan. Ingatannya kembali kemasa lalu saat dia, ayah dan ibu Neta naik motor. Diki berboncengan dengan Soraya yang tak lain adalah ibu Neta dan Ardi naik motor sendirian.&nbs
Pagi hari Neta bangun dalam keadaan bugar, semalam tidurnya sangat nyenyak. Disampingnya Jason masih terlelap, terlihat sangat lelah dan Neta membiarkan Jason menikmati mimpinya. Setelah pesawat landing kemarin, mereka langsung menuju ke apartemen. Neta tidak pulang kerumah karena sudah terlalu malam, lebih baik tinggal di apartemen Jason dulu baru paginya dia pulang. Neta membuat kopi kesukaan Jason dan masih ada mie instant dirak atas lumayan untuk sarapan pagi. Dia masuk kekamar untuk membangunkan. Melihat pria itu masih tidur Neta tidak tega, dia mengurungkan niatnya. Sejenak diamatinya wajah Jason. Pria tampan yang selalu menjadi pelindung dirinya. " Uughh.. " Jason menggeliat, matanya terbuka. Neta tersipu karena ketahuan. Jason menarik tangan Neta hingga tubuhnya jatuh menimpa dadanya. " Aku sudah siapkan kopi dan sarapan. Ayo kita makan " ajak Neta. " Aku ingin memeluk dirimu, bolehkan". Sejak pulang dari Bangkok Jason menjadi agak
Kamar Royal Chariot" Yeah.. akhirnya mengaku juga rupanya. Jason pantas dicalonkan sebagai nominasi peran pria terbaik " Aroon terkekeh senang. Hasil kerjanya tidak sia sia." Aku sudah merekam semuanya disini sebagai barang bukti. Apakah kita perlu melaporkan wanita ini ke Polisi " ucap Aroon." Jangan dulu, aku akan berbicara dengan Ayahnya nanti, mengingat hubungan baik pertemanan selama ini. Anak itu benar benar liar " jawab Diki kesal." Untung kita tidak memaksa Jason berpacaran dengan Anya. Aku sudah punya feeling kalau anak ini bermasalah, terlalu dimanja Orang tuanya " sahut Kanika." Aku sih dari dulu tidak suka dengan dia dan tidak berharap jadi kakak iparku. Orang seperti dia penuh dengan kamuflase " Devi tak mau kalah." Ayo kita ke kamar sebelah, sudah saatnya membongkar perbuatan dia " Aroon keluar diikuti Diki, Kanika, Devi tapi Neta tidak diperkenankan ikut menemui jadi dia tetap dikamar.Kamar The love Boat.
Bianca berkaca sekali lagi didepan cermin. Perfect...merasa puas memandangi dirinya. Mobil sewaan sudah ada didepan hotel dan segera memerintahkan driver menuju lokasi yang ditunjukkan Jason.Pesan yang tertulis " langsung saja kamu cari kamar The Love Boat, aku menunggumu disini, cepatlah ". Senyum mengembang dibibir Bianca saat membaca kalimat tersebut. Membayangkan kamar bernama The Love Boat sungguh romantis. Pria ini pintar mencari tempat.Sekali lagi dia merapikan rambut dan baju sebelum mengetuk pintu kamar.Tok..tok...tok..pintu terbuka. Pria tampan dengan dandanan semi formal memandang Bianca dengan pandangan sulit diungkapkan. Dimata Bianca Jason adalah pria idaman." Masuklah " kata Jason mempersilakan. Begitu pintu ditutup Bianca memeluk Jason, pipinya dikecup oleh Bianca. Seketika tubuh Jason menegang namun dia ingat perkataan Aroon, bersikaplah natural pesannya.Kamar Royal Chariot.Setiap adegan terekam dan
Di toko butik lantai 2 Bianca merasa gelisah, sudah 1 minggu tidak ada kabar dari preman yang disewanya. Apakah mereka berhasil memberi pelajaran pada Neta atau aksi mereka ketahuan dan berakhir di kantor polisi.Semua masih belum jelas Nomer yang biasanya dihubungi juga tidak memberi balasan apapun.Ini gara gara wanita itu, seandainya tidak ada dokter hewan brengsek mungkin hubungannya dengan Jason baik baik saja. Memang selama ini Jason tidak pernah memerima cintanya atau bisa dikatakan belum tapi Jason tetap menjaga hubungan baik. Sering Bianca meminta ditemani Jason kala suntuk dari pekerjaan. Entah menemani di Bar untuk sekedar kongkow atau belanja, kadang keparty meski Jason tidak menyukai party yang diadakan teman Bianca.Bahkan saking cintanya terhadap Jason sikap Jason yang kasarpun masih bisa ditolerir oleh Bianca. Kedua orang tua mereka memiliki hubungan yang cukup baik sehingga berniat untuk menjodohkan keduanya namun itu bukan dalam konteks res
Aroon menjelaskan semua apa yang didapatkan dari kantor polisi. " Menurutmu siapa JB itu, apakah kamu pernah mengenal teman kalian yang memakai inisial itu " tanya Diki kepada Jason. " Tidak, lagipula inisial model begitu sangat umum dan sering digunakan anak anak muda " jawab Jason. " Baiklah, Aroon kamu selidiki masalah ini. Sementara aku tidak akan ikut campur dulu sebelum mendapatkan bukti yang jelas. Perintahkan bodyguard untuk menjaga Jason dan Neta. Kita tidak boleh lengah, bisa jadi dalangnya akan menyewa orang lain lagi untuk beraksi. Aku yakin bukan Jason targetnya tapi Neta" kata Diki. Mendengar penjelasan ayahnya, Jason merasa ngeri. Untuk apa menyerang Neta. Gadis ini tidak punya musuh disini bahkan dia tidak punya kenalan di Bangkok kecuali dirinya. " Aku akan pulang ke Bangkok malam ini, jaga Neta baik baik " kata ayah Jason sambil menepuk pundak anaknya. Neta masih belum sadar. Jason menghubungi Ken dan menceritakan kejad
Melihat Neta jatuh ketanah dengan darah merembes keluar dari perut seketika Jason memberi tendangan terbaiknya dibagian kepala. Pria kedua langsung tumbang. Jason memeluk tubuh Neta sambil meraung. Dia menangis mendekap tubuh Neta yang bersimbah darah. " Jangan menangis aku akan baik baik saja " satu tangannya mengelus pipi Jason. " Neta kenapa kamu senekat ini. Kenapa kamu tidak menuruti kata kataku " Jason menangis sesenggukan, dia benar benar takut kehilangan Neta. " Jason aku sudah banyak berhutang budi padamu sekarang saatnya aku membalas " sahut Neta terbata bata menahan rasa sakit yang mulai terasa. " Tidak...kamu tidak berhutang apa apa kepadaku, please Neta jangan pergi, jangan tinggalkan aku, kamu harus tetap sadar ". Air mata Jason mengalir membasahi pipinya. Penjaga keamanan keluar dari dalam hotel dan 3 mobil polisi masuk ke halaman parkir diikuti ambulans. Polisi memborgol tangan dan mengamankan kedua penyerang untuk dimint
Tidak butuh lama Diki memberikan restunya pada Jason yang memilih Neta sebagai calon istrinya ditambah Neta adalah anak dari sahabatnya yang sudah meninggal, otomatis Neta tidak punya siapa siapa lagi. Bagi Diki Neta akan dianggap sebagai anak sendiri. Hal itu membuat Jason sangat bahagia. Begitu juga Kanika dan kedua adik Jason, sudah barang tentu mereka senang mempunyai calon menantu dan kakak ipar seperti Neta. Cantik, pekerja keras, mandiri dan baik. Hari ini Jason mengajak Jalan jalan Neta, menikmati wisata dinegara gajah putih. Mula mula mereka ke Pataya pantai yang sangat terkenal di Thailand. Pantai ini ramai dikunjungi wisatawan saat musim liburan, banyak hotel serta restoran dan kafe disekitarnya. Mirip dengan Kuta di Bali. Neta mengambil gambar mereka berdua dengan berbagai macam gaya dan mengirimkan ke Erika dan Aldo. Tentu saja Erika kegirangan sambil membalas pesan " kepengen kesana, kalian sangat serasi". Aldo me
Dari balik kaca jendela ayah Jason, Diki melihat mereka berpelukan. Anak sulungnya benar benar jatuh cinta terhadap gadis ini. Diki bisa melihat kesungguhan Jason tapi Diki masih ingin mengetahui latar belakang Neta. Bagaimanapun namanya orang tua pasti ingin tahu gambaran keluarga calon menantunya. Diki tidak ingin Jason salah dalam memilih calon istri.Sejujurnya Diki suka dengan Neta. Hati kecilnya mengatakan bahwa Neta adalah gadis yang baik bukan sejenis gold digger yang menjalin hubungan karena uang. Dia akan mengajak bicara gadis ini secara pribadi.Jason masih memeluk Neta, Neta segera melepaskan diri karena takut ada yang melihat. Bagaimanapun juga dia adalah orang asing dirumah Jason." Kenapa dulu wajahmu jelek begitu ya dan sekarang kamu terlihat cantik " Jason mengingat gadis aneh, dengan gigi yang dihiasi kawat logam dan kutu buku." Memangnya kamu dulu cakep ?, sudah Kurus, jangkung, berandal lagi " Neta mendengus sebal.