Beranda / Romansa / My Sweet Husband / Bab 4 Nafas Buatan

Share

Bab 4 Nafas Buatan

Penulis: Clavita SA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-03 00:34:19

Theo memegang kedua tangan Amilie untuk menghentikan istrinya yang hendak membuang cincin pernikahan itu.

"Jangan coba-coba melepaskan cincin itu. Kita sudah menikah dan aku tidak mau ada yang mengira yang tidak-tidak," kata Theo mengingatkan.

Lantas, Theo pun menarik pergelangan tangan Amilie -- memasukkan ke dalam mobil.

"Kita pergi ke Welston Home!" perintah Theo kepada sopir pribadinya yang sudah stay menghadap setir mobil.

"Baik, Tuan."

Welston Home adalah nama rumah milik Theo yang mana memang selama ini ia selalu tinggal sendiri di sana. Menikmati sepi dan kesenangan sendirian tanpa keluarga ataupun teman yang ada di sampingnya. Namun, kini ia tidak lagi sendirian. Sebab, ada Amilie yang akan menemani hari-harinya di rumah.

Amilie melirik ke arah Theo dan kemudian memalingkan wajahnya. Ia menarik tangannya dan menjaga jarak dari Theo.

"Walaupun kita sudah menikah, itu bukan berarti kamu bebas menyentuhku!" ketusnya.

"Aku tidak akan memaksaku untuk melayaniku. Tapi, aku tidak mau kalau orang lain melihat hubungan kita yang buruk. Apapun itu, tunjukkan saja perasaan terbaikmu di hadapan semua orang." Theo memperingatkan hal itu kepada Amilie, karena ia melihat bahwa Amilie terlalu keras kepala.

"Baik, tapi aku tidak akan mau sekamar denganmu," balasnya.

Theo tidak mempermasalahkan hal itu. Sudah bisa membantu Amilie saja rasanya senang. Tetapi, sejak ia memutuskan menikahi Amilie. Ia berniat untuk membuat Amilie mencintainya.

Suasana kembali hening dengan perasaan Amilie yang berkecamuk, sebab ingatan buruk itu kian menari-nari dalam kepala Amilie.

"Sepertinya aku harus liburan. Mulai besok aku tidak akan masuk ke kantor," batin Amilie.

Sesampainya di Welston Home, Theo langsung keluar dari mobil. Begitu juga dengan Amilie yang ada di sampingnya.

"Ini rumah?" tanya Amilie sembari memandangi hunian yang dipenuhi tanaman hijau dengan kolam renang yang luas di depan rumah tersebut.

"Kalau untuk orang buta, ini hanya kegelapan," jawab Theo dingin sembari berjalan pergi memasuki rumah tersebut.

Theo sudah berjalan agak jauh, sedangkan Amilie masih berada di dekat mobil. Ia tertinggal agak jauh dari suaminya karena terus memandangi tempat tinggal barunya itu.

"Kak Theo, tunggu!" seru Amilie, tetapi Theo tak menoleh.

Amilie berjalan dengan cepat sembari memegang kebaya panjang yang dipakainya. Dan, sopir pribadi Theo berjalan di belakang Amilie untuk menemani Amilie yang tampak kerepotan.

Ia terus berjalan dengan cepat menyusul Theo yang sudah melangkah jauh darinya, sampai-sampai ia lupa bahwa yang dilaluinya adalah jalanan licin. Yang mana di sampingnya terdapat kolam renang yang dalam.

Amilie tergelincir dan jatuh ke kolam tersebut. Itu membuat pakaian wanita tersebut basah dan terasa berat. Amilie kesulitan bernafas karena tidak bisa berenang, sedangkan hampir seluruh tubuhnya nyaris masuk ke dalam air.

Sopir pribadi Theo pun tidak berani berbuat banyak, karena takut Theo marah jika dirinya menyentuh tubuh Amilie. Walaupun niatnya baik, untuk menyelamatkan Amilie dari air yang begitu dalam.

"Toloong ... Aku tidak bisa berenang! Tolooong ...!" teriak Amilie.

Theo menoleh dengan malas. Tetapi, kemudian ia berlari ke arah Amilie saat melihat wanita itu nyaris tenggelam. Lantas, ia menyelam dan berenang, lalu membawa Amilie ke tepi kolam. Ia membaringkan Amilie dan berusaha menyadarkannya.

Tidak ada pilihan lain, Theo pun kemudian memberikan Amilie nafas buatan setelah memberikan CPR dengan menekan dada Amilie. Tetapi, saat itu Amilie tak kunjung sadar.

Perlahan, Theo mendekatnya bibirnya pada bibir Amilie dan memberikan nafas buatan untuk istrinya itu. Itu adalah pilihan terakhir ketika melihat Amilie dalam keadaan tak sadarkan diri.

Akhirnya, tak lama kemudian Amilie tersadar begitu kedua bibir itu beradu. Sontak, Amilie terbelalak seketika dan langsung bangkit dari baringnya begitu melihat Theo yang ada di hadapannya.

"Apa yang sudah kamu lakukan?!" sentak Amilie.

"Tadi kamu pingsan, aku hanya menolongmu." Theo memegang bibirnya saat ia baru pertama kali merasakan bibir seorang wanita. "Makanya, lain kali hati-hati!" Seketika Theo bangkit dan pergi meninggalkan Amilie di sana, setelah memastikan bahwa istrinya baik-baik saja.

Theo menoleh sedikit dan kemudian melanjutkan langkah kakinya kembali.

Amilie terdiam dan kemudian memeriksa ponselnya yang tidak ada dalam genggaman tangannya. Ia melihat ke kolam, dan benar saja. Ponselnya jatuh ke dalam kolam, tetapi saat itu dirinya tidak mungkin mengambil ponsel yang sudah tenggelam ke dasar kolam itu.

"Bagaimana ini? Ponselku malah jatuh ke sana, bagaimana aku mengambilnya?" ucap Amilie panik sembari mondar-mandir dalam keadaan tubuhnya yang kedinginan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Clavita SA
Hai semuanya... Selamat datang di ceritaku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Sweet Husband   Bab 5 Jeritan Hati Amilie

    Theo kembali menghentikan langkah kakinya begitu teringat Amilie yang baru saja bangun dari pingsan dalam keadaan tubuh basah kuyup itu. Ia mengambil handuk tebal berwarna putih dengan ukuran jumbo dan kembali pada Amilie yang masih terdiam di samping kolam karena pergelangan kakinya yang terasa sakit akibat mengenakan sepatu hak tinggi yang membuatnya tergelincir ke dalam kolam. "Ahh, sakit sekali ...!" Amilie meringis kesakitan sembari memijat kaki. Dari belakang, Theo menutup tubuh Amilie dengan handuk tadi dan memangkunya pergi masuk ke dalam rumah. Tubuh Amilie terhenyak begitu handuk itu ada di punggungnya. Terlebih lagi saat Theo memangkunya secara tiba-tiba. Meski Theo sudah menjadi suaminya, tetapi ia masih merasa gugup. "K-kak Theo, kenapa balik lagi?" tanya Amilie terbata-bata. Namun, saat itu Theo tidak menyahutnya. Ia terus berjalan lurus menuju pintu. Sampai akhirnya mereka berada di depan pintu. Perlahan, Theo membuka pintu kaca itu dan membawanya masuk. "Mandilah

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • My Sweet Husband   Bab 6 Membongkar Aib

    Hampir satu jam Amilie berada di kamar mandi. Ia masih menangis meratapi hidupnya yang menyedihkan. Hatinya patah dan jiwanya bagai ditarik ke jurang masalah. Mentalnya benar-benar hancur. Walaupun kini ia sudah menikah dengan pria yang peduli dengan dirinya. Tetapi, ia merasa sangat bersalah karena ada janin di dalam kandungannya yang merupakan benih dari Stephen. "Apa yang harus aku katakan padanya sekarang? Dia Pasti akan sangat kecewa kalau tahu aku sedang mengandung anak orang lain?" Perlahan, Amilie menanggalkan bajunya satu persatu. Lalu, ia menyalakan shower yang kemudian membasahi seluruh tubuhnya. Sesekali Amilie menjambak rambutnya yang panjang dengan air mata yang tak henti-hentinya membanjiri pipi. Sedangkan, Theo khawatir dengan Amilie yang tak kunjung keluar membuatnya menghampiri kamar mandi itu. "Amilie! Kamu tidak apa-apa, 'kan?" Tok Tok Tok. Theo berseru sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Tetapi, Amilie tak kunjung menyahutnya. Ia hanya menoleh ke ara

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • My Sweet Husband   Bab 7 Marah Besar

    Theo kembali ke hadapan Amilie setelah selesai berbicara lewat telepon dengan sekretarisnya. Pikirannya berkecamuk, tetapi ia menyembunyikan itu dibalik senyuman. Ia tidak mau Amilie mengetahui masalahnya. "Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Amilie. Ia merasa bahwa Theo ini memang sedang digencat kuat oleh masalah dalam hidupnya. Tidak tahu apa, tetapi perasaan Amilie mengatakan itu. Entah apa masalah yang menimpanya, Amilie tidak tahu. Namun, apapun itu ia harus membantu suaminya jika memang bisa. "Tidak apa-apa. Aku hanya akan pergi keluar sebentar. Nanti aku akan kembali," kata Theo sembari menatap sepasang mata Amilie dan beranjak pergi dari kamar tersebut. "Ah, baiklah." Meski khawatir, tetapi Theo pun tidak bisa meninggalkan masalahnya begitu saja. Walau saat ini ia masih ingin berada di samping Amilie. Tok Tok Tok! Suara ketukan pintu dari luar kamar terdengar begitu nyaring. Sontak Amilie dan Theo pun menoleh secara bersamaan. 'Siapa lagi itu? Apa itu orang tua Kak Theo'

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • My Sweet Husband   Bab 8 Dijaga Bagai Ratu

    8. Dijaga Bagai RatuDi dalam sebuah kamar, Alissia merenungi hidupnya. Dirinya benar-benar sedih dengan keadaan ini. Kenyataan buruk ini begitu menyiksa dirinya. Pengkhianatan yang belum sanggup ia terima."Tidak bisa terus begini, dia juga harus merasakannya."Amilie menyeka air matanya dan kemudian bangkit dari duduknya. Ia lekas berjalan keluar dari dalam kamar tersebut untuk kemudian menuruni tangga."Nyonya, Anda mau pergi ke mana?" tanya Reza dari belakang secara tiba-tiba.Ia menoleh ke arah suara itu dan kemudian menjawabnya dengan singkat."Aku mau pergi keluar sebentar."Lantas, Amilie pun melanjutkan langkah kakinya kembali.Reza panik, ia tidak bisa membiarkan Amilie keluar sendirian tanpa penjagaan."Nyonya, lebih baik Anda di rumah sampai Tuan pulang," pinta Reza. Namun, Amilie tak menyahutnya ia terus berjalan. Bahkan, ia mempercepat langkah kakinya tersebut. Sedangkan, Reza mengejarnya -- berusaha menghentikan Amilie."Nyonya, Tuan bisa marah kalau Anda pergi sendiri!

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • My Sweet Husband   Bab 9 Campur Tangan Ayah

    "Maaf kalau saya agak terlambat," ucap Theo yang kemudian duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan kliennya.Klien Theo terlihat kecewa, ia bahkan tak menyahut permintaan maaf darinya. Namun, Theo tetap tenang menghadapinya."Bagaimana dengan kerjasama kita?""Maaf, Pak Theo. Sepertinya saya mengurungkan kerjasama bisnis ini dengan Anda."Pernyataan pahit yang dikatakan kliennya membuat Theo bertanya-tanya. Padahal, sebelumnya tampak baik-baik saja. Tak ada masalah yang muncul."Kenapa? Bukankah kita sudah sepakat untuk melakukan kerjasama ini?!" Theo protes. Ia merasa ada sesuatu yang aneh.Namun, kliennya tidak menjelaskan secara mendetil. Setelah membatalkan perjanjian bisnis dengan Theo, ia bangkit dari duduknya dan melangkah pergi keluar dari cafe tersebut.Ini membuat Theo semakin bertanya-tanya. Hingga, ia mengingat sesuatu."Aku tahu siapa pelakunya," ucap Theo geram.Theo meraih ponselnya yang ada di meja, ia pun mencari nomor Ayahnya untuk kemudian ia hubungi. Setelah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • My Sweet Husband   Bab 10 Menjadi rebutan

    Sedangkan di rumah, Amilie hanya diam sembari menunggu kepulangan Theo yang entah kapan. Perutnya berkali-kali berbunyi, tetapi ia enggan untuk memesan makanan. "Nyonya, apa mau saya buatkan makanan?" tanya Reza memberikan penawaran.Tetapi, Amilie terus menggelengkan kepalanya. Ia menolak pelayanan dari Reza."Tidak usah, aku tidak lapar," jawabnya lesu.Hingga, suara ketukan bel pintu terus berbunyi. Amilie terkesiap, ia bangkit dari duduknya dan siap menyambut kedatangan Theo. "Akhirnya dia pulang juga, aku akan meminta dia menemaniku makan," ucap Amilie dengan wajah berseri.Perlahan, ia membuka pintu itu dengan senyuman. Namun, senyuman itu berubah kecut saat yang ada di hadapannya bukanlah suaminya, Stephen -- mantan pacar yang membuat hatinya hancur. Pada saat Amilie hendak menutup pintu itu kembali, tangan Stephen menahannya dengan kuat. Sehingga, membuat Amilie kewalahan dan terpaksa membiarkan pintu terbuka."Mau apa kamu datang ke sini? Calon istrimu sekarang bukan lagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • My Sweet Husband   Bab 11 Trik Licik

    "Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini sebelum tulangmu patah!" usir Theo dengan suara serak.Namun, lagi-lagi Stephen hanya tersenyum masam. Dirinya begitu tenang saat berhadapan langsung dengan Theo."Kamu yakin mau mengusir aku dari sini, Kak?" sahut Stephen dengan dada membusung dan kepala mendongak, menatap wajah Theo."Pergi kamu dari sini! Aku tidak ingin melihat tampangmu di rumah ini!" teriak Theo.Bibir Amilie gemetar, jantungnya berdebat kencang. Ia ketakutan melihat rona merah pada mata Theo. Sebab, ini pertama kalinya ia melihat Theo Namun, demi sebuah kedamaian. Perlahan Amilie mendekat dan menggenggam tangan Theo. Ia mengelus lembut tangan itu, berusaha menenangkan suaminya yang tampak begitu marah.Theo yang merasakan genggaman Amilie pun langsung menoleh ke arah istrinya. Amilie lekas memberi isyarat mata, agar suaminya tidak terlalu meladeni Stephen.Hingga, tak lama kemudian suara langkah kaki memasuki rumah itu. Amilie dan Theo menoleh secara bersamaan. Dan Step

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • My Sweet Husband   Bab 12 Suami Penggoda

    Sembari membawa dua koper di kanan-kirinya, Amilie dan Theo pun kemudian berjalan keluar dari rumah itu. Theo keluar dengan penuh kekecewaan terhadap Sanjaya yang bertindak tidak adil terhadap dirinya itu.Dalam hati, Stephen tertawa senang. Ia pun kemudian berjalan keliling rumah itu sembari memandangi langit-langit rumah yang kini telah menjadi miliknya."Aku tidak akan mau tinggal di rumah itu!"Theo memasukkan dua buah koper itu ke dalam bagasi dengan kesal sembari terus mengomel.BRAK!Dengan sekuat tenaga Theo menutup pintu bagasi itu begitu keras hingga menimbulkan suara yang mendenging di telinga Amilie. Suara itu membuat Amilie terhenyak seketika, tetapi ia berusaha memakluminya.Sanjaya melihat ke luar, ia menatap Theo yang memasuki mobil jok depan dengan Amilie. Reza berjalan menyusul majikannya, tetapi keegoisan Sanjaya menghentikan Reza."Kamu di sini saja bersama saya! Biarkan dia berdua dengan istrinya!""Maaf, Tuan. Tapi, saya biasanya bekerja untuk Pak Theo," sahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01

Bab terbaru

  • My Sweet Husband   Bab 173 Tamat

    Drap Drap Drap!Theo berjalan menuju mobil itu dengan Santoso. Santoso mendekat dan tampaknya ia ingin menanyakan sesuatu. Tetapi, entah angin apa yang membuatnya mengurungkan niat tersebut.Pada akhirnya, ia hanya bicara mengenai sesuatu yang mendasar saja."Nak, biar Papa saja yang mengemudi! Papa lihat, kondisi kamu sedang kurang baik!" ujar Santoso meminta kunci mobil yang ada di tangan menantunya tersebut.Dengan wajah tampak kusut, Theo menoleh lalu memberikan kunci mobil. "Terima kasih, Pa," ucapnya dengan singkat. "Apa yang terjadi? Sepertinya dia tengah memikirkan sesuatu dengan serius? Apa ada masalah yang begitu memberatkan pikirannya?" batin Santoso sembari menatap wajah Theo."Terima kasih buat apa?" tanya Santoso sembari memasuki mobil. Begitu juga dengan Theo yang masuk ke dalam mobil tersebut. Tetapi, kali ini mereka pindah posisi, karena yang mengemudikan mobil itu saat ini adalah Santoso."Terima kasih karena Papa sudah mengerti keadaan saya," sahutnya, singkat.San

  • My Sweet Husband   Bab 172 Membenarkan Pernyataan!

    "Papa habiskan dulu sarapannya!" ujar Dania kepada Santoso yang langsung bangkit. Padahal, saat itu ia hanya baru makan dua sendok saja.Santoso pun menoleh ke arah Dania. "Papa harus pergi ke suatu tempat dulu!" Ia pun kemudian berjalan keluar dari sana. "Ayo, Nak! Kita harus pergi sekarang!"Awalnya, Theo terdiam. Ia bingung dengan maksud Santoso. Sebelumnya ia bahkan tidak diberitahu kemana dirinya akan diajak pergi. Tetapi, kemudian ia ikut dengan ajakan tersebut."Mas, kamu mau pergi ke mana?" tanya Amilie yang juga penasaran dengan itu. Sedangkan Amanda, ia hanya terdiam.Setelah sekian lama dirinya sendiri, ia pun akhirnya sadar dan tak lagi mengganggu rumah tangga adiknya. Dirinya tidak mau jika di masa depan, ada seorang pengganggu dalam rumah tangga yang nanti akan dibangunnya tersebut."Aku harus pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik ya, sayang~"Theo mengecup dahi Amilie, lalu melangkah pergi dari ruangan itu.Tanpa tahu menahu apa yang akan dilakukan oleh Santoso dengan

  • My Sweet Husband   Bab 171 Tertangkapnya Pelaku Kejahatan

    "AWAAAASS!!!" Teriak Rosalina kepada sopir yang terlihat tidak berkendara dengan baik.Namun, Rosalina tidak tahu jika sopir itu ternyata mengantuk hingga kehilangan fokus saat mengemudikan mobil.BRAAKK! DUAAAARRR!Mobil taksi menghantam keras mobil lainnya yang sedang berkendara dengan kecepatan yang tinggi. Hingga membuat kedua mobil tersebut penyok dan parahnya. Para pengendara termasuk penumpang di sana mobil itu harus mengalami luka yang begitu hebat."Aaarghhh!" Rosalina meringis kesakitan. Ia memegang kepalanya dan dirinya langsung syok begitu melihat banyaknya darah dalam kepalanya tersebut.Rosalina melihat ke sana kemari sembari memegang sebuah tas yang berisi uang.Orang-orang, termasuk para polisi yang ada di sana pun langsung menghampiri ke arah mobil yang mengalami tabrakan hebat tersebut.Tidak mau keberadaannya diketahui oleh para polisi, ia pun bermaksud kabur sebelum para polisi itu sampai pada mobil tersebut."Aku harus melarikan diri dari sini!" gumamnya sembari

  • My Sweet Husband   Bab 170 Menentukan Pilihan

    Pagi ini, cuaca tampak cerah dengan kicauan burung yang semakin melengkapi pagi mereka. Dengan senyum bahagia, mereka mempersiapkan segalanya untuk kepulangan mereka hari ini. Namun ...Tok Tok Tok!Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh secara bersamaan ke arah suara itu berasal. Ada rasa penasaran dalam benaknya."Siapa, Mas?" tanya Amilie ke arah Theo.Theo mengangkat kedua bahunya. "Tidak tahu, sayang. Mungkin itu Papa," jawab Theo, ngasal. Karena yang ada di pikiran Theo saat itu hanya Ayah mertuanya yang kemarin banyak bertanya kepada dirinya."Masuk saja!" sahut Theo sembari menoleh ke arah pintu. Klek! Pintu terbuka.Seorang pria datang ke ruangan itu dengan sopan. Lalu, ia berdiri di hadapan Amilie dan Theo. Theo yang melihat pria yang ia pikir membeli restoran itu ada di hadapannya membuat dirinya langsung tercengang kaget "Bukannya kamu yang waktu itu ...!" Theo mengingatnya, bahwa orang itu merupakan orang yang membeli restorannya kala itu."Benar. Kita pernah ber

  • My Sweet Husband   Bab 169 Antara Tenang dan Bimbang

    Di dalam sebuah ruangan rumah sakit tersebut, Amilie duduk sembari melihat ke arah jendela. Ia menunggu kedatangan suaminya yang sampai kini pun belum kembali."Mas, kamu dimana? Kamu baik-baik saja, 'kan?" ucap Amilie. Ia terus berbicara sendiri.Klek! Pintu pun terbuka.Theo datang ke rumah sakit itu dengan bayi yang ada di dalam pelukannya. Suara tangisan bayi itu semakin terdengar nyaring. Hal ini membuat Amilie langsung berlari menuju Theo. "Mas, berikan dia padaku, aku yakin dia merasa lapar ...!" pinta Amilie kepada suaminya yang masih memeluk erat bayi itu.Perlahan, Theo pun memberikan bayi itu kepada Amilie. Ia memeluknya dengan penuh cinta, lalu berjalan menuju ranjang sana. Dirinya duduk, lalu memberikan asi kepada bayinya."Mas, tidak terjadi sesuatu sama kamu, 'kan?" tanya Amilie sembari menyusui."Tidak ada, sayang. Aku baik-baik saja," jawabnya.Tetapi, wajahnya seolah menahan rasa sakit. Sayangnya, saat itu Amilie tidak menyadari keadaan suaminya. Yang ia paling ped

  • My Sweet Husband   Bab 168 Menjadi Buronan

    "Cepat lemparkan tas itu sekarang!" teriak seseorang yang datang terakhir itu. Lantas, Theo pun kemudian melemparkan tas itu ke wajahnya. Pada saat yang bersamaan, seorang pria datang ke tempat itu dan mendahului mengambil has tersebut.Theo pun dibuat heran dengan sosok tak dikenalnya itu. Lalu, secara beruntun yang lainnya datang ke tempat itu dan melawan ketiga penjahat tersebut.Rosalina dalam balutan topeng di wajahnya itu dibuat syok. "Hah! Siapa mereka?" gumamnya dengan melirik ke setiap orang yang datang dan seolah hendak membantu Theo.Tetapi, di sisi lain Theo merasa senang karena sepertinya mereka akan membantunya dari orang-orang jahat tersebut.Di sana mereka bersiap melawan para penjahat. Begitu pun, para penjahat yang seolah tidak takut dengan mereka.Namun, tak berselang lama setelah itu, kini para polisi datang ke tempat itu bersama para bodyguard Santoso. Hingga, tempat itu terkepung. "Serahkan bayi itu sekarang!"Alih-alih menyerah, Rosalina malah menggunakan bay

  • My Sweet Husband   Bab 167 Uang dan Bayi

    Theo terus mengemudi dan mengemudikan mobilnya ke tempat yang telah disebutkan itu. Tetapi, dirinya tak menemukan tempat yang disebutkan tersebut. Hingga, pada akhirnya ia turun dari mobil untuk menanyakan alamat itu kepada orang sekitar.Dengan membawa sebuah tas yang berisi uang, ia pun kemudian berjalan kepada seorang penjaga kios yang ada di sana."Permisi, apa boleh saya tanya?" ucap Theo.Penjaga kios itu menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu menoleh ke arah Theo. "Boleh. Mau tanya apa?" sahutnya dengan nada datar."Apa kamu tahu dimana letak sebuah rumah tua yang ada di dekat kontrakan sekitar sini?" tanya Theo lagi."Oh, kalau itu ... Dari sini kamu berjalan lurus. Sekitar lima langkah dari sini ada sebuah gang kecil, kamu jalan yang itu terus saja ikuti gangnya. Nah, setelah itu kamu sampai!" jelasnya."Kalau begitu, terima kasih," ucap Theo kepada orang itu.Sembari tersenyum, penjaga kios itu pun menyahutnya. "Iya, sama-sama. Mau minum kopi dulu, Pak?" tanyanya basa-basi

  • My Sweet Husband   Bab 166 Aksi Cepat Tanggap

    "Mas, kita bahkan tidak punya uang sebanyak itu? Dari mana kita mendapatkannya?" lirih Amilie sembari menangis.Lalu, kemudian ia mengingat sesuatu yang membuat dirinya menyeka air matanya segera dan langsung mengambil ponsel."Kamu mau apa, sayang?" "Mau harus minta tolong sama Papa, Mas. Untuk uang sebanyak itu, aku yakin tidak sulit untuk Papa memberikannya!" sahut Amilie dengan serius.Theo pun kemudian terdiam, ia tak lagi menyahut apa yang Amilie katakan. Lantas, Theo pun kemudian mencoba untuk menghubungi beberapa rekannya dengan menawarkan restoran miliknya. Tetapi, tak satupun dari mereka yang tertarik dengan itu."Sepertinya aku masih memiliki foto itu!" batin Theo.Amilie yang mencoba menghubungi Santoso pun terus melakukannya sampai sang Ayah menjawab telepon darinya."Kenapa Papa tak menjawab telepon dariku?" umpat Amilie kesal.Ia mencobanya lagi dan tau menyerah sebelum dirinya mendapatkan kepastian akan hal itu."Sayang, lebih baik kamu urungkan niat kamu untuk meng

  • My Sweet Husband   Bab 165 Seratus Juta

    "Berhenti di sini saja, Pak!" pinta Rosalina kepada taksi itu.Rosalina pun membayar ongkosnya, lalu bergegas pergi memasuki gang kecil menuju rumahnya. Di gang kecil itu, ia langsung melepas kacamata dan masker yang sempat menutupi serta menyamarkan wajahnya.Sesekali ia melihat ke belakang, memastikan bahwa tidak ada orang lain yang mengikutinya."Aku harus segera masuk ke dalam rumah! Tak seorang pun yang boleh tahu kalau akulah pembunuh itu!"Meskipun, saat ini dirinya selamat dan belum ada yang mengetahui akan apa yang dilakukan sebelumnya terhadap seorang perawat wanita. Tetap saja, hatinya tidak bisa dibohongi.Brakk! Rosalina menutup pintu itu dengan keras. Dirinya pun langsung meletakkan bayi itu di sana. Namun, tiba-tiba saja bayi itu menangis karena merasa lapar dan butuh asupan ke dalam tubuhnya."Mana bayinya malah nangis! Apa yang harus aku lakukan sekarang?!" batinnya.Rosalina mengambil kembali bayi itu dan mencoba menimang-nimangnya agar tidak menangis. Namun sayang,

DMCA.com Protection Status