"Nggak usah aneh-aneh ya, Ann. Elo itu kan nggak kuat minum," Willy sekedar mengingatkan kalau teman barbarnya juga gadis biasa yang memang tidak kuat minum. Willy yakin kalau gadis itu meminum satu gelas, dia pasti sudah berakhir dengan tertidur. Itu mabuk terparah yang pernah dihadapi Willy dan akhirnya dia tidak bisa membawa Ann pulang karena takut emaknya Ann ngomel-ngomel."Yaelah Wil, lo tadi kan bilang, emak gue lagi arisan dan belum juga pulang terus lo tadi juga udah bilang kan sama pembokat gue di rumah kalau kita nginep di rumah teman. Bukannya Lo udah atur semua dan gue yakin semua pengaturan lo pasti bisa lolos dari amukan emak gue," Ann menimpali omongan Willy, Dia tidak mau kalah soal berdebat dengan laki-laki itu."Gue tahu, tapi tetep aja lo nggak bisa sembarangan minum banyak dan bikin onar. Mabok lo rese, Anna." Gregetan Will dibuatnya."Apanya yang rese dan apa emangnya lo tahu? Paling banter gue cuman molor selebihnya ya emang gue nggak tahu sih," meski terdengar
Annabella berjalan sempoyongan dan bertanya pada salah satu pelayan dimana letak toilet. Cafe yang direservasi oleh Bram dan Bisma bukan cafe biasa tempat mereka nongkrong, sepertinya Bram dan Bisma sengaja minta traktir di cafe mahal dan elite."Aduh, kepala gue pusing banget. Sialan si Bram ama Bisma naroh apaan nih di minuman gue," ucap Anna terus mengoceh dalam hati sambil memegangi kepalanya dan berjalan tertunduk.Sementara saat Anna pergi, tatapan Willy langsung menghakimi Bram dan Bisma."Lo…." Sekali tatapan Willy sudah bikin dua temannya grogi dan menciut."Yaelah, Will, dia nggak akan mati dan kenapa-napa kali. Anggap aja kita bantu Lo," ucap Bram lebih dulu membalas tatapan Willy."Maksud Lo?" Willy mengerutkan keningnya penuh tanya pada Bram dan Bisma secara bergantian."Kita-kita tahu kali, Will. Kita juga cowok kali. Kita gak buta juga. Emangnya kita nggak ngerti. Lo sampai segitunya ngejaga Anna bukannya tanpa alasan kan? Gue yakin Lo pasti ngerti maksud kita kan? Itu
"Will, mmm ahh, panas banget. Gue nggak kuat. Sialan si Bram sama si Bisma masukin apaan sih ke minuman gue. Will, haus, panas, tenggorokan gue kering banget!" oceh Annabella berulang kali tanpa dia sadari. Seseorang terlihat kesal dan terus memindai gadis itu dengan sebal. Bagaimana tidak kesal, bajunya basah terkena muntah seseorang dan itu benar-benar tidak pernah di duganya.Rasanya dia ingin meledakkan kepala gadis itu ketika mengotori bajunya dengan muntahan, tapi saat dilihat wajahnya dengan sangat jelas, dia malah mengurungkan niatnya. Dia malah menyuruh orang kepercayaan yang juga kesal dengan sikap Ann. Dengan terpaksa karena perintah dari tuannya, Ann diseret masuk ke dalam mobil tuannya. Padahal niat tuannya tadi hanya mampir di cafe sebentar untuk numpang ke kamar kecil. Lagi-lagi itu pun kondisi darurat yang tidak terduga, tuannya kali ini sedikit berbeda. Tidak memperdulikan tempat yang akan dijadikan persinggahannya.Annabella diseret seperti anak kucing, tepatnya, unt
"Will, panas banget, gue mau buka baju disini," oceh Annabella kembali, kali bukan hanya membuat otak Logan kelabakan.Bahkan bagian bawahnya masih belum dapat dikondisikan karena tubuh Ann terus bergerak ke sana tanpa henti. Lalu kini Ann bilang ingin membuka bajunya. Tangannya sudah diarahkan ke belakang dengan tubuhnya meliuk-liuk karena pinggangnya masih terasa sakit."Ronny!" Teriak tuannya, dia gelagapan kalau apa yang dikatakan gadis bar-bar itu sungguh terjadi."Sebentar lagi, Tuan, kita akan naik lift dan langsung ke kamar Tuan," jawab Ronny, tentu saja dia ikut panik karena telinganya tidak tuli. Ronny mendengar semua, bahkan saat dia tidak melirik dari kaca spion. Saat mobil berhenti, Logan langsung mendorong pintu mobilnya. Seperti monyet kecil, kedua kaki Anna ada di pinggang Logan dan laki-laki itu sama sekali tidak keberatan. Dia seolah melupakan kalau dia benci saat disentuh wanita.Ronny benar benar takjub dengan tuannya. Tidak pernah sekalipun dalam hidup Ronny, dia
"Huh huh huh!" Suara nafas Annabella terdengar bergetar. Jelas Logan juga dapat merasakan itu, dia pun tidak bisa membohongi perasaannya, jantungnya berdebar karena bibirnya dan bibir Ann bersatu."Hmm, kenapa bibirnya begitu manis sekali. Apa ini yang dinamakan ciuman? Pantas saja Monica dan setiap orang yang melakukannya pasti ketagihan. Sekarang pun aku mau lagi," ucap Logan dalam hati melepaskan ciumannya dan matanya kini masih menatap intens mata Annabella.Tubuhnya tidak mengeluarkan reaksi penolakan atau merasa jijik berdekatan dengan Anna. Bahkan posisinya saat ini sedang menghimpit tubuh gadis itu yang setengah polos."Dan tubuhku tidak menolaknya. Ini benar-benar terjadi pada diriku dan aku sekarang menginginkan sesuatu yang lebih. Aku ingin sekali memilikinya, memiliki seluruh tubuh, jiwa dan raganya," Logan masih berbicara dengan hatinya, dia merasa tubuh Anna sebagai penawar tubuhnya yang selalu menolak untuk disentuh oleh gadis manapun.Sekarang ada pengecualian dan itu
"Hah, tanggung jawab? Gue nggak salah denger? Tanggung jawab apaan? Emangnya gue bikin salah apa sama lo? Nggak usah mengada-ngada deh, daripada lo bikin alasan yang nggak jelas mendingan Lo pinjemin gue hape. Gue mau hubungin Willy. Terus yang seharusnya marah dan meminta tanggung jawab tuh harusnya gue, bukan elo," Ann mengamuk tidak peduli dengan ucapan Logan.Tentu saja dengan berani dia bisa melawan Logan. Baginya saat ini, dia harus segera pulang. Apalagi posisinya sekarang, dia tidak tahu keberadaannya entah di dunia mana. Dia harus segera menghubungi Willy paling tidak Willy bisa menjemputnya."Kalau aku bilang tanggung jawab, ya kamu harus bertanggung jawab. Apapun itu, Aku pastikan kau akan mendapatkan balasan yang setimpal. Kau tidak mungkin bisa kabur dari tanggung jawabmu itu," masih saja Logan memberikan penekanan agar gadis barbar itu tetap di sisinya."Aghhh! Bodo amat. Udah nggak usah banyak bacot lagi. Sini mana hape Lo, gue pinjem. Soal pulsa yang gue pake nanti gu
"Nggak mau! Gue nggak mau disentuh sama lo, gue bilang, gue mau pinjem hp lo. Tadi kan gue bilang, gue mau pinjem hp, gue mau menghubungi Willy. Gue hanya mau disentuh sama Willy, ngerti nggak lo!" Ann setengah berteriak. Mengulangi perkataan yang sama. Dia benar-benar tidak mau disentuh oleh Logan. Namun, laki-laki bertubuh besar sekaligus tampan itu tidak terima atas penolakan gadis itu."Kamu benar-benar nggak masuk akal. Pikiranmu itu konyol. Saat ini kamu sedang kesakitan, haruskah kamu menunggu orang lain untuk menolongmu? Ini sesuatu yang urgent, harusnya kau lebih bisa membedakan. Mana kepentingan yang harus didahulukan dan mana rasa egoismu itu." Logan sedang mengintimidasi gadis yang dianggapnya barbar itu. Bahkan untuk meminta pertolongan saja, Ann tidak mau disentuh oleh laki-laki lain kecuali Willy.“Huh, benar-benar gadis keras kepala. Apa susahnya sih minta tolong padaku,” oceh Logan di hati, tidak terima kalau Ann terus menolaknya."Agh, sial, panas banget, agh!" masih
"Sepertinya bukan obat yang kau perlukan saat ini. Kau hanya perlu beristirahat dengan baik lalu jangan banyak bergerak. Ini akan mempercepat proses penyembuhannya." Suara Logan memberikan perintah agar Ann tetap berada di sisinya. Setidaknya gadis barbar itu tidak pergi jauh darinya karena Logan ingin melakukan penelitian tentang respon tubuhnya terhadap gadis itu."Gue mau istirahat di rumah aja. Jadi tolong kasih gue HP dan biarkan gue hubungin temen gue. Gue bener-bener minta tolong sama lo. Gue harap lo ngerti dan memahami keinginan gue." Tentu saja Ann tetap bersikeras akan kembali ke rumah. Dia ogah berlama-lama dengan laki-laki asing yang tidak dikenalnya."Kau bisa beristirahat disini, aku sama sekali nggak keberatan!" Jawab Logan sarkas benar benar tidak mau gadis itu pergi."Heh, dasar gila. Gue mau balik tau, Lo malah nahan nahan gue. Gue nggak kenal Lo, gue nggak nyaman sama Lo, Lo ngerti kan? Masak gue harus bicara pakai bahasa binatang dan teriak-teriak baru lo ngerti."
“Jadi sudah tidak ada lagi yang kamu sembunyikan dariku? Hmm?!” Logan sudah merasa puas telah memberikan hukuman pada Ann.Gadis itu sedang menarik nafasnya atas hukuman yang diberikan oleh Logan.“I–iya, tolong jangan ganggu aku. Aku mau tidur!” Suara Ann lirih dan hampir tidak terdengar.“Bisa gawat kalo dia tahu gue suka balapan dan olahraga berat itu,” otak Ann sedang berpikir ulang untuk menceritakan masalah sisi lain tentang dirinya yang berbeda. An tidak ingin Logan juga terkejut kembali atau berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dirinya. Sampai hari ini Ann masih bisa menyembunyikan semua. Bahkan orang tuanya pun nggak pernah tahu kalau dia suka balapan liar dan olahraga boxing.“Kamu istirahat sebentar lagi ya, aku mau mandi dan mengecek segalanya. Ronny akan segera mengurus keperluan kita hari ini,” meski mata Ann tertutup, telinga yang mendengar, namun keningnya jadi berkerut mendengar ucapan Logan.“Memangnya hari ini kita mau kemana?” Kata Ann bersuara lirih.“Orang tua
“Lepaskan aku, Mario!” Monica menatap kesal lawan dihadapannya. Tangannya hampir mendekati wajah Mario, namun lelaki itu menangkapnya dengan cepat.“Kamu mau kemana? Urusan kita belum selesai, hah! Bukannya tadi kau bilang akan melakukan apapun yang aku minta,” Mario mengingatkan janji Monica sebelum mereka masuk ke ruang pertemuan keluarga.“Semua sudah gak berlaku. Aku gak mau lagi kamu sentuh. Kita sudah melunasi hutang masing-masing. Jadi, jangan ganggu aku lagi!” Monica tegas menolak permintaan orang tuanya, dia tidak mau di jodohkan dengan Mario.Monica sedang berpikir keras bagaimana orang tuanya bisa bertemu dengan Mario. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah diceritakan Mario kepada orang tuanya. Monica masih mengira semua yang terjadi adalah rencana Mario. Tidak mungkin orang tuanya bisa bertemu dengan Mario begitu saja. Monica merasa Mario sudah menyelidiki latar belakangnya.“Hah, enak saja mau pergi. Awalnya aku memang sempat menolak permintaan tuan Mason yang
“Umm … Logan ini sangat enak tolong jangan berhenti!” pinta Ann saat merasakan Logan berusaha keras memompa pinggulnya naik turun sambil tangannya meremas dua bongkahan kenyal miliknya bergantian dengan mulut Logan yang men hisap nya.“UM ah kamu benar-benar nikmat sayang. Aku sayang padamu umm ah!”Hentakan makin kuat dan membuat Ann meremas sprei sambil pinggangnya juga ikut memutar terus mengikuti ritme yang Logan berikan.Tubuh mereka sudah saling berpeluh.Ann tidak menyangka akan melakukan ini setelah mendapatkan izin dari orang tuanya. Pertemuan yang tidak sengaja dengan Logan malah berbuah seperti ini.Logan mengecup kening Ann setelah melakukan pelepasan beberapa kali dan Ann ambruk dalam pelukannya.“Sebentar-sebentar, aku mau tanya!”Ann sedikit menjauhkan tubuhnya.“Hmm, tanyalah. Aku siap menjawab, tapi jangan menjauhiku!”Logan menolak keras dan menarik kembali tubuh Ann kedalam dekapannya.Logan sudah merasakan dunia Ann miliknya. Jadi, tidak akan membiarkan gadis itu w
Mario sedang asik mengelus paha Monica. Tapi, Monica terus menghindar karena takut ketahuan oleh keluarganya.“A–aku, Mah? Dengan siapa?” Monica benar-benar terkejut karena dia berpikir malam ini hanya acara makan malam keluarga tanpa ada unsur lainnya.Dan seketika otak Mario langsung mengerti. Dia menaikkan sudut bibirnya. Seringai nya cukup terlihat jelas dimata Monica.“Gila yang benar aja, jangan bilang gue di jodohin Ama dia?” Oceh hati Monica dan di sambut dengan senyuman oleh Mario.Begitulah perasaan Monica yang tidak jauh beda dengan Ann yang terpaku seperti orang bodoh saat orang tuanya menjelaskan semua.“Kalau begitu, apa boleh aku mengobrol dan meluangkan waktu lebih banyak dengan calon istriku?” ucap Logan dan deg Ann kalang-kabut mendengar kata istri dari mulut Logan.“Tentu saja, Logan, uhmm … tapi, kasih kami jawaban pasti dulu, kamu bersedia kan menerima Ann sebagai istrimu,” kini Erika yang menghentikan duduk Logan yang terlihat bersiap mendorong kursi yang diduduk
“Bella, sebelah sini!” Ann menutup teleponnya setelah melihat sang ibu melambaikan tangan padanya. Dan tatapan Logan pun tertuju ke arahnya.“Ada apa ini? Kenapa mereka ada disini juga?” batin Logan bingung saat melihat ibunya Erika dan Bardo Mason ayahnya ada di belakang wanita yang melambaikan tangan ke arah Ann. Logan melihat si ayah tampak berbicara dengan serius.Ann segera membungkuk saat dia berhadapan dengan mereka.“Nah ini dia, Erika, putri semata wayangku. Dia cantik kan?” ucap ibu Ann seraya menarik dan memperkenalkannya pada seorang wanita paruh baya, namun masih terlihat anggun dan elegan.“Hmm, aku yakin dia memang cocok, Nathalie” tegasnya dan Logan langsung mengernyit ketika mendengarnya. Ibu Ann menggandeng dan memperkenalkan Ann padanya.“Beri salam pada tante Erika, Bel,” ucap ibu seolah menarik lengan Ann untuk berjabat tangan.Ann yang belum mengerti apa yang terjadi dia hanya mengikuti arahan ibunya untuk berjabat tangan.“Oh, ha–hai tan–te, aku, Annabella, ta
Ann berjalan sambil memeriksa ponselnya. Dia melihat kembali pesan yang dikirimkan oleh ibunya.“Lantai 45, ruang VVIP Rose,” oceh Ann saat membaca ulang pesan dan bruk, Ann tanpa sadar menabrak seseorang.“Aw!” ringgis Ann sambil memegangi dahinya yang terbentuk dada seseorang.“Kamu tidak apa-apa?” Ann menarik wajahnya ke arah suara, seorang laki-laki bersetelan jas sudah berdiri di hadapannya. Sepertinya dia juga terlihat terburu-buru seperti Ann.“Maaf, saya tidak sengaja, saya tidak melihat jalan!” Ann yang langsung membungkukkan tubuhnya karena merasa bersalah.“Um, sebenarnya tidak juga, saya juga memang sedikit terburu-buru,” ucapnya yang Ann dan laki-laki itu seperti berlomba sampai di depan lift. Dan bunyi pintu lift terbuka, Ann segera melangkah lebih dulu juga diikuti oleh laki-laki tadi.Laki-laki itu menekan tombol 45 saat Ann akan melakukannya. “Lantai 45 juga?” spontan Ann berkata sambil melirik ke arahnya.“Uhm, saya sungguh minta maaf untuk yang tadi,” laki-laki itu
“Aku gak bisa melakukannya Logan, aku mohon. Antarkan aku pulang. Aku harus segera pulang!” Ann menghentikan tubuh Logan yang mencoba menghimpitnya.“Aku akan mengantarkanmu pulang setelah kamu dan aku selesai sarapan!” seringai Logan, dia tak rela saat merasa enak dihentikan. Selama ini dia tidak pernah merasakan apapun pada wanita yang berusaha menggoda atau mendekatinya. Reaksinya malah terjadi pada Ann, meskipun gadis itu tidak menggoda, buat Logan gerakan dari matanya saja sudah membuat Logan kepanasan.“Sarapan? Ayo kita sarapan dan setelah itu kita pulang,” jawab Ann cepat, dia mengartikan sarapan yang sesungguhnya bukan sarapan yang sekarang ada di otak Logan. Logan tersenyum kecut saat mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Ann masih sepolos itu.“Sayang, please, kamu nggak bodoh kan? Sarapan yang aku maksud ini,” ucap Logan sambil menggerakkan bibirnya mengarah pada dua benda kenyal milik Ann juga belaan bibir Ann yang terasa basah dan membuatnya gak nyaman.“Aku janji akan
Logan membuka matanya lebih dulu. Dia melihat gadis di sampingnya dengan tatapan takjub. Tidak pernah sekalipun dia membayangkan akan ada peristiwa seperti ini dalam hidupnya. Ini adalah kebanggaan juga pencapaian terbesarnya.Tangannya perlahan membenarkan anak rambut milik Ann. Gadis itu masih terlelap dengan damai. Logan membelai kedua alis Ann secara bergantian, seolah dia memindai apapun tentang tubuhnya. Sedikitpun Logan tidak ingin melewatinya. Dari alis pindah ke hidung lalu perlahan membelai pipi gadisnya.Namun, getaran ponsel diatas meja samping ranjang Logan membuat posisinya berubah. Logan memiringkan tubuhnya, bangkit perlahan agar tidak mengusik Ann yang masih dalam buaian.Dia memandangi sesaat ponselnya, baginya beberapa detik itu membuat keningnya berkerut. Tidak pernah dalam jangka waktu satu tahun ini Logan mendapatkan panggilan tersebut.Logan merasa ada hal yang serius dan darurat ketika mendapatkan panggilan tersebut. Dia pun perlahan turun dan membawa ponselnya
“Kita ke apartemen Ronny, setelah itu kau boleh pulang?” perintah Logan saat pintu kemudi di tutup dan Ronny melihat dari spion.Tidak ada yang bicara, bahkan Logan terkesan enggan menatap Ann. Gadis itu hanya melirik dan tidak berani bicara. Dia masih bertanya-tanya apa yang akan dilakukan laki-laki itu. Melihat wajahnya yang dingin dan sulit ditebak sudah membuat Ann gelisah.“Ya ampun, Ann, sekali lagi Lo harus berurusan dengan cowok gila ini. Dia pasti minta gue ngelakuin yang aneh-aneh. Gimana ya? Apa gue kabur aja? Gue emang bisa berantem, tapi kalo di hadapkan dengan cowok yang bikin gue deg deg serr juga repot. Apalagi kalo dia udah natap gue, arrgghh mati gue?” Ann menjerit dengan hatinya, dia tanpa sadar terus menggigit bibirnya dan itu meski Logan tidak melihatnya secara langsung sudah membuat tangannya mengepal dengan kuat.Saat Logan menyadari mobilnya sudah berhenti dan berada dalam parkiran dan lift khususnya, dia segera keluar dan saat Ann membuka pintu, “Aarrgghh!!” J