Logan memandangi wajah gadis yang sedang tertidur di lengan besarnya itu. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan momen langka seperti itu. Momen hari terbesar dalam hidupnya seperti sekarang akan ada. Dia benar-benar tidak menduganya."Aku benar-benar tidur satu ranjang dengan gadis barbar ini. Huh, jantungku hampir mau berhenti. Dia benar-benar manis sekali kalau seperti ini. Wajahnya bagai bidadari. Kulit mulus, pipi chubby dan hidungnya … ah ini menggemaskan sekali," Logan Sedang berteriak dengan hatinya lagi, tangannya ingin sekali mencubit hidung kucing Annabella. Namun, semua itu dicegah olehnya. Sebisa mungkin Logan menahan geloranya. Dia tidak ingin kebablasan kalau sampai harus mencicipi tubuh gadis itu yang sedang tertidur. Dia hanya ingin, melakukannya tanpa paksaan seperti tadi.Gadis itu yang menyerah dan menyerahkan semua barang berharganya untuk disentuh, dipegang dan dimainkan secara indah oleh lidah Logan. Saat ini laki-laki bertubuh besar itu ingin menjaga
"Argh! Dasar cowok mesum dan nggak bener Lo. Bisa-bisa Lo nunjukin barang begituan ama gue. Lo pikir, gue cewek gampangan. Enak aja Lo," Annabella semakin sewot setelah menyentuh tanpa sengaja terong gedong milik Logan."Aku nggak maksa kok, aku hanya memberitahu supaya kamu tahu. Ini bukan sedang main-main, yang terjadi semalam antara aku dan kamu, aku harus bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan." Logan perlahan tapi pasti memberikan penekanan, dia tetap harus dapat memiliki gadis itu. "Stop! Udah Lo nggak usah banyak bacot, sekarang nganterin gue ke kamar mandi. Gue harus balik. Gua nggak mau orang rumah gue tahu kalau gue nginep di rumah laki-laki," Ann mengomel, dia tidak ingin membahas masalah itu.Buru-buru dia menarik tangannya dari terong gedongnya, meski sebenarnya debaran jantung Ann sudah tidak bisa terbendung. Dia tidak bisa berbohong karena tatapan maut dari laki-laki itu sudah membuat hatinya goyah. Kalau dia benar-benar kurang iman bisa saja langsung menerima taw
"Bagaimana dengan mobil yang aku pesan, Ronny? Apa kau mendapatkannya semalam atau ada kendala untuk mendapatkan mobil tersebut?" Logan bertanya pada asisten pribadi sekaligus orang kepercayaannya."Tidak ada masalah, Tuan. Semalam sudah saya tangani semua. Tapi, saya semalam tidak kembali karena perintah Tuan," jawab Ronny sudah berada di ruang tamu apartemen tuannya."Untung saja kau tidak kembali. Kalau kamu semalam kembali, sudah Aku pastikan kakimu patah. Dengarkan Aku, ini adalah perintah terbaru dariku. Apapun yang menyangkut dengan gadis barbar itu, kau harus melaporkannya padaku.""Aku tidak mengizinkan kau menolak atau tidak mematuhi apapun yang diperintahkan olehnya. Semua yang dikatakan olehnya itu sama hal dengan perintah yang aku keluarkan. Ini masih rahasia, hanya ada di antara aku dan kau. Jaga dulu jangan sampai diketahui olehnya," perintah Logan sebelum Ann kembali dari bersih-bersihnya.Ronny menatap wajah tuannya sesaat, telinganya seperti mendengar perintah yang s
"Stop! Lo turunin gue disini aja," pinta Ann, dia sudah berada tepat di depan gerbang rumahnya. Tanpa disadari, Willy yang memang menunggunya kembali sudah bersiaga. Matanya langsung menyipit saat dia merasakan kehadiran mobil lain. Yang dilansir dengan penuh keyakinan mobil tersebut adalah mobil yang membawa gadis yang dicarinya semalaman."Akhirnya dia pulang juga. Tapi, dengan siapa dia pulang? Gue harus tanya yang jelas. Apa saja yang terjadi, gue yakin, pengaruh obat itu sudah membuat Ann gue hilang kesadaran," batin Willy bergejolak sekaligus tidak terima kalau ada cowok lain yang berhasil memanfaatkan apa yang sudah dikerjakan oleh Bram dan Bisma.Pintu mobil Willy di banting dengan kasar dan bergegas keluar menyusul Ann yang juga baru turun dari mobil Logan. Logan mengikuti Ann keluar, matanya tidak kalah menyipit saat melihat sosok laki-laki yang dikenalnya sudah di hadapan mereka."Dari mana Lo? Kenapa Lo pergi nggak bilang gue?" Willy langsung memberondong Ann dengan pertan
"Kenapa Lo tadi nggak pake hape gue aja, beres kan," Willy memberikan ide gila, dia sebenarnya ingin mencegah agar cowok lain berhubungan dengan Anna.Sesaat Anna memikirkan ide tersebut, namun dia langsung menggelengkan kepala. Dia takut kalau sampai cowok itu berbicara yang tidak-tidak soal kejadian semalam yang tidak pernah diduga olehnya. Ann tidak ingin sampai Willy tahu kalau tubuhnya sudah dilihat dan disentuh oleh benda asing."Nggak perlu! Cepat balik ke rumah lo aja. Gue nggak mau dibilang kacang yang lupa sama kulitnya. Dia menolong gue semalem dan sudah sepatutnya gue membalas budinya," Anna tidak mungkin menjelaskan secara panjang lebar, baginya peristiwa semalam adalah aib besar yang harus ditutupi."Emangnya semalam elu ngapain aja, Ann? Lo nggak berbuat yang macam-macam kan sama dia? Atau jangan-jangan lo udah …." Tatapan Willy mematikan, dia benar-benar penasaran dengan yang terjadi pada gadis pujaannya. Willy hanya ingin mendengar Ann berkata jujur. Ini adalah ujian
"Gue bilang nggak ada ya nggak ada. Gue ama dia nggak punya hubungan apa-apa. Lo nggak usah curigaan deh. Gue nggak pernah berubah. Gue tetap benci deket-deket sama cowok apalagi cowok modelan metroseksual kayak dia," Anna setengah sewot, dia harus berpura-pura bersikap seperti biasanya. Memaki juga tidak mengakui perasaannya."Ehm, gue harap itu benar, Ann. Gue nggak mau lo sampai berurusan atau terjebak dengan cowok model lain tadi. Lebih baik Lo fokus sama kuliah lo dan tentu saja geng motor kita," Willy menambahi dengan suaranya lebih keras."Gila suara Lo! Pelan sedikit, kalo sampe si mbok gue dengar terus ngadu sama emak gue bisa kacau. Mulut lo ya dijaga jangan sampai bocor kayak ember!" dengus Annabella melotot. Untuk menghilangkan kecurigaan, Ann segera menghindar dari tatapan Willy. Namun, tetap saja itu tidak mengubah apapun untuk Willy. Dia tahu Ann sudah tidak jujur padanya."Anna! Tunggu!" Willy mengekor ke kamarnya dan dia benar-benar tidak ingin jauh lagi dari gadis
"Ann, Anna, buka pintunya, gue belum selesai ngomong. Cepetan buka pintunya, Ann!" Willy mengetuk pintu kamar mandi, dia terdengar tidak sabaran. Willy ingin masalah perasaannya terselesaikan. Karena sudah terlanjur menyatakan, Willy ingin mendengar jawaban yang tuntas tanpa sedikitpun mengambang seperti sekarang ini."Duh si Willy lagi kenapa sih? Berisik banget. Kayak orang salah minum obat aja," comel Anna dalam hati dan terus beranjak berdiri. Dia belum selesai mengatur perasaannya, tapi sudah di todong kembali untuk segera memberikan jawaban. Mau menghindari pun masalahnya tidak akan selesai.Ceklek! Pintu dibuka dan Anna menunjukkan wajah cemberut. Dia sebenarnya kesal karena Willy terus memaksanya keluar dari kamar mandi. Karena dianggap belum bisa menguasai perasaannya saat ini."Apaan sih, Will? Bacot lo berisik banget. Gue bilang jangan panggil nama itu di rumah. Mending daripada lo ganggu gue, lebih baik lo balik deh," Ann jadinya mengusir Willy karena dia masih bingung me
Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi Will. Ann marah karena Willy sudah berani nyosor bibirnya."Will, apa-apaan sih Lo? Lo gila!" hardik Ann, dia kaget sekaligus hampir saja tidak bisa menutupi perasaannya. Alhasil untuk menutupi perasaan gadis itu terbawa emosi. Ditampar seperti itu tidak membuat Willy menyerah atau mundur. Dia bukan laki-laki tipe seperti itu. Malah sikap Ann tadi membuat Willy tersenyum."Kenapa Lo? Nggak punya otak Lo! Malah senyam senyum sendiri," oceh Ann, dia benar-benar kesal dengan sikap Willy."Nggak … lucu aja, Lo benar benar lucu, Lo marah sama gue tapi muka Lo malah ngga bisa berbohong sekarang," lagi-lagi membuat Ann skakmat."Apaan sih lo? Bacot Lo nggak bisa diem ya," Anna ingin mendorong tubuh Willy tapi bukannya menyerah, Willy malah makin mendekat dan merekatkan pinggangnya gadis itu."Will, elo, elo mau apa lagi?" Anna makin menghindar dan memalingkan wajahnya. Tapi, karena wajahnya sudah semakin dekat dan lagi-lagi membuat tubuh Ann terhimp
“Jadi sudah tidak ada lagi yang kamu sembunyikan dariku? Hmm?!” Logan sudah merasa puas telah memberikan hukuman pada Ann.Gadis itu sedang menarik nafasnya atas hukuman yang diberikan oleh Logan.“I–iya, tolong jangan ganggu aku. Aku mau tidur!” Suara Ann lirih dan hampir tidak terdengar.“Bisa gawat kalo dia tahu gue suka balapan dan olahraga berat itu,” otak Ann sedang berpikir ulang untuk menceritakan masalah sisi lain tentang dirinya yang berbeda. An tidak ingin Logan juga terkejut kembali atau berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dirinya. Sampai hari ini Ann masih bisa menyembunyikan semua. Bahkan orang tuanya pun nggak pernah tahu kalau dia suka balapan liar dan olahraga boxing.“Kamu istirahat sebentar lagi ya, aku mau mandi dan mengecek segalanya. Ronny akan segera mengurus keperluan kita hari ini,” meski mata Ann tertutup, telinga yang mendengar, namun keningnya jadi berkerut mendengar ucapan Logan.“Memangnya hari ini kita mau kemana?” Kata Ann bersuara lirih.“Orang tua
“Lepaskan aku, Mario!” Monica menatap kesal lawan dihadapannya. Tangannya hampir mendekati wajah Mario, namun lelaki itu menangkapnya dengan cepat.“Kamu mau kemana? Urusan kita belum selesai, hah! Bukannya tadi kau bilang akan melakukan apapun yang aku minta,” Mario mengingatkan janji Monica sebelum mereka masuk ke ruang pertemuan keluarga.“Semua sudah gak berlaku. Aku gak mau lagi kamu sentuh. Kita sudah melunasi hutang masing-masing. Jadi, jangan ganggu aku lagi!” Monica tegas menolak permintaan orang tuanya, dia tidak mau di jodohkan dengan Mario.Monica sedang berpikir keras bagaimana orang tuanya bisa bertemu dengan Mario. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah diceritakan Mario kepada orang tuanya. Monica masih mengira semua yang terjadi adalah rencana Mario. Tidak mungkin orang tuanya bisa bertemu dengan Mario begitu saja. Monica merasa Mario sudah menyelidiki latar belakangnya.“Hah, enak saja mau pergi. Awalnya aku memang sempat menolak permintaan tuan Mason yang
“Umm … Logan ini sangat enak tolong jangan berhenti!” pinta Ann saat merasakan Logan berusaha keras memompa pinggulnya naik turun sambil tangannya meremas dua bongkahan kenyal miliknya bergantian dengan mulut Logan yang men hisap nya.“UM ah kamu benar-benar nikmat sayang. Aku sayang padamu umm ah!”Hentakan makin kuat dan membuat Ann meremas sprei sambil pinggangnya juga ikut memutar terus mengikuti ritme yang Logan berikan.Tubuh mereka sudah saling berpeluh.Ann tidak menyangka akan melakukan ini setelah mendapatkan izin dari orang tuanya. Pertemuan yang tidak sengaja dengan Logan malah berbuah seperti ini.Logan mengecup kening Ann setelah melakukan pelepasan beberapa kali dan Ann ambruk dalam pelukannya.“Sebentar-sebentar, aku mau tanya!”Ann sedikit menjauhkan tubuhnya.“Hmm, tanyalah. Aku siap menjawab, tapi jangan menjauhiku!”Logan menolak keras dan menarik kembali tubuh Ann kedalam dekapannya.Logan sudah merasakan dunia Ann miliknya. Jadi, tidak akan membiarkan gadis itu w
Mario sedang asik mengelus paha Monica. Tapi, Monica terus menghindar karena takut ketahuan oleh keluarganya.“A–aku, Mah? Dengan siapa?” Monica benar-benar terkejut karena dia berpikir malam ini hanya acara makan malam keluarga tanpa ada unsur lainnya.Dan seketika otak Mario langsung mengerti. Dia menaikkan sudut bibirnya. Seringai nya cukup terlihat jelas dimata Monica.“Gila yang benar aja, jangan bilang gue di jodohin Ama dia?” Oceh hati Monica dan di sambut dengan senyuman oleh Mario.Begitulah perasaan Monica yang tidak jauh beda dengan Ann yang terpaku seperti orang bodoh saat orang tuanya menjelaskan semua.“Kalau begitu, apa boleh aku mengobrol dan meluangkan waktu lebih banyak dengan calon istriku?” ucap Logan dan deg Ann kalang-kabut mendengar kata istri dari mulut Logan.“Tentu saja, Logan, uhmm … tapi, kasih kami jawaban pasti dulu, kamu bersedia kan menerima Ann sebagai istrimu,” kini Erika yang menghentikan duduk Logan yang terlihat bersiap mendorong kursi yang diduduk
“Bella, sebelah sini!” Ann menutup teleponnya setelah melihat sang ibu melambaikan tangan padanya. Dan tatapan Logan pun tertuju ke arahnya.“Ada apa ini? Kenapa mereka ada disini juga?” batin Logan bingung saat melihat ibunya Erika dan Bardo Mason ayahnya ada di belakang wanita yang melambaikan tangan ke arah Ann. Logan melihat si ayah tampak berbicara dengan serius.Ann segera membungkuk saat dia berhadapan dengan mereka.“Nah ini dia, Erika, putri semata wayangku. Dia cantik kan?” ucap ibu Ann seraya menarik dan memperkenalkannya pada seorang wanita paruh baya, namun masih terlihat anggun dan elegan.“Hmm, aku yakin dia memang cocok, Nathalie” tegasnya dan Logan langsung mengernyit ketika mendengarnya. Ibu Ann menggandeng dan memperkenalkan Ann padanya.“Beri salam pada tante Erika, Bel,” ucap ibu seolah menarik lengan Ann untuk berjabat tangan.Ann yang belum mengerti apa yang terjadi dia hanya mengikuti arahan ibunya untuk berjabat tangan.“Oh, ha–hai tan–te, aku, Annabella, ta
Ann berjalan sambil memeriksa ponselnya. Dia melihat kembali pesan yang dikirimkan oleh ibunya.“Lantai 45, ruang VVIP Rose,” oceh Ann saat membaca ulang pesan dan bruk, Ann tanpa sadar menabrak seseorang.“Aw!” ringgis Ann sambil memegangi dahinya yang terbentuk dada seseorang.“Kamu tidak apa-apa?” Ann menarik wajahnya ke arah suara, seorang laki-laki bersetelan jas sudah berdiri di hadapannya. Sepertinya dia juga terlihat terburu-buru seperti Ann.“Maaf, saya tidak sengaja, saya tidak melihat jalan!” Ann yang langsung membungkukkan tubuhnya karena merasa bersalah.“Um, sebenarnya tidak juga, saya juga memang sedikit terburu-buru,” ucapnya yang Ann dan laki-laki itu seperti berlomba sampai di depan lift. Dan bunyi pintu lift terbuka, Ann segera melangkah lebih dulu juga diikuti oleh laki-laki tadi.Laki-laki itu menekan tombol 45 saat Ann akan melakukannya. “Lantai 45 juga?” spontan Ann berkata sambil melirik ke arahnya.“Uhm, saya sungguh minta maaf untuk yang tadi,” laki-laki itu
“Aku gak bisa melakukannya Logan, aku mohon. Antarkan aku pulang. Aku harus segera pulang!” Ann menghentikan tubuh Logan yang mencoba menghimpitnya.“Aku akan mengantarkanmu pulang setelah kamu dan aku selesai sarapan!” seringai Logan, dia tak rela saat merasa enak dihentikan. Selama ini dia tidak pernah merasakan apapun pada wanita yang berusaha menggoda atau mendekatinya. Reaksinya malah terjadi pada Ann, meskipun gadis itu tidak menggoda, buat Logan gerakan dari matanya saja sudah membuat Logan kepanasan.“Sarapan? Ayo kita sarapan dan setelah itu kita pulang,” jawab Ann cepat, dia mengartikan sarapan yang sesungguhnya bukan sarapan yang sekarang ada di otak Logan. Logan tersenyum kecut saat mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Ann masih sepolos itu.“Sayang, please, kamu nggak bodoh kan? Sarapan yang aku maksud ini,” ucap Logan sambil menggerakkan bibirnya mengarah pada dua benda kenyal milik Ann juga belaan bibir Ann yang terasa basah dan membuatnya gak nyaman.“Aku janji akan
Logan membuka matanya lebih dulu. Dia melihat gadis di sampingnya dengan tatapan takjub. Tidak pernah sekalipun dia membayangkan akan ada peristiwa seperti ini dalam hidupnya. Ini adalah kebanggaan juga pencapaian terbesarnya.Tangannya perlahan membenarkan anak rambut milik Ann. Gadis itu masih terlelap dengan damai. Logan membelai kedua alis Ann secara bergantian, seolah dia memindai apapun tentang tubuhnya. Sedikitpun Logan tidak ingin melewatinya. Dari alis pindah ke hidung lalu perlahan membelai pipi gadisnya.Namun, getaran ponsel diatas meja samping ranjang Logan membuat posisinya berubah. Logan memiringkan tubuhnya, bangkit perlahan agar tidak mengusik Ann yang masih dalam buaian.Dia memandangi sesaat ponselnya, baginya beberapa detik itu membuat keningnya berkerut. Tidak pernah dalam jangka waktu satu tahun ini Logan mendapatkan panggilan tersebut.Logan merasa ada hal yang serius dan darurat ketika mendapatkan panggilan tersebut. Dia pun perlahan turun dan membawa ponselnya
“Kita ke apartemen Ronny, setelah itu kau boleh pulang?” perintah Logan saat pintu kemudi di tutup dan Ronny melihat dari spion.Tidak ada yang bicara, bahkan Logan terkesan enggan menatap Ann. Gadis itu hanya melirik dan tidak berani bicara. Dia masih bertanya-tanya apa yang akan dilakukan laki-laki itu. Melihat wajahnya yang dingin dan sulit ditebak sudah membuat Ann gelisah.“Ya ampun, Ann, sekali lagi Lo harus berurusan dengan cowok gila ini. Dia pasti minta gue ngelakuin yang aneh-aneh. Gimana ya? Apa gue kabur aja? Gue emang bisa berantem, tapi kalo di hadapkan dengan cowok yang bikin gue deg deg serr juga repot. Apalagi kalo dia udah natap gue, arrgghh mati gue?” Ann menjerit dengan hatinya, dia tanpa sadar terus menggigit bibirnya dan itu meski Logan tidak melihatnya secara langsung sudah membuat tangannya mengepal dengan kuat.Saat Logan menyadari mobilnya sudah berhenti dan berada dalam parkiran dan lift khususnya, dia segera keluar dan saat Ann membuka pintu, “Aarrgghh!!” J